Anda di halaman 1dari 16

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat, Taufik serta Hidayah-Nya kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah
yang bertema Konsep Asuhan Keperawatan ISK (Infeksi Saluran Kemih) Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Teknologi
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Agus selaku dosen mata
kuliah Ilmu Teknologi yang telah membantu memberikan pengetahuan, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan
demi semakin baiknya sajian makalah ini.
Semoga makalah ini memberi informasi dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Ponorogo, 21 Juli 2016

Penulis

DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................................I
DAFTAR ISI.................................................................................................................II
KATA PENGANTAR.................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2. TUJUAN.....................................................................................................1
BAB II TIJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI....................................................................................................2
2.2. ETIOLOGI..................................................................................................5
2.3. PATOFISOLOGI.......................................................................................6
2.4 KOMPLIKASI.............................................................................................7
2.5. PEMERIKSAAN PENUNJANG.............................................................9
2.6. PENATALAKSANAAN..........................................................................9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. PENGKAJIAN.........................................................................................11
3.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN.............................................................11
3.3. INTERVENSI...........................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Infeksi saluran kemih(ISK) atau urinarius trakcus infeksion(UTI)
adalah suatu keadaan adanya infeksi mikro organisme pada sasluran
kemih(Agus Tessy, 2001).
Infeksi saluran kemih atau ISK adalah suatu keadaan adanya infeksi
bakteri pada saluran kemih(Enggram,Barbara,1998)
Infeksi sasluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun
perempuan dari semua umur baik pada anak-anak, remaja, dewasa maupun
umur lanjut. Akan tetapi dari 2 jenis kelamin tersebut ternyata wanita lebih
sering kena dari pada pria dengan angka populasi, umur kurang lebih 5-15%.
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang
disebabkan oleh bakteri terutama Scherichia Colli : Resiko dan beratnya
meningkat dengan kondisi seperti refluk vesikouretral,obstruksi saluran
perkemihan,statis perkemihan,pemakai instrument uretral baru,septicemia.
(Susan Martin tucker,dkk,1998).

Tujuan
1 Mengetahui Pengertian ISK
2 Mengetahui Etiologi ISK
3 Mengetahui Patofisiologi ISK
4 Mengetahui Manifestasi Klinis ISK
5 Mengetahui Pemeriksaan penunjang ISK
6 Mengetahui penatalaksanaan ISK
7 Mengetahui Konsep asuhan keperawatan ISK

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih
tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganime lain. Infeksi saluran
kemih dapat terjadi baik di pria maupun pada wanita dari semua umur, dan dari
kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita infeksi daripada
pria. (Sudoyo Aru,dkk2009)
Jenis infeksi saluran kemih, antara lain:
1
2
3
4

Kandung kemih (Sistitis)


Uretra (Uretritis)
Prostat (Prostatitis)
Ginjal (Piolonefritis)
Klasifikasi menurut letaknya :

5 ISK bawah
1

Perempuan (sistitis: presentasi klinis infeksi kandung

kemih disertai bakteriuria bermakna)


Sindrom uretra akut (SUA): presentasi sistitis tanpa
ditemukan mikroorganisme (steril), sering dinamakan
sistitis bakterialis.
Laki-laki 9 sistitis, prostatitis, epidimidis dan uretritis.

3
ISK atas
1
Pielonefritis akut (PNA) : proses infeksi parenkim ginjal
yang disebabkan oleh infeksi bakteri

Pielonefritis kronis (PNK) : kemungkinan akibat


lanjut infeksi bakteri berkepanjangan atau
infeksi sejak masa kecil.
2

Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia

lanjut dibedakan menjadi :


3

ISK uncomplicated (simple) merupakan ISK


sederhana yang terjadi pada penderita dengan
saluran kencing yang tidak baik, anatomi
maupun fungsional normal. ISK ini pada usia
lanjut terutama mengenai penderita wanita dan
infeksi hanya mengenai mukosa superficial

kandung kemih.
ISK complicated, sering menimbulkan banyak
masalah karena seringkali kuman menyebabkan
sulit diberantas, kuman menyebabkan sering
resisten terhadap berbagai macam anti biotika,
sering terjadi bakterimia, sepsis dan syok. ISK
terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagai
berikut :
5

2.1.6.1.3.1. Kelainan abnormal


saluran
batu,

kencing,
reflek

misalnya

vesiko

uretral

obtruksi, atoni kandung kemih,

paraplegia,

kateter

kencing

menetap

prostatitis.
2.1.6.1.3.2.

kandung

Kelainan

dan
faal

ginjal : GGA maupun GGK


7 2.1.6.1.3.3. Gangguan daya tahan tubuh
8
2.1.6.1.3.4.
Infeksi
yang
disebakan karena organisme
3

virulen seperti prosteus ssp


yang memproduksi urease.
9

2.1.7. Infeksi Saluran Kemih pada pasien Resiko


Tinggi

10

2.1.7.1. ISK (Infeksi Saluran Kemih) Pada Kehamilan

11

Pada masa kehamilan terjadi perubahan


anatomi maupun fisiologi saluran kemih yang
disebabkan oleh peningkatan kadar progesteron dan
obstruksi akibat pembesaran uterus peristaltik ureter
menurun dan terjadi dilatasi ureter terutama pada sisi
kanan yang terjadi pada kehamilan tua. Wanita hamil
lebih mudah megalami pielonefritis akut dari pada
wanita yang tidak hamil, meskipun kemungkinan
untuk menderita bakteriuria kedua kelompok sama
diantara 3%-7% wanita hamil yang pada saat
pemeriksaan urine menunjukkan bakteri sebanyak
13,5-65% mengalami pielonefritis. Pielonefritis yang
tidak

diobati

menyebabkan terjadinya

kelahiran

prematur dan kematian bayi.


12

2.1.7.2. ISK (Infeksi Saluran Kemih) Pada Usia Lanjut

13

Prevelensi ISK (Infeksi Saluran Kemih)


meningkat secara signifikan pada manula (manusia
lanjut usia) Bakteuria meningkat dari 5-10% pada usia
70 tahun menjadi 20% pada usia 80 tahun dikatakan
bahwa ISK (Infeksi Saluran Kemih) adalah penyebab
terbanyak bakterimia pada manula (manusia lanjut
usia).

14

2.1.7.3. ISK (Infeksi Saluran Kemih) Pada Pasien


Diabetes Militus

15

Pravelensi bakteriuria asimtomatik pada


pasien diabetes wanita 2 kali lebih sering daripada
wanita non diabetes demikian pula resiko untuk
mendapatkan penyakit akibat ISK lebih besar. Hal ini
diduga karena pada diabetes sudah terjadi. Kelainan
fungsional pada sistem urinaria maupun fungsi
leukosit sebagai pertahanan tubuh. Oleh karena pada
diabetes terjadi penurunan sensifitas buli-buli sehingga
memudahkan distensi buli-buli yang menyebabkan
mudah terinfeksi.

16
17

2.2. Etiologi

18

ISK bergantung banyak faktor seperti usia, gender, prevalensi

bakteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur


saluran kemih termasuk ginjal.
19
1

Berikut ini menurut jenis mikroorganisme ISK dan usia :


Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK antara lain :
1
Escherichia coli : 90% penyebab ISK uncomplecated
2
3

(simple).
Pseudomonas,

Proteus,

Klebsiella

penyebab

ISK

complecated
Enterobacter, Staphlyococcus epidemidis, enterococcis

dll
Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut antara lain :
20

2.2.2.1. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat


akibat pengosongan kandung kemih yang kurang efektif.

21
22
23
24
25

2.2.2.2. Mobilitas menurun.


2.2.2.3. Nutrisi yang sering kurang baik
2.2.2.4. Sistem imunitas menurun, seluler maupun humoral
2.2.2.5. Adanya hambatan pada aliran urin
2.2.2.6. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostad.

26
27

2.3. Patofisiologi
Infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme

patogenik dalam traktus urinarius. Microorganismeini masuk melalui kontak


langsung dari tempat infeksi terdekat,hematogen,limfogen. Ada 2 jalur utama
terjadinya ISK, asending dan hematogen. Secara asending :
1
Masuknya microorganisme dalam kandung kemih, antara
lain :
28

2.2.1.1. Factor anatomi dimana pada wanita memiliki


uretra yang lebih pendek dari pada laki-laki sehingga
insiden terjadinya ISK lebih tinggi, factor urin saat
miksi kontaminasi fekal, pemasangan alat kedalam
traktus urinaria (pemeriksaan sistoskopik)

29
30
31
32
33
34

2.4. Komplikasi
2.4.1. Gejala-gejala dari infeksi saluran kemih secara umum
sering terjadi meliputi :
35

2.4.1.1. Gejala yang terlihat, sering timbulnya


dorongan untuk berkemih

36

2.4.1.2. Rasa terbakar saat berkemih


37

2.4.1.3. Sering berkemih, namun urinnya dalam


jumlah sedikit (Oliguria)

38

2.4.1.4. Adanya sel darah merah urin


(Hematuria)
39

2.4.1.5. Urin bewarna gelap dan keruh, serta adanya


bau yang menyengat dari urin

40

2.4.1.6. Ketidaknyamanan pada daerah


pelvis renalis

41

2.4.1.8. Rasa sakit pada daerah diatas


pubis

42

2.4.1.9. Perasaan tertekan pada daerah


perut bagisan bawah

43

2.4.1.10. Demam

44

2.4.1.11. Sering berkemih pada malam


hari
45

Jika infeksi dibiarkan akan melus dari kandung

kemih hingga ginjal. Gejala-gejala dari adanyainfeksi


pada ginjal berkaitan dengan gejala-gejala cysititis,
yaitu demam, kedinginan, rasa nyeri pada punggung,
mual muntah dan infeksi ginjal termasuk dalam
infeksi saluran kemih.
46

Tidak setiap orang dengan infeksi saluran kemih

dapat dilihat tanda-tanda

dan gejalanya, namun

umumnya terlihat beberapa gejala, meliputi :

47

2.4.1.12. Desakan yang kuat untuk berkemih

48

2.4.1.13. Rasa terbakar pada saat berkemih


49

2.4.1.14. Frekuensi berkemih yang sering dengan


jumlah urin yang sedikit (Oliguria)

50
51

2.4.1.15. Adanya darah pada urin (Hematuria)

2.4.2. Gejala-gejala dan infeksi saluran kemih secara spesifik


sering meliputi :

52

2.4.2.1. Pyelonephritis

53

Pada tipe ini, infeksi pada ginjal


mungkin terjadi setelah meluasnya infeksi yang terjadi
pada kandung kemih. Infeksi pada ginjal dapat
menyebabkan rasa sakit pada punggung atas dan
panggul, demam tinggi, gemetar akibat kedinginan,
serta mual atau muntah.
54

2.4.2.2. Cystitis

55

Inflamasi atau infeksi pada kandung


kemih dapat menyebabkan rasa tertekan pada pelvis,
ketidaknyamanan pada perut bagian bawah. Rasa
sakit pada saat urinasi, dan bau yang menyengata
pada urin.
56

2.4.2.3. Uretritis

57

Inflamasi

atau

infeksi

pada

uretra

menimbulkan rasa terbakarpada saat urinasi. Pada pria,


uretritis dapat menyebabkan gangguan pada penis.
58

2.4.3. I
8

59
60

nfeksi Saluran Kemih pada pasien Resiko Tinggi


2.4.3.1. ISK (Infeksi Saluran Kemih) Pada Kehamilan

61

Pada masa kehamilan terjadi perubahan


anatomi maupun fisiologi saluran kemih yang disebabkan oleh
peningkatan

kadar

progesteron

dan

obstruksi

akibat

pembesaran uterus peristaltik ureter menurun dan terjadi


dilatasi ureter terutama pada sisi kanan yang terjadi pada
kehamilan

tua.

Wanita

hamil

lebih

mudah

megalami

pielonefritis akut dari pada wanita yang tidak hamil, meskipun


62
63

2.5. Pemeriksaan Penunjang


2.5.1. Analisa urin rutin, mikroskop urin segar tanpa putar, kultur
urin serta jumlah kuman / ml urin

64

2.5.2. Infestigasi lanjutan harus berdasarkan indikasi klinis


65

2.5.2.1. Utltrasonogram (USG)


66

2.5.2.2. Radiografi : foto polos perut, pielografi IV,


micturating cystogram

67
68

2.5.2.3.

Isotop Scaning

2.6. Penatalaksanan

69 2.6.1. Non farmakologi


70

2.6.1.1. Istirahat
71

2.6.1.2. Diet dengan perbanyak vitamin C dan A untuk


mempertahankan epitel saluran kemih.

72

2.6.2. Farmakologi

73

2.6.2.1. Antibiotik sesuai kultur, bila hasil kultur


belum ada dapat diberikan antiboiotik antara lain
cefotaxime, saftriaaxon, kotrimoxsazol, trimetroprim,
amoxisiklin, doksisiklin dan aminoglikosid

74

2.6.2.2. Bila ada tanda-tanda urosepsis dapat diberika


imipenem

atau

kombinasi

penisilin

dengan

aminoglikosida.
75

2.6.2.3.

Untuk

ibu

hamil

dapat

amoksisilin, nitrofuranton atau sefalospori


76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87 BAB III
88 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

10

diberikan

89
90 3.1. Pengkajian
91

3.1.1 Pemeriksaan fisik : dilakukan secara head to toe dan


system tubuh
92

3.1.2. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko :

93

3.1.2.1. Adakah riwayat infeksi sebelumnya?

94

3.1.2.2. Adakah obstruksi pada saluran kemih?

95

3.1.2.3.

Adanya

predisposisi

faktor

pasien

yang

menjadi

terhadap

infeksi

nosokomial.
96

3.1.2.3.1. Bagaimana
dengan

pemasangan

kateter
97

3.1.2.3.2. Imobilisasi
98

3.1.2.3.3. Apakah terjadi inkontinensia


urin?
99 3.2 Diagnosa Keperawatan
100

3.2.1. Gangguan pola eliminasi urine

101

3.3. Intervensi (Perencanaan/Implementasi)


102

3.3.2.1. Tujuan :
103

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3x24 jam klien dapat mempertahankan


pola eliminasi secara adekuat

12

104

3.3.2.2. Kriteria Hasil :

105

3.2.2.2.1. Klien dapat berkemih


setiap 3 jam

106

3.2.2.2.2. Klien tidak kesulitan


pada saat berkemih
107

3.2.2.2.3.

Klien

dapat

BAK dan berkemih


108

3.3.2.3. Intervensi

109
110

111
112

113
NIC

114

RASIO
NAL

115

117

116

118

121
Ukur dan

122

1.

catat

Untuk

urine

menget

setiap kali

ahui
adanya

119

perubah
an
warna
Berkemih

input/ou
tput

120
Untuk

mengetahui

perubahan warna input/ou

13

adanya

124

126

125

127

128
Ajurkan

129

2.

berkemih

Memud

setiap 2-3

ahkan

jam

klien
untuk
berkemi
h

130

132

131

133

134
Palpasi

135

3.

kandung

Untuk

kemih

memud

tiap 4 jam

ahkan
klien
dalam
berkemi
h

136

138

137

139

140
Bantu

141

klien

Memud

untuk ke

ahkan

kamar

klien

kecil

berkemi

menggun

akan
pispot
142

4.

144

146

14

143

145

Bnatu

147

5.

klien

supaya

menapatk

pasien

an posisi

tidak

nyaman

sukar
berkemi
h

148

15

Anda mungkin juga menyukai