Anda di halaman 1dari 10

DEPARTEMEK PENDIDlKAK KASIOKAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

LEMBAGA PENELITIAN
Nomor

Hal

2175/l'.l2.2.'PG2OOO

1G Oktober 2000

Mohon izin Mengumpulkan


data pcnclitian

nil. scr, : Dtrektur PT. Semen Cibinong


.Iawa Ba.rat
Sehubungan dengan sura! Dekan IT Universitas Negeri Pad3...'1 nomor 1993!K12.1.7.1/PG/2000
Tanggal 16 Oktober 2000 perihal seperti pokok sural ini, dengan ini kami mohon kiranya Saudara
rnemberi izin
Nama
Hendra Gunawan

BP
Jur/Fakultas

13131
.
. p auang

' _:1 S'Ipit l'.....T V'


T exrux
ruv. "r-egen

untuk ruengumpulkan data penelitian dalam rangka menyelesail.an skripsi:

Ju d u 1

Pcngaruh Arus Listrik Tcrhadap Kuat Tckan Pasta Semen

Lokasi

PT. Semen Cibinong (Jawa Barat),

Wak tu

1 Desember 2000 s.d 28 Februari 2001

Atas bantuan dan kerjasama Saudara, kami sampaikan terima kasih.

Tembusan :
1. Rek.1of Universitas Negerl Padang

2. Dekan FT Universitas Negeri Padang


3. Kctjur Tcknik Sipil FT Universitas Nczcri Padang

0. Ya;g bersangkutan

...

BAB. I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semen Portland mengandung campuran senyawa kalsium silikat, kalsium
aluminat dan kalsium aluminoferit. Semen akan berfungsi sebagai perekat setelah
bereaksi dengan air dan hasilnya berupa pasta semen yang dapat mengeras.
Pengerasan pasta semen terjadi akibat hidrasi mineral pembentuk semen.
Reaksi mineral semen dengan air terjadi pengikatan secara kimia. Air yang
terikat secara kimia memiliki perbandingan tertentu dan bersifat tetap (Harjadi,
1993:77). Ikatan kimia air dengan mineral semen berbetuk air kristal dan air
konstitusi. Air kristal, molekul H 20 terikat secara peng-ion-an, Contoh air
kristal: CaS04.2H20, CuS04.5H20 dan CaO.Si0 2.3H20. Air konstitusi, air yang
terikat menjadi bagian molekul. Contoh air konstitusi: Ca(OH)2, Mg(OH)2 dan
2Na(OH)2.
Untuk mengoptimalkan hasil hidrasi maka diperlukan jumlah au yang
memadai. Jaminan ketersediaan air pada beton selama proses hidrasi

dapat

dilakukan dengan berbagai cara, HRT Consulting Engineers menyarankan


dengan:

I. Menggunakan genangan atau penyiraman secara kontiniu.


2. Menggunakan karung yang dibasahi secara kontiniu.
3. Menggunakan pasir yang dibasahi secara kontiniu.
4. Menggunakan uap (suhu maksimum 50GC) atau uap yang disemprotkan.
5. Menggunakan materiallembaran yang kedap air.
6. Menggunakan bahan olesan.
Perawatan yang baik terhadap beton akan meningkatkan mutu beton.
Peningkatan mutu beton diantaranya lebih tahan terhadap agresi kimia, tahan
aus dan lebih kedap air.
Rotych (1990) meneliti efek medan magnet dan arus listrik pada hidrasi
dan perkembangan kuat tekan semen. Hasilnya kuat tekan semen naik seiring
peningkatan medan magnet. Matvienko (1990) juga melaporkan efek positif

medan magnet terhadap hidrasi dan perkembangan kuat tekan seman. Karena

" The curring conditions were believed to have a more significant ettect on the
properties ofcement than its composition" (Ben-Bassat ,1990).
Untuk mengetahui kuat tekan beton

"

yang direndam air berarus listrik,

maka penulis berencana mengadakan penelitian. Teknik perawatan pasta semen


dengan pemberian arus listrik diharapkan meningkatkan kualitas dan kekuatan
pasta semen
B. Ruang Lingkup
Penelitian ini memperhitungkan

arus listrik

yang mengalir

dalam air

perendam pasta semen. Sumber arus listrik berasal dari jaringan PLN yang
tersedia di labor. Semen yang digunakan produksi PT. Semen Padang dengan
jenis PC I.
Air untuk pembuat dan perendam pasta semen berasal dari jaringan air
konsumsi di labor. Arus listrik dialirkan ke air perendaman yang ditampung
dalam bak p1astik.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanakah pengaruh arus listrik terhadap kuat tekan pasta semen.


2. Bagaimanakah efek arus listrik terhadap kondisi visual pasta semen?
D. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh arus listrik terhadap kuat tekan pasta semen.
2. Mengetahui efek arus listrik terhadap kondisi visual pasta semen.

E. Kegunaan
1. Pengembangan ilmu, khususnya teknologi semen dan beton.
2. Sebagai bahan bacaan dalam kajian teknologi semen dan beton.

BABll
KAJIAN TEORI
~

A. Deskripsi Teoretis
1. Semen Portland
Semen Portland mengandung campuran senyawa Dikalsium Silikat,
Trikalsium Silikat, Trikalsium AIuminat dan Tetrakalsium AIuminoferit.
Secara umum

komposisi

semen portland mendekati sistem CaO.SiO z,

senyawa ini terikat dengan senyawa lain membentuk sistern ikatan CaO
Si0 2-A120 3, CaO-SiOz-A120rFez03' Empat campuran senyawa utama semen
portland terlihat pada tabe1 1. Senyawa kimia semen umum ditu1is dalam
notasi pendek, seperti CaO

= C, Si0

= S, Ab03

A, FeZ03

=F.

Air hadir

da1am krista1 semen sete1eh proses hidrasi.

Tabe11. Senyawa Utama Semen Portland


Nama Campuran

Oksidasi

Simbol

Dikalsium Silikat

zcso.s.o,

CzS

Trikalsium Silikat

3CaO.SiO z

C 3S

Trikalsium AIuminat

3CaO.AI2O)

CA

Tetrakalsiumaluminofertit

4CaO.A1z03.Fez03

CAF

Sumber: Neville dan Brooks, 1987:10

Silika da1am bentuk C3S dan CzS merupakan bagian utama portland
. semen untuk pengerasan hidrasi pasta semen. Silika da1am portland semen
berbentuk senyawa oksida yang tidak larut. Bentuk oksida berperan da1am
penyusunan atom dalam kristal silikat. C3S dan CzS membuat sifat perekat
pada portland semen hal inijuga dibahas Nugraha (1992:22).
C~

menurut Neville dan Brooks (1987:10) memberi sedikit kontribusi

atau tidak sarna seka1i pada kekuatan semen kecua1i pada umur muda. Sulfat
dapat menyerang pasta semen keras dan terbentuk formasi ka1sium
solfoaluminat.

CN berjulmah

kecil dalam semen dibandingkan dengan tiga

campuran yang lain. C4AF tidak memberi pengaruh berarti pada kekuatan
semen.
a

CN bereaksi dengan gipsum membentuk kalsium sulfoaluminat

yang akan mempercepat hidrasi silikat.


2. Jenis Semen Portand
Komposisi senyawa mineral pembentuk semen portland diatur untuk
mendapatkan spesifikasi dari setiap tipe semen. Perbedaan spesifikasi semen
dibuat berdasarkan

kondisi lingkungan di sekitar bangunan yang akan

dibangun. Tindakan ini untuk mencegah kerusakan bangunan akibat


berinteraksi dengan lingkungan.
Semen portland tipe I, dipakai untuk bangunan biasa. PT. Semen
Padang (1998) membatasi penggunaan semen portland tipe I untuk bangunan
yang tidak memerlukan persyaratan khusus dan untuk tanah! air dengan
kadar sulfat maksimum 10% juga untuk gedung bertingkat.
Semen portland tipe II mempunyai kalor pengerasan sedang dan
memiliki ketahanan sulfat sedang. Penggunaan semen portland tipe II untuk
tanah!air dengan kadar sulfat 10-20% serta untuk bangunan massa seperti
dam dan kepala jembatan.
Semen portland tipe III semen dengan kekuatan awal yang tinggi.
Semen ini mempunyai kadar C 3S lebih banyak dari semen portland tipe
lainnya. Semen portland tipe ill dipakai untuk konstruksi bangunan yang
memerlukan kekuatan awal ringgi, misalnya untuk pembuatan jalan beton.
Semen portland tipe IV memiliki kalor hidrasi rendah. Kdar C 3A dan
C3S lebih rendah dari semen portland tipe lainnya. Kadar
karena adanya FeZ03 untuk mengurangi kadar

C~F

lebih tinggi

C~.

Semen portland tipe V memiliki ketahanan terhadap agresi sulfat


tinggi. Semen ini mempunyai kadar

C~

rendah dan kadar C4AF tinggi.

Pengunaan semen portland tipe V untuk bangunan pengolah limbah dengan


kadar sulfat lebih dari 20%.

3. Hidrasi
Hasil hidrasi C3S adalah mokrosilikat hidrat C3S2H3 dan membentuk
kristal kalsium

hidroksida. C2S memiliki kesamaan

C3S namun berbeda

dengan

hasil hidrasi dengan

dalam jumlah kalsium hidroksida yang

dihasilkan. Hasil hidrasi C 3S dan C 2S berupa C 3S2H3 yang disebut juga


tubemorite gel.

Shin dan Han (1990) menemukan paling banyak jumlah endapan


untuk C 3S dengan adanya gipsum dibanding tampa menggunakan gipsum.
Penggunaan gipsum juga mengurangi periode induksi dan menambah
susunan Ca(OHh yang dihasilkan selama periode hidrasi. Pada C 3A, hidrasi
C 3S diduga memperlambat munculnya ion Al+3dalam tahap aqueous. Hidrasi
C 3S tidak terpengaruh kehadiran

C3A dan gipsum. Ini ditandai dari

perpindahan ion Al+3 dari tahap aqueous dengan formasi etteringite

dan

monosulfo aluminat.
Neville dan Brooks (1987:13) menjelaskan reaksi

C~

dengan air

menghasilkan hidrasi lebih awal dan akan memulai pengikatan awal pasta
semen, untuk menghindari pengerasan awal pasta semen maka dipergunakan
gipsum.

C~

dan gipsum bereaksi menghasilkan kalsium sulfoaluminat dan

etteringite yang memblokir air dari permukaan

C~,

sehingga menunda proses

hidrasi.

CN bereaksi dengan gipsum dan kalsium hidroksida mebentuk


kalsium sulfoaluminat hidrat dan kalsium sulfoferit hidrat yang kristalnya
berbentuk jarum.
4. Mekanisme Hidrasi Semen Portland
Taylor (1990) mengamati mekanisme hidrasi semen. Faktor yang
mempengaruhi aktivitas mineral semen termasuk muatan pada atom oksigen.
Mekanisme hidrasi

C~

dalam arti perubahan struktur yang terjadi selama

proses hidrasi. Perubahan struktur melibatkan perobahan proton ion oksigen


dalam kristal

C~.

Perubahan proton Al secara alami dari anionik menjadi

kationik dan akan mengotrol reaksi C~.

Tsurumi (1990) menemukan hubungan antara hidrasi dengan struktru


kristal C2S. Stabilitas ion Ca+2 dipengaruhi arus listrik yang diberikan hal ini
ditunjukkan dengan mudahnya pertukaran ion Ca+2-H+, perpindahan ion Ca+2
pada tahap awal hidrasi.
Se1anjutnya Rotych (1990) menemukan pengaruh medan magnet dan
arus listrik pada proses hidrasi dengan perkernbangan kuat tekan semen.
Kecepatan hidrasi dan kuat tekan bertambah dengan bertambahnya medan
magnet. Matvienko (1990) juga menemukan hubungan positif dari arus listrik
pada hidrasi dengan perkembangan kuat tekan semen. Listrik tegangan tinggi
pada pasta semen mempercepat pembentukan kristal selama proses hidrasi.
Penggunaan arus listrik dapat merubah bentuk struktur semen selama proses
hidrasi.
S. Elektrolisa

Untuk Pengujian peng-ion-an larutan dilakukan dengan banyak cara


diantaranya
memindahkan

elektrogravimetri. Sistem kerja elektrogravimetri adalah


elektron

larutan

bersifat

reaksi

tidak

spontan.

Elektrogravimetri akan bekerja bila kutub listrik dimasukkan kedalam


larutan, sehingga kation tertarik ke kutub negatif (katoda) dan anion tertarik
kekutub positif (anoda). Se1anjutnya, Harjadi (1993:112) menjelaskan bahwa
pada elektroda positif (anoda) e1ektron dilepas dan diambil oleh larutan
sedangkan pada elektroda negatif (katoda) elektron diambil dari larutan.
Setelah elektrolisa mulai berlangsung, kation-kation mulai tereduksi dan
mengendap maka terjadi penurunan konsentrasi dan arus listrik. Akibatnya
terjadi penurunan aktivitas e1ektrolisa. Harjadi (1993:116) memberikan teknik
elektrogravimetri, Pertama, jika arus dipertahankan maka terjadi kenaikan

tegangan terus menerus. Cara ini dinamakan elektrolisa arus tetap. Kedua,
metoda

potensial

katoda

konstan.

Potensial

listrik

pada

elektroda

dipertahankan maka terjadi peningkatan arus dengan berkurangnya larutan.

B. Kerangka Berpikir
Arus listrik yang mengalir dalam pasta semen
c

membantu proses

perpindahan ion-ion senyawa pembentuk semen. Pemberian arus listrik pada


pasta semen membantu pergerakan ion-ion senyawa semen menuju arah
kesetimbangan ikatan molekul. Dengan demikian susunan kristal semen yang
dialiri listrik akan lebih baik keseimbangan molekulnya maka kekuatan lebih baik
dibandingkan dengan pasta semen tanpa dialiri listrik.
Perbedaan kandungan senyawa campuran setiap tipe semen

akan

menghasilkan perbedaan perkembangan kuat tekan pasta semen menuju umur 28


hari. Pebedaan komposisi senyawa campuran semen menghasilkan perbedaan
konduktifitas pasta semen dari setiap tipe.

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Bentuk penelitian ini termasuk "True Experimental Research". Maksud
penelitian eksperimen menurut Isaac dan Michael (1982:52):
To investigated possible cause-and-effect relationship by exposing
one or more experimental groups to one or more treatment
conditions and comparing the result to one or more control groups
not receiving the treatment.
Penelitian ini untuk melihat pengaruh arus listrik selama massa hidrasi
semen terhadap kuat tekan pasta semen yang dihasilkan. Penelitian ini
mempunyai satu variabel terikat yaitu kuat tekan semen yang dihasilkan dan dua
variabel bebas yaitu jenis semen dan potensiallistrik.
Semen yang digunakan produksi PT. Semen Padang dengan jenis PC 1.
Potensial listrik yang diberikan pada pasta semen diukur menggunakan Volt
meter.

B. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Labor Pengujian Kimia dan Fisika Biro
Jaminan Kualitas dan Pengembangan Produk PT. Semen Padang.

C. Populasi dan Sampel


Populasi penelitian ini adalah kubus pasta semen ukuran 5 x 5 x 5 ern dari
jenis semen produksi PT. Semen Padang yang dikondisikan untuk tujuan
penelitian. Sampel setiap jenis semen diambil secara acak dari kemasan.
Pembagian grup populasi terlihat pada tabel 2. Sampel diambil 80% dari
populasi.

Anda mungkin juga menyukai