Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menjalankan sebuah industri terutama industri manufaktur
perlu adanya manajemen yang baik demi tercapainya tujuan yang
diharapkan. Manajemen tersebut menjadi salah satu faktor utama yang
menentukan kemajuan industri. Manajemen dalam sebuah industri
manufaktur dapat dilihat dari kesiapannya dalam memenuhi pesanan
barang. Hal ini berkaitan dengan persediaan perusahaan yang di setting
sedemikian rupa agar pesanan tetap terpenuhi dan perusahaan tetap
untung.
Pada mata kuliah Teknik Manajemen Industri masalah persediaan
pun menjadi materi pokok yang harus dipahami oleh Mahasiswa. Hal ini
menunjukan bahwa ilmu tentang sistem persediaan / sistem inventori
merupakan ilmu yang menunjang bagi kemajuan Mahasiswa baik dalam
pelaksanaan perkuliahan seperti prestasi dalam mata kuliah maupun diluar
perkuliahan seperti praktik industri dan lainnya.
Maka untuk memenuhi kebutuhan asupan ilmu dan pengetahuan
mengenai sistem inventori tidak cukup hanya mengandalkan teori dari
buku ataupun internet. Perlu adanya pengalaman langsung di lapangan dan
melihat dengan jelas sistem inventori yang nyata diterapkan diperusahaan
tertentu.
Dengan dasar inilah observasi mengenai sistem inventori ini kami
laksanakan dan perusahaan yang kami tuju adalah PT. Nusantara Turbin
dan Propulsi dengan anggapan perusahaan tersebut merupakan perusahaan
yang cocok dan memenuhi kualifikasi yang kami harapkan.

B. Identifikasi Masalah
1. Pentingnya observasi mengenai sistem inventori ke industri.
2. Perusahaan yang dipilih untuk dijadikan objek observasi, harus
memenuhi kebutuhan data yang diharapkan.
3. Perlunya informasi berupa data-data inventori perusahaan.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem inventori di PT NTP?
2. Masalah inventori apa saja yang terjadi di PT. NTP, dan bagaimana
solusi mengatasinya?
D. Tujuan Observasi
1. Mendapatkan informasi tentang sistem inventori di PT. NTP.
2. Menambah wawasan dan pendalaman materi yang telah diterima
diperkuliahan.
3. Memenuhi salah satu kebutuhan dalam tugas mata kuliah Teknik
Manajemen Industri.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Persediaan (Inventori)
Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau
digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk
bahan baku yang disimpan untuk diproses, barang dalam proses
manufaktur dan barang jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses.
B. Penyebab Persediaan
1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan,
2. Keinginan untuk meredam ketidakpastian,
3. Untuk menghindari kekurangan bahan baku,
4. Apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan bahan baku,
5. Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan mendapatkan
keuntungan besar dari kenaikan harga di masa mendatang.
C. Jenis-Jenis Persediaan
1. Persediaan bahan mentah (raw material),
2. Persediaan
komponen-komponen

rakitan

(purchased

parts/components),
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies),
4. Persediaan barang dalam proses (work in process),
5. Persediaaan barang jadi (finished goods).
D. Fungsi-Fungsi Persediaan
1. Fungsi Decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan
dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier.
2. Fungsi Economic Lot Sizing persediaan lot size ini perlu
mempertimbangkan penghematan atau potongan pembeliaan.
3. Fungsi Antisipasi apabila perusahan menghadapi fluktuasi permintaan.
E. Tujuan Inventori
1. Untuk memberikan layanan yang terbaik pada pelanggan
2. Untuk memperlancar proses produksi
3. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya stockout (kekurangan
material)
4. Untuk menghadapi fluktuasi harga.

F. Pendekatan

MRP

(Material

Requirement

Planning)

Pada

Pengendalian Inventori
1. Tujuan
Tujuan dari MRP adalah menjawab apa yang dibutuhkan,. Input
utama dalam MRP
a. jadwal induk produksi
b. bill of material (BOM)
c. inventory records
Input atau unsur-unsur dalam perencanaan persediaan material tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1: unsur-unsur pada MRP


2. Output MRP
a. Jadwal rencana pemesanan; pengeluaran pesanan, perubahanperubahan
b. Bentuk laporan kontrol, rencana laporan dan laporan khusus
c. Transaksi persediaan
Dari ketiga pendekatan di atas terdapat perbedaan-perbedaan dalam
penerapannya. Berikut ini dapat dilihat perbedaan antara persediaan
dengan sistem pengendalian material

Perhatian
Objek
Data
Orientasi
Metode
Pemakaian
Asumsi
Pesanan

Persediaan Tradisional
Komponen
Pengalaman masa lalu

Sistem Persediaan Material


Produk
Keterkaitan antara komponen-

Masa lalu
Matematika / Statistika
Independent demand
Pemakaian uniform
Titik pemesanan ulang atau

komponen
Komponen
Masa depan
Komputerisasi
Pemakaian (bisa) gradual
Sesuai dengan kebutuhan

waktu pemesanan tetap


Tabel 1 : perbedaan pendekatan persediaan
.

BAB III
PELAKSANAAN OBSERVASI
A. Peserta Observasi
No
1
2
3
4
5

Peserta
Uraian tugas
Ridha Nabawi AM
Mengurus penyusunan proposal.
Rai Andani
Humas.
Ajat Sutiawan
Humas.
Keresna Bayu WK
Menyiapkan lembar/form observasi.
Dadan Sopyan
Dokumentasi
Tabel 2. Daftar Peserta dan uraian tugas

Untuk pengolahan data dan penyusunan laporan, dikerjakan secara


bersama-sama.
B. Jadwal Kegiatan
Persiapan yang kami lakukan dimulai dari bulan maret awal tahun 2016
dengan jadwal sebagai berikut.
No
1
2
3
4
5

Kegiatan

Minggu
1 2 3 4 5

Pengurusan perizinan dan proposal


Pengiriman proposal
Follow up
Pelaksanaan observasi
Pengolahan data dan Penyusunan laporan
Tabel 3. Barchart persiapan dan pelaksanaan observasi

Adapun rincian waktu pelaksanaan observasi:


Hari

: Kamis

Tanggal

: 09 April 2016

Waktu

: 09.00 14.00 WIB.

C. Flowchart Alur Pelaksanaan Observasi


Mulai

Objek / perusahaan yang dituju

Identitas perusahaan

proposal dan perizinan

Mendapat izin

YN
Kirim proposal dan follow up

Observasi ke Perusahaan

Data inventori di Perusahaan

Gambar 2. Flowchart alur pelaksanaan


Pengolahan data. Penyusunan laporan.

Laporan observasi

Selesai

BAB IV
PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI
A. Profil Perusahaan
PT. Nusantara Turbin dan Propulsi (NTP) merupakan pusat
unggulan terpercaya dalam bidang rekayasa, perawatan, perbaikan, dan
overhaul sistem turbin gas dan rotating equipment terkemuka.
Didirikan sejak tahun 1986, dengan nama UMC, perusahaan ini
mengawali roda usahanya sebagai divisi pendukung di PT. Industri
Pesawat Terbang Nusantara, kemudian pada tahun 1998 UMC berubah
nama menjadi Nusantara Turbin dan Propulsi hingga sekarang.
Profesionalisme NTP dan sumber daya manusianya diakui oleh sistem
manajemen mutu ISO 9001: 2000 of DNV, Netherlands. Sertifikasi dari
Original Engine Manufacture (OEM) dan lembaga otoritas dunia
penerbangan diantaranya Federal Aviation Administration (FAA)-USA dan
EASA European Union adalah bukti kemampuan SDM yang unggul.
1. Visi
Menjadi pusat unggulan yang terpercaya dalam bidang rekayasa,
manufaktur, perawatan, perbaikan, dan overhaul sistem turbin dan
rotating equipment.
2. Misi
a. Memaksimalkan keuntungan bagi pemangku kepentingan dalam
bisnis turbin dan rotating equipment.
b. Percaya diri di pasar domestik dan regional sebagai dasar
pertumbuhan.
c. Memiliki budaya safety dan kewaspadaan yang tinggi,dijalankan
dengan integritas, transparansi dan GCG (Good Corporate
Governance).
3. Unit Usaha Strategis
a. SBU UMC Aero Engine Service
b. SBU UMC Industrial Turbine Service
B. Sistem yang Diterapkan di PT. NTP
1. Jenis Perusahaan
PT. NTP adalah perusahaan yang menyediakan jasa perbaikan
engine dan turbin pesawat.
2. Jenis Produksi
PT. NTP tidak melakukan produksi dengan sendirinya, namun
tergantung pesanan atau datangnya barang berupa engine atau turbin

pesawat. Bila dikategorikan perusahaan ini termasuk perusahaan


dengan jenis produksi MTO (Make To Order).
Receiving Dissasembly Cleaning

Inspection

Acumulating
Delivering
Assembly

PPIC
Packing

Engineer

Ok
Repair

Finance
Order

conditi
on

Repairable

Procurement
Scrap

Bagan 2. AlurTest
pelaksanaan maintenance PT. NTP
3. Jenis Inventori
Pada umumnya tidak ada persediaan barang (produk) atau bahanbahan (bahan baku, setengah jadi, part komponen) di PT. NTP.
Perusahaan ini sejak beberapa tahun kemarin sudah tidak lagi
mengadakan penyetokan untuk komponen-komponen engine/turbin
pesawat dan juga tidak pernah membeli atau menjual engine/turbin
pesawat.
Perusahaan ini tidak ingin mengambil resiko lebih untuk
mengadakan penyetokan barang apalagi membeli engine/turbin secara
utuh. PT. NTP hanya menyediakan jasa maintenance untuk engine dan
turbin pesawat, baik secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu
saja.
Perusahaan ini hanya memiliki stok untuk bahan pendukung yang
sekali pakai pada saat proses pembongkaran atau pemasangan seperti
ring, klem, baut dan lainnya.
Berdasarkan data yang kami peroleh, penyetokan aman atau savety
stock yang ada di PT. NTP adalah bahan pendukung untuk satu set
engine/turbin dikali dua. Contoh, bila tahun ini tipe engine CT7-9
sebanyak 5 set, maka savety stock untuk bahan pendukung tadi
disiapkan untuk 7 set. Agar mencegah terjadinya pemesanan
mendadak ketika persediaan bahan pendukung habis.
4. Jenis Pemesanan

10

Gambar 5. Kerangka pemikiran


Pemesanan barang/komponen yang dilakukan oleh PT. NTP
disesuaikan dengan pesanan. Maka dapat dikategorikan kedalam jenis
pemesanan/pengadaan barang JIT (Just in Time). Pemesanan
dilakukan atas kebutuhan yang dimuat dalam lembar FR (Final
Requisition)

yang

berisikan

deskripsi

komponen-komponen

engine/turbin yang telah diinspeksi, terdapat beberapa kondisi yakni


ok untuk keadaan komponen baik, rep untuk keadaan komponen
rusak dan dapat diperbaiki, dan kondisi scrap untuk keadaan
komponen rusak dan tidak dapat diperbaiki.
Banyaknya pemesanan disesuaikan dengan jumlah scrap pada
lembar FR. Teknis pemesanannya dapat dilakukan beberapa cara :
a. Memesan barang jadi melalui vendor-vendor langganan, baik
dalam maupun luar negeri.
b. Memesan melalui perusahaan manufaktur untuk dibuatkan
sesuai spesifikasi tertentu.
c. Dilelang dan dicari harga barang yang paling murah dan
mudah.
PPIC Inspection FR (Final Requisition) Scrap
condition Order items Procurement Dep. Finance Dep.
receiving items in PPIC
Gambar 4. Tahap pemesanan barang di PT. NTP

11

C. Analisis dengan Pendekatan MRP


Pada perusahaan ini, sistem inventori dengan pendekatan MRP
yang diterapkan dapat dikatakan berbeda dengan studi literatur yang
terdapat di BAB II Kajian Teori. Tidak adanya output yang jelas
dikarenakan objek produksi / produknya bukan berupa barang. Namun
hanya jasa pelayanan maintenance mesin pesawat terbang.
Penentuan material pun hanya sebatas kebutuhan saat tertentu saja.
Pemesanan yang dilakukan dihitung dari sejarah engine yang datang
dalam beberapa tahun kebelakang, dan part mana yang rentan rusak atau
scrap. Maka orientasinya adalah masa lalu ke masa depan, dimana
pemesanan dimasa depan akan terprediksi.

12

D.

No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

Type Engine

Work Scope

TPE
Wrnty
TPE
Overhaul
TPE
Repair
TPE
Hsi
TPE
Test Only
TPE
Repair
PT6
Overhaul
PT6
Repair
PT6A
Repair
PT6T
Repair
CT7
Overhaul
CT7
Repair
CT7
Hsi
CT7
Test Only
DART 7
Repair
DART 7
Overhaul
DART 7
Rev/Conv
JT8D
Repair
M250
Overhaul
M250
Repair
TAY
Repair
TAY
Test Only
Jumlah

Jumlah
2014
2015
1
0
7
15
2
4
5
0
1
0
1
0
2
2
0
1
0
1
0
1
9
9
6
2
1
7
0
6
1
6
5
1
1
0
3
0
2
0
1
0
1
5
0
1
49
61

Perhitungan
1. Rata-rata engine yang datang dalam dua tahun terakhir.

13

Tabel 4. Riwayat engine yang datang ke PT. NTP 2 tahun terakhir


Dari tabel diatas kita dapat menyimpulkan bahwa terdapat 9 jenis engine
yang biasa datang ke PT. NTP untuk mendapatkan perawatan, baik berupa
perbaikan, overhaul, atau hanya untuk di test. Lamanya pengerjaan untuk
masing-masing work space adalah sebagai berikut :
a. Test only
: 1-2 minggu
b. Repair
: 1-3 bulan
c. Overhaul
: 3-4 bulan
d. Convigurasi : 1-2 minggu
e. Garansi
: tergantung jenis pelayanan yang diminta.
f. Hsi/Upgrade : 1-2 bulan
Jika data pada tabel 3 dirata-ratakan maka akan terlihat seperti
tabel dibawah.
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Jumlah
2014 2015 rata-rata
18
TPE
17
19
3
PT6
2
3
1
PT6A
0
1
1
PT6T
0
1
20
CT7
16
24
7
DART 7
7
7
2
JT8D
3
0
2
M250
3
0
3
TAY
1
5
57
Jumlah
49
61
Tabel 5. rata-rata jumlah engine yang datang
Type Engine

2. Pemesanan
Dari tabel inspeksi (terlampir) ada beberapa bahan pendukung /
komponen yang selalu rusak pada setiap kali proses, seperti nozzle,
nut, ring, plug, lever, dan lainnya.
Pada tipe engine CT7-9 dengan jenis pelayanan repair. Terdapat
beberapa komponen pendukung yang memiliki kondisi scrap, salah

14

satunya pada poin no 48, Lever, Stage1 Vane Actuator, QPA 32, QTY 9,
rusak/scrap 9 dan memesan 9. Maksudnya pada tipe engine ini harus
memiliki item Lever, Stage1 Vane Actuator sebanyak 32 buah, namun
yang terdapat pada engine saat di inspeksi hanya ada 9 dan kondisinya
rusak. Maka dilakukan permintaan pengadaan barang oleh PPIC
kepada Dep. Procurement. Pada tabel hanya tertulis memesan 9,
karena prinsip pemesanannya adalah
Qty of Ordering items=QPA(good items + Stock)

Jika jumlah QPA=QTY maka


Qty of Ordering items=scrap itemsstock
QPA = Quantity of Part Assembly.
QTY = Quantity in real object.
3. Persediaan aman (Safety Stock)
Pada bahasan sebelumnya, sudah disinggung bahwa PT. NTP
hanya memiliki persediaan dari segi bahan pendukung proses
maintenance. Terdapat 9 tipe engine yang datang ke PT. NTP, dan
masing-masing engine memiliki spesifikasi dan komponen yang
berbeda. Dilihat dari banyaknya jumlah perkomponen pun berbeda
termasuk bahan pendukungnya.
Untuk menghitung persediaan aman pada item poin 48 ini
dilakukan cara sebagai berikut.
Tipe engine CT7 memiliki rata-rata datang pertahunnya 20set.
Maka persediaan aman untuk item no 48 ini harus melebihi 2set dari
engine yang datang, yakni 22 set. QPA pada item ini adalah 32 buah.
maka perhitungannya
SS=QPA ( n+2 )
SS=32 ( 20+2 )
SS=32 22

SS=15488
SS= Safety Stock
QPA = Quantity of Part Assembly
n = rata-rata engine yang datang pertahun

15

Maka safety stock untuk item no 48 pada tipe engine CT7 adalah
15488 buah pertahunnya.
E. Masalah Inventori di PT.NTP dan Solusinya
1. Keterlambatan dalam penyelesaian engine.
Keadaan internal, dalam masalah ini, biasanya terjadi akibat terlalu
banyaknya engine yang datang ke PT. NTP dan pelayanannya untuk
tingkat repair dan overhaul. Hal ini membuat kebutuhan bahan
pendukung meningkat sehingga stok cepat habis dan perlu adanya
pengadaan dengan cepat. Tidak hanya dari segi barang, terkadang
perusahaan juga kewalahan karena terbatas jumlah karyawan yang
hanya sekitar 300 orang termasuk staf dan teknisi.
Dari segi eksternal, biasanya masalah keterlambatan terjadi pada
pesanan. Adapun beberapa contoh masalahnya sebagai berikut :
a. Vendor-vendor/Perusahaan lain yang biasanya memasok barang
pesanan, bangkrut.
b. Pemasok /vendor memiliki banyak pesanan dari perusahaan lain
sehingga terjadi hambatan untuk melayani pesanan PT. NTP.
c. Terlalu lama proses di bea cukai untuk barang yang dipesan dari
luar pulau atau negeri.
Solusinya, PT. NTP menjalankan beberapa opsi yakni, melelang
pesanan ke beberapa vendor dalam dan luar negeri, re-use dengan
memaksimalkan yang ada.
2. Sistem pergudangan kurang baik
PT. NTP tidak memliki sistem pergudangan yang baik dari segi
finansial. Terbukti dengan tidak adanya biaya sewa gudang ketika
engine sudah selesai diperbaiki/test lalu dipacking dan disimpan
digudang secara gratis. Namun Reza, karyawan PPIC PT. NTP
mengatakan bahwa hal ini justru menjadi ciri khas NTP dan menjadi
daya tarik bagi para konsumen, karena tidak adanya bayar sewa
gudang konsumen merasa lebih untung. Segi buruknya memang
kadang terjadi penumpukan engine di gudang.
3. Adanya hold product
Dari masalah nomor 2, timbul masalah nomor 3 ini, yakni engine
yang sudah lama menumpuk digudang tanpa ada kejelasan yang jelas
dari konsumen / pemiliknya. Hal ini bisa disebabkan karena konsumen
tersebut belum mampu membayar pelayanan yang dilakukan PT. NTP

16

kepada engine pesawatnya, atau engine tersebut sudah tidak terpakai di


zaman sekarang (sudah ada engine terbaru) maka engine tersebut
diabaikan.
Dari segi internalnya, perusahaan NTP terkadang kesulitan
memenuhi kebutuhan engine yang umurnya sudah tua, karena
komponen-komponennya sudah jarang yang memproduksi, dan tidak
mustahil engine tersebut menjadi tidak terpakai lagi.
Hingga saat ini, engine yang memiliki status hold product

di

gudang/penyimpanan belum ada kepastian baik dari pihak costumer


atau dari pihak PT.NTP sendiri. Di gudang kita masih ada engine
yang belum diambil sampe beberapa tahun yang lalu, ada yang sampai
5 tahun belum diambil-ambil ujar Reza karyawan PT.NTP.

17

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari data hasil observasi yang telah kami laksanakan, PT. NTP
bukan perusahaan manufaktur yang murni membuat barang untuk dijual,
perusahaan ini utamanya hanya menyediakan jasa maintenance untuk
engine/turbin pesawat. Dapat disimpulkan bahwa Sistem Inventori di PT.
NTP mengarah ke sistem persediaan JIT (Just in Time). Namun untuk
bahan pendukung dalam pelaksanaan maintenance engine/turbine pesawat
tidak pernah kurang. Hal ini dikarenakan PT. NTP memiliki safety stok
dalam jenis inventory bahan pendukung yang dalam hal ini sifatnya bahan
sekali pakai dalam satu proses bongkar pasang engine/turbine. Jumlah
safety stock yakni menambahkan dua set bahan pendukung pada setiap
rata-rata engine yang datang tiap tahunnya.
Masalah inventori yang terjadi di PT.NTP antara lain:
1. Keterlambatan dalam penyelesaian engine.
2. Sistem Pergudangan kurang baik.
3. Adanya hold product
B. Saran
1. Untuk pihak Departemen Pendidikan Teknik Mesin
Kami menyarankan pihak DPTM dan Prodi lebih men-support
Mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya ilmiah seperti
kunjungan industri, observasi, penelitian, Praktik Industri dan lainnya.
Support yang diharapkan adalah berupa layanan dalam menentukan
perusahaan mana yang akan dituju, terutama bagi Mahasiswa yang
akan melaksanakan Praktik Industri. Pemilihan perusahaan haruslah
sesuai dan menunjang Mahasiswa dalam mengembangkan kepribadian
dan potensinya.
2. Untuk mata kuliah Teknik Manajemen Industri
Pada mata kuliah ini, kami menyarankan adanya orientasi yang
jelas. Mahasiswa tidak jarang kesulitan memahami materi karena
kurang memahami tujuan mata kuliah. Pada umumnya dapat dikatakan
bahwa Mahasiswa dengan jenjang pendidikan menuju S.Pd disiapkan

18

untuk menjadi guru namun pada mata kuliah ini tidak dibahas korelasi
ketika kelak Mahasiswa menjadi Guru. Hal ini menyebabkan
Mahasiswa beranggapan pada mata kuliah ini tidak ada sangkut
pautnya dengan dunia pendidikan, namun lebih mengarahkan
Mahasiswa untuk memasuki dunia Industri.
3. Untuk Mahasiswa DPTM
Untuk Mahasiswa DPTM, terutama yang menghadapi tugas untuk
observasi atau penelitian ke Industri hendaknya mengenali terlebih
dahulu perusahaan yang hendak dikunjungi. Kemudian memakai
pakaian yang rapi dan gagah agar menggambarkan kesiapan dan
penghargaan kepada diri sendiri, perusahaan, juga kepada Universitas.

19

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi.


Jakarta : Lembaga Penerbit Falkutas Ekonomi Universitas
Indonesia
Gaspers, Vincent. 2005. Producion Planning and Inventory Control.
Gramedia: Jakarta
http://ondyx.blogspot.co.id/2014/01/pengertian-dan-fungsi-

persediaan.html
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/09/manajemen-persediaan-

inventory.html
http://skripsisakti.blogspot.com/
https://ilmuteknikindustri.wordpress.com/2011/02/04/perencanaan-teknikindustri/

20

LAMPIRAN

Gambar 1. Bagian dalam engine. (kipas)

Gambar 2. Engine dan Turbin (assembly)

Gambar 3. Proses testing engine

21

Gambar 4. Gambar Logo-logo PT. NTP

Anda mungkin juga menyukai