Anda di halaman 1dari 6

Biosafety dan Biosecurity

Ketentuan mengenai Biosafety dan Biosecurity untuk setiap kondisi yang spesifik mengacu
pada pedoman Biosafety dan Biosecurity yang berlaku secara nasional maupun internasional.
Persyaratan keamanan (Biosecurity) dari laboratorium setingkat Biosafet berdasarkan
ketentuan dari WHO Laboratory Biosafety Manual
(LBM) 3rd edition meliputi :
1. Laboratorium Biosafety Level 1/BSL-1
BSL-1 yaitu laboratorium layak untuk menguji agen penyebab penyakit yang kurang
membahayakan kesehatan manusia dewasa dan mampu meminimalisir segala potensi
bahaya terhadap personel laboratorium serta lingkungannya. Sebagai contoh bekerja
dengan Bacillus Subtilis, Escherchia Coli.

Persyaratan rancang bangun BSL-1 harus memiliki :


1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

pintu masuk dan keluar;


bak cuci tangan stainless steel;
rak pakaian kerja/jas laboratorium;
ruang kerja mudah dibersihkan;
ruangan kedap air;
perabotan yang kokoh; dan
jendela dilengkapi dengan saringan serangga dan debu

2. Laboratorium Biosafety Level 2/BSL-2


BSL-2 yaitu laboratorium layak untuk menguji dengan agen penyakit cukup potensial
membahayakan petugas laboratorium dan lingkungannya. Sebagai contoh
Salmonellae, Toxoplasma Species, Hepatitis B. Virus.

Persyaratan rancang bangun BSL-2 harus memiliki :


1) pintu dapat menutup sendiri
2) bak cuci tangan stainless steel
3) rak pakaianpelindung
4) ruang kerja mudah dibersihkan
5) ruang kerdap air
6) perabotan yang kokoh
7) jendela dilengkapi dengan saringan serangga dan debu
8) dilengkapi biological safety cabinet/BSC
9) iharus cukup penerangan/cahaya dalam laboratorium
10) lokasi laboratorium harus terpisah dari tempat/rumah penduduk
11) sistem pengawasan ventilasi dimana aliran udara hanya masuk ke dalam
laboratorium tanpa ada sirkulasi udara untuk keluar dari laboratorium
12) dilengkapi alat pelindung mata dan obat cuci mata untuk petugas
13) membatasi lalu lintas orang dan alat ketika personel dan alat laboratorium sedang
bekerja
14) dilengkapi pakaian pelindung untuk pekerja pada waktu bekerja;
15) dilengkapi tanda biohazard.

3. Laboratorium Biosafety Level 3/BSL-3


BSL-3 yaitu laboratorium layak untuk menguji dengan agen penyakit menular yang
berpotensi serius membahayakan dan atau dapat menyebabkan kematian petugas
laboratorium akibat terpapar agen penyakit menular berbahaya melalui hirupan udara
(inhalasi). Sebagai contoh bekerja dengan Mycobacterium Tuberculosis, St. Louis
Encephalitis Virus, Coxiella Burnettii, Avian Influenza Virus.

Untuk persyaratan rancang bangun BSL-3 disamping memenuhi persyaratan rancang


bangun BSL-1 dan BSL-2 juga harus dilengkapi sebagai berikut :
1) Fasilitas pengatur aliran udara (HEPA-filtered air exhaust)
2) Antar ruang laboratorium;
3) Ruang masuk kedalam tersegel atau double door entry guna mencegah kontaminasi
dan memiliki ruang antara (ante room) yang dilengkapi tempat mandi (air shower)
sebelum masuk ke pusat laboratorium;
4) Biological safety cabinet/BSC class II atau BSC class III
5) Guna menangani bahan agen penyakit menular berbahaya;
6) Fasilitas autoclave di luar dan di dalam laboratorium;
7) Peralatan listrik tersentralisir dan dilengkapi circuit breaker panel; dan
8) Tempat bekerja yang dirancang ergonomically untuk kenyamanan bekerja dan
efisiensi.

4. Laboratorium Biosafety Level-4/BSL-4


BSL-4 yaitu laboratorium layak untuk menguji dengan agen penyakit menular berbahaya dan
penyakit exotic yang mempunyai risiko setiap individu tertular melalui hirupan udara dalam
laboratorium yang telah tercemari agen penyakit penyakit berbahaya dan dapat mengancam
keselamatan hidup. Sebagai contohb ekerja dengan Ebola Zaire Virus, Rift Valley Fever

Untuk persyaratan rancang bangun BSL-4 disamping memenuhi persyaratan rancang


bangun BSL-1, BSL-2 dan BSL-3 juga harus dilengkapi sebagai berikut :
1) ruang antara (ante room) yang dilengkapi tempat mandi (air shower) sebelum masuk
ke dalam pusat laboratorium dan memiliki tempat mandi (shower) sebelum keluar;
2) fasilitas BSC Class III; dan
3) fasilitas autoclave di luar dan dalam laboratorium dengan tutup pintu ganda.

Peralatan pengamanan dan produksi


Peralatan dan perlengkapan untuk mendukung sistem BSL-3 secara garis besar dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu peralatan pengamanan untuk personal dan peralatan
teknis.

Gambar 1. Persiapan personal yang akan memasuki ruangan BSL-3

Sebelum masuk maupun setelah keluar ruang atau fasilitas BSL-3, personal harus
melakukan beberapa proses sterilisasi tubuhnya. Hal ini dilakukan dengan cara mandi di
dalam ruang shower yang telah disediakan. Sebelum masuk ke dalam ruang shower, pakaian
yang dikenakan oleh personal ditinggalkan di bagian luar dan setelah selesai mandi maka
personal mengenakan pakaian khusus (yang sering disebut sebagai pakaian ninja) yang
telah disiapkan di ruang yang terpisah. Selain pakaian ninja, personal juga dilengkapi
dengan penutup kepala dan penutup kaki. Guna mencegah terjadinya infeksi agen infeksius
maka personal diharuskan menggunakan pelindung pernapasan, seperti masker maupun
pelindung mata (goggle). Masker yang dipakai dalam ruang BSL-3 merupakan masker tipe
SARS dengan standar dari WHO, yaitu tipe N95 atau N100. Saat bekerja dengan agen
infeksius, hewan terinfeksi atau penanganan peralatan yang terkontaminasi, personal juga
harus memakai sarung tangan. Personal yang telah selesai bekerja di dalam ruangan BSL-3
juga harus kembali melakukan sterilisasi pribadi dengan cara mandi dan keramas.

Bukan hanya pada personal, proses sterilisasi juga diberlakukan untuk semua peralatan
pengamanan personal yang akan maupun telah digunakan. Selain itu, seluruh peralatan
pengamanan tersebut hanya sekali pemakaian.
Double door autoclave yang digunakan untuk mensterilkan peralatan yang akan digunakan
pada ruangan BSL-3
Peralatan teknis dalam ruangan BSL-3 secara umum dapat dibagi menjadi 3 yaitu peralatan
pengatur kualitas udara, peralatan untuk proses produksi dan peralatan penanganan limbah
dari sistem BSL-3. Udara yang akan dimasukkan ke dalam ruangan BSL-3 harus melalui
clean air systems. Begitu juga dengan udara yang akan dikeluarkan atau dibuang ke
lingkungan. Clean air systems ini merupakan peralatan pengatur kualitas udara yang khas
dalam sistem BSL-3, yang mencakup filter High-Efficiency Particulate Air (HEPA) maupun
Electrical Air Cleaner (EAC). Fungsi peralatan tersebut tentu saja menjaga kualitas udara di
dalam ruangan BSL-3 tetap baik (red. sesuai standar).
Peralatan clean air system dimana salah satu komponennya ialah filter HEPA
Suplai listrik yang selalu ada pada fasilitas BSL-3 menjadi salah satu syarat mutlak juga.
Oleh karenanya Medion membangun sebuah sistem back up listrik. Sistem ini akan berfungsi
jika suplai listrik utama mengalami gangguan. Peralatan dari back up listrik ini meliputi
uninterrupted power supply (UPS) dan generator listrik.
Sistem back up suplai listrik
Perlengkapan pendukung lainnya ialah closed circuit television (CCTV) dan door access
control. CCTV digunakan untuk memantau aktivitas personal yang berada di dalam fasilitas
BSL-3 oleh manajer atau penanggung jawab fasilitas ini. Door-access control merupakan
salah satu sarana untuk membatasi personal yang bisa masuk ke dalam fasilitas BSL-3. Alat
ini dipasang pada pintu masuk ke fasilitas BSL-3.
Fasilitas CCTV dan door-access control
Peralatan produksi di sarana BSL-3 antara lain BSC dan sentrifugal dengan penutup ganda
Semua kegiatan penanganan agen infeksius maupun proses panen dari jaringan maupun
cairan telur berembrio harus dilakukan pada biological safety cabinet (BSC) tipe II A.
Tekanan pada fasilitas ini paling negatif sehingga dapat menekan kontaminasi agen infeksius
ke personal yang menangani maupun ke dalam ruangan. Namun, jika ada prosedur yang tidak
bisa dikerjakan di dalam BSC maka prosedur tersebut dapat dikerjakan di luar BSC dengan
melengkapi peralatan pengamanan personal, seperti pelindung pernapasan (respirators) dan
pelindung wajah maupun peralatan penahan kontaminasi secara fisik, seperti pemakaian
sentrifugal dengan penutup ganda.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sistem BSL-3 harus menjaga agar lingkungan
sekitar tidak terkontaminasi oleh agen infeksius. Oleh karenanya limbah dari proses
penanganan agen infeksius juga harus dilakukan secara baik. Limbah yang dihasilkan dari
laboratorium BSL-3 ada 3 jenis, yaitu limbah cair, padat maupun gas. Sebelum limbah
tersebut dikeluarkan ke lingkungan, harus melalui proses penanganan terlebih dahulu untuk
menghilangkan atau membunuh agen infeksius yang mungkin terkandung dalam limbah
tersebut.
Setelah didesinfeksi dan fumigasi, limbah dari BSL-3, di-autoclave dan dimusnahkan melalui
incinerator

Anda mungkin juga menyukai