Anda di halaman 1dari 15

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

PELAYANAN ANTENATAL DI KOMUNITAS

OLEH :
KELOMPOK 1
ANGELA M. A. FERNANDES

PO. 530324014 355

ARISTAWATI N. GAH

PO. 530324014 356

BEATRIX K. NELU

PO. 530324014 357

BEATRIX R. M NDALE

PO. 530324014 358

DIANA J.A BANUANAEK

PO. 530324014 359

EDELTRUDIS S. JEMARUT

PO. 530324014 360

ELFRIDA B. IKUN

PO. 530324014 361

FRANSELINA D. WOKAL

PO. 530324014 362

FRANSISKA O. TAPUN

PO. 530324014 363

GUSTYANI D.E KURNIA

PO. 530324014 364

IIN H.S PUTRI

PO. 530324014 365

POLTEKKES KEMENKES KUPANG


JURUSAN KEBIDANAN ANGKATAN XVI
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
membahas tentang Pelayanan Antenatal di Komunitas
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Asuhan Kebidanan Komunitas yang telah membimbing kami dalam penyusunan
makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan
pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa senantiasa memberikan kelancaran dan kemudahan bagi kita semua.

Kupang,

Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................1
BAB II TEORI
2.1 Pengertian Asuhan Antenatal......................................................................2
2.2 Tujuan Asuhan Antenatal.............................................................................2
2.3 Standar Pelayanan Antenatal di Komunitas.................................................2
2.4 Standar Minimal Asuhan Antenatal 7T........................................................5
2.5 Standar Alat Antenatal..................................................................................7
2.6 Manajemen Asuhan Antenatal......................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kebidanan merupakan bagian intergral dari pelayanan
kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang
berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh
bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga
yang berkualitas, bahagia dan sejahtera.
Pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dan
janin dilakukan secara berkala. Tiap hasil pemeriksaan diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan.
Pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Standar pelayanan asuhan antenatal
dikomunitas merupakan bagian dari ruang lingkup pelayanan kebidanan yaitu
standar3-standar 8.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana standar pelayanan antenatal care di komunitas ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan oleh dosen.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui standar pelayanan antenatal care di komunitas.

BAB II

TEORI

2.1 Pengertian Asuhan Antenatal


Pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dan
janin dilakukan secara berkala. Tiap hasil pemeriksaan diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan.
Pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim.
2.2 Tujuan Asuhan Antenatal
1. Tujuan Umum
Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu dan janin yang sesuai
dengan kebutuhan, sehingga kehamilan dapat di berjalan secara normal
dan bayi dapat lahir dengan sehat.
2. Tujuan Khusus
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan serta
pertumbuhan dan perkembangan bayi.
b. Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan
janin.
c. Merencanakan asuhan khusus seuai dengan kebutuhan.
d. Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam

menghadapi

komplikasi.
e. Mempersipakan masa nifas dan pemberian ASI eksklusif.
2.3 Standar Pelayanan Antenatal di Komunitas
Standar pelayanan asuhan antenatal dikomunitas merupakan bagian dari
ruang lingkup pelayanan kebidanan yaitu standar3-standar 8. Standar tersebut
meliputi :
Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat
secara berkala untuk penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara
dini dan secara teratur. Hasil yang diharapakan adalah :

1. Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan.


2. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari menafaat pemeriksaan
kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan
ibu hamil .
3. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum
kehamilan 16 minggu.
Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dnegan seksama untuk
mengetahui apakah perkembanga berlangsung normal. Bidan juga harus
mengenal kehamilan risti/kelainan, khsusnya anemia, kurang gizi, hipertensi,
PMS/Infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka
harus dapat mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila di temukan
kelainan, mereka harus mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya
untuk tindakan selanjutnya. Hasil yang diharapkan adalah :
1. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama
kehamilan.
2. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.
3. Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan.
4. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya
kehamilan dan tau apa yang harus dilakukan.
5. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kedaruratan

Standar 5 : Palpasi Abdominal


Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dnegan seksama dan melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala ke dalam
rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat
waktu. Hasil yang diharapkan adalah :
1. Perikirakan usia kehamilan yang lebih baik.

2. Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan.


3. Diagnosisi dini kehamilan ganda dan kelainan lain, serta merujuknya
sesuai dengan kebutuhan.
Standar 6 : Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencengahan, pemenemuan, penanganan, dan/atau
rujukan semjua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Hasil yang diharapakan adalah :
1. Ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk.
2. Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia.
3. Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR.
Standar 7 : Pengelolaan dini hipertendi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenali tanda serta gejala preeklampsia lainnya, serta mengambil
tindakan yang tepat dan merujuknya. Hasil yang diharapkan adalah :
1. Ibu hamil dengan tanda preeklampsia mendapat perawatan yang memadai
dan tepat waktu.
2. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat preeklampsia.
Standar 8 : Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami atau
keluarganya pada trimester III memastiakn bahwa persiapan persalinan bersih
dan aman dan suasana yang menyenagkan akan direncanakan dengan baik,
diamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba
terjadi keadaan gawat darurat. Bidan mengusahakan untuk melakukan
kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk hal ini. Hasil yang diharapkan
adalah :
1. Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan
bersih dan aman.
2. Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan memadai dengan
pertolongan bidan terampil.
3. Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin jika
perlu.
4. Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan.

2.4 Standar Minimal Asuhan Antenatal 7T


1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Salah satu indikator untuk melihat kesejahteraan ibu dan janin adalah
dengan mengukur berat badan, tekanan darah, dan tinggi fundus uteri ibu
setiap kali kunjungan. Kunjungan dilakukan :
a) Sampai 28 minggu : 4 minggu sekali
b) 28-36 miggu : 2 minggu sekali
c) Diatas 36 minggu : 1 minggu sekali
2. Ukur tekanan darah
Mengukur tekanan darah untuk deteksi dini seperti adanya preeklampsia
dan eklampsia
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Bila < 23,5 cm menunjukan ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis
(ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR).
4. Ukur tinggi fundus uterin
Pengukura tinggi fundus uteri berguna untuk melihat pertumbuhan janin
apakah sesuai dengan usia kehamilan atau tidak.
Untuk memantau perkembangan janin
Pengukuran tinggi fundus uteri dengan jari pada usia kehamilan < 22 atu
24 sedangkan dengan pita cm atau secara Mc. Donal pad UK > 22 atau 24
minggu.
5. Menentukan presentasi janin dan denyut jantungb janin (DJJ)
Apa bila pada trimester III bagian bawah janin buka kepala atau bkepala
belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah
lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120x/menit atau lebih dari
160x/menit menunjukan adanya tanda gawat janin,segera dirujuk.
6. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT)
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka
kematian bayi/neonatus yang disebabkan oleh tetanus. TT1 diberikan saat
anc pertama, dilanjutkan TT2 setelah 4 minggu dari TT1. Diharapakn bayi
yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum (3 tahun).
Dalam memberikan imunisasi TT, harus dikaji tentang status imunisasi TT
ibu yaitu :
a) Usia atau tahun kelahiran wus (mencari riwayat imunisasi bayi)
b) Umur dibawah 20 tahun (lahir setelah 1987)

Seorang wus muda sebagian besar telah diperkirakan telah mendapat


imunisasi lengkap pada waktu bayi dan sekolah, sehingga sudah
memiliki status TT lengkap 5 dosis.
c) Umur antara 20-30 tahun (lahir antara 1987-1997)
Tanyakan imunisasi yang pernah diterima pada saat bayi, sekolah,
calon pengantin, dan kehamilan sebelumnya. Bila tidak mempunyai
catatan atau kartu imunisasi saat bayi makan abaikan pertanyaan
imunisasi saat bayi.
d) Umur diatas 30 tahun (lahir diatas 1997)
Pasti tidak mendapatkan imunisasi BIAS
7. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan
Diberikan untuk mencengah anemia dalam kehamilan. Setiap tablet
mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 g.
Pemberian dimulai dengan dosis 1 tablet 1 hari pada saat ibu tidak merasa
mual dan pemberian selama kehamilan minimal sebanyak 90 tablet.
8. Tes terhadap infeksi menular seksual (IMS)
Ibu hamil merupakan kelompok resiko tinggi terhadap PMS. Melakukan
pemeriksaan konfirmatif dengan tujuan untuk mengathui etiologi yang
pasti tentang ada atau tidaknya penyakit menular seksual yang diderita ibu
hamil, sangat penting karena PMS dapat menimbulkan morbiditas dan
mortalitas baik kepada ibu maupun bayi yang dikandung atau dilahirkan.
Upaya diagnosis yang dilakukan adalah dengan melakukan diagnosis
pendekatan gejala, memberikan terapi sesuai dengan gelaja yang muncul,
dan memberikan konseling untuk rujukan.
9. Konseling atau penjelasan
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai penjelasan mengenai
perawatan kehamilan, penjegahan kelainan bawaan, persalinan dan Inisiasi
Menyusui Dini (IMD), nifas perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif,
Keluarga Berencana, dan imunisasi pada bayi.
Penjelasan ini diberikan secara bertahapan pada saat kunjungan ibu hamil
10. Temu Wicara dalam rangka persiapan rujukan
Ditujukan untuk ibu hamil dengan masalah kesehatan atau komplikasi
yang memerlukan rujukan, yang dimaksudkan untuk memberikan
konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan. Tindakan yang harus
dilakukan :

a) Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu untuk menentukan


pilihan yang tepat untuk konsultasi.
b) Melampirkan kartu kesehatan ibu hamil beserta surat rujukan.
c) Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil
d)
e)
f)
g)

rujukan.
Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan.
Memberikan layanan atau asuhan antenatal.
Perencanaan dini jika tidak aman bagi ibu melahirkan di rumah.
Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga tentang

rencana kelahiran.
h) Persiapan atau pengaturan transportasi dan biaya untuk ke tempat
persalinan.
2.5 Standar Alat Antenatal
Standar peralatan dalam asuhan antenatal meliputi peralatan steril dan tidak
steril, bahan-bahan habis pakai, formulir yang disediakan dan obat-obatan.
Peralatan Tidak Steril

1. Timbangan dewasa
2. Pengukur tinggi badan
3. Tensimeter
4. Stetoskop
5. Funandoskop
6. Themometer axilla
7. Pengukur waktu
8. Senter
9. Refleks hammer
10. Pila LILA
11. Pengukur Hb
12. Metline
13. Bengkok
14. Handuk kering
15. Tabung urine
16. Lampu spiritus
17. Reagen
untuk
pemeriksaan urin
18. Tempat sampah

Peralatan

Bahan

Formulir yang Obat-obatan

Steril

Habis

Disediakan

1. Bak

Pakai
1. Kasa

instrumen
2. Spatel lidah
3. Sarung

bersih
2. Kapas
3. Alkoho

tangan

handscoon
4. Spuit
/
jarum

l 70%
4. Larutan
clohrin

1. Buku KIA
2. Kartu status
3. Formulir
rujukan
4. Buku

1. Golongan
roborantia
(vitamin
B6 dan B

register
comkplex)
5. Alat
tulis 2. Tablet zat
kantor
6. Kartu
penapisan

besi
3. Vaksin TT
4. Kapsul

yodium
dini
5. Obat KB
7. Kohort ibu /
bayi

2.6 Manajemen Asuhan Antenatal


Manajemen asuhan antenatal dikomunitas merupakan langkah-langkah
alamiah

sistematis

yang

dilakukan

bidan,

dengan

tujuan

untuk

mempersipakan kehamilan dan persalinan yang sehat berdasarkan standar


yang berlaku. Dalam manajemen asuhan antenatal di komunitas, bidan harus
melakukan kerjasama dengan ibu, keluarga, dan masyarakat, mengenai
persiapan rencana kelahiran, penolong persalinan, tempat bersalin, tabung
untuk bersalin, dan mempersiapkan rencana apabla terjadi komplikasi.
Tidak menutup kemungkinan di dalam masyarakat, bidan akan
menemukan ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan selama kehamilan
atau antenatal care (Anc) diantaranya adalah ibu sakit, tidak ada transportasi,
tidak ada yang menjaga anak yang lain, kurangnya motivasi dan takut atau
tidak mau ke pelayanan kesehatan. Upaya yang diharus di lakukan bidan
untuk mengasi kendala-kendala tersebut adalah :
1. Melakukan kunjungan rumah
2. Berusaha memperoleh informasi mengenai alasan ibu tidak melakukan
pemeriksaan
3. Apabila ada masalah, coba untuk membuat ibu dalam mencari
pemecahannya.
4. Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kehamilan.
Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah yang minimal dilakukan selama antenatal care :
1. 1 kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke-14.
2. 1 kali kunjungan selama trimester II, diantara minggu ke-14 sampai
minggu ke-28.
3. 2 kali kunjungan selama trimester III, antara minggu ke-28 sampai
minggu ke-36 dan setelah minggu ke-36.
Kunjungan ideal selama kehamilan :
1. Pertama dilakukan sedini mungkin ketika ibu mengatakan terlambat haid 1
2.
3.
4.
5.

bulan.
1 kali setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan.
2 kali setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan.
1 kali setiap minggu sampai usia kehamilan 9 bulan.
Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan.

Pelaksanaan Asuhan Antenatal di Rumah


Bidan dapat melakukan beberapa hal berikut dalam memberikan asuhan
antenatal di rumah.
1. Bidan harus mempunyai data ibu hamil di wilayah kerjanya
2. Bidan melakukan identifikasi apakah ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan degan teratur
3. Bidan harus melakukan anc di rumah, apabila ibu hamil tidak merasakan
kehamilannya
4. Sebelum melakukan asuhan di rumah, lakukan kontrak tentang waktu,
tanggal, hari dan jam yang disepakati bersama ibu hamil agar tidak
mengganggu aktifitas ibu serta keluarga.
5. Pada saat melakukan kunjungan rumah, lakukan pemeriksaan sesuai
standar, kemudia identifikasi lingkungan rumah apabila ibu mempunyai
rencana melahirkan di rumah.
Pemilihan Tempat Persalinan
Pemilihan tempat persalinan di masyarakat di pengaruhi oleh riwayat
kesehatan dan kebidanan yang lalu, keadaan kehamilan pada saat ini,
pengalaman melahirkan sebelumnya, serta ketersediaan tempat tidur, kondisi
rumah sehingga dapat memilih tempat persalinan. Hal-hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan keputusan untuk menentukan tempat persalinan dilakukan
pada ibu sendiri atas dasar konsultasi dengan bidan/dokter.
2. Selama proses persalinan memerlukan rasa aman, nyaman, dan percaya
terhadap orang yang menolong.
Tempat persalinan harus direncanakan secara baik untuk menghindari adanya
rujukan secara estafet. Bidan harus melakukan skrining antenatal pada semua
ibu hamil atau penapisan dini pada ibu hamil yang berpotensi mempunyai
masalah

atau

faktor

resiko.

Skrining

antenatal

dilakukan

dengan

menggunakan prinsip 4T yaitu Temu muka, Temu wicara, Temu faktor resiko
dan Temu keluarga.

Langkah-langkah dalam pelaksanaan menajemen asuhan antenatal di


komunitas adalah sebagai berikut :
a. Ciptakan adanya rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga seramah
mungkin dan membuatnya merasa nyaman.
b. Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan cara menerapkan prinsip
mendengarkan efektif.
c. Melakukan anamnesis secara lengkap terutama riwayat kesehatan ibu dan
kebidanan.
d. Melakukan pemeriksaan seperlunya.
e. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (misalnya albumin dan
Hb).
f. Membantu ibu dan keluarga mempersiapkam kelahiran dan kemungkinan
tindakan darurat.
g. Memberikan konseling sesuai kebutuhan.
h. Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman di
rumah.
i. Memberikan nasihat kepada ibu untuk mencari pertolongan apabila ada
tanda-tanda seperti pedarahan pervaginam, sakit kepala lebih dari
biasanya, gangguan penglihatan, pembengkakan pada wajah dan tangan,
j.
k.
l.
m.

nyeri abdomen, janin tidak bergerak seperti biasanya.


Memberikan tablet fe 90 butir dimulai saat usia kehamilan 20 minggu.
Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 cc.
Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
Mendokumentasikan hasil kunjungan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Standar pelayanan asuhan antenatal dikomunitas merupakan bagian dari
ruang lingkup pelayanan kebidanan yaitu standar3-standar 8. Standar tersebut
meliputi :
Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Standar 5 : Palpasi Abdominal
Standar 6 : Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan
Standar 7 : Pengelolaan dini hipertendi pada kehamilan
Standar 8 : Persiapan Persalinan
Standar peralatan dalam asuhan antenatal meliputi peralatan steril dan
tidak steril, bahan-bahan habis pakai, formulir yang disediakan dan obatobatan.
Manajemen asuhan antenatal dikomunitas merupakan langkah-langkah
alamiah

sistematis

yang

dilakukan

bidan,

dengan

tujuan

untuk

mempersipakan kehamilan dan persalinan yang sehat berdasarkan standar


yang berlaku. Dalam manajemen asuhan antenatal di komunitas, bidan harus
melakukan kerjasama dengan ibu, keluarga, dan masyarakat, mengenai
persiapan rencana kelahiran, penolong persalinan, tempat bersalin, tabung
untuk bersalin, dan mempersiapkan rencana apabla terjadi komplikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, Ayu Rai. 2008. Skrining TT WUS Eliminasi Tetanus MaternalNeonatal. Bali : Dinas Kesehatan Provinsi
Henderson, Christine dan Kathleen Jones. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan.
Jakarta : EGC
Kusmiyati, Yeni dkk. 2006. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya
Syahlan, J.H. 1996. Kebidanan Komunitas. Yayasan bina sumber pustaka
Yulifa, Rita dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika
IBI.2006. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Pegurus Pusat IBI
Kementrian kesehatan RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta :
Kementrian Kesehatan
http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2012/06/asuhan-antenatal-di-komunitas.html

Anda mungkin juga menyukai