CEPHALOSPORINS
Pertama kali ditemukan pada tahun 1945 oleh Giuseppe Brotzu, hasil dari isolasi
Cephalosporin acremoniumCephalosporins menyerupai Penicillin namun lebih stabil
terhadap berbagai bakteri penghasil -lactamase dan memiliki spektrum aktifitas yang lebih
luas. Namun ada strain tertentu dari E.coli dan Klebsiella sp. yang mengekspresikan
extended spectrum -lactamaseyang dapat menghidrolisa sebagian cephalosporins dan
menimbulkan persoalan. Cephalosporins tidak aktif terhadap enterococci dan L.
Monocytogenes.
III.1 Struktur
Struktur dasar dari antibiotik golongan Cephalosporins adalah cincin -lactam dan molekul 7aminocepahlosporanic acid (7-ACA).
*Dari: Mandell, Douglas and Bennet, Principles and Practice of Infectious Diseases 7th Ed
*Dari: Mandell, Douglas and Bennet, Principles and Practice of Infectious Diseases 7th Ed
2. Cephalosporin generasi II
Memiliki kemampuan aktifits terhadap basil Gram negatif namun dengan tetap
mempertahankan kemampuan terhadap cocci Gram positif. Kelompok Cefamycin
juga dimasukan dalam Cephalosporins generasi kedua. Cefamycin dikenal dengan
kemampuannya dalam mengatasi bakteri anaerob Gram negatif, misalnya Bacteroides
spp. Adapun yang termasuk dalam Cephalosporins generasi kedua misalnya:
Cefuroxime, Cefotetan, Cefoxitin, Cefaclor, Cefprozil, dan Loracarbef
*Dari: Mandell, Douglas and Bennet, Principles and Practice of Infectious Diseases 7th Ed
*Dari: Mandell, Douglas and Bennet, Principles and Practice of Infectious Diseases 7th Ed
4. Cephalosporins Generasi IV
Generasi ke empat memiliki spektrum terluas dari semua generasi Cephalosporins.
Yang termasuk dalam golongan ini adalah Cefepime dan Cefpirome. Memiliki
kemampuan terhadap hampir semua Bacilli Gram negatif termasuk Pseudomonas
aeruginosa namun tetap mempertahankan kemampuan terhadap cocci Gram positif.
Cephalosporins generasi III dan generasi IV biasa juga disebut sebagai Extended
Spectrum Cephalosporins.
*Dari: Mandell, Douglas and Bennet, Principles and Practice of Infectious Diseases 7th Ed
kemampuan
untuk
menghadapi
Streptococcus
pneumoniae
dan
*Dari: Mandell, Douglas and Bennet, Principles and Practice of Infectious Diseases 7th Ed
cephalosporins cenderung terikat pada PBP 3 pada kuman bacilli gram negatif. Apa yang
sesungguhnya terjadi setelah pembentukan ikatan kovalen antar cephalosporins dan PBP
sehingga menyebabkan terjadinya lisis dan kematian sel belum sepenuhnya dipahami.
Secara keseluruhan, Cephalosporins dianggap sebagai obat bakterisidal.
III.4 Mekanisme Resistensi
Ada empat mekanisme utama terjadinya resistensi terhadap antibiotik golongan
Cephhalosporin yaitu:
-
Biasanya mekanisme resistensi hanya terjadi melalui salah satu dari mekanisme tesebut,
namun persentase mikroorganisme yang memiliki mekanisme resistensi multipel semakin
meningkat. Produksi enzim lactamase yang dapat menghidrolisa lactam merupakan
mekanisme resistensi yang paling dominan bagi kebanyakan kuman gram negatif.
III.5 Farmakologi
Cephalosporins adalah senyawa polar yang larut dalam air. Untuk generasi I, II, dan III
tersedia dalam bentuk sediaan oral dan parenteral. Sedangkan untuk generasi IV dan MRSA
active cephalosporin hanya tersedia untuk penggunaan parenteral. Untuk lebih mudahnya
dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.
*Dari: Mandell, Douglas and Bennet, Principles and Practice of Infectious Diseases 7th Ed
Semua formulasi parenteral tersedia untuk pemberian secara intramuscular maupun secara
intra vena. Semua formulasi parenteral kecuali cephradine, stabil pada larutan yang disimpan
dalam suhu ruangan selama 24 jam atau lebih. Sedangkan sediaan oral tersedia dalam bentuk
tablet, kapsul maupun suspensi. Sebagian besar Cephalosporin dieliminasi melalui ginjal,
dengan waktu paruh 1 hingga 2 jam. Mekanisme utama untuk ekskresi melalui ginjal iti
terutama melalui sekresi tubulus. Pemberian Probenecid dapat memperpanjang waktu paruh
beberapa obat Cephalosporins.
III.6 Efek Samping dan Toksisitas
Sama halnya dengan obat-obat antibiotik golongan lactam lainnya, efek samping
Cephalosporins yang paling sering dijumpai adalah reaksi hipersensitifitas. Namun angka
kejadian reaksi hipersensitifitas akibat Cephalosporins tidaklah sebesar pada Penicillin.
Reaksi hipersensitifitas yang berat dapat menyebabkan anaphylaxis, serum sickness ataupun
angioedema. Reaksi silang antara obat-obat cephalosporin sedang dalam tahap penelitian.
Penggunaan skin test untuk memprediksi kemungkinan terjadinya reaksi hipersensitifitas
tidaklah cukup meyakinkan. Pada saluran cerna dapat muncul berbagai keluhan, diantaranya
diare. Efek pada susunan saraf sangat jarang dan sama seperti pada beta lactam lainnya.
*Dari: Mandell, Douglas and Bennet, Principles and Practice of Infectious Diseases 7th Ed
untuk
antibiotika
profilaksis
untuk
prosedur
implantasi,
serta
Cephalosporin Generasi II
Karena memiliki potensi untuk melawan S. Pneumoniae, H. influenzae dan M. Catarrhalis,
maka Cephalosporins generasi II banyak dipergunakan untuk mengatasi berbagai infeksi
saluran pernafasan. Cefuroxime dapat digunakan untuk penatalaksanaan meningitis,
community acquired pneumonia (walau sudah tak direkomendasikan lagi), juga untuk
berbagai infeksi yang serius yang disebabkan oleh kuman yang susceptible. Tetapi
cefuroxime tidak dapat digunakan untuk penatalaksanaan infeksi nosokomial. Sediaan oral
cephalosporin generasi II efektif untuk berbagai infeksi ringan dan sedang di masyarakat.
Cephalosporin Generasi III
Generasi III Cephalosporins digunakan untuk berbagai infeksi yang berat yang disebabkan
oleh organisme yang telah resisten terhadap berbagai macam obat antibiotik. Tetapi strain
yang mengekspresikan Extended Spectrum -Lactamase (ESBL) tidaklah termasuk yang
bisa ditangani oleh antibiotik ini. Penggunaan generasi III cephalosporins untuk infeksi oleh
kuman golongan enterobacter haruslah dihindari walaupun jika hasil pemeriksaan secara in
vitro terhadap isolat menunjukan masih susceptible karena adanya resiko resistensi.
Ceftriaxone dan Cefotaxime dapat digunakan untuk mengatasi meningitis, termasuk
meningitis yang disebabkan oleh pneumococci, meningococci, H. influenzae dan kuman
enteric batang gram negatif yang susceptible, tetapi tidak untuk L. Monocytogenes.
Cephalosporins Generasi IV
Cefepime adalah salah satu contoh dari obat cephalosporin generasi IV. Cefepime memiliki
afinitas yang baik untuk Pseudomonas aeruginosa, Enterobacteriaceae, Staph. aureus dan
Strep. Pneumoniae. Juga sangat aktif dalam menghadapi haemophillus dan neisseria.
Cephalosporin Active Against MRSA
Antibiotik golongan -blactam yang mempunyai kemampuan untuk melawan MRSA saat ini
sedang dalam pengembangan. Ceftaroline dan Ceftobiprole, keduanya memiliki peningkatan
kemampuan untuk terikat dengan PBP 2a yang biasanya berperan dalam mekanisme
resistensi methicillin pada staphylococci.
*Dari: Mandell, Douglas and Bennet, Principles and Practice of Infectious Diseases 7th Ed