Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 1 BLOK 5.3

PENGAMPU:

dr. ANGGELIA PUSPASARI


KELOMPOK VII:

PAZKA ANASTASIA GULTOM

G1A114066

RAHAYU OKTALIANI

G1A114068

SHINTA LAKSMI S

G1A114070

KHOIRUNNISA SARABAYAN P

G1A114072

ELMIRA NITA QAINY

G1A114073

RACHILLA ARANDITA S

G1A114080

MUTIA RAMADHANI S.L

G1A114081

WULAN REKSA FORTUNA

G1A114085

M AINUN NAJIB

G1A114086

M HERPIAN NUGRAHADIL

G1A114087

HANIFA AZZAHRA

G1A114089

PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016

SKENARIO
F, anak laki-laki, 22 bulan, BB: 4,8 kg, PB: 60 cm, di bawa ke RS karena tidak
mau makan. Orang tua An. F khawatir karena badan anaknya semakin lama
semakin kurus. Selama ini berat badannya selalu di bawah garis merah
berdasarkan KMS. Saat ini anak tampak lemas, sangat kurus, mata cekung,
perut,muka dan kaki kelihatan semakin membesar, rambut tipis, mudah rontok
dan bibir kering. Menurut ibu, An.F juga sering diare. Saat ini An.F belum bisa
berjalan, dan belum bisa duduk. An.F adalah anak ke-5 dari 5 bersaudara. Ibu F
mengatakan bahwa pertumbuhan An.F lebih lambat dibandingkan dengan
kakaknya. Pendidikan terakhir orangtua An.F adalah SD, ayah bekerja sebagai
buruh dan ibu tidak bekerja. Waktu lahir berat badan An.F 2kg dan panjang
badan 40cm, lahir spontan ditolong oleh bidan. Sejak lahir anak diberi ASI saja
selama 6 bulan dan setelah itu diberi makanan pendamping ASI seadanya, tidak
diberi susu formula. Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak apatis, konjungtiva
palpebra anemis, wajah tampak seperti orangtua. Rambut kemerahan dan
mudah dicabut, perut buncit, otot-otot kaki atrofi, edema tibia (+), crazy
pavement dermatosis(+), baggy pants(+). Dokter kemudian mencoba memberi
tahu status gizi anak dengan menggunakan standar antropometri penilaian
status gizi anak(WHO-NCHS dan CDC). Apa yang terjadi pada An.F? Bagaimana
penatalaksanaannya?

KLARIFIKASI ISTILAH
1. KMS

:Kartu menuju sehat untuk melihat pertumbuhan

anak.1
2. Diare
yang yang

:Frekuensi dan konsistensi pengeluaran feses

3. Apatis
dan acuh

berlebih dan kekentalan


feses kurang
1
(abnormal).
:Yaitu keadaan di mana pasien tampak segan

tak acuh terhadap lingkungannya.1


4. Konjungtiva Palpebra Anemis
:Kondisi membran halus yang melapisi
kelopak mata
dan menutupi bola mata yang berwarna pucat. 1
5. Atrofi
:Pelisutan; mengecilnya sel, jaringan, organ atau
bagian
tubuh.1

6. Crazy Pavement Dermatosis


:Kelainan kulit berupa bercak merah muda
yang meluas dan
berubah warna menjadi coklat kehitaman dan
terkelupas.1
7. Baggy Pants
:Mengendornya
bagian bokong karena

proses lipolisis.1
8. Antropometri
dengan pengukuran

:Ilmu pengetahuan yang berurusan


besar,berat dan proporsi tubuh manusia.1

IDENTIFIKASI MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Apa makna klinis An.F 22 bulan dengan BB 4.8 kg dan PB=60 cm ?


Apa makna klinis tidak nafsu makan pada An.F ?
Apa faktor penyebab An.F tidak nafsu makan ?
Bagaimana mekanisme An.F semakin lama semakin kurus ?
Apa makna klinis BB An.F dibawah garis merah KMS ?
Berapa BB ideal anak sesuai usia berdasarkan kurva WHO ?
Bagaimana cara membaca kartu KMS yang baik dan benar ?
Apa makna klinis dan mekanisme dari semua keluhan dan symptoms yang

dialami An.F ?
9. Apa saja penyakit yang ditandai dengan keluhan dan symptoms yang
dialami An.F ?
10.Bagaimana mekanisme dan faktor penyebab keluhan An.F dengan diare
yang dialaminya ?
11. Mengapa An.F belum bisa duduk dan berjalan pada usia 2 bulan serta apa
kemungkinan penyebab ?
12.Apa saja faktor penyebab pertumbuhan An.F lebih lambat dari saudaranya
?
13.Apakah hubungan keluhan dengan status sosial ekonomi keluarga An.F ?
14.Apa makna klinis BBL 2 kg dan PBL 40 cm pada An.F ?
15.Apakah ada hubungan Panjang badan lahir dengan intrauterina fetal
retardation ?
16.Apakah ada hubungan keluhan dan tanda dengan diberikannya ASI selama
6 bulan, MPASI seadanya dan tanpa pemberian susu formula pada An.F ?
17.Apa MPASI yang tepat diberikan pada anak sesuai usianya ?
18.Bagaimana cara mengukur status gizi An.F sesuai standar WHO, NHCS dan
CDC ?
19.Bagaimana kebutuhan gizi anak sesuai usia ?
20.Apa modalitas untuk pengukuran perkembangan sesuai intrumen KPSP
dan DDS ?

21. Jelaskan kurva antropometri berdasarkan ketentuan WHO, NHCS dan


CDC !
22.Bagaimana alur penegakan diagnosis dari An.F ?
23.Apa saja diagnosis banding dari keluhan dan symptom An.F ?
24.Apa yang terjadi pada An.F ?
25.Apa defenisi pada penyakit An.F ?
26.Apaetiologi pada penyakit An.F?
27.Apaepidemiologi pada penyakit An.F?
28.Bagaimana patogenesis danpatofisiologipada penyakit An.F?
29.Apamanifestasi klinisnya dari penyakit An.F ?
30.Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit An.F?
31.Bagaimana komplikasi dari penyakit An.F?
32.Bagaimana prognosis dari penyakit An.F?
33.Bagaimana edukasi dan pencegahan dari penyakit An.F?

ANALISIS MASALAH
1. Apa makna klinis An.F 22 bulan dengan BB 4.8 kg dan PB=60 cm ?
Jawab :
An. F mengalami gizi buruk. Anak usia 22 bulan dengan BB 4 kg dan
PB 60 cm, merupakan suatu keadaan yang abnormal, yang menndakan
adanya gangguan dalam pertumbuhan tubuh anak. Dilihat dari BB anak
saat usia 22 bulan seharusnya mencapai 8 kg dan PB anak normalnya
72 cm. Jumlah ini diperoleh dari tabel pola pertumbuhan fisik dinama
berat badan Anak saat usia 22 bulan atau mendekati 24 bulan BB anak
adalah berat lahir berlipat 4 (bl anak 2 kg) jadi 2kg dikalikan 4 sama
dengan 8 kg. Sedangkan panjang badan saat akhirtahun pertama akan
bertambah 50% dari PB (PB anak 40 cm, 50% nya = 20 cm) dan saat
memasuki tahun kedua panjang badan anak akan bertamah 5 inchi / 12
cmjadi kira-kira panjang badan anak = 40 +20+12 cm = 72 cm.
Sumber: M.abraham rudolph dkk. 2006. Buku Ajar Pediatri
Rudolph Edisi 20 .volum 1. EGC. Jakarta.
2. Apa makna klinis tidak nafsu makan pada An.F ?
Jawab :
An. F mengalami malnutrisi, akibatnya sel-sel

kekurangan nutrisi

yang menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung sehingga vili-vili


usus berkurang, akhirnya penyerapan nutrisi pun terganggu selain itu juga
akibat

terganggunya

konduksi

yang

menghantarkan

impuls

ke

hypothalamus sebagai rangsangan lapar, akibatnya anak tidak mau


makan. Nelson. 2000.IlmuKesehatanAnak. Jakarta: EGC.
3. Apa faktor penyebab An.F tidak nafsu makan ?
Jawab :
Penyebab kesulitan makanan itu sangatlah

banyak.

Semua

gangguan fungsi organ tubuh dan penyakit bias berupa adanya kelainan
fisik, maupun psikis dapat dianggap sebagai penyebab kesulitan makan

pada anak. Kelainan fisik dapat berupa kelainan organ bawaan atau infeksi
bawaan sejak lahir dan infeksi didapat dalam usia anak.
Secara umum penyebab umum kesulitan makan pada anak
dibedakan dalam 3 faktor, diantara nya adalah hilang nafsu makan,
gangguan proses makan di mulut dan pengaruh psikologis. Beberapa
factor tersebut dapat berdiri sendiri tetapi sering kali terjadi lebih dari 1
faktor. Penyebab paling sering adalah hilangnya nafsu makan, diikuti
gangguan proses makan. Sedangkan factor psikologis yang dulu dianggap
sebagai penyebab utama, mungkin saat mulai ditinggalkan atau sangat
jarang.
Gangguan proses makan di mulut
Gangguan saluran pencernaan
Gangguan psikologis
Sumber : .Agus Firmansyah.Aspek. Gastroenterology problem makan
pada bayi dan anak. Pediatric Nutrition Update, 2003.
4. Bagaimana mekanisme An.F semakin lama semakin kurus ?
Jawab :
Kurangnya intake makanan menyebabkan berkurangnya asupan
nutrisi bagi tubuh, sehingga
melakukan

proses

(proteolisis,lipolisis,dsb

tubuh melakukan kompensasi dengan

katabolisme
),sehingga

bisa

yaitu
menghasilkan

Glukoneogenesis
glukosa

untuk

energi. Proses ini menyebakan cadangan lemak dan protein di bagian


tubuh seperti di subkutan dan otot menjadi habis, kemudian terjadi atropi
otot dimana sel-sel kekurangan asupan dan mengalami kematian itulah
yang menyebabkan sehingga anak menjadi kurus.
Corry, S. Matondang, dkk. 2003. Diagnosis Fisis Pada Anak. Edisi
2. Jakarta: PT Sagung Seto.
5. Apa makna klinis BB An.F dibawah garis merah KMS ?
Jawab :
Berdasarkan skenario umur anak 22 bulan dan berat badan hanya
4,8 kg berdasarkan grafik berada pada garis dibawah pita merah (pada
gambar di bawah ini ditunjukkan oleh tanda panah) artinya anak
mengalami gizi buruk.1

Sumber:
Sedyaningsih,
Republik

Endang

Indonesia

Rahayu.
Tentang

2010.

Peraturan

Pnggunaan

Menteri

Kartu

Kesehatan

Menuju

Sehat.

http://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2012/07/PMK-No.-155-ttg-Penggunaan-KartuMenuju-Sehat-KMS-Bagi-Balita.pdf. Diakses pada 29 November 2016.


6. Berapa BB ideal anak sesuai usia berdasarkan kurva WHO ?
Jawab:

Berdasarkan kurva dan table diatas, berat badan ideal terhadap umur An. F usia
22 bulan berkisar antara 10,6 kg 11,8 kg.
Sumber :
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2013. Kurva Pertumbuhan WHO diakses
tanggal
28
November
2016
pukul
20.05
WIB
melalui
http://www.idai.or.id/professional-resources/growth-chart/kurvapertumbuhan-who
7. Bagaimana cara membaca kartu KMS yang baik dan benar ?
Jawab :
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan
normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menuru tumur.
Cara menggunakan KMS :
Langkah-langkah pengisian KMS adalah sebagai berikut :
1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin.
KMS Anak Laki-Laki untuk anak laki-laki dan KMS Anak Perempuan untuk
anak perempuan.
2. Mengisiidentitasanakdan orang tuapadahalamanmuka KMS.

Contoh,

catatan

data

identitas Aida Fitri adalah


sebagai

berikut

3. Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak


a. Tulis bulan lahir anak pada kolom umur 0 bulan
b. Tulis semua kolom bulan penimbangan
berikutnya secara berurutan.

c. Apabila anak tidak diketahui tanggal


kelahirannya, tanyakan perkiraan umur
anak tersebut.
d. Tulis bulan saat penimbangan pada kolom
sesuai umurnya.
e. Tulis semua kolom bulan penimbangan
berikutnya secara berurutan.

4. Meletakkan titik berat badan dan membuat garis pertumbuhan


anak

a. Letakkan (plot) titik berat badan hasil penimbangan.

Tulis berat badan di bawah


kolom

bulan

saat

penimbangan
Letakkan titik berat badan
pada titik temu garis tegak
(umur)
(berat

dan

garis

datar
badan).

b. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu Jika bulan
sebelumnya anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan lalu
dengan bulan ini dalam bentuk garis lurus.

5. Mencatat setiap kejadian yang dialami anak

6. Menentukan status pertumbuhan anak


Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu
dengan menilai garis pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan
berat badan anak dibandingkan dengan Kenaikan Berat Badan Minimum
(KBM). Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan adalah seperti
tertera sebagai berikut:

7. Mengisi catatan pemberian imunisasi bayi

Tanggal

imunisasi

diisi

oleh

petugas kesehatan setiap kali


setelah imunisasi diberikan.

8.

Mengisi catatan pemberian


kapsul vitamin A

Tanggal diisi oleh kader sesuai


dengan

tanggal

dan

bulan

pemberian kapsul vitamin A


oleh

kader.

9.
Isi kolom Pemberian ASI
Eksklusif Beri tanda ()
bila pada bulan tersebut
bayi masih diberi ASI saja,
tanpa

makanan

dan

minuman lain. Bila diberi


makanan lain selain ASI,
bulan tersebut dan bulan
berikutnya
tanda (-).

diisi

dengan

SUMBER :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita
[internet]. 2010 [cited 2016 Nov 24]. Available
from :http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/PedomanPenggunaan-KMS_SK-Menkes.pdf
8. Apa makna klinis dan mekanisme dari semua keluhan dan symptoms yang

dialami An.F ?
Jawab :
Apatis
: An. F mengalami malnutrisi,dimana kadar kalori dan protein
berkurang didalam tubuh sehingga glukosa darah berkurang. Asupan
glukosa ke otak pun berkurang sehingga terjadi gangguan metabolisme di

otak dan terjadi penurunan kesadaran.


Konjungtiva palpebra anemis : An. F mengalami malnutrisi karena
intake makan berkurang kedalam tubuh termasuk vitamin dan mineral
seperti Fe, As. Folat, dan vitamin. Kurangnya vitamin dan mineral inilah
yang menyebabkan aliran darah ke konjungtiva berkurang sehingga

didapatkan konjungtiva anemis.


Wajah seperti orang tua : karena intake makanan yang berkurang
tubuh mengambil energi dari cadangan makanan lemak dan protein untuk
diubah menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis. Pada hal ini
lemak dibawah kulit wajahnya berkurang dan wajah tampak seperti orang

tua.
Rambut tipis dan rontok : karena kekurangan protein, vitamin A,C, E
yang merupakan nutrisi penting pada rambut. Protein berguna untuk
regenerasi dan pembentukan jaringan rambut. Vitamin C akan digunakan
untuk reduksi prolin menjadi hidroksi prolin untuk pembentukan kolagen.
Penurunan

serum

asam

amino

esensial

dan

non

esensial

akan

menurunkan sekresihidroksi prolin yang digunakan unruk pembentukan

kolagen sehingga rambut mudah dicabut dan rontok.


Perut, muka dan kaki membesar: asupan asam amino yang tidak
memadai dari protein dapat mengganggu sintesis albumin serta protein
lain oleh hati sehingga menyebabkan hipoalbuminemia yang berdampak
pada penurunan konsentrasi protein plasma sehingga tekanan onkotik
menurun yang mengakibatkan peningkatan filtrasi kapiler diseluruh tubuh
sehingga menyebabkan keluarnya cairan plasma menuju jaringan. Cairan

plasma terakumulasi dalam jaringan akan mengakibatkan terjadinya

oedem.
Atrofi otot

sel-sel otot kekurangan nutrisi terjadi apoptosis lalu terjadi atropi otot.
Crazy pavement dermatosis : Karena ketika terjadi defisiensi protein
dalam

: Malnutrisi menyebabkan gangguan metabolisme sehingga

jumlah

yang

tinggi

dan

jangka

waktu

yang

lama

akan

menyebabkan crazy pavement (+). Selain itu karena gizi buruk akibat
kurang nya mikro nutrient berupa Zn sehingga

adanya penekanan dan

diikuti pelembapan oleh keringat dan terjadi Crazy Pavement Dermatosis.


Baggy pants
: Kurang asupan makanan (karbohidrat) menyebabkan
pemecahan sumber enargi lemak dan protein (glukoneogenesis) pada
jaringan lemak menjadi asam lemak, gliserol dan badan keton sehingga
lemak yang banyak di pantat berkurang karena itulah terjadi baggy pants.

Sumber :
1. Kumar Vinay dkk (editor).Robbins & Cotran Dasar Patologis
Penyakit. Edisi 7. Jakarta : EGC. halaman 461-463
2. Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Bina Kesehatan
Masyarakat,
DirektoratGizi
Masyarakat.2006.
Buku
Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku I. Jakarta:Departemen
Kesehatan
3. Price, Sylvia A. And Lorraine M.Wilson. 2012. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC
4. Guyton, Arthur and Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
Edisi 11. Jakarta : EGC
9. Apa saja penyakit yang ditandai dengan keluhan dan symptoms yang
dialami An.F ?
Jawab :
Gizi buruk
Diare
TBC
HIV
Sumber. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran.
10.Bagaimana mekanisme dan faktor penyebab keluhan An.F dengan diare
yang dialaminya ?
Jawab :
Gejala saluran pencernaan merupakan gejala penting pada penderita
Kwashiorkor-Marasmus. Pada anoreksia yang berat penderita menolak
segala macam makanan, hingga ada kala nya makanan hanya dapat
diberikan melalui sonde lambung. Diare tampak pada sebagian besar
penderita, dengan feses yang cair dan mengandung banyak asam laktat

karena mengurangnya produksi lactase dan enzim disakaridase lain. Ada


kalanya diare demikian disebabkan pula oleh cacing dan parasit lain.
Referensi
Pudjiadi Solihin. Penyakit KEP (kurang Energi dan Protein) dari
Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi keempat. Fakultas Kedokteran
Univesitas Indonesia. Jakarta. 2005 : 95-137.
11. Mengapa An.F belum bisa duduk dan berjalan pada usia 2 bulan serta apa
kemungkinan penyebab ?
Jawab :

An.

mengalami

malnutrisi

sehingga

intake

makanan

akan

menurun , memacu tubuh untuk melakukan glukoneogenesis,


proteolisis,

lipolisis

sehingga

cadangan

lemak

dan

protein

berkurang. Cadangan lemak dan protein berkurang tersebut akan


menyebabkan atropi otot sehingga An. F tidak bisa berjalan dan
duduk.
Sumber : Guyton, Arthur and Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC

12.Apa saja faktor penyebab pertumbuhan An.F lebih lambat dari saudaranya
?
Jawab :
Berdasarkan

scenario,

glukoneogenesis,

an.F

proteolisis,

Malnutrisi
lipolisis,

cadangan

intake

menurun

lemak

dan

protein

berkurang atropi otot tidak bisa duduk dan berjalan sehingga lebih

lambat dari saudaranya.


Faktor-faktor penyebab pertumbuhan lambat
Faktor heriditer/ genetic
Faktor heriditer Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi
pada individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin
bertambah dan secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi
baik secara kognitif, psikososial maupun spiritual. Merupakan faktor
keturunan secara genetik dari orang tua kepada anaknya. Faktor ini tidak
dapat berubah sepanjang hidup manusia, dapat menentukan beberapa
karkteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan
fisik, dan beberapa keunikan sifat dan sikap tubuh seperti temperamen.
Faktor ini dapat ditentukan dengan adanya intensitas dan kecepatan
dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.
Potensi genetik yang berkualitas hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan yang positif agar memperoleh hasil yang optimal.

Faktor Lingkungan/ eksternal


Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi individu setiap hari
mulai lahir sampai akhir hayatnya, dan sangat mempengaruhi tercapinya
atau tidak potensi yang sudah ada dalam diri manusia tersebut sesuai
dengan genetiknya. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi
menjadi 2 yaitu :
-Lingkungan pranatal (faktor lingkungan ketika masihdalam kandungan).
Faktor pranatal yang berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu hamil,
faktor mekanis, toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress,
imunitas, dan anoksia embrio.
-Lingkungan postnatal ( lingkungan setelah kelahiran ). Lingkungan

postnatal dapat di golongkan menjadi :


1. Lingkungan biologis, meliputi ras, jenis

kelamin,

gizi,

perawatan

kesehatan, penyakit kronis, dan fungsi metabolisme.


2. Lingkungan fisik, meliputi sanitasi, cuaca, keadaan rumah, dan radiasi.
3. Lingkungan psikososial, meliputi stimulasi, motivasi belajar, teman
sebaya, stress, sekolah, cinta kasih, interaksi anak dengan orang tua.
4. Lingkungan keluarga dan adat istiadat, meliputi pekerjaan atau
pendapatan keluarga, pendidikan orang tua, stabilitas rumah tangga,

kepribadian orang tua.


Faktor Status Sosial ekonomi
Status sosial ekonomi dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan status sosial yang tinggi
cenderung lebih dapat tercukupi kebutuhan gizinya dibandingkan dengan

anak yang lahir dan dibesarkan dalam status ekonomi yang rendah.
Faktor nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang
kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang,
anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak,
mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak di penuhi maka

proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat.


Faktor kesehatan
Status kesehatan dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh kembang.
Pada anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk tumbuh
kembang sangat mudah. Namun sebaliknya, apabila kondisi status

kesehatan kurang baik, akan terjadi perlambatan.


Sumber : Price, Sylvia A. And Lorraine M.Wilson. 2012. Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC
13.Apakah hubungan keluhan dengan status sosial ekonomi keluarga An.F ?
Jawab :
a. Pola makan (Makanan pendamping ASI seadanya)

Protein dan karbohidrat adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk
tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung
kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asama
amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapat
protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak
memperoleh ASI protein dari sumber-sumber lain (susu, telur, keju,
tahu dan lain-lain ) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu
mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap
terjadinya kwashiorkor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan
pengganti ASI.
b. Faktor sosial budaya (ayah bekerja sebagai buruh)
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi,
keadaan sosial dan politik yidak stabil, ataupun adanya pantangan
untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlangsung turuntemurun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya gizi buruk.
c. Faktor ekonomi (Penghasilan seadanya)
Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak
terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan
proteinnya.
d. Faktor pendidikan orangtua (orang tuan An. F hanya tamat SD)
Pendidikan orangtua yang rendah membuat ketidaktahuan orangtua
akan kebutuhan gizi anaknya.
Nelson. 2000.IlmuKesehatanAnak. Jakarta: EGC.
14.Apa makna klinis BBL 2 kg dan PBL 40 cm pada An.F ?
Jawab :
Waktu lahir berat badan Anak F 2kg dan panjang badan 40 cm.
Normalnya berat badan bayi baru lahir berkisar 2,5 4 kg untuk bayi lahir
matur, yang berarti dapat dikatakan berat badan An.F saat lahir belum
mencukupi nilai normal atau dapat diartikan berat badan An.F adalah
kurang. Untuk panjang badan bayi baru lahir normalnya berkisar 45-55
cm, yang berarti dapat dikatakan panjang badan An.F saat lahir kurang
dari nilai normal.Yang dalam hal ini, An.F dikatakan mengalami gizik buruk
sejak lahir, penyebabnya bias karena faktor dari ibu yaitu kurang asupan
nutrisi yang

baik dari ibu akibat faktor sosial ekonomi yang tidak

memadai pada orang tua An.F ini.


Sumber :

1. Anonym. 2011. Panjang Badan Bayi Usia 0-12 Bulan [Diakses tanggal 29
november 2016 dari URL http://www.ibudanbalita.com/diskusi/PANJANGBADAN-BAYI-USIA-0-12-BULAN]
Anonym. Berat Badan Bayi Menurun, Normalkan? [Diakses tanggal 29
November

2016

dari

URL

http://www.bidanku.com/berat-badan-bayi-

menurun-normalkah]
15.Apakah ada hubungan Panjang badan lahir dengan intrauterina fetal
retardation ?
Jawab :
Pertumbuhan janin terhambat merupakan suatu bentuk deviasi atau
reduksi pola pertumbuhan janin. Yang terjadi pada IUGR adalah proses
patologi yang menghambat janin mencapai potensi pertumbuhannya.
Intra Uterine Growth Restriction (IUGR) merupakan suatu keadaan dimana
janin tidak mampu

berkembang sesuai dengan ukuran normal akibat

adanya gangguan nutrisi dan oksigenase, atau dengan kata lain suatu
keadaan yang dialami bayi dengan berat badan lahir dibawah batasan
tertentu dari umur kehamilannya.
Menurut Gordon (2005), pertumbuhan janin terhambat (Intrauterine
growth restriction) diartikan sebagai suatu kondisi dimana janin berukuran
lebih kecil dari standar ukuran biometri normal pada usia kehamilan.
Kadang pula istilah PJT sering diartikan sebagai kecil untuk masa
kehamilan-KMK (small for gestational age). Umumnya janin dengan PJT
memiliki taksiran berat dibawah persentil ke-10. Artinya janin memiliki
berat kurang dari 90 % dari keseluruhan janin dalam usia kehamilan yang
sama. Janin dengan PJT pada umumnya akan lahir prematur (<37 minggu)
atau dapat pula lahir cukup bulan (aterm, >37 minggu). Bila berada di
bawah presentil ke-7 maka disebut small for gestational age (SGA), di
mana bayi mempunyai berat badan kecil yang tidak menimbulkan
kematian perinatal.
Penyebab multifaktor

dari

IUGR

ini

disebabkan

oleh

tiga

kemungkinan yaitu gangguan fungsi plasenta, faktor ibu ; dimana


berkurangnya suplai oksigen atau asupan gizi, faktor janin; dimana
penurun kemampuan janin untuk menggunakan asupan gizi. Plasenta
memainkan

peranan

penting

dalam

dua

kategori

yang

pertama.

Perkembangan abnormal, berkurangnya perfusi, dan disfungsi vili vili


plasenta sering mengakibatkan IUGR, khususnya pada tipe simetris. Pada
plasenta dari ibu dengan hipereklamsi terjadi invasi sitotrofoblas yang
dangkal

pada rahim dan

diferensiasi

sitotrofoblas

yang

abnormal.

Kegagalan invasi sitotrofoblas ini akan mencegah remodeling desidual


distal menyebabkan berkurangnya perfusi maternal-vili plasenta, hipoksia
plasenta setempat yang akan mengakibatkan terjadinya IUGR. Disfungsi
vili plasenta yang disebabkan oleh apoptosis pada trofoblas, stress
oksidatif, infark dan kerusakan sitokinin akan mengakibatkan terjadinya
angiogenesis yang tidak menentu pada plasenta, sehingga menghambat
pemulihan dari plasenta.
Fase hiperplasia dimulai pada awal perkembangan janin, kemudian
secara

bertahap

terjadi

pergeseran

ke

fase

hipertopi.

Gangguan

pertumbuhan pada malnutrisi yang terjadi selama fase hiperplasia akan


menyebabkan berkurangnya jumlah sel yang sifatnya permanen (IUGR
simetris).

Malnutrisi

yang

terjadi

selama

fase

hipertropi

akan

menyebabkan berkurangnya ukuran sel, yang sifatnya reversibel (IUGR


asimetris). Apabila malnutrisi terjadi pada fase hiperplasia dan hipetropi
akan

menyebabkan

berkurangnya

jumlah

dan

ukuran

sel

(IUGR

kombinasi).
PERKEMBANGAN PJT INTRAUTERIN
Peningkatan rasio berat plasenta terhadap berat lahir ditimbulkan oleh
kondisi diet rendah nutrisi terutama protein
1. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
Pada

kondisi

awal

kehamilan

pertumbuhan

embrio

dan

trofoblas

dipengaruhi oleh makanan. Studi pada binatang menunjukkan bahwa


kondisi

kekurangan

pertumbuhan

dan

nutrisi

sebelum

perkembangan.

implantasi
Kekurangan

bisa

menghambat

nutrisi

pada awal

kehamilan dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris.


Hal sebaiknya terjadi kondisi percepatan pertumbuhan pada kondisi
hiperglikemia pada kehamilan lanjut.
2. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan
Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi
bisa juga terjadi peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai kompensasi.
Didapati ukuran plasenta yang luas.
3. Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan

Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi


antara janin dengan plasenta. Efek kekurangan makan tergantung pada
lamanya kekurangan. Pada kondisi akut terjadi perlambatan pertumbuhan
dan kembali meningkat jika nutrisi yang diberikan membaik. Pada kondisi
kronis mungkin telah terjadi proses perlambatan pertumbuhan yang
irreversibel.
Pengaruh IUGR juga sering mempengaruhi masa anak-anak dan
dewasa. Selama periode masa kanak-kanak, terjadi peningkatan risiko
cerebral palsy, pertumbuhan terlambat, perawakan pendek dan gangguan
perkembangan

saraf.

Angelica

et

al.

Menjelaskan

fenomena

yang

mengacu pada dampak negatif dari peristiwa intrauterin atau perinatal


pada pengembangan organ janin dengan

kemungkinan

peningkatan

kerentanan penyakit di usia dewasa. Dalam kehidupan dewasa, individu


yang memiliki riwayat IUGR tercatat memiliki insiden yang lebih tinggi
mengalami hipertensi, diabetes, obesitas, penyakit arteri koroner,stroke
dan sindrom metabolik.

Suhag
(IUGR),

A,

Berghella

etiology

and

V.

Intrauterine

growth

restri ction

diagnosis. Curr Obstet Gynecol Rep

(2013) 2:102-11
Hasibuan, Dessy S. Volume dan Sekresi Ginjal pada Pertumbuhan
Janin Terhambat dan Normal dengan Pemeriksaan Ultrasonografi.

Departemen Obstetri dan Ginekologi FK USU. Medan . 2009


Sasongko W, 2009. Pertumbuhan Janin Terhambat. Diakses

tanggal 16 Februari 2015 dari situs www.botefilia.com


16.Apakah ada hubungan keluhan dan tanda dengan diberikannya ASI selama
6 bulan, MPASI seadanya dan tanpa pemberian susu formula pada An.F ?
Jawab :
Pemberian hanya ASI saja, segera setelah bayi lahir sampai umur 6
bulan tanpa makanan atau cairan lain termasuk air putih, kecuali obat dan
vitamin disebut ASI eksklusif. Dimana ASI ekslusif berfungsi untuk
mencukupi gizi bayi.
Komposisi kolostrum dan ASI (setiap 100 ml)

Setelah umur 6 bulan, setiap bayi membutuhkan makanan lunak yang


bergizi yang sering disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pada skenario
ini An. F mendapatkan MP ASI seadanya.
Susu formula umum adalah formula yang disediakan untuk bayi sehat
maupun sakit dengan penyakit non metabolik sebagai pengganti ASI.
Susu formula khusus adalah formula yang disediakan untuk bayi atau
anak dengan penyakit metabolik bawaan atau didapat, seperti maldigesti,
malabsorbsi, dan gangguan enzim maupun hormonal. 2
Pada kasus ini dengan BB lahir anak yang awalnya 2 kg dimana
kemungkinan bayi lahir prematur atau bisa juga normal berarti telah terjadi
kekurangan nutrisi sejak dalam kandungan. Pemberian konsumsi gizi pada
anak

yang

hanya

sebatas

ASI

dan

MP-ASI

seadanya

tidak

dapat

menggantikan kekurangan kalori pada anak. Seharusnya dengan berat badan


lahir kurang tersebut pemberian ASI tidak hanya sampai usia bayi tersebut 6
bulan namun harus diteruskan hingga gizi anak mencukupi dan frekuensi
pemberian ASI juga harus lebih sering dan diberikan dengan menggunakan
pipa sonde karena refleks menghisap pada bayi ini belum berfungsi dengan
baik. Juga memberikan MP-ASI tidak bisa hanya seadanya, pada anak yang BB
lahirnya normal MP-ASI diberikan dengan frekuensi 2-3 kali dalam sehari
maka dari itu untuk An. F harus diberikan lebih sering bisa sampai 5 kali atau
lebih dalam sehari.3
Tidak diberikannya susu formula mungkin juga berhubungan dengan
status pekerjaan orang tua dan keadaan ekonomi keluarga dimana susu

formula memang terbilang cukup mahal. Sehingga pada kasus ini anak yang
hanya diberikan ASI selama 6 bulan, seharusnya sebagai pengganti ASI, susu
formula perlu diberikan. Dan juga mengingat BB lahir An. F yang rendah,
maka sebaiknya dari lahir disamping pemberian ASI yang utama, berikan juga
susu formula khusus untuk bayi berat badan lahir rendah, untuk memenuhi
kekurangan

nutrisi

dan

mengejar

pertumbuhan

agar

sesuai

dengan

pertumbuhan anak lain yang seusianya. 3


Sehingga hubungannya dengan keluhan yang dialami An. F adalah An. F
telah mengalami kekurangan gizi sejak lahir dengan pemberian nutrisi yang
tidak mencukupi, dimana setelah 6 bulan kebutuhan nutrisi bayi akan
meningkat. Kebutuhan nutrisi nya tidak tercukupi hanya dari ASI saja. Sekitar
70% tercukupi dari ASI dan 30% nya dari makanan pendamping.
Sumber:
2. Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.
3. Suraatmaja S. 1997. Aspek Gizi Air Susu Ibu. Jakarta: EGC.
17.Apa MPASI yang tepat diberikan pada anak sesuai usianya ?
Jawab :
UMUR
(BULAN)

ASI

MAKANAN
LUNAK

MAKANAN
LEMBIK

MAKANAN
KELUARGA

0-6
6-9
9-12
12-24

Frekuensi dan jumlah MPASI yang diberikan


Umur
6-9 bulan

Frekuensi
2-3x makanan lumat + 1-2x

Jumlah setiap kali makan


2-3 sendok makan penuh setiap kali makan

makanan selingan + ASI

dan tingkatkan secara perlahan sampai


1

/2

dari mangkuk ukuran 250 ml tiap

kali makan.
9-12 bulan

3-4x makanan lembik + 1-

/2

mangkuk ukuran 250 ml

2x makanan selingan +
12-24 bulan

ASI
3-4x makanan keluarga +
1-2x makanan selingan
+ ASI

/4 mangkuk ukuran 250 ml

Bentuk MP-ASI :
1. Makanan lumat yaitu sayuran, daging/ikan/telur, tahu/tempe dan buah
yang dilumatkan/disaring, seperti tomat saring, pisang lumat halus,
pepaya lumat, air jeruk manis, bubur susu dan bubur ASI.
2. Makanan lembik atau dicincang yang mudah ditelan anak, seperti bubur
nasi campur, nasi tim halus, bubur kacang hijau.
3. Makanan keluarga seperti nasi dengan lauk pauk, sayur dan buah .
Berdasarkan table diatas, MPASI yang tepat diberikan pada An.F adalah
makanan keluarga.
Sumber :
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang hal 76
diakses tanggal 28 November 2016 pukul 20.30 WIB melalui
http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/PGS
%20Ok.pdf
18.Bagaimana cara mengukur status gizi An.F sesuai standar WHO, NHCS dan
CDC ?
Jawab :
1) Antropometri WHO
Cara menggunakan kurva pertumbuhan WHO :
1. Tentukan umur, panjang badan (anak di bawah 2 tahun)/tinggi badan
(anak di atas 2 tahun), berat badan.
2. Tentukan angka yang berada pada garis horisontal / mendatar pada kurva.
Garis

horisontal

pada

beberapa

kurva

pertumbuhan

WHO

menggambarkan umur dan panjang / tinggi badan.


3. Tentukan angka yang berada pada garis vertikal/lurus pada kurva. Garis
vertikal pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan panjang/berat
badan, umur, dan IMT.
4. Hubungkan angka pada garis horisontal dengan angka pada garis vertikal
hingga mendapat titik temu (plotted point). Titik temu ini merupakan
gambaran perkembangan anak berdasarkan kurva pertumbuhan WHO.
Panjang badan menurut usia
Laki-laki :
a. Usia 6 bulan-2 tahun

b. Usia 0-2 tahun

c. Usia 0-5 tahun

Berat badan menurut usia


Laki-laki
a. 6 bulan-2 tahun

b. 0-2 tahun

c. 0-5
tahun

Berat badan menurut panjang

Laki-laki : 0-2 tahun

Indeks Massa Tubuh


Laki-laki : 0-2 tahun

Lingkar kepala
Laki-laki 0-2 tahun

Cara interpretasi kurva pertumbuhan WHO :


1. Garis 0 pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan median, atau
rata-rata
2. Garis yang lain dinamakan garis z-score. Pada kurva pertumbuhan WHO
garis ini diberi angka positif (1, 2, 3) atau negatif (-1, -2, -3). Titik temu
yang

berada

jauh

dari

garis

median

menggambarkan

masalah

pertumbuhan.
3. Titik temu yang berada antara garis z-score -2 dan -3 diartikan di bawah
-2.
4. Titik temu yang berada antara garis z-score 2 dan 3 diartikan di atas 2.
5. Untuk menginterpretasikan arti titik temu ini pada kurva pertumbuhan
WHO dapat menggunakan tabel berikut ini.
Tabel 1. Tabel Pertumbuhan WHO

Tabeldikutipdari http://www.idai.or.id/wp-content/uploads/2013/05/Tabel-GrowthChart-WHO.jpg
Catatan :
1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini tidak masih
normal. Singkirkan kelainan hormonal sebagai penyebab perawakan
tinggi.
2. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan tapi
lebih baik jika diukur menggunakan perbandingan beratbadan terhadap
panjang / tinggi atau IMT terhadap umur.
3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan berisiko gizi lebih. Jika
makin mengarah ke garis Z-skor 2 resiko gizi lebih makin meningkat.
4. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat pendek
memiliki gizi lebih.
5. Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan IMCI
(Integrated Management of Childhood Illness in-service training. WHO,
Geneva, 1997).
SUMBER :

Kurva Pertumbuhan WHO [internet]. 2013 May 13 [cited 2016 Nov 25].
Available from http://www.idai.or.id/professional-resources/growthchart/kurva-pertumbuhan-who
2) Antropometri CDC 2000
Langkah-langkah menggunakan kurva pertumbuhan CDC :

1. Pilih kurva pertumbuhan yang cocok berdasarkan usia dan jenis kelamin
anak. Gunakan kurva dibawah ini bagi bayi dan anak yang berusia 0-2
tahun

:
WHO Weight-for-age
WHO Length-for-age
WHO Weight-for-length

Gunakan kurva dibawah ini bagian anak dan remaja berusia 2-19 tahun:
CDC Weight-for-age
CDC Stature-for-age
CDC BMI-for-age
2. Setelah memilih kurva dan menulis identitas dan nomor rekam pasien, jika
perlu lengkapi tabel data.
Pertama, rekam informasi mengenai faktor-faktor yang didapat saat
kunjungan awal yang mempengaruhi pertumbuhan.
a. Tuliskan perawakan ibu dan ayah.
b. Tuliskan usia gestasi dalam minggu

(abaikan

langkah

ini

jika

in

ijika

menggunakan kurva CDC usia 2-20 tahun).


Selanjutnya,

rekam

data

kelahiran

anak

(lewati

langkah

menggunakan kurva CDC usia 2-20 tahun).


c. Tuliskan tanggal kelahiran.
d. Tuliskan BB dan PB saat lahir.
e. Tambahkan catatan tambahan (cont. : menyusui)
Rekam informasi yang didapat sewaktu kunjungan
f.

Tuliskan tanggal sewaktu kunjungan tsb.


tentukan usia untuk bulan terdekat bagi bayi dan anak-anak yang berusia
2 tahun hingga tahun terdekat bagi anak yang berusia 2-20 tahun.

g. Tuliskan usia anak.


h. Tuliskan BB dan PB, setelah diukur.
i. Tambahkan catatan tambahan.

3. Kalkulasi IMT ketika anak berusia 2-20 tahun.

4. Mengukur plot. Dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Tentukan usia anak pada aksis horizontal. Saat melakukan plotting


berat badan-panjang badan, temukan panjang badan pada aksis
horizontal. Tarik garis membentuk garis vertikal lurus dari titik tersebut.
b. Gunakan tabel yang sesuai dengan parameter yang sedang diukur
(berat badan, panjang/tinggi badan, IMT) dan temukan ukuran yang
sesuai yang didapatkan dari pengukuran anak pada garis vertikal. Tarik
garis horizontal lurus hingga berpotongan dengan garis vertikal yang

sebelumnya telah dibuat.


c. Tandai titik dimana dua garis berpotongan
5. Interpretasi pengukuran plot. Garis bergelombang

pada

kurva

menunjukkan persentil yang mengindikasikan ranking pengukuran anak.


Contoh, ketika titik berada di plot garis persentil 95 pada kurva
pertumbuhan IMT menurut usia CDC, artinya 5 dari 100 anak (5%) dengan
jenis kelamin dan usia yang sama pada populasi referensi memiliki IMT
menurut usia yang lebih tinggi.
Interpretasi pengukuran plot berdasarkan ranking persentil pada kurva
pertumbuhan WHO atau

CDC dan nilai batas ambang presentil

menunjukkan indikasi nutrisi.

Tentukan ranking persentil

Tentukan apakah ranking persentil menunjukkan indeks antropometrik


berindikasi risiko nutrisional berdasarkan nilai batas ambang persentil

Bandingkan ranking persentil sekarang dengan ranking dari kunjungan


sebelumnya untuk mengidentifikasi setiap pergeseran pada pola
pertumbuhan anak dan diperlukannya assesmen lanjutan.

Standar kurva pertumbuhan WHO dan CDC:

Tabel dikutip
dari

http://www.cdc.gov/NCCdphp/dnpa/growthcharts/resources/growthchart.pdf

Kurva Pertumbuhan CDC :


a. Persentil panjang badan dan berat badan menurut usia

Laki-laki usia 0-36 bulan

b. Persentil lingkar kepala menurut usia dan berat badan menurut


panjang badan
Laki-laki usia 0-36 bulan

SUMBER :
Use and Interpretation of the WHO and CDC Growth Charts for Children from
Birth to 20 Years in the United States [internet]. National Center for Chronic
Disease Prevention and Health Promotion Division of Nutrition, Physical
Activity, & Obesity. May 2013 [cited 2016 Nov 25]. Available from :
http://www.cdc.gov/NCCdphp/dnpa/growthcharts/resources/growthchart.pdf

19.Bagaimana kebutuhan gizi anak sesuai usia ?


Jawab :

a. angka kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat dan


air yang dianjurkan perhari

b. angka kecukupan vitamin yang dianjurkan perhari

c. angka kecukupan mineral yang dianjurkan perhari

Sumber :

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG
DIANJURKAN
BAGI
BANGSA
INDONESIA
(online)
diakses
dari
http://gizi.depkes.go.id/download/Kebijakan%20Gizi/Tabel%20AKG.pdf
pada 29 November 2016 pukul 14.03
20.Apa modalitas untuk pengukuran perkembangan sesuai intrumen KPSP
dan DDS ?
Jawab :
KPSP
Formulir

KPSP

adalah

alat/instrumen

yang

digunakan

untuk

mengetahui

perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.


Cara menggunakan KPSP :

Link KPSP usia :


3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72 bulan

Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih
kecil

dari

usia

anak.

Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6 bulan.
Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan adalah KPSP 9
bulan.

Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan.

Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.


Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3
bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan.

Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur
anak.

KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :

Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh :


dapatkah bayi makan kue sendiri?

Perintah

kepada

ibu/pengasuh

anak

atau

petugas

untuk

melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh : pada posisi


bayi anda terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya
secara perlahan-lahan ke posisi duduk

Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas
atau

ragu-ragu

tanyakan

lebih

lanjut

agar

mengerti

sebelum

melaksanakan.

Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.

Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK.

Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.

Interpretasi Hasil KPSP

Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang)

Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah)

Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan


perkembangan (S)

Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)

Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan


(P).

Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.

Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)

Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik.

Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi
sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.

Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi. Tidak


usah mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan
sehari-hari yang terarah.

Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.

Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)

Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang


diberikan lebih sering .

Lakukan

stimulasi

intensif

selama

minggu

untuk

mengejar

ketertinggalan anak.

Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak.


Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat
perkembangannya.

Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang


sama pada saat anak pertama dinilai.

Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah
bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak.
Misalnya umur anak sekarang adalah 8 bulan 2 minggu, dan ia hanya bisa
7-8 YA. Lakukan stimulasi selama 2 minggu. Pada saat menilai KPSP
kembali gunakan dulu KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak sudah
berusia 9 bulan, bisa dilaksanakan KPSP 9 bulan.

Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami ketertinggalan lagi.

Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8 jawaban
YA. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke rumah sakit
dengan fasilitas klinik tumbuh kembang.

DDST
Fungsi DDST

DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus,


bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.
Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai
Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan dimana semua tugas
perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam
4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi :
a. Personal Social (Perilaku Sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya, seperti:
1. Menatap muka
2. Membalas senyum pemeriksa
3. Tersenyum spontan
4. Mengamati tangannya
5. Berusaha menggapai mainan
6. Makan sendiri
7. Tepuk tangan
8. Menyatakan keinginan
9. Daag-daag dengan tangan
10.Main bola dengan pemeriksa
11.Menirukan kegiatan
12.Minum dengan cangkir
13.Membantu di rumah
14.Menggunakan sendok dan garpu
15.Membuka pakaian
16.Menyuapi boneka
17.Memakai baju
18.Gosok gigi dengan bantuan
19.Cuci dan mengeringkan tangan
20.Menyebut nama teman
21.Memakai T-shirt
22.Berpakaian tanpa bantuan
23.Bermain ular tangga / kartu
24.Gosok gigi tanpa bantuan
25.Mengambil makan

b. Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus)


Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
dan dilakukan dalam:
1. Mengikuti ke garis tengah
2. Mengikuti lewat garis tengah
3. Memegang icik-icik
4. Mengikuti 1800
5. Mengamati manik-manik
6. Tangan bersentuhan

7. Meraih
8. Mencari benang
9. Menggaruk manik-manik
10.Memindahkan kubus
11.Mengambil dua buah kubus
12.Memegang dengan ibu jari dan jari
13.Membenturkan 2 kubus
14.Menaruh kubus di cangkir
15.Mencoret-coret
16.Ambil manik-manik ditunjukkan
17.Menara dari 2 kubus
18.Menara dari 4 kubus
19.Menara dari 6 kubus
20.Meniru garis vertical
21.Menara dari kubus
22.Menggoyangkan dari ibu jari
23.Mencontoh O
24.Menggambar dengan 3 bagian
25.Mencontoh (titik)
26.Memilih garis yang lebih panjang
27.Mencontoh yang ditunjukkan
28.Menggambar orang 6 bagian
29.Mencontoh

c. Language (Bahasa)
Kemampuan untuk

memberikan

respon

perintah dan berbicara spontan yang meliputi :


1. Bereaksi
2. Bersuara
3. Oooo ? Aaaah
4. Tertawa
5. Berteriak
6. Menoleh ke bunyi icik-icik
7. Menoleh ke arah suara
8. Satu silabel
9. Meniru bunyi kata-kata
10.Papa/mama tidak spesifik
11.Kombinasi silabel
12.Mengoceh
13.Papa/mama spesifik
14.1 kata
15.2 kata
16.3 kata
17.6 kata
18.Menunjuk 2 gambar
19.Kombinasi kata
20.Menyebut 1 gambar
21.Menyebut bagian badan
22.Menunjuk 4 gambar
23.Bicara dengan dimengerti
24.Menyebut 4 gambar

terhadap

suara,

mengikuti

25.Mengetahui 2 kegiatan
26.Mengerti 2 kata sifat
27.Menyebut satu warna
28.Kegunaan 2 benda
29.Mengetahui
30.Bicara semua dimengerti
31.Mengerti 4 kata depan
32.Menyebut 4 warna
33.Mengartikan 6 kata
34.Mengetahui 3 kata sifat
35.Menghitung 6 kubus
36.Berlawanan 2
37.Mengartikan 7 kata

d. Gross Motor (Gerak Motorik Kasar)


Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, meliputi
kemampuan dalam:
1. Gerakan seimbang
2. Mengangkat kepala
3. Kepala terangkat ke atas
4. Duduk kepala tegak
5. Menumpu badan pada kaki
6. Dada terangkat menumpu satu lengan
7. Membalik
8. Bangkit kepala tegak
9. Duduk tanpa pegangan
10.Berdiri tanpa pegangan
11.Bangkit waktu berdiri
12.Bangkit terus duduk
13.Berdiri 2 detik
14.Berdiri sendiri
15.Membungkuk kemudian berdiri
16.Berjalan dengan baik
17.Berjalan dengan mundur
18.Lari
19.Berjalan naik tangga
20.Menendang bola ke depan
21.Melompat
22.Melempar bola, lengan ke atas
23.Loncat
24.Berdiri satu kaki 1 detik
25.Berdiri satu kaki 2 detik
26.Melompat dengan satu kaki
27.Berdiri satu kaki 3 detik
28.Berdiri satu kaki 4 detik
29.Berjalan tumit ke jari kaki
30.Berdiri satu kaki 6 detik
Cara penilaian

Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak
mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik
garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing
sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman,
hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan
tidak dapat dites (Untestable).
a. Abnormal
o Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
o Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan
plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang
sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan
dengan garis vertikal usia.
b. Meragukan
o Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
o Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada
sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan
dengan garis vertikal usia.
c. Tidak dapat dites
o Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal
atau meragukan.

d. Normal
o Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.

Interpretasi Hasil
a. Penilaian per item
o Penilaian item lebih (advance). Nilai di berika apabila anak lulus dari item
o

sebelah kanan garis usia.


Penilaian Ok atau normal : nilai ini di berikan pada anak dengan kondisi
- Anak gagal atau menolak melakukan tugas pada item di sebelah
-

kanan garis usia.


Anak lulus,gagal atau menolak melakukan tugas pada item di derah

putih kotak ( 25%-75%)


Penilaian item P peringatan (C=caution). Nilai ini diberikan jika anak
gagal atau menolak melakukan tugas padaitem yang di lalui garis usia di
daerah gelap kotak (75%-90%)

Penilaian item T terlambat ( D= delayed). Nilai ini diberikan jika anak


gagal atau meolak melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia

sebab tugas tersebut di tunjukan untuk anak yang lebih muda


Penilaian item tak tak ada kesempatan (No Opurtunity). Niali ini di
berikan jika anak mendapat skor tak atau tidak ada kesempatan untuk

mencoba
b. Penialaian keseluruhan test
o Normal : intepretasi ini di berikan jiak ada skor terlambat dan maksimal
o

satu peringatan. Lakukan uji ulang pada pertemuan berikutnya


Suspek : interpretasi ini di berikan jika ada terdapat satu atau lebih skor
terlambat dan dua atau lebih peringatandi sebab kan oleh kegagalan
bukan penolakan. Lakukan uji ulang 1-2 minggu berikutnya . jika test
hasil berulang kali suspek dan tidak dapat di uji , lakukan konsultasi

dengan seorang ahli


Tidak dapat di uji : interpretsai ini diberikan jika terdapat satu atau lebih
skor terlambat dan dua atau lebih peringtan di sebabkan oleh
penolakan bukan kegagalan. Lakukan uji ulang 1-2 minggu kemudian.
Sumber : Gutama. 2004. Aspek Gizi dan Stimulasi Pendidikan Anak Dini
Usia. Dalam Prosiding Inovasi Pangan dan Gizi untuk Optimalisasi Tumbuh

Kembang Anak. Jakarta, IDAI


21. Jelaskan kurva antropometri berdasarkan ketentuan WHO, NHCS dan
CDC !
Jawab :
a KRITERIA MEMENTUKAN STATUS GIZI
Langsung :
Tak langsung :
1 Antropometri
1. Survey konsumsi
2 Biokimia
2. Statistic vital
3 Klinis
3. Factor ekologi
4 biofisik
b Penggolongan keadaan gizi menurut indeks Antropometri.
INTEPRETASI KASUS PADA SKENARIO
Cara WHO-CDC-NCHS
Nilaisekarang /Nilai ideal menurutumurpadakurva CDC- NCHS x 100%
=.%
4,8 : 12,5 x 100% = 38,4% ( An.F mengalami gizi buruk karena kurang
dari 60%)
Tabel 2.Untuknilai ideal menurutumurdapat di lihatpadaKurva CDCNCHS WHO

Status gizi

Indeks

BB/U
TB/U
BB/TB
Gizi baik
>80%
>90%
>90%
Gizi sedang
71% - 80%
81% - 90%
81% - 90%
Gizi kurang
61% - 70%
71% - 80%
71% - 80%
Gizi buruk
60%
70%
70%
Catatan :persen dinyatakan terhadap median baku NCHS

Tabel 3.Penilaianmenurutcara WHO

BB/TB
Normal
Normal
Normal

BB/U
Rendah
Normal
Tinggi

Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi

Rendah
Rendah
Normal
Tinggi
Tinggi

Tinggi

Tinggi

TB/U
Rendah
Normal
Tinggi

Status Gizi
Baik, pernah kurang
Baik
Jangkung, masih

Tinggi
Normal
Tinggi
Rendah
Normal

baik
Buruk
Buruk, kurang
Kurang
Lebih, obesitas
Lebih, tidak

Rendah

obesitas
Lebih, pernah
kurang

MenurutRumus Z-score
Nilai individu subjek > nilai median
Z-score
= (nilai individual subjek) (nilai median baku rujukan)
(nilai +1 SD) - (Nilai median baku rujukan)
Nilai individu subjek < nilai median
Z-score

= (nilai individual subjek) (nilai median bakurujukan)


Nilai median bakurujukan (nilai -1 SD)

Nila individu subjek = nilai median


Z-score = (nilai individual subjek) (nilai median baku rujukan)
Nilai median baku rujukan

AnakF :
Usia
: 22 bulan
Berat badan
: 4,8 kg
Panjang badan : 60 cm
Indeks BB/U
Z-score = (4,8 11,8)/11,8-10,5)
= -7/1,3
= -5,38
Interpretasi : Nilai z-score -5,38 menunjukkan bahwa berat badan
-

An.F sangat
rendah (severe underweight).

Indeks PB/U
Z-score = (60-86,0)/(86-83,1)
= -26/2,9
= -8,9
Interpretasi

:Nilai

z-score

menunjukkanbahwaAn.FpanjangbadanAn.Fsangatpendek

-8,9
(

severe

stunted ).
Indeks BB/PB
Z-score = (4,8-5,9)/(5,9-5,5)
= -1,1/0,4
= -2,75
Intepretasi : Nilai z-score -2,75 menunjukkan keadaan An.F sangat
kurus.

Tabel 4.Klasifikasi Status Gizi Sesuai Z-score

INDEKS
BB/U

STATUS GIZI

Z-SKOR

BB LEBIH (OVER WEIGHT)

>+ 2 SD

BB NORMAL (NORMAL WEIGHT)

-2 SD S/D +2 SD

BB RENDAH (UNDER WEIGHT)

-3 SD S/D <-2

BB SANGAT RENDAH (SEVERE

UNDER WEIGHT)

SD
<-3 SD

TB/U

TB JANGKUNG (TALL)

>+ 2 SD

PB/U

TB NORMAL (NORMAL HEIGHT)

-2 SD S/D +2 SD

TB PENDEK (STUNTED)

-3 SD S/D <-2

TB SANGAT PENDEK (SEVERE

SD

STUNTED)

<-3 SD

BB/TB

GEMUK (FATTY)

>+ 2 SD

BB/PB

NORMAL

-2 SD S/D +2 SD

KURUS (WASTED)

-3 SD S/D <-2

SANGAT KURUS (SEVERE


WASTED)

SD
<-3 SD

4. Department of Child and Adolescent Health and Development


(CAH).

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit.

World Health Organization.


5. Price, Sylvia A. And Lorraine M.Wilson. 2012. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC

22.Bagaimana alur penegakan diagnosis dari An.F ?


Jawab :
1 Anamnesis dan Manifestasi Klinis
Berkenaan dengan keluhan-keluhan yang dialami an. F

2 Pemeriksaan Fisik
a Tanda vital
b Mengukur TB dan BB
c Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram)
d

dibagi dengan TB (dalam meter) dikuadratkan


Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang
(lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak
dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dangan menggunakan
jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya
adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25

cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.


Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk
memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body

massa, massa tubuh yang tidak berlemak).


3 Tes Laboratorium
a. Glukosa darah: Hipoglikemia jika < 3 mmol / L.
b. Pemeriksaan smear darah dengan mikroskop atau langsung tes
deteksi: Kehadiran parasit adalah indikasi infeksi. Tes langsung
cocok tapi mahal.
c. Hemoglobin: Level lebih rendah dari 40 g/L adalah menunjukkan
anemia parah.
d. Pemeriksaan urin dan kultur: Bila lebih dari 10 leukosit per
bidang daya tinggi adalah indikasi infeksi. Nitrit dan leukosit diuji
pada Multistix juga.
e. Pemeriksaan mikroskop: Parasit dan darah adalah indikasi dari
f.

disentri.
Albumin: Meskipun tidak berguna untuk diagnosis, itu adalah
panduan untuk prognosis; jika albumin yang lebih rendah dari 35

g / L, sintesis protein secara massal terganggu.


g. Elektrolit: Mengukur elektrolit jarang membantu dan mungkin
menyebabkan terapi tidak tepat. Hiponatremia adalah temuan
yang signifikan.

Sumber :Marcdante, K.J. Robert, M. K. Hal B. J. Richard, E. B.


2011. NelsonIlmu Kesehatan Anak Esensial. Singapura: Elsevier.

23.Apa saja diagnosis banding dari keluhan dan symptom An.F ?


Jawab :
1.Marasmus
2. Kwashiorkor

3. Marasmik-Kwashiorkor
4. Hipertiroidisme
5. Diare karena infeksi
Maramus
1. Tampak sangat kurus
2. wajah keliatan tua
3.anaknya rewel, cengeng
4.kulit keriput dan baggy pant
5. perut cekung
6. iga gambang
7. diare akut
8. atrofi otot
Kwashiorkor
1.edema
2. wajah membulat dan sembab
3. pandangan mata sayu
4. rambut tipis dan merah
5. apatis
6. hepatomegali
7. crazy pavement
8. diare kronik
Marasmik-kwashiorkor
Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik
Kwashiorkor dan Marasmus, dengan BB/U <60% baku median WHO-NCHS
disertai edema yang tidak mencolok.
SUMBER
Depkes.

Direktorat

Bina

Gizi

Masyarakat,

Ditjen

Binkesmas

Pedoman Penanggulangan Kekurangan Energi Protein

(KEP) dan Petunjuk Pelaksanaan PMT pada Balita, Jakarta 1997.


Hipertiroidisme

Penurunan berat badan mendadak, bahkan ketika nafsu makan dan


jumlah dan jenis makanan yang Anda makan tetap sama atau bahkan
meningkat. Detak jantung cepat atau takikardia, pada umumnya lebih dari 100
kali per menit dan denyut jantung tidak teratur atau aritmia dengan perasaan
berdebar atau palpitasi. Nafsu makan yang meningkat karena metabolisme yang
meningkat menuntut asupan energi yang lebih banyak. Berkeringat berlebihan
dapat terjadi karena tubuh meghasilkan panas yang berlebihan pada saat
mengalami peningkatan metabolisme. Gugup, gelisah dan mudah tersinggung.
Tremor biasanya gemetar baik di tangan dan jari. Perubahan pola haid.
Peningkatan sensitivitas terhadap panas. Perubahan pola buang air besar,
seringkali buang air besar lebih sering. Kelenjar tiroid membesar (gondok), yang
mungkin tampak sebagai bengkak di pangkal leher. Kelelahan, kelemahan otot.
Kesulitan tidur. Penipisan kulit. Rambut rapuh.
Diare karena infeksi
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah dan/atau
demam, tenesmus, hematochezia, nyeri perut atau kejang perut. Diare yang
berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan
renjatan

hipovolemik

atau

karena

gangguan

biokimiawi

berupa

asidosis

metabolik yang lanjut. Karena kehilangan cairan seseorang merasa haus, berat
badan berkurang, mata menjadi cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol,
turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini
disebabkan deplesi air yang isotonik.
Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa
renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi yang cepat, tekanan darah menurun
sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, ujung-ujung ekstremitas
dingin dan kadang sianosis. Karena kehilangan kalium pada diare akut juga
dapat timbul aritmia jantung. Penurunan tekanan darah akan menyebabkan
perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria. Bila keadaan ini tidak segera
diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut, yang berarti
pada saat tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut. Bila keadaan asidosis
metabolik menjadi lebih berat, akan terjadi kepincangan pembagian darah
dengan pemusatan yang lebih banyak dalam sirkulasi paru-paru. Observasi ini
penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang menerima
rehidrasi cairan intravena tanpa alkali

Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.


Maramus
-

Tampak
sangat

tua
anaknya
rewel,

cengeng
.kulit

dan sembab
pandangan

mata sayu
rambut tipis

dan merah
apatis
hepatomegali
crazy

pavement
diare kronik

keriput
dan
baggy
-

pant
perut

cekung
iga

gambang
diare akut
atrofi otot

edema
wajah

Hipertiroidisme
-

Penurunan
berat badan

membulat

kurus
wajah
keliatan

Kwashiorkor

mendadak
takikardia
Nafsu makan
yang

Diare karena
-

infeksi
muntah-muntah
dan/atau demam,
tenesmus,
hematochezia,
nyeri perut atau

kejang perut.
kehilangan cairan

meningkat.
Berkeringat

seseorang merasa

berlebihan
Gugup,

berkurang, mata

gelisah

dan

mudah
-

tersinggung.
Peningkatan

haus, berat badan


menjadi cekung,
lidah kering,
tulang pipi
menonjol, turgor

sensitivitas

kulit menurun

terhadap

serta suara

panas.
Frek BAB >>
Kelenjar

menjadi serak.

tiroid
-

membesar
Kelelahan,
kelemahan

otot.
Kesulitan

tidur.
Penipisan

kulit.
Rambut
rapuh.

24.Apa yang terjadi pada An.F ?


Jawab :
Malnutrisi tipe Malnutrisi Energi Protein(MEP) derajat berat dengan bentuk
klinis Marashmus dan Kwarshiorkor dengan gangguan perkembangan
25.Apa defenisi pada penyakit An.F ?

Jawab :
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan
gizi yang cukup, malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan
oleh ketidak seimbangan di antara pengambilan makanan dengan
kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan. Ini bias terjadi karena
asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang tidak
seimbang. Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat
terjadinya malabsorpsi makanan atau kegagalan metabolik (Oxford
medical dictionary 2007: 524).4
Marasmus : gangguan gizi berupa kekurangan karbohidrat, MOP berat,
BB/tb rendah.
Kwashiorkor : gangguan gizi berupa kekurangan protein yang biasa
disebut busung lapar. Disertai edema dan hipoalbuminea. 5
Sumber:
4. Universitas
Lampung.
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&sqi=2&ve
d=0ahUKEwij3efSkdDQAhWKrI8KHdIQCA4QFgg8MAY&url=http%3A%2F
%2Fdigilib.unila.ac.id%2F288%2F8%2FBAB
%2520II.pdf&usg=AFQjCNFut1wEBG7YJMdtC5fOOJGi2TDzQA&bvm=bv.139
782543,d.c2I. Diakses pada 29 November 2016.
5. Marcdante, K.J. Robert, M. K. Hal B. J. Richard, E. B. 2011. Nelson Ilmu
Kesehatan Anak Esensial. Singapura: Elsevier.
26.Apa etiologi pada penyakit An.F?
Jawab :
MARASMUS
Marasmus dapat terjadi pada semua umur, akan tetapi sering dijumpai
pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan
pengganti nya atau sering diserang diare.
Marasmus dapat terjadi akibat berbagai penyakit seperti infeksi, kelainan
bawaan saluran pencernaan, kelainan jantung bawaan, malabsorpsi,
gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun dengan gangguan saraf
pusat.1,2
Dapat juga disebabkan oleh karena pemasukan kalori atau protein atau
keduanya yang tidak mencukupi akibat kekurangan dalam susunan
makanan, dan kebiasaan makan makanan yang tidak layak. 2
Sumber :
1. Pudjiadi S. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi ke-14. FKUI. Jakarta. 2001; 10436.
2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak. Jilid I. FKUI. Jakarta. 1985; 360-66.

KWASHIORKOR
Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah in adekuatnya intake protein
yang berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut
diatas antara lain5:
1 Pola makan
Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuh kan anak
untuk

tumbuh

dan

berkembang.

Meskipun

intake

makanan

mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung


protein/ asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui
umum nya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya,
namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein dari sumber-sumber
lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. 6
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak
berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa
2

peralihan ASI kemakanan pengganti ASI.2


Faktor sosial
Hidup di Negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi,
keadaan social dan politik tidak stabil, atau pun adanya pantangan
untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turuntemurun

dapat

menjadi

hal

yang

menyebabkan

terjadinya

kwashiorkor.5
Faktor ekonomi
Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak
tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi

kebutuhan proteinnya.2
Faktor infeksi dan penyakit lain
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan
infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan
sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan
imunitas tubuh terhadap infeksi.

Sumber :
2. Kumar SP. WHO Global Database on Child Growth and Malnutrition
World

Health

Organization.

Avaliable

from : http://www.Who.int//nutgrowthdb&gt;. Last update January 2007


[diakses pada tanggal 29 November 2016].
3. Tropical Medicine Central Resource. Kwashiorkor (Protein-Calorie
Malnutrition).
from

Avaliable

: http://tmcr.Usuhs.mil/tmcr/chapter16/Kwashiorkor.htm.

Last

update July 2007 [diakses pada tanggal 29 November 2016].


4.

Van

Voorhees

BW.

Kwashiorkor.

Avaliable

from : http://Pennhealth.com/ency/article/001604.htm. Last update June


13rd 2007 [diakses pada tanggal 29 November 2016].
5. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Malnutrisi energi protein. Dalam
: Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 217222.
6.

Health-cares

Foundation.

Kwashiorkor

(kwash&180;eorkor).

Avaliable from : http://health.allrefer.com/health/kwashiorkor-info.htlm.


Last update January 2006 [diakses pada tanggal 29 November 2016].
27.Apa epidemiologi pada penyakit An.F?
Jawab :
28.Bagaimana patogenesis dan patofisiologi pada penyakit An.F?
Jawab :
a. Patofisiologi
Kekurangan kalori protein akan terjadi pada saat kebutuhan
tubuh akan kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet.
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh akan memkompensasi
untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan energi.
Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan
lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan
kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan
tubuh

sebagai

bahan

bakar,

namun

kemampuan

tubuh

untuk

menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah


dapat terjadi kekurangan.
Untuk itu katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat
di hepar dan ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi
asam lemak, gliserol dan badan keton. Otot dapat mempergunakan

asam lemak dan badan keton sebagai sumber energi jika kekurangan
makanan ini terjadi berkepanjangan.
Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan
berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk
sintesis dan metabolisme. Bila diet cukup mengandung karbohidrat,
Asupan
Makanan
(-) akan meningkat dan sebagian asam amino
maka
produksi
insulin
dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan
kejaringan otot. Makin berkurangnya asam amino dalam serum ini akan
menyebabkanGlukosa
kurangnya
produksi
albumin oleh
hepar, yang kemudian
Darah

Kompensasi
Tubuh
Glukoneogenesis
berakibat timbulnya edema. Perlemakan
hati terjadi karena gangguan
pembentukan beta- lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati
terganggu, dengan akibat adanya penimbunan lemak dalam hati.
b. Patogenesis
Lipolisis dan Protelisis

Cadangan lemak dan protein habis

Kekurangan Kalori Protein (KKP)


Marasmus dan kwasiorkor

Dwyer, Johanna. 2007. Nutrition. In : Harisons Principles of Internal


Medicine vol II ed 14th. Editors : Braunwald Issebacher Fauci.
29.Apa manifestasi klinisnya dari penyakit An.F ?
Jawab :
a. Marasmus :
Anak tampak sangat kurus akibat kehilangan berat badan
Kulit keriput dan longgar karena hilangnya turgor kulit dan lemak
subkutan (wajah seperti orang tua)
Cengeng, rewel
Perut cekung/datar sehingga iga terlihat
Dapat disertai diare/konstipasi
b. Kwashiorkor

Edema awalnya di seluruh tubuh kemudian lebih terlihat pada muka

dan kaki
Rambut tampak kemerahan/keabu-abuan, tipis dan mudah dicabut
Anak tampak apatis, respon sosial menurun
Anak tidak nafsu makan (anoreksia)
Kulit tampak kemerahan lalu berubah jadi gelap dan terkelupas (Crazy

pavement dermatosis)
Dapat dijumpai hepatomegali dan cardiomegali
Tanda-tanda Marasmus-Kwashiorkor :
Tanda-tanda marasmus kwashiorkor merupakan gabungan tanda-

c.

tanda dari marasmus dan kwashiorkor.


Sumber :
-

nelson ilmu kesehatan anak halaman 212-213 (tengok sumber

mutek yg nelson terus ganti halamannyo


Noah S Scheinfeld, JD, MD, FAAD
Scheinfeld, Noah S, JD, MD, FAAD. 2016.

Protei-energy

Malnutririon diakses tanggal 28 November 2016 pukul 21.25 WIB


melalui http://emedicine.medscape.com/article/1104623-clinical#showall
30.Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit An.F?
Jawab :
31.Bagaimana komplikasi dari penyakit An.F?
Jawab :
a. Komplikasi utama yang terjadi ketika malnutrisi (kekurangan zat
makanan) adalah mental,terganggu nya otak.Infeksi yaitu, diare,
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

pneumonia, sepsis gram negatif, malaria, infeksi saluran kencing.


Gagal jantung yang berhubungan dengan anemia
Hipotermia
Hipoglikemia
Hipokalemia
Diare akut
Dehidrasi
Anemia
Kekurangan vitamin A
Intoleransi Laktosa

Sumber :Nelson. 2000.IlmuKesehatanAnak. Jakarta: EGC.

32.Bagaimana prognosis dari penyakit An.F?


Jawab :

Prognosis pada penyakit ini buruk karena banyak menyebabkan


kematian dari penderitanya akibat infeksi yang menyertai penyakit
tersebut, tetapi prognosis nya dapat dikatakan baik apabila malnutrisi
ditangani secara tepat dan cepat. Kematian dapat dihindarkan apabila
dehidrasi berat dan penyakit infeksi kronis lain seperti tuberculosis atau
hepatitis yang menyebabkan terjadinya sirosis hepatis dapat dihindari.
Pada anak yang mendapatkan malnutrisi pada usia yang lebih dewasa. Hal
ini

berbanding

terbalik

dengan

psikomotor

anak

yang

mendapat

penanganan malnutrisi lebih cepat menurut umurnya, anak yang lebih


muda

saat

mendapat

perbaikan

keadaan

gizinya

akan

cenderung

mendapatkan kesembuhan psikomotornya lebih sempurna dibandingkan


dengan anak yang lebih tua, sekali pun telah mendapatkan penanganan
yang sama. Hanya saja pertumbuhan dan perkembangan anak yang
pernah

mengalami

kondisi

marasmus

ini

cenderung

lebih

lambat,

terutama terlihat jelas dalam hal pertumbuhan tinggi badan anak dan
pertambahanan berat anak, walaupun jika dilihat secara ratio berat dan
tinggi anak berada dalam batas yang normal. Pudjiadi Solihin. Penyakit KEP
(kurang Energi dan Protein) dari Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi keempat. Fakultas
Kedokteran Univesitas Indonesia. Jakarta. 2005 : 95-137.

33.Bagaimana edukasi dan pencegahan dari penyakit An.F?


Jawab :
EDUKASI
Beri ASI sampai 2 tahun
Umur >6 bulan MPASI bergizi
Jaga kebersihan lingkungan
Imunisasi
Pantau gizi
Sumber. Markum. 1996. Ilmu Kesehatan Anak, jilid I. Jakarta Balai Penerbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai