Sistem Rujukan Bagus
Sistem Rujukan Bagus
A. PENDAHULUAN
1. DEFINISI SISTEM RUJUKAN KESEHATAN
Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas
kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dan satu
unit ke unit yang lebih lengkap / rumah sakit) untuk horizontal (dari satu
bagian lain dalam satu unit). (Muchtar, 1977).
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2008) mendefinisikan sistem rujukan
sebagai
suatu
sistem
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan
yang
pelimpahan
tanggung
jawab
timbal
balik
terhadap
secara
horizontal
dalam
arti
antar
unit-unit
yang
setingkat
dan
pengetahuan
kesehatan
dikaitkan
dengan
tentang
penyakit;
upaya
pencegahan
sedangkan
dan
rujukan
peningkatan
produk
perundangan
yaitu
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia (Permenkes RI) Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan Perorangan. Permenkes RI Nomor 001 Tahun 2012
tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan ini dibuat dan
diharapkan sejalan dengan Undang-Undang yang secara hierarkis berada
di atasnya yaitu berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI)
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan juga berdasarkan UndangUndang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
3. HUBUNGAN SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DALAM SISTEM KESEHATAN
NASIONAL
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan
dalam Sistem kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan.
Namun kelemahan pelayanan kesehatan ini terletak pada pelaksanaannya
yang kurang cepat dan tepat. Rujukan bukan suatu kekurangan, melainkan
suatu
tanggung
jawab
yang
tinggi
dan
mendahulukan
kebutuhan
masyarakat.
Sehingga untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin,
berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang
pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu
tatanan sistem rujukan.
Dengan adanya sistem rujukan, diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan yang lebih bermutu karena tindakan rujukan
ditunjukan pada kasus yang tergolong berisiko tinggi. Oleh karena itu,
kelancaran rujukan dapat menjadi faktor yang menentukan
dalam
mengatasi keterlambatan.
B. STRUKTUR DAN ALUR SISTEM RUJUKAN
Sistem
rujukan
pelayanan
kesehatan
merupakan
penyelenggaraan
membutuhkan
pelayanan
kesehatan
spesialistik
atau
subspesialistik;
Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
tdk
dpt
memberikan
pelayanan
kesehatan
sesuai
dgn
kesehatan
fasilitas,
sesuai
dengan
peralatan
kebutuhan
dan/atau
pasien
ketenagaan
karena
yg
sifatnya
yang
sering
masyarakat
terjadi
tentang
di
alur ini
masyarakat
sangat
awam
rendah
adalah
sehingga
&
peningkatan
kesehatan
operasional.
berupa
sarana,
teknologi,
dan
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam alur rujukan yaitu:
a.
Bhayangkara
dan
Swasta.
Rumah
Sakit
Umum
Daerah
Puskesmas
sebagai
tujuan
rujukan
utama
Puskesmas
hasil
pemetaan
wilayah
rujukan
masing-masing
2. Dalam kaitan ini jalur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Dari Kader. Dapat langsung merujuk ke : 1) Puskesmas pembantu 2)
Pondok bersalin / bidan desa 3) Puskesmas / puskesmas rawat inap 4)
Rumah sakit pemerintah / swasta
b. Dari Posyandu. Dapat langsung merujuk ke : 1) Puskesmas pembantu
2) Pondok bersalin / bidan desa 3) Puskesmas / puskesmas rawat inap
4) Rumah sakit pemerintah / swasta
c. Dari Puskesmas Pembantu Dapat langsung merujuk ke rumah sakit
tipe D/C atau rumah sakit swasta
d. Dari Pondok bersalin / Bidan Desa Dapat langsung merujuk ke rumah
sakit tipe D/C atau rumah sakit swasta.
3. Alur Pelayanan Rujukan Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal Sistem
rujukan pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal mengacu pada
prinsip utama kecepatan dan ketepatan tindakan, efisien, efektifan sesuai
dengan kemampuan dan kewenangan fasilitas pelayanan. Setiap kasus
dengan kegawatdaruratan obstetric dan neonatal yang datang ke Puskesmas
PONED harus langsung dikelola sesuai Prosedur tetap sesuai dengan Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Setelah
dilakukan stabilisasi kondisi pasien, kemudian ditentukan apakah pasien akan
dikelola di tingkat Puskesmas PONED atau dilakukan rujukan ke RS PONEK
untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik sesuai dengan tingkat
kegawatdaruratannya.
Bidan
didesa
dan
Polindes
dapat
memberikan
pelayanan langsung terhadap ibu hamil/ ibu bersalin dan ibu nifas baik yang
datang sendiri atau atas rujuka kader/ masyarakat. Selain menyelenggarakan
pelayanan pertolongan persalinan normal, bidan di desa dapat melakukan
pengelolaan kasus dengan komplikasi tertentu sesuai dengan tingkat
kewenangan dan kemampuannya atau melakukan rujukan pada Puskesmas,
Puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK sesuai dengan tingkat pelayanan
yang sesuai. Puskesmas non PONED sekurang kurangnya harus mampu
melakukan
stabilisasi
pasien
dengan
kegawatdaruratan
obetetri
dan
neonatal yang datang sendiri maupun dirujuk oleh kader/ dukun/ bidan di
desa sebelum melakukan rujukan ke Puskesmas PONED dan Rumah Sakit
PONEK.
Puskesmas
PONED
memiliki
kemampuan
untuk
memberikan
pelayanan langsung terhadap ibu hamil/ ibu bersalin/ ibu nifas dan bayi baru
lahir yang datang sendiri atau atas rujukan kader/ masyarakat, bidan di desa
6
komplikasi
tertentu
sesuai
dengan
tingkat
kewenangan
dan
diobati
dan
dirawat
ternyata
memerlukan
pemeriksaan,
Prosedur Klinis:
Prosedur Administratif:
1) Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan.
2) Membuat catatan rekam medis pasien.
3) Memberikan Informed Consernt (persetujuan/penolakan rujukan)
4) Membuat surat rujukan pasien rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke
tempat rujukan bersama pasien yang bersakutan. Lembar kedua
disimpan sebagai arsip.
5) Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.
6) Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin
komunikasi dengan tempat tujuan rujukan.
7) Pengiriman pasien ini sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan
administrasi yang bersangkutan.
Prosedur Klinis:
1) Segera menerima dan melakukan stabilisasi pasien rujukan sesuai
Standar Prosedur Operasional (SPO).
2) Setelah stabil, meneruskan pasien ke ruang perawatan elektif untuk
perawatan selanjutnya atau meneruskan ke sarana kesehatan yang
lebih mampu untuk dirujuk lanjut.
3) Melakukan monitoring dan evaluasi kemajuan klinis pasien.
b.
Prosedur Administratif:
4) Menerima, meneliti dan menandatangani surat rujukan pasien yang
telah diterima untuk ditempelkan di kartu status pasien.
8
memberikan
informasi
tentang
keputusan
tindakan
Prosedur Klinis:
1) Rumah Sakit atau Puskesmas yang menerima rujukan pasien wajib
mengembalikan pasien ke RS / Puskesmas / Polindes/Poskesdes
pengirim setelah dilakukan proses antara lain:
a) Sesudah
pemeriksaan
medis,
diobati
dan
dirawat
tetapi
tetapi
pengobatan
dan
perawatan
selanjutnya
dapat
b.
Prosedur Administratif:
1) Rumah Sakit / Puskesmas yang merawat pasien berkewajiban memberi
surat balasan rujukan untuk setiap pasien rujukan yang pernah
diterimanya kepada Rumah Sakit / Puskesmas / Polindes/Poskesdes
yang mengirim pasien yang bersangkutan.
2) Surat balasan rujukan boleh dititip melalui keluarga pasien yang
bersangkutan dan untuk memastikan informasi balik tersebut diterima
petugas kesehatan yang dituju, dianjurkan berkabar lagi melalui
sarana komunikasi yang memungkinkan seperti telepon, handphone,
faksimili dan sebagainya.
3) Bagi Rumah Sakit, wajib mengisi laporan Triwulan pada RL.1.
Prosedur Klinis:
1) Melakukan kunjungan rumah pasien dan melakukan pemeriksaan fisik.
2) Memperhatikan anjuran tindakan yang disampaikan oleh Rumah Sakit/
Puskesmas yang terakhir merawat pasien tersebut.
3) Melakukan tindak lanjut atau perawatan kesehatan masyarakat dan
memantau (follow up) kondisi klinis pasien sampai sembuh.
b.
Prosedur Administratif:
1) Meneliti isi surat balasan rujukan dan mencatat informasi tersebut di
buku register pasien rujukan, kemudian menyimpannya pada rekam
medis pasien yang bersangkutan dan memberi tanda tanggal/jam
telah ditindaklanjuti.
2) Segera memberi kabar kepada dokter pengirim bahwa surat balasan
rujukan telah diterima.
10
R/4
berdasarkan
dibuat
setiap
registrasi
bulan
pasien
oleh
rujukan,
masing-masing
rujukan
Puskesmas
spesimen/penunjang
laporan
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
yang
merupakan
12
16
17
18
Rujukan
menyangkut
penyuluhan/konsultasi/rujukan
tenaga
orang
gizi
sakit
yang
sebagai
memerlukan
upaya
untuk
suatu
upaya
menjelaskan,
menggunakan,
memilih
dan
DAFTAR PUSTAKA
Khamda.
2014.
Laporan
Tutorial
Rujukan
Kesehatan.
http://kamdulerszone.blogspot.com/2014/01/laporan-tutorial-rujukankesehatan.html di unduh pada tanggal 11 Agustus 2014 jam 16.10.
19
http://www.slideshare.net/evinurmiftahuljannah/makalah-sistem-
20