Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ARDS dan AVIAN INFLUENZA

FUNDAMENTAL OF PATHOPHYSIOLOGY OF RESPIROLOGY


SYSTEM
Yang Dibina Oleh : Ns. Heni Dwi Windarwati Skep
Mkep.SP J.
KELOMPOK 3B/9
DENNIAR SURYATIKA

(125070218113002)

DIKY JULIANTO

(125070218113046)

DWI ANJELINA

(125070218113040)

HARUL ANAM

(125070218113024)

SORAYA DWI KUSMIANI

(125070218113032)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena


berkat rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah tentang ARDS dan AVIAN FLU. Tak lupa
kami mengucapkan terimakasih banyak kepada pembimbing
yang

bersedia

membimbing

kami

sehingga

tercapainya

pembuatan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih


kepada seluruh pihak yang membantu kelancaran jalannya
pembuatan makalah ini.

Kelompok menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada


makalah ini . Untuk itu kelompok mengharapkan kritik serta
saran pembaca sekalian .Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.

Kediri, 17 Maret 2014

Penulis

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

ARDS

Sindrom Gawat Nafas Dewasa atau ARDS juga dikenal dengan


edema paru non kardiogenik adalah sindrom klinis yang di tandai
dengan penurunan progesif kandungan oksigen arteri yang
terjadi setelah enyakit atau cedera serius (Brunner& Suddart
hal :615) menurut TJ. Pettty 1967 Adult respiratory distress
sindrom adalah istilah yang diterapkan untuk sindrom gagal
nafas , hioksemia akut tanpa hiperkapnea Sedangkan menurut
(Doenges 1999) sindrom distress pernafasan dewasa adalah
kondisi disfungsi parenkim paru yang dikarakteristikan oleh
kejadian antesenden mayor, ekslusi kardiogenik menyebabkan
edema paru , adanya takipnea , hipoksia, dan infiltrate pucat
pada foto dada. ARDS terjadi sebagai akibat cedera atau trauma
pada membran alveolar kapiler yang mengakibatkan kebocoran
cairan kedalam ruang interstisiel alveolar dan perubahan dalam
jaring- jaring kapiler , terdapat ketidakseimbangan ventilasi dan
perfusi yang jelas akibat akibat kerusakan pertukaran gas dan
pengalihan

ekstansif

darah

dalam

paru-

paru.ARDS

menyebabkan penurunan dalam pembentuka surfaktan , yang


mengarah pada kolaps alveolar . Komplians paru menjadi sangat
menurun atau paru- paru menjadi kaku akibatnya adalah
penuruna karakteristik dalam kapasitas residual fungsional,
hipoksia berat dan hipokapnia. ARDS biasanya terjadi pada
individu yang sudah pernah mengalami trauma fisik,

AVIAN INFLUENZA

Flu burung (bahasa Inggris: avian influenza) adalah penyakit


menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti
burung dan mamalia. Burung liar dan unggas domestikasi
(ternak) dapat menjadi sumber penyebar H5N1. Di Asia Tenggara
kebanyakan kasus flu burung terjadi pada jalur transportasi atau
peternakan unggas alih-alih jalur migrasi burung liar.
Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui
makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini
akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur,
dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari
penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci
tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga
perlu dijaga.
Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan
yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus.
Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau
menyentuh bahan makanan mentah.
Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan
tempat tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan
untuk mengurangi risiko penularan.
Tidak selamanya jika tertular virus akan menimbulkan sakit.
Namun demikian, hal ini dapat membahayakan di kemudian hari
karena virus selalu bermutasi sehingga memiliki potensi patogen
pada suatu saat. Oleh karena itu, jika ditemukan hewan atau
burung yang mati mendadak pihak otoritas akan membuat
dugaan adanya flu burung. Untuk mencegah penularan, hewan
lain

di

sekitar

daerah

yang

berkasus

dimusnahkan.dan dicegah penyebarannya

flu

burung

perlu

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI
Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS) merupakan
suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi
fungsi paru yang mengakibatkan gagal napas. Pada keadaan ini
paru mengalami peradangan dan edema, sedangkan edema paru
ini tidak ada kaitannya dengan fungsi jantung. ARDS adalah
keadaan darurat yang mengancam jiwa.
Djojodibroto, R Darmanto. Respirologi. Jakarta: Penerbit EGC
Flu

burung/

avian

influenza

penyakit

menular

yang

disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan


mamalia. Burung liar dan unggas domestikasi (ternak) dapat
menjadi sumber penyebar H5N1

2.2 FARMAKOKINETIK dan FARMAKODINAMIK


VITAMIN C
Farmakokinetik

Vitamin

diabsorpsi

dengan

mudah

melaui

saluran

gastrointestinal dan didistribusikan diseluruh cairan tubuh. Ginjal


akan mengekskresi vitamin C seluruhnya, hampir tanpa ada
perubahan.
Farmakodinamik
Vitamin C diperlukan untuk metabolisme karbohidrat dan protein
dan sintesis lemak. Sintesis kolagen juga membutuhkan vitamin
C untuk endotel kapiler, jaringan ikat, dan perbaikan jaringan,
dan jaringan osteoid dari tulang.
Oral dapat menurunkan konsentrasi vitamin C dalam tubuh.
Merokok menurunkan kadar vitamin C serum. Pemakaian terapi
megavitamin, yaitu vitamin dalam dosis yang sangat besar,
masih dipertanyakan. Vitamin megadosis dapat menimbulkan
toksisitas dan mungkin menimbulkan efek yang diinginkan yang
minimal. Kebanyakan pihak percaya bahwa vitamin C tidak
menyembuhkan atau mencegah flu biasa. Tetapi mereka percaya
bahwa vitamin C mempunyai efek plasebo. Lebih dari itu, vitamin
C megadosis yang dipakai bersama sama aspirin atau atau
sulfonamid dapat mengakibatkan pembentukan kristal dalam
urin (kristaluria). Vitamin C dalam dosis berlebihan dapat
menimbulkan hasil yang negatif palsu dari pemeriksaan occult
blood dalam feses dan positif palsu dari pemeriksaan gula dalam
urin jika memakai metode clinitest. Jika dosis besar dari
megavitamin dihentikan, penurunan disis yang bertahap perlu
dilakukan untuk mencegah defisiensi vitamin.
AMANTADIN

PARACETAMOL

Farmakodinamik
Mekanisme kerjanya :Inhibisi nonkompetitif sikloogsigenase.
Caranya : menangkap) O2 reaktif dan radikal hidroperoksid
(penangkap radikal) yang diperlukan sebagai aktivasi dan
berposisi hanya mempunyai efek analgesic dan antipiretik.
ANTIBIOTIK

OSELTAMIVIR DAN ZANAMIVIR


Farmakodinamik :
Mekanisme kerja: zanamivir dan oseltamivir adalah inhibitor
neuramidase yang selektif (sialidase). Neuramidase viral adalah
suatu protein permukaan (stuktur antigen), yang esensial untuk
perkembangbiakan virus antara lain melalui inaktivasi musin.
Aktivasi ini ekstraseluler. Penghambat neuramidase memblokir
pembebasan virus influenza yang infeksius sehingga mengurangi
gangguan virus. Replikasi virus influenza terbatas di atas epitel

permukaan dari jalur pernapasan, maka pemberian secara lokal


masuk akal.

2.4 SEDIAAN
Sediaan farmakologi ARDS
1. Antibiotic:
- Oral: 375-1000mg
- Intravena
- intramuskular
2. Kortikosteroid:
- Triamsinolon 40-80 mg
- Deksametason 5-10 mg
- Prednison peroral 30-60 mg/hari
Sediaan Farmakologi avian flu
1. Parasetamol (panadol):
- Tablet: 500 mg/tablet
- Sirup: 160 mg/5ml
2. Vitamin C (asam askorbat) :
- Tablet kunyah: 60 mg, 100 mg, 1 g
- Tablet: 50 mg, 100 mg, 250 mg, 500 mg, 1 g, 1,5 g
- Kapsul lepas lambat: 100 mg, 200 mg, 500 mg, 1 g, 1,5
g
- Larutan: 35mg/0,6 ml, 100mg/ml
- Sirup: 500mg/5ml
- Injeksi: 100 mg/ml, 200 mg/ml, 500 mg/ml
3. Seng glukonat : dalam bentuk tablet hisap dengan 13,3
mg Zn
4. Oseltamivir: pil, cairan, inhaler
Sumber :
-

Bakta, I made. Gawat Darurat di Bidang Penyakit


Dalam. 1998. Jakarta: Penerbit EGC

Tjay, Tan Hoan. Obat-obat Penting: Khasiat, penggunaan


dan efek-efek sampingnya. 2007. Jakarta: Penerbit PT
Elex Media Komputindo

2.5 INDIKASI dan KONTRAINDIKASI


VITAMIN C
Indikasi : Kontraindikasi: Batu ginjal,payah ginjal
AMANTADIN
Indikasi :
-

Risiko tinggi infeksi


Kerusakan intergritas kulit
Kurang pengetahuan sehubungan

dengan

program

pengobatan (penyuluhan pasien/keluarga).


Kontraindikasi : Hipersensitivitas sebelumnya

PARACETAMOL
Indikasi:
-

nyeri ringan hiongga sedang


demam terutama sebagai bentuk pemberian rektal atau
pediatri

kontra indikasi : Kekurangan glukosa 6- fosfatdehidrogenase,


kerusakan hati dan ginjal
OSELTAMIVIR DAN ZANAMIVIR
Indikasi : influenza A dan B pada orang dewasa dan yang
berusia muda.

Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap zat pembantu


(laktosa) atau bahan berkhasiat.

Sumber :
-Kee ,joyce L Farmakologi. 1996 pendekatan Proses
Keperawatan.Jakarta penerbit EGC

EFEK SAMPING
PARACETAMOL
- Jarang sekali : terjadi reaksi alergi pada kulit, alergi
slang dengan salisilat, leucopenia,neurtopenia, nefropati
analgesic (pada penyalahgunaan kronis) tumor pada
-

saluran pembuangan urine


Pada dosis tinggi (.5-10 g) kerusakan hati yang berat
dan mungkin

letal,

disebabkan

oleh

pembentukan

metabolit yang reakttif dan toksik


OSELTAMIVIR DAN ZANAMIVIR
- Zanamivir : dalam jangkauan plasebo, seringkali gejala
-

influenza seperti misalnya nyeri kepala, batuk, bronkitis.


Oseltamivir : zat ini ditolerir dengan baik, jarang mual dan

muntah
ANTIBIOTIK
- Jarang terjadi sesak nafas, eksantema, nyeri
kepala,muntah,diare,kehilangan
nafsu
-

makan,iritasi

pengecapan
Kenaikan konsentrasi enzim hepar di plasma,flebitis

BAB 3

PENUTUP

Dalam menangani suatu permasalahan kesehatan akan lebih


baik jika ditangani sesuai dengan karakteristik dari masing- masing
penyakit tersebut sehingga tidak sampai muncul permasalahan lain
atau yang biasa disebut dengan komplikasi. Namun bagi beberapa
pasien

juga

harus

memperhatikan

tentang

beberapa

indikasi/kontraindikasi sehingga bagi beberapa pasien dibutuhkan


pengecualian

dlaam

mengkonsumsi

obat.

Oleh

karena

itu

diharapkan dnegan adanya karakteristik yang berbeda maka


berbedalah penanganan yang akan diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Deglin,Judith Hopfer 2004 Pedoman Obat untuk perawat

Jakarta EGC
Schmitz,Gery 2008Farmakologi dan toksinologi.ed.3 jakarta EGC
Kee ,joyce L Farmakologi. 1996 pendekatan Proses

Keperawatan.Jakarta penerbit EGC


Djojodibroto, R Darmanto. Respirologi. Jakarta: Penerbit

EGC
Bakta, I made. Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam.

1998. Jakarta: Penerbit EGC


Tjay, Tan Hoan. Obat-obat Penting: Khasiat, penggunaan
dan efek-efek sampingnya. 2007. Jakarta: Penerbit PT Elex
Media Komputindo

Anda mungkin juga menyukai