Anda di halaman 1dari 13

ENYAKIT MENULAR DAN PENCEGAHANNYA

OLEH RINAINDRIYULI PADA 29 DESEMBER 2011

15 Votes

1. Penyebab Penyakit Menular


Beberapa makhluk hidup penyebab penyakit diantaranya adalah :
a.
Serangga
Selain sebagai perantara untuk menyebarkan penyakit, serangga dapat pula menyebabkan
timbulnya suatu penyakit. contoh untuk serangga sebagai perantara : nyamuk yang dapat
menyebabkan penyakit malaria, demam berdarah. Lalat dapat menyebabkan penyakit pada
pencernaan. Sedangkan contoh serangga sebagai bibit penyakit adalah sarcopies
scabiei(penyebab penyakit scabies).
b.
Cacing
Berbagai macam cacing dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Banyak ditemukan
dimasyarakat kita adalah penyakit yang penyebabnya cacing tambang, cacing gelang,
cacing kremi dan cacing pita.
c.
Protozoa
Protozoa merupakan salah satu jenis bibit penyakit yang dapat menyerang manusia. Malaria
merupakan salah satu contoh penyakit yang disebabkan oleh protozoa.
d.
Bakteri
Banyak penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri. Anda tentu sudah mengenal
penyakit TBC, koleram difteri, desentri, dan lepra. Penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri
yang menginfeksi tubuh.
e.
Virus
Virus merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit. penyakit yang disebabkan

oleh virus diantaranya adalah polio, camppak, demam berdarah, hepatitis dan rabies.
f.
Jamur
Beberapa jenis jamur menyerang kulit dan menyebabkan seseorang menderita penyakit
kulit. Penyakit yang dikenal dan banyak diderita orang dimasyarakat diantaranya adalah
panu dan kadas.
2.
a.

Berbagai Penyakit Menular yang Umum di Indonesia


Scabies

Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh serangga golongan kutu,
yaitu Sareoptes scabiei. Serangga ini menggali parit-parit halus dalam bagian epidermis kulit
sehingga kulit mengalami iritasi, kerusakan, dan menimbulkan gatal-gatal. Apabila
garukannya menimbulkan luka, penderita bisa mengalami infeksi sekunder dan terjadi
pemindahan parasit dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pencegahan yang dapat
dilakukan adalah menghindari kontak dengan penderita, mengobati penderita sesegera
mungkin sampai sembuh, dan menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
b.
Ankylostomiasis ( infeksi cacing tambang )
Ankylostomiasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh serangan cacing
tambang,Ankylostoma duodenale, yang hidup di dalam usus halus dan menimbulkan
pendarahan usus sehingga mengakibatkan anemia. Dalam waktu 1 minggu larva masuk ke
duodenum dan ileum. Sesudah 4 minggu sejak saat infeksi, cacing tambang menjadi cacing
dewasa.
Gejala yang ditunjukan penyakit ini adalah adanya kelainan kulit pada daerah tempat larva
masuk berupa gatal, adanya gejala bronchitis, batuk, sembelit, diare, wajah pucat dan
bengkak, edema tangan dan kaki, perut buncit,mudah lelah, mual-mual, dan muntahmuntah.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
Mengobati secara tuntas penderita yang mungkin akan menjadi sumber infeksi,
Menjaga kebersihan lingkungan,
Mencegah infeksi dengan selalu memakai alas kaki,
Mengadakan pengobatan missal.
c.
Enterobiasisi (infeksi cacing kremi)
Enterobiasis adalah penyakit infeksi usus oleh cacing kremi. Enterobus vemicumicularis
atau Odcyyuris vermiicularis.
Cacing dewasa hidup di daerah sekum dan memakan isi usus serta bahan seluler (usus)
setempat. Penularan melalui saluran pencernaan, yaitu telur cacing yang infektif tertelan
melalui rongga mulut.
Gejala dan keluhan hanya timbul pada malam hari, yaitu cacing dewasa melakukan
perpindahan ke daerah anus atau alat kelamin jika akan bertelur. Gejalanya berupa gatalgatal di daerah anus sehingga penderita sukar tidur. Usaha-usaha untuk pencegahan infeksi
penyakit ini adalah :
Memperhatikan kesehatan dan kebersihan individu, seperti memotong kuku, mencuci

tangan sesudah buang air besar, membersihkan daerah sekitar dubur, dan cuci tangan
sebelum makan,
Memperhatikan kesehatan dan kebersihan lingkunga,
Memberikan pengobatan kepada penderita dan keluarganya,
Menjemur, mencuci, dan menyetrika perlengkapan tidur dan pakaian.
d.
Amebiasis ( disentri amuba)
Penyakit ini merupakan penyakit perut yang banyak dialami orang di negeri kita ini.
Amebiasis adalah penyakit infeksi yang terjadi terutama pada usus besar, dalam keadaan
tertentu infeksi dapat menyebar ke hati, otak dan paru. Penyebab penyakit ini adalah sejenis
protozoa dari kelas Rhizopoda, yaitu Entamoeba histolytica. Bentuk kista infektif masuk
kedalam mulut bersama dengan makanan atau minuman yang tercemar. Setelah melewati
lambung dinding kista akan pecah. Selanjutnya didalam jaringan submukosa usus besar
bentuknya berkembang menjadi tropozoit. Salah satu gejala amebiasis adalah adanya darah
dan lender pada tinja penderita. Penderita akan merasakan sembelit, dalam keadaan akut
akan timbul nyeri di perut yang hebat. Penderita biasanya buang air besar sebanyak 68 kali
sehari. Tinja penderita berbau menyengat, berwarna merah tua, berlendir dan ada darah.
Usaha-usaha pencegahan dapat dilakukan oleh individu maupun masyarakat. Dan
memasak air minum dan makanan secara baik dan benar, mencegah pencemaran makanan
dan minuman oleh lalat, lipas atau tikus, menjaga kebersihan diri dan alat-alat makan.
Pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat adalah mengadakan sistem pembuangan tinja
dengan baik.
f.
Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh sejenis protozoa dari kelas sporozoa,
genus Plasmodium. Ada 4 spesies Plasmodium yang dapat menimbulkan penyakit pada
manusia, yaituPlasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,
plasmodium ovale.
Penularan penyakit melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang membawa sporozoid
infektif. Penularan lainnya adalah melalui trarisfusi darah, plasenta ibu atau jarum suntik.
Penularan yang bukan melalui gigitan nyamuk, protozoa menginfeksi penderita bukan dalam
bentuk sporozoid, tetapi dalam bentuk tropozoid. Setelah sporozoid masuk tubuh calon
penderita, 5 sampai 7 hari kemudian, parasit berkembang biak di dalam sel-sel epitel hati
dan kemudia akan memasuki sel darah merah.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
Mengobati penderita dan orang yang dalam tubuhnya mengandung parasit malaria,
Memberantas sarang nyamuk,
Memberantas nyamuk,
Dan mencegah gigitan nyamuk.
e.
Toksop lasmosis
Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit sejenis protozoa,
subfilum Sporozoa, kelas Toxoplasmea, yaitu Toxoplasma gondii. Infeksi parasit ini
menimbulkan radang pada kulit, kelenjar getah bening, jantung, paru, mata,otak,dan selaput

otak. Kucing merupakan sumber perantara infeksi bagi manusia. Kucing yang terinfeksi akan
mengeluarkan tinja yang mengandung ookista toxoplasma. Ookista ini dapat menginfeksi
manusia melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja kucing tersebut yang
mengandung ookista.
Penularan dapat juga terjadi dengan adanya kontak antara kulit dengan jaringan ekskreta
binatang yang sakit. Penularan lain dapat pula terjadi pada pada bayi/janin yang didapat dari
ibu selama bayi tersebut dalam kandungan atau melalui air susu. Pencegahan penyakit
dapat dilakukan dengan cara :
Memasak makanan dan minuman dengan sempurna
Mengobati hewan perantara, terutama kucing yang sakit
Menjaga kebersihan individu dan lingkungan.
f.
Kolera
Kolera adalah penyakit akut yang sangat menular, disebabkan oleh suatu kuman yang
disebutVibro comma.penularan dapat secara langsung dari penderita melali tinja atau
muntah. Penularan terjadi melalui saluran pencernaan. Gejala yang umum adalah penderita
mengalmi diare dan muntah-muntah. Pada kasus diare, tinja mula-mula berbentuk normal,
kemudian berubah menjadi tidak berwarna lagi lalu berbuih-buih, akhirnya berbentuk seperti
air beras. Untuk kasus muntah, muntahan pertama biasanya berupa makanan, kemudian
berubah menjadi bentuk seperti air beras. Akibat adanya diare dan muntah ini, tubuh
penderita akan kehilangan cairan tubuh.
Cara pencegahan adalah :
Mengisolasi penderita
Sterilisasi peralatan yang terkena tinja dan muntah penderita
Memberikan perlindungan sumber air minum
Memasak makanan dan minuman secara benar
Menghindari tercemarnya makanan
Menjaga kebersihan kelompok
g.
Demam Tifoid ( tifus atau paratifus)
Demem tifoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri salmonela,
yaitu salmonella typhi atau salmonella paratyphi A, B, dan C. Penderita yang ada dalam
masa penyembuhan umumnya masih mengandung bibit penyakit di dalam kantung empedu
maupun di dalam ginjalnya. Salmonella akan memasuki tubuh calon penderita melalui
saluran pencernaan.
Tanda-tanda khas dari penyakit ini adalah demam, gejala-gejala keluhan pada perut , limpa,
dan erupsi kulit. Pencegahan, penyakit ini dapat melalui perbaikan kebersihan individu dan
lingkungan, mengusahakan penyediaan sarana air yang baik, dan memberikan vaksinasi .
h.
Difteri
Difteri adalah penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri bacillus, yaitu coryna bacterium
diphtheria. Umumnya yang banyak terinfeksi penyakit ini adalah anak-anak. Penularan
melalui titik ludah merupakan cara penularan yang paling utama. Penularan lain dapat
pencemaran tangan, dan sapu tangan. Bagian tubuh yang dapat mengalami infeksi adalah

tonsil, nasofaring, laring dan bagian saluran pernafasan atas lainnya. Gejala umum adalah
demam, menggigil, dan badan lemah. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah imunisasi
aktif dan pasif. Imunisasi aktif (vaksinasi) pertama sebaiknya sudah diberikan pada saat
anak berusia 3 bulan, diberikan bersama-sama dengan imunisasi tetanus, pertunis, dan
polio mielitis. Vaksinasi kedua diberikan 2 tahun kemudian, sedangkan vaksin yang ketiga
diberikan pada waktu anak mulai masuk sekolah. Imunisasi pasif dilakukan untuk
mendapatkan perlindungan selama 2-3 minggu.
i.
Disentri hasiler
Disentri hasiler adalah infeksi usus besar yang disebabkan oleh bakteri potogen, ada
macam-macam spesies dan varian dari bakteri ini, genus Shigella shigae, Shigellaflexneri,
Shigella boydii, shigella schnlitzei, shigella sonei. Kuman masuk kedalam tubuh melalui
mulut. Gejala penyakit ini adalah penderita mengalami panas badan sampai 42 derajat C,
mengeluh gangguan perut, mual, dan muntah. Diare dapat terjadi sebanyak 20-40 kali
dalam sehari. Mula-mula tinja yang keluar tercampur dengan sedikit darah dan lendir,
kemudian tinja hanya terdiri atas lendir berdarah yang mengandung hasil kikisan sel mukosa
usus dan kuman-kuman. Nyeri perut semakin lama semakin hebat.
Usaha pencegahan dapat dilakukan :
Mengisolasi para penderita
Mensterilisasi peralatan tidur
Memberikan perlakuan desinfeksi terhadap tinja penderita
Melakukan pengawasan pembuatan makanan/ es yang menggunakan air mentah
Memasak air minum terlebih dahulu
j.
Tetanus
Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Clostridium tetani. Kuman tetanus
terdapat di dalam tanah. Penularan terjadi melalui luka yang terbuka. Untuk menghindari
terjadinya tetanus adalah dengan membersihkan dan mengeluarkan benda asing dari luka
tersebut. Luka diberi antibiotic untuk membasmi infeksi dan mencegah pembentukan toksin.
Gejala awal penyakit ini adalah mulut terkancing karena kejang otot muka. Kejang,
kemudian menjalar kebagian leher, tulang belakang, otot dinding perut. Dan otot-otot lain
secara menyeluruh. Kejang akan berulang-ulang dengan adanya rangsangan sinar,
sentuhan atau dapat terjadi dengan sendirinya.
Untuk pengobatan, penderita biasanya diberi serum anti tetanus atau kortihosteroid dan
serum antitetanus.
Usaha pencegahannya adalah :
Memberikan imunisasi
Merawat dan membersihkan luka serta membiarkan luka tetap terbuka
k.
Tuberculosis (TBC)
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi spesifik pada manusia dan hewan. Penyebab
tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis, Mycobacterium
avium, dan mycobacter ium microti. Gejala umum penderita penyakit ini adalah lemah
badan, penurunan berat badan, meningkatnya suhu tubuh, berkeringan malam hari. Usaha

yang dapat dilakukan untuk mencegahnya adalah :


Memberikan imunisasi aktif dengan vaksin BCG
Memberikan obat-obat antituberkulosis
Menuntaskan pengobatan terhadap penderita.
l.
Campak
Campak adalah sejenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus rubella. Sebagian
besar penderita adalah anak-anak. Jika campak menyerang wanita hamil maka dapat
menggangu kandungannya hinga terjadi keguguran. Penularan dapat melalui cairan yang
behrasal dari mata, hidung, dan tenggorokan. Penyebaran virus melalui udara pada saat
batuk, bersin, dan berbicara. Gejala penyakit ini adalah demam, sakit kepala, mata
memerah dan berair, batuk, pilek, serak, bintik-bintik pada kulit dan ruam pada kulit. Ruam
kulit mula-mula terjadi di daerah belakang telinga atau muka lalu menyebar ke seluruh
badan dan akhirnya ke bagian kaki dan tangan. Pencegahan dapat dilakukan dengan
pemberian vaksinasi atau pemberian gamma globulin. Pemberian vaksinasi dapat
memberikan imunitas yang cukup efektif. Pemberian gamma globulin dapat mencegah atau
memperingan gejala klinis tetapi tidak memberikan imunitas yang efektif.
m. Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit demam yang disebabkan oleh virus dari genus
Flavivirus, yaitu virus dengue. Vector penularannya adalah nyamuk Aedes aegypti. Gejala
yang timbul adalah demam, sakit kepala, nyeri punggung, nyeri tulang dan persendian, rasa
lemah, pendarahan pada kulit. Gejala tersebut dapat pula disertai muntah, diare, kejang,
nyeri perut, dan pendarahan usus. Pencegahan utamanya ditunjukan untuk memberantas
nyamuk yang meenyebarkan penyakit ini. Menjaga kebersihan lingkungan merupakan cara
pemberantasan nyamuk yang paling baik dan tidak merusak lingkungan.
n.
Hepatitis oleh virus
Hepatitis adalah penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh virus. Ada 2 macam virus
hepatitis, yaitu hepatitis A dan hepatitis B penularan hepatitis A dapat terjadi karena makan
makanan tercemar tinja penderita, yang tidak dimasak atau kurang sempurna cara
memasaknya. Penularan hepatitis B dapat terjadi melalui kontak badan, menggunakan sikat
gigi/ alat makan penderita atau melalui makanan tercemar tinja penderita yang tidak
dimasak atau dimasak kurang sempurna.
Gejala yang timbul pada masa prodromal tampak mirip dengan influenza, misalnya capek,
sakit kepala, dan ada ingus. Gejala yang timbul pada masa ikterus adalah tidak ada nafsu
makan, nyeri perut kanan atas,konjungtivis, pilek, dan faringitis.
Usaha-usaha pencegahan adalah :
Mencegah kontak dengan penderita
Menghindari pencemaran air minum dan makanan oleh bahan-bahan yang menularkan virus
Menjaga kebersihan lingkungan
Memeriksa orang yang akan menjadi donor darah
Memberikan gamma globulin atau vaksinasi
Mensterilkan peralatan kedokteran dan peralatan rumah tangga.

o.

Rabies (penyakit anjing gila)

Rabies adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh infeksi virus rabies. Virus ini hanya
hidup dan berkembang biak di dalam jaringan saraf. Virus masuk ke dalam tubuh melalui
luka terbuka atau lecet kulit yang tercemar air ludah binatang yang menderita rabies.
Sumber infeksi yang utama adalh anjing. Ada pula binatang berdarah panas lain, terutama
karnivora. Kelelawar dapat juga menjadi sumber infeksi. Jika seseorang mengalami gigitan
anjing, hendaknya ia membersihkan bekas-bekas air liur anjing dari kulit sekitar bekas
gigitan. Cara membersihkannya dengan menggunakan sabun, lalu beri larutan pekat
hidrokhorida atau asam nitrat.
Usaha pencegahan adalah :
Memvaksin anjing, binatang-binatang karnivora
Mengarantina anjing yang datang dari daerah yang tidak bebas rabies.
p.
Panu (Tinea Versicolor)
Panu adalah sejenis penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penularan penyakit ini dapat
terjadi akibat kontak langsung dengan penderita atau melalui pakaian, alat tidur, dan
handuk. Gejala utamanya adalah bercak putih tak terbatas, bersisik halus, dan dapat meluas
ke seluruh tubuh. Pada umumnya bercak putih tersebut tidak disertai rasa gatal.
Pencegahannya penyakit ini dapat dilakukan dengan mencap kebersihan individu,
menghindari kontak langsung penderita, dan menghindari penggunaan peralatan tidur,
mandi, serta pakaian penderita panu.
3.
Cara-cara Pencegahan Penyakit Menular secara Umum
a.

Mempertinggi nilai kesehatan.

Ditempuh dengan cara usaha kesehatan (hygiene) perorangan dan usaha kesehatan
lingkungan (sanitasi).
b.
Memberi vaksinasi/imunisasi
Merupakan usaha untuk pengebalan tubuh. Ada dua macam, yaitu :
Pengebalan aktif, yaitu dengan cara memasukkan vaksin ( bibit penyakit yang telah
dilemahkan), sehingga tubuh akan dipaksa membuat antibodi. Contohnya pemberian vaksin
BCG, DPT, campak, dan hepatitis.
Pengebalan pasif, yaitu memasukkan serum yang mengandung antibodi. Contohnya
pemberian ATS (Anti Tetanus Serum).
c.

Pemeriksaan kesehatan berkala

Merupakan upaya mencegah munculnya atau menyebarnya suatu penyakit, sehingga


munculnya wabah dapat dideteksi sedini mungkin. Dengan cara ini juga, masyarakat bisa
mendapatkan pengarahan rutin tentang perawatan kesehatan, penanganan suatu penyakit,
usaha mempertinggi nilai kesehatan, dan mendapat vaksinasi.

Selain cara di atas, gaya hidup sehat merupakan cara yang terpenting untuk mencegah
penyakit.
Untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik agar terhindar dari penyakit ada
beberapa cara, antara lain :
1.

Udara bersih, paru-paru pun sehat

Untuk terhindar dari gangguan pernapasan, hiruplah udara yang bersih dan sehat. Caranya
Tidak perlu repot mencari udara pegungungan, udara pagi pun sangat baik bagi paru-paru
Anda. Selain itu hindari pula udara tercemar, seperti asap rokok, asap kendaraan atau debu.
Bersihkan rumah dan ruangan kerja secara teratur, termasuk perabot, kipas angin dan AC.
2.

Banyak minum air putih

Air putih adalah yang terbaik dari minuman apapun. Biasakanlah minum air putih 8-10 gelas
per hari. Kebiasaan ini akan membantu menjaga kelancaran fungsi ginjal dan saluran kemih.
Upayakan untuk minum air hangat di malam hari dan air sejuk (bukan air es) di siang hari.
Tambahkan juga sedikit perasan jeruk lemon atau jeruk nipis. Selain baik untuk
menyegarkan diri, minuman ini sekaligus membantu mengeluarkan toksin dari dalam tubuh.
3.

Konsumsi menu bergizi dan seimbang

Pilihlah menu dengan gizi yang cukup, seimbang, dan bervariasi. Perbanyak konsumsi
sayuran hijau dan buah yang mengandung banyak serat dan zat gizi yang diperlukan tubuh
serat. Sebisa mungkin hindari junk food dan makanan olahan, serta kurangi konsumsi garam
dan gula. Satu lagi, jangan lupa sarapan pagi! Karena sarapan pagi dapat menunjang
aktifitas kita sepanjang hari.
4.

Seimbangkan antara kerja, olahraga dan istirahat

Kerja keras tanpa istirahat sama sekali tidak ada untungnya bagi Anda. Biasakan istirahat
teratur 7-8 jam pada malam hari, dan jangan sering begadang atau tidur terlalu malam.
Cobalah menggunakan waktu senggang untuk berolahraga ringan atau sekedar
melemaskan otot-otot persendian. Dengan berolahraga 2 3 kali per minggu, selama 30
45 menit, cukup membuat tubuh bugar dan stamina prima.
5.

Kontrol kerja otak

Otak, seperti halnya tubuh kita, dia juga butuh istirahat. Jangan terlalu memberi beban
terlalu banyak, karena otak pun memiliki memori yang terbatas. Lakukan kegiatan di waktu
senggang yang membuat otak bekerja lebih santai, misalkan melakukan hobi yang

menyenangkan, seperti melukis, membaca novel terbaru atau hanya sekedar


mendengarkan musik.
6.

Jalani hidup secara harmonis

Manusia merupakan mikrokosmos yang harus mematuhi alam sebagai makrokosmos jika ia
ingin tetap sehat. Gunakan akal sehat, itu kuncinya, jangan mengorbankan hidup dengan
menuruti kesenangan diri lewat kebiasaan hidup yang buruk dan beresiko. Misalkan, minumminuman keras, merokok atau menggunakan obat-obatan terlarang. Cobalah untuk
menjalani hidup secara harmonis, sebisa mungkin perkecil resiko terjadinya stres emosional
atau psikis.
7.

Gunakan suplemen gizi

Hanya jika perlu, tubuh kita memerlukan antioksidan (beta-karoten), vitamin C, vitamin E,
dan selenium. Semua zat ini dibutuhkan oleh tubuh untuk meningkatkan vitalitas dan
memperpanjang usia harapan hidup. Untuk memperolehnya banyak cara yang bisa
dilakukan.
Selain mengkonsumsi makanan segar, bisa juga dengan cara mengkonsumsi suplemen
kesehatan yang banyak dijual di pasaran. Sebaiknya, penggunaan suplemen makanan lebih
dianjurkan sebagai terapi alternatif saja dengan mengutamakan jenis suplemen makanan
yang sudah diteliti dan bermanfaat.
Share this:

Slide ke 2

Healthy Articles
Upaya Isolasi dan Karantina pada Penyakit Menular
Isolasi dilakukan terhadap penderita, isolasi menggambarkan pemisahan penderita
atau pemisahan orang atau binatang yang terinfeksi selama masa inkubasi dengan
kondisi tertentu untuk mencegah / mengurangi terjadinya penularan baik langsung
maupun tidak langsung dari orang atau binatang yang rentan. Sebaliknya, karantina
(q.v.) adalah tindakan yang dilakukan untuk membatasi ruang gerak orang yang
sehat yang diduga telah kontak dengan penderita penyakit menular tertentu.
CDC telah merekomendasikan suatu Unversal Precaution / Kewaspadaan Umum
yang harus diberlakkan untuk semua penderita baik yang dirawat maupun yang tidak
dirawat di Rumah Sakit terlepas dari apakah penyakit yang diderita penularanya
melalui darah atau tidak.
Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa darah dan cairan tubuh dari penderita
(sekresi tubuh biasanya mengandung darah, sperma, cairan vagina, jaringan,Liquor
Cerebrospinalis, cairan synovia, pleura, peritoneum, pericardial dan amnion) dapat
mengandung Virus HIV, Hepatitis B dan bibit penyakit lainnya yang ditularkan melalui
darah.

Tujuan daripada dilakukannya Kewaspadan Umum ini adalah agar para petugas
kesehatan yang merawat pasien etrhindar dari penyakit-penyakit yang ditularkan
melalui darah yang dapat menulari mereka melalui tertusuk jarum karena tidak
sengaja, lesi kulit, lesi selaput lendir.
Alat-alat yang dipakai untuk melindungi diri antara lain pemakaian sarung tangan,
Lab jas, masker, kaca mata atau kaca penutup mata. Ruangan khusus diperlukan jika
hygiene penderita jelek. Limbah Rumah Sakit diawasi oleh pihak yang berwenang.
Ada dua hal pokok yang dibutuhkan dan umum diterapkan dalam perawatan
penderita penyakit menular :

Cuci tangan dengan baik setelah memegang pasien atau memegang


peralatan yang terkontaminasi sebelum memegang pasien berikutnya.
Benda benda yang terkontaminasi oleh agen infeksius dibuang dengan
benar atau tempatkan dalam kantong yang diberi label sebelum dikirim untuk
dilakukan dekontaminasi atau diproses kembali.
Rekomendasi yang diberikan untuk isolasi penderita yang ada pada seksi 9B2 untuk
tiap-tiap penyakit mybe allude terhadap metode yang direkomendasikan oleh CDC
(CDC Guideline for Isolation Precaution in Hospital) merupakan category specific
isolation precaution sebagai tambahan terhadap Universal Precaution yang
didasarkan kepada cara-cara penularan penyakit tertentu.
Kategori-kategori tersebut adalah sebagai berikut :
1. Isolasi ketat; kategori ini dirancang untuk mencegah transmisi dari bibit penyakit
yang sangat virulen yang dapat ditularkan baik melalui udara maupun melalui kontak
lanngsung.
Cirinya adalah selain disediakan ruang perawatan khusus bagi penderita juga bagi
mereka yang keluar masuk ruangan diwajibkan memakai masker, lab jas, sarung
tangan.
Ventilasi ruangan tersebut juga dijaga dengan tekanan negatif dalam ruangan.
2. Isolasi kontak; Diperlukan untuk penyakit-penyakit yang kurang menular atau
infeksi yang kurang serius, untuk penyakit-penyakityang terutama ditularkan secara
langsung sebagai tambahan terhadap hal pokok yang dibutuhkan, diperlukan kamar
tersendiri, namun penderita dengan penyakit yang sama boleh dirawat dalam satu
kamar, masker diperlukan bagi mereka yang kontak secara langsung dengan
penderita, lab jas diperlukan jika kemungkinan terjadi kontak dengan tanah atau
kotoran dan sarung tangan diperlukan jika menyentuh bahan-bahan yang infeksius.
3. Isolasi pernafasan; Dimaksudkan untuk mencegah penularan jarak dekat
melalui udara, diperlukan ruangan bersih untuk merawat penderita, namun mereka
yang menderita penyakit yang sama boleh dirawat dalam ruangan yang sama.
Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang diperlukan, pemakaian masker
dianjurkan bagi mereka yang kontak dengan penderita, lab jas dan sarung tangan
tidak diperlukan.

4. Isolasi terhadap Tuberculosis (Isolasi BTA); Ditujukan bagi penderita TBC


paru dengan BTA positif atau gambaran radiologisnya menunjukkan TBC aktif.
Spesifikasi kamar yang diperlukan adalah kamar khusus dengan ventilasi khusus dan
pintu tertutup.
Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang dibutuhkan masker khusus tipe
respirasi dibutuhkan bagi mereka yang masuk ke ruangan perawatan, lab jas
diperlukan untuk mencegah kontaminasi pada pakaian dan sarung tangan atidak
diperlukan.
5. Kehati-hatian terhadap penyakit Enterie; Untuk penyakit-penyakit infeksi
yang ditularkan langsung atau tidak langsung melalui tinja. Sebagai tambahan
terhadap hal-hal pokok yang diperlukan, perlu disediakan ruangan khusus bagi
penderita yang hygiene perorangannya jelek. Masker tidak diperlukan jika ada
kecenderungan terjadi soiling dan sarung tangan diperlukan jika menyentuh bahanbahan yang terkontaminasi.
Karantina
Karantina merupakan pembatasan aktivitas yang ditujukan terhadap orang atau
binatang yang telah kontak dengan orang / binatang yang menderita penyakit
menular pada masa penularan. Tujuannya adalah untuk mencegah penularan
penyakit pada masa inkubasi jika penyakit tersebut benar-benar diduga akan terjadi.
Ada dua jenis tindakan karantina yaitu :
1. Karantina Absolut atau Karantina Lengkap : ialah pembatasan ruang gerak
terhadap mereka yang telah terpajan dengan penderita penyakit menular. Lamanya
pembatasan ruang gerak ini tidak lebih dari masa inkubsai terpajang penyakit
menular tersebut. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk mencegah orang ini kontak
dengan orang-orang lain yang belum terpajan.
2. Karantina yang dimodifikasi : Suatu tindakan selektif berupa pembatasan
gerak bagi mereka yang terpajan dengan penderita penyakit menular. Biasanya
pertimbangannya adalah perkiraan terhadap adanya perbedaan tingkat kerentanan
terhadap bahaya penularan. Modifikasi ini dilakukan untuk menghadapi situasi
tertentu. Sebagai contoh misalnya melarang anak-anak tertentu masuk sekolah.
Pengecualian terhadap anak-anak yang sudah dianggap kebal terhadap tindakantindakan tertentu yang ditujukan kepada anak-anak yang rentan. Pembatasan yang
dilakukan terhadap annggota militer pada pos-pos atau asrama-asrama militer.
Kegiatan karantina yang dimodifikasi meliputi :

Surveilans Individu, yaitu pengamatan medis yang ketat dilakukan


terhadap individu yang diduga terpajan dengan sumber penyakit agar timbulnya
gejala penyakit dapat segera diketahui tanpa membatasi ruang gerak mereka.
Segregasi, yaitu pemisahan sebagian kelompok (orang atau binatang) dari
induk kelompoknya dengan tujuan dan pertimbangan khusus agar dapat dilakukan
pengamatan dengan baik; pemisahan anak-anak yang rentan dari anak-anak yang
sudah kebal; pembuatan perbatasan penyangga yang sanitair untuk melindungi
mereka yang belum terinfeksi dari mereka yang sudah terinfeksi.

Slide 3

Healthy Articles
Tiga Cara Penularan Penyakit Infeksi
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit tertentu atau
oleh produk toxin yang didapatkan melalui penularan bibit penyakit atau toxin yang
diproduksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang terinfeksi, dari binatang atau
dari reservoir kepada orang yang rentan; baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui tumbuh-tumbuhan atau binatang, melalui vector atau melalui
lingkungan.
Penularan penyakit infeksi adalah mekanisme dimana penyakit infeksi ditularkan dari
suatu sumber atau reservoir kepada seseorang. Penularan ini dapat terjadi melalui
tiga
cara
sebagai
berikut
:
1.

Penularan

Langsung

Mekanisme ini menularkan bibit penyakit langsung dari sumbernya kepada orang
atau binatang lain melalui Port dentre. Hal ini bisa melalui kontak langsung seperti
melalui sentuhan, gigitan, ciuman, hubungan seksual, percikan yang mengenai
conjunctiva, selaput lendir dari mata, hidung atau mulut pada waktu orang lain
bersin, batuk, meludah, bernyanyi atau bercakap (biasanya pada jarak yang kurang
dari
1
meter).
2.
a.

Penularan
Penularan

Tidak
Melalui

Langsung
Alat

Alat yang terkontaminasi seperti mainan anak-anak, saputangan, kain kotor, tempat
tidur, alat masak atau alat makan, instrumen bedah atau duk; air, makanan, susu,
produk biologis seperti darah, serum, plasma, jaringan organ tubuh, atau segala
sesuatu yang berperan sebagai perantara dimana bibit penyakit di angkut dibawa
kepada orang / binatang yang rentan dan masuk melalui Port dentre yang sesuai.
Bibit penyakit tersebut bisa saja berkembang biak atau tidak pada alat tersebut
sebelum
ditularkan
kepada
orang
/
binatang
yang
rentan.
b.

Penularan

Melalui

Vektor

(i) Mekanis : Cara mekanis ini meliputi hal-hal yang sederhana seperti terbawanya
bibit penyakit pada saat serangga merayap ditanah baik terbawa pada kakinya atau
pada belalainya, begitu pula bibit penyakit terbawa dalam saluran pencernaan
serangga.
Bibit
penyakit
tidak
mengalami
perkembangbiakan.
(ii) Biologis : cara ini meliputi terjadinya perkembangbiakan (propagasi / multiplikasi),
maupun melalui siklus perkembangbiakan atau kombinasi kedua-duanya.
(cyclopropagative) sebelum bibit penyakit ditularkan oleh serangga kepada orang /
binatang
lain.

Masa inkubsi ekstrinsik diperlukansebelum serangga menjadi infektif. Bibit penyakit


bisa ditularkan secara vertikal dari induk serangga kepada anaknya melalui telur
(transovarium transmission); atau melalui transmis transtadial yaitu Pasasi dari
satu stadium ke stadium berikutnya dari siklus hidup parasit didalam tubuh serangga
dari
bentuk
nimfe
ke
serangga
dewasa.
Penularan dapat juga terjadi pada saat serangga menyuntikkan air liurnya waktu
menggigit atau dengan cara regurgitasi atau dengan cara deposisi kotoran serangga
pada kulit sehingga bibit penyakit dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui luka
gigitan serangga, luka garukan. Cara penularan seperti ini bukanlah cara penularan
mekanis yang sederhana sehingga serangga yang menularkan penyakit dengan cara
ini
masih
bisa
disebut
sebagai
vektor
penyakit.
3.

Penularan

Melalui

Udara

Penyebaran bibit penyakit melalui Port dentre yang sesuai, biasanya saluran
pernafasan. Aerosol berupa berupa partikel ini sebagian atau keseluruhannya
mengandung mikro organisme. Partikel ini bisa tetap melayang-layang diudara dalam
waktu yang lama sebagian tetap infektif dan sebagian lagi ada yang kehilangan
virulensinya. Partikel yang berukuran 1 5 micron dengan mudah masuk kedalam
alveoli
dan
tertahan
disana.
Percikan (droplet) dan partikel besar lainnya tidak dianggap sebagai penularan
melalu
udara
(airborne);
(lihat
Penularan
Langsung)
a. Droplet Nuclei
Biasanya berupa residu ukuran kecil sebagai hasil penguapan dari cairan percikan
yang
dikeluarkan
oleh
inang
yang
terinfeksi.
Droplet Nuclei ini bisa secara sengaja dibuat dengan semacam alat, atau secara
tidak sengaja terjadi di labortorium mikrobiologi dan tempat pemotongan hewan, di
tempat perawatan tanaman atau di kamar otopsi. Biasanya Droplet Nuclei ini
bertahan
cukup
lama
di
udara.
b. Debu
Partikel dengan ukuran yang berbeda yang muncul dari tanah (misalnya spora jamur
yang dipisahkan dari tanah oleh udara atau secara mekanisme), dari pakaian, dari
tempat tidur atau kutu yang tercemar.

Anda mungkin juga menyukai