PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Transaksi perdagangan luar negeri merupakan suatu rangkaian kegiatan
Etty Susilowati Suhardo, Cara Pembayaran dengan Letter of Credit dalam Perdagangan
Luar Negeri, FH UNDIP, Semarang, 2001, hal. 3
sisi lain juga memiliki kekurangan. Dapat terjadi hasil produksi suatu negara
berlebih atau sebaliknya membutuhkan komoditas lain yang belum dapat
diproduksi di negaranya. Komoditas yang dihasilkan suatu negara mungkin juga
belum dapat dipakai langsung karena masih berupa bahan mentah yang
memerlukan proses produksi lebih lanjut. Bahan mentah tersebut selanjutnya
mungkin dibutuhkan negara lain sebagai bahan baku pabriknya. Komoditas yang
dibutuhkan tentunya harus memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan
komoditas lainnya. Untuk dapat menembus pasar internasional komoditas tersebut
juga harus memiliki daya saing yang kuat. 2
Perdagangan ekspor impor termasuk kegiatan yang mengandung risiko
tinggi, karena eksportir dan importir berjauhan secara geografis, berbeda bahasa,
kebiasaan dan hukum dalam transaksi ekspor impor. Salah satu risiko yang
dihadapi oleh eksportir adalah apabila terjadi penyimpangan maupun pembatalan
kontrak. Risiko tersebut dapat dihindari apabila setiap transaksi ekspor yang
dilakukan, dituangkan dalam bentuk tertulis atau ke dalam bentuk kontrak dagang
(sales contract). 3
Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan
bisnis yang akhir-akhir ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terlihat
dari semakin berkembangnya arus peredaran barang, jasa, modal dan tenaga kerja
antar negara. Kegiatan ini dapat terjadi melalui hubungan ekspor impor, investasi,
2
Gunawan Widjaja & Ahmad Yani, Seri Hukum Bisnis Transaksi Bisnis Internasional
(Ekspor Impor & Imbal Beli), PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2003, hal. 1
3
Siswanto Sutojo, Membiayai Perdagangan Ekspor Impor, Damar Mulia Pustaka, Jakarta,
2001, hal. 23
perdagangan jasa, lisensi dan waralaba (license and franchise), hak atas kekayaan
intelektual dan alih teknologi, yang pada akhirnya memberikan pengaruh terhadap
kegiatan ekonomi lainnya, seperti perbankan, asuransi, perpajakan dan
sebagainya. 4
Dari segi legal, transaksi perdagangan internasional berarti suatu transaksi
yang melibatkan kepentingan lebih dari satu hukum nasional. Transaksi ini juga
melibatkan lebih dari satu pihak yang tunduk pada hukum negara yang berbeda.
Pada umumnya masing-masing pihak yang terkait dalam transaksi perdagangan
internasional menginginkan agar kontrak yang mereka buat tunduk pada hukum di
negara mereka. Apalagi jika mereka berasal dari negara-negara besar dan maju.
Mereka menganggap negara mereka lebih superior sehingga seringkali
memaksakan kehendak agar kontrak yang dibuat tunduk pada hukum mereka.
Untuk mencegah perselisihan yang mungkin terjadi serta transaksi perdagangan
internasional dapat terlaksana tanpa merugikan hukum dari masing-masing pihak,
maka lahirlah konvensi-konvensi, yaitu ketentuan-ketentuan yang berlaku secara
internasional yang disusun oleh Badan-badan Internasional dan dalam pertemuan
resmi antar negara. 5
Untuk mendukung terlaksananya kegiatan bisnis antar negara diperlukan
suatu instrumen hukum dalam bentuk regulasi baik nasional maupun internasional
seperti pengaturan dalam hukum perdagangan internasional (international trade
law). Oleh karena itu dengan masuknya Indonesia sebagai anggota perdagangan
4
5
Ibid., hal. 5
Huala Adolf, Hukum Perdagangan Internasional, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2005,
hal. 1
Hubungan perdagangan luar negeri dalam hal ini ekspor impor sama
halnya dengan perdagangan dalam negeri yaitu terdapat pembeli, penjual dan
adanya transaksi jual beli. Dalam perdagangan luar negeri, kegiatan jualnya
disebut ekspor dan kegiatan belinya disebut impor dan transaksinya adalah
transaksi ekspor impor. Hanya saja wilayah atau domisili penjual dan pembeli
melintas batas negara. 8
Jual beli perdagangan antar negara, yang menjadi pedoman adalah
peraturan internasional mengenai cara pembayaran yang harus dilakukan oleh
pembeli melalui bank, yaitu Uniform Customs and Practise for Documentary
Credit. Di Indonesia sudah ada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1964,
Lembaran Negara Nomor 131 Tahun 1964 tentang Peraturan Lalu Lintas Devisa,
dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1976, Lembaran Negara Nomor 17
Tahun 1976 tentang Penyempurnaan Pelaksanaan Ekspor Impor dan Lalu Lintas
Devisa.
Peraturan-peraturan jual beli perdagangan berbeda untuk masing-masing
negara, yaitu perbedaan-perbedaan ketentuan dalam pembayaran, transfer dana
dan aturan perdagangan antar negara. Perdagangan luar negeri atau transaksi
ekspor impor lazim disebut sebagai perdagangan berdokumen karena hampir
seluruh aktivitasnya dibuktikan atau dituangkan dalam bentuk dokumen.
8
Ibid.
Misalnya, kontrak jual beli (sales contract), bukti pengiriman barang yang disebut
bill of lading. Bagi eksportir, sistem dokumentasi mempunyai arti adanya hak
untuk memperoleh imbalan, sehingga pelaksanaan penyerahan fisik barang dari
eksportir kepada importir harus diiringi dengan penyerahan dokumen yang tepat
dan telah disepakati. 9
Perjanjian jual beli antar negara dapat dilakukan secara lisan maupun
tulisan. Jika dibuat secara tertulis, perjanjian itu disebut kontrak jual beli (sales
contract). Dalam kontrak jual beli perdagangan, dimuat syarat-syarat yang
berkenaan dengan penyerahan barang dan pembayaran harga, yang menjadi
kewajiban pihak-pihak dan tanggung jawab penjual dan pembeli. Tanggung jawab
ini meliputi biaya angkut, biaya muat, biaya asuransi dan juga kerugian akibat
penyerahan barang dan pembayaran harga barang. Disamping itu juga harus ada,
kesepakatan tentang dokumen-dokumen ekspor impor yang diperlukan. 10
Kemajuan teknologi dunia yang begitu pesat juga sangat berpengaruh
dalam sektor perdagangan. Hal ini terlihat dalam hal orang menghendaki segala
hal yang menyangkut urusan perdagangan dapat bersifat praktis, aman, dan
dipertanggungjawabkan, khususnya dalam lalu lintas pembayarannya. Artinya,
orang tidak mutlak lagi menggunakan alat pembayaran berupa uang, melainkan
cukup dengan menerbitkan surat berharga sebagai alat pembayaran kredit. 11
Ekspor-impor dewasa ini sering juga disebut sebagai bisnis dokumen atau
bisnis surat berharga. Hal ini disebabkan realisasi suatu transaksi pada umumnya
Ibid., hal. 2
Gunawan Widjaja & Ahmad Yani , Loc.Cit.
11
Farida Hasyim, Hukum Dagang, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hal.232
10
12
tertarik, lantas menegur si penarik, oleh karena si penerima itu penagih utang
selaku kuasa dari penarik. 15
Namun yang akan dibahas dalam skripsi ini ialah aspek hukum mengenai
mekanisme penyerahan dokumen dalam perdagangan internasional dengan
menggunakan wesel inkaso. Bagaimana sebenarnya mekanisme penyerahan
dokumen yang digunakan dalam perdagangan internasional apabila menggunakan
wesel inkaso.
Peranan perbankan nasional juga perlu ditingkatkan sesuai dengan
fungsinya dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dengan lebih
memperhatikan pembiayaan kegiatan sektor perekonomian nasional. Bank sebagai
suatu lembaga keuangan memberikan peranan penting dalam jasa-jasa
pembayaran perdagangan internasional, seperti untuk transaksi pembayaran
melalui internet banking.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang menjadi latar belakang penulisan skripsi ini,
kekuatan
hukum
wesel
inkaso
dalam
perdagangan
internasional ?
15
Ibid., hal. 84
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui fungsi (peran) wesel inkaso sebagai salah satu alat
pembayaran dalam perdagangan internasional.
2. Untuk mengetahui kekuatan hukum wesel inkaso dalam perdagangan
internasional.
3. Untuk mengetahui mekanisme penyerahan dokumen yang dilakukan
dalam perdagangan internasional dengan menggunakan wesel inkaso.
D.
Manfaat Penulisan
1. Secara
teoretis
skripsi
dapat
digunakan
sebagai
bahan
untuk
mengembangkan wawasan dan kajian lebih lanjut bagi para teoretis yang
ingin mengetahui dan memperdalam Hukum Keperdataan khususnya
Hukum Dagang mengenai wesel inkaso.
2. Secara praktis adalah untuk mengetahui secara mendalam tentang
mekanisme penyerahan dokumen
E.
Metode Penelitian
1.
menelaah,
menjelaskan,
dan
menganalisis
suatu
peraturan hukum. 19
16
hal. 24
17
Ibid.
Tampil Anshari Siregar, Metodologi Penelitian Hukum Penulisan Skripsi, Pustaka
Bangsa Press, Medan, 2005, hal. 23
19
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1986, hal.63
18
2.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa literatur-literatur
hukum yang sering digunakan dalam penelitian hukum normatif, yang
terdiri dari: 20
a. Bahan hukum primer yaitu norma atau kaidah dasar seperti Pembukaan
UUD 1945, peraturan dasar seperti ketentuan-ketentuan dalam batang
tubuh UUD 1945, Ketetapan MPR, peraturan perundang-undangan seperti
UU, Perpu, PP, Keppres dan lain-lain.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu Rancangan Undang-Undang, hasil
penelitian, hasil karya dari kalangan hukum dan lain-lainnya yang
memberi penjelasan tentang bahan hukum primer.
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,
seperti kamus (hukum), ensiklopedia.
3.
20
F.
Keaslian Penulisan
Keaslian penulisan ini dapat dipertanggungjawabkan penulis sebagai tugas
akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara. Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan di perpustakaan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, penulisan skripsi yang berjudul
Aspek Hukum Mengenai Mekanisme Penyerahan Dokumen dalam Perdagangan
Internasional dengan Menggunakan Wesel Inkaso, tidak ditemukan pokok
bahasan yang sama yang pernah ditulis/diteliti oleh peneliti sebelumnya. Oleh
karena itu penulisan skripsi ini dapat disebut asli dan tidak terdapat unsur plagiat
yang bertentangan dengan asas keilmuan yang jujur, rasional, objektif dan terbuka
sehingga skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan oleh penulis.
21
Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982,
hal. 93
G.
Sistematika Penulisan
Agar skripsi ini tersusun rapi dan sistematis, maka penulisan skripsi ini
transaksi yang menggunakan wesel inkaso; jenis, manfaat, dan syarat wesel
inkaso; pembayaran ekspor impor dengan menggunakan wesel inkaso.
Pada Bab IV merupakan bab tentang aspek hukum mekanisme penyerahan
dokumen dalam perdagangan internasional dengan menggunakan wesel inkaso
yang terdiri fungsi wesel inkaso sebagai salah satu cara pembayaran dalam
perdagangan internasional; kekuatan hukum wesel inkaso dalam perdagangan
internasional; mekanisme penyerahan dokumen dengan menggunakan wesel
inkaso dalam perdagangan internasional;
Pada Bab V merupakan bab tentang kesimpulan dan saran