Anda di halaman 1dari 23

AYAT-AYAT MAKKIYAH DAN MADANIYAH, AYAT AL-QURAN YANG

PERTAMA DAN YANG TERAKHIR KALI TURUN, ASBABUN NUZUL,


DAN QIRAAT

Disusun Oleh:
Nama

: Syamsul Bahari

NIM

: 214.03.241

Mata Kuliah

: Ulumul Quran (SP)

Dosen Pengampu

: Nurus Amzana, M.Pd.I

YAYASAN PERMATA NUSANTARA


INSTITUT AGAMA ISLAM AL-AZHAAR
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM
LUBUKLINGGAU
2016 2017

2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobbilaalamiin, segala puji hanya bagi Allah SWT Tuhan
semesta alam yang telah menciptakan manusia, para Anbiya, para malaikat,
hewan-hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Yang telah menciptakan akal di dalam
otak manusia sehingga mereka dapat berfikir untuk mengembangkan sebuah ilmu
menjadi sebuah pengetahuan yang berlandaskan kitab Allah yaitu Al-Quran. Dan
yang telah memberikan saya ilmu pengetahuan dan kemampuan untuk menyusun
sebuah resume untuk mata kuliah Ulumul Quran ini.
Sholawat dan salam selalu tercurahkan untuk junjungan Nabi besar dan
kekasih Allah SWT, Sayyidina Muhammad Shollallahu Alaihi Wasallam, yang
telah menuntun kita para umat beliau dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang benderang karena cahaya kasih sayang dan cintanya kepada para umatnya
dalam Islam. Dan yang telah mendapatkan risalah kebenaran yaitu Al-Quran, lalu
menyampaikan dan mengajarkan para umatnya sebuah firman-firman Allah yaitu
Al-Quran.
Penyelesaian tugas ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan penulis
tentang apa itu Ulumul Quran. Selain itu, saya selaku penulis resume
(peresume) mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nurus Amzana, M.Pd.I selaku
dosen mata kuliah Ulumul Quran yang telah memberikan arahan dan bimbingan
dalam pembuatan resume ini.

3
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar ...................................................................................................

ii

Daftar Isi ............................................................................................................. iii


A. Ayat-Ayat Makkiyah dan Madaniyah .........................................................

1. Tanda-Tanda Makiyyah ..........................................................................

2. Tanda-Tanda Madaniyyah ......................................................................

3. Cara-cara menentukan Makki dan Madani ............................................

B. Ayat Al-Quran yang Pertama dan yang Terakhir Kali Turun ....................

1. Ayat dan Surat Pertama ..........................................................................

2. Penjelasan Periwayatan ..........................................................................

3. Bagian Al-Quran Yang Terakhir Diturunkan ........................................

C. Asbabun Nuzul ............................................................................................ 12


1. Pengertian Asbabun Nuzul ..................................................................... 12
2. Macam-Macam Asbabun Nuzul ............................................................. 12
3. Redaksi Asbabun Nuzul ......................................................................... 12
4. Manfaat Asbabun Nuzul ......................................................................... 13
5. Ragam Asbabun Nuzul ........................................................................... 14
D. Qiraat ......................................................................................................... 15
1. Macam-Macam Qiraat .......................................................................... 15
2. Syarat Diterimanya Qiraat .................................................................... 16
3. Tujuh Qiraat .......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
E. AYAT-AYAT MAKKIYAH DAN MADANIYAH, AYAT AL-QURAN
YANG PERTAMA DAN YANG TERAKHIR KALI TURUN,
ASBABUN NUZUL, DAN QIRAAT
F.
A. AYAT-AYAT MAKKIYAH DAN MADANIYAH

2
G. Makiyyah ialah ayat-ayat yang diturunkan sebelum Rasulullah
hijrah ke Madinah, kendatipun tidak turun di Makkah. Sedangkan,
Madaniyyah ialah ayat-ayat yang diturunkan sesudah Rasulullah hijrah ke
Madinah, kendatipun tidak turun di Madinah. Ayat-ayat yang turun setelah
peristiwa hijrah disebut Madaniyya walaupun turun di Makkah atau Arafah.
1. Tanda-Tanda Makiyyah
a. Setiap surat yang di dalamnya mengandung ayat-ayat sajdah adalah
Makiyyah.
b. Setiap surat yang mengandung lafadz Kalla adalah Makiyyah.
Lafadz ini hanya terdapat dalam separo terakhir dari Al-Quran. Dan
disebutkan sebanyak tiga puluh tiga kali dalam lima belas surat.
c. Setiap surat yang mengandung lafadz Yaa Ayyuhan-naasu dan tidak
mengandung Yaa Ayyuhal-ladzina Aamanu adalah Makiyyah.
Kecuali surat Al-Hajj yang pada akhir suratnya terdapat kalimat Yaa
Ayyuhal-ladzina

Aamanur-kauu

wasjuduu,

namun

demikian,

sebagian besar Ulama berpendapat bahwa ayat tersebut adalah ayat


Makiyyah.
d. Setiap surat yang mengandung kisah para nabi dan umat terdahulu
adalah Makiyyah. Kecuali surat Al-Baqarah.
e. Setiap surat yang mengandung kisan nabi Adam dan Iblis adalah
Makiyyah. Kecuali surat Al-Baqarah.
f. Setiap surat yang dibuka dengan huruf-huruf muqathaah atau hijaI,
seperti Alif Lam Mim, Alif Lam Ra, Ha Mim dan lainnya, adalah
Makiyyah. Kecuali surat Al-Baqarah dan Al-Imran. Adpun surat ArRadul masih diperselisihkan.
H.
2. Tanda-Tanda Madaniyyah
a. Setiap surat yang berisi hukum pidana, hukum warisan, hak-hak
perdata dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan perdata
serta kemasyarakatan dan kenegaraan, termasuk Madaniyyah.

3
b. Setiap surat yang mengandung izin untuk berjihad, urusan-urusan
perang, hukum-hukumnya, perdamaian dan perjanjian, termasuk
Madaniyyah.
c. Setiap surat yang menjelaskan hal ihwal orang-orang munafik
termasuk Madaniyyah, kecuali surat Al-Ankabut yang dinuzulkan di
Makkah. Hanya sebelas ayat pertama dari surat tersebut yang
termasuk Madaniyyah dan ayat-ayat tersebut menjelaskan perihal
orang-orang munafik.
d. Menjelaskan hukum-hukum amaliyyah dalam masalah ibadah dan
muamalah, seperti shalat, zakat, puasa, haji, qisas, talak, jual beli,
riba, dan lain-lain.
e. Sebagian surat-suratnya panjang-panjang, sebagian ayat-ayatnya
panjang-panjang dan gaya bahasanya cukup jelas dalam menerangkan
hukum-hukum agama.
I.
3. Cara-cara menentukan Makki dan Madani
J.

Untuk

mengetahui

dan

menentukan

Makiyyah

Madaniyyah, para Ulama bersandar pada dua cara utama:


a. SimaI naqli (pendengaran seperti apa adanya), dan
b. Qiyasi ijtihadi (bersifat ijtihad).
K.
L.

dan

4
B. AYAT AL-QURAN YANG PERTAMA DAN YANG TERAKHIR KALI
TURUN
M.Al-Quran mempunyai 114 surat, dengan surat terpanjang terdiri
atas 286 ayat, yaitu Al-Baqarah, dan surat terpendek terdiri dari 3 ayat, yaitu
Al-Ashr, Al-Kautsar, dan An-Nashr. Sebagian ulama menyatakan jumlah
ayat Al-Quran adalah 6.236, sebagian lagi menyatakan 6.666. Perbedaan
jumlah ayat ini disebabkan karena perbedaan pandangan tentang kalimat
Basmalah pada setiap awal surat (kecuali At-Taubah), kemudian tentang katakata pembuka surat yang terdiri dari susunan huruf-huruf seperti Yaa Siin,
Alif Lam Miim, Ha Mim dll. Ada yang memasukkannya sebagai ayat, ada
yang tidak mengikut sertakannya sebagai ayat.
N. Untuk memudahkan pembacaan dan penghafalan, para ulama
membagi Al-Quran dalam 30 juz yang sama panjang, dan dalam 60 hizb
(biasanya ditulis di bagian pinggir Al-Quran). Masing-masing hizb dibagi
lagi menjadi empat dengan tanda-tanda ar-rub (seperempat), an-nisf
(seperdua), dan as-salasah (tiga perempat).
O. Selanjutnya Al-Quran dibagi pula dalam 554 ruku, yaitu bagian
yang terdiri atas beberapa ayat. Setiap satu ruku ditandai dengan huruf ()
ain di sebelah pinggirnya. Surat yang panjang berisi beberapa ruku, sedang
surat yang pendek hanya berisi satu ruku.
1. Ayat dan Surat Pertama
P.

Para ulama berbeda pendapat tentang bagian Al-Quran

yang pertama kali diturunkan.


a. Yang paling kuat: Iqra sampai ayat kelima, ini sesuai riwayat Bukhari
dan Muslim dari Aisyah r.a.
Q. Surat [96] Al-Alaq: 1-5

.R


S.

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang


Menciptakan, (1) Dia Telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. (2) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, (3) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam, (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (5)

b. Surat Ya ayyuhal-Mudzatsir. Pada hakikatnya surat ini merupakan


surat yang pertama kali diturunkan secara sempurna. Untuk
memadukan antara dua pendapat ini, para ulama mengatakan: Yang
pertama kali turun menyatakan kenabian adalah iqra bismi rabbika
dan yang pertama kali menyatakan kerasulan adalah al-mudatsir.
T. Surat [74] Al-Muddatstsir

.U

V.

Artinya: Hai

orang

yang

berkemul

(berselimut),

(1)

Bangunlah, lalu berilah peringatan! (2) Dan Tuhanmu


agungkanlah! (3) Dan pakaianmu bersihkanlah, (4) Dan
perbuatan dosa tinggalkanlah, (5) Dan janganlah kamu
memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
banyak. (6) Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu,
bersabarlah. (7) Apabila ditiup sangkakala, (8) Maka waktu
itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, (9) Bagi orangorang kafir lagi tidak mudah. (10) Biarkanlah Aku bertindak
terhadap orang yang Aku Telah menciptakannya sendirian.
(11) Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak, (12)
Dan anak-anak yang selalu bersama Dia, (13) Dan Ku

9
lapangkan baginya (rezki dan kekuasaan) dengan selapanglapangnya, (14) Kemudian dia ingin sekali supaya Aku
menambahnya. (15) Sekali-kali tidak (akan Aku tambah),
Karena Sesungguhnya dia menentang ayat-ayat kami (Al
Quran). (16) Aku akan membebaninya mendaki pendakian
yang memayahkan. (17) Sesungguhnya dia Telah memikirkan
dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), (18) Maka
celakalah dia! bagaimana dia menetapkan?, (19) Kemudian
celakalah

dia!

bagaimanakah

dia

menetapkan?,

(20)

Kemudian dia memikirkan, (21) Sesudah itu dia bermasam


muka dan merengut, (22) Kemudian dia berpaling (dari
kebenaran) dan menyombongkan diri, (23) Lalu dia berkata:
(Al Quran) Ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari
orang-orang dahulu), (24) Ini tidak lain hanyalah perkataan
manusia. (25) Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka)
Saqar. (26) Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu? (27)
Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (28)
(neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. (29) Dan di
atasnya ada sembilan belas (Malaikat penjaga). (30) Dan
tiada kami jadikan Penjaga neraka itu melainkan dari
malaikat: dan tidaklah kami menjadikan bilangan mereka itu
melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya
orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya
orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orangorang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mukmin itu tidak
ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada
penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): Apakah yang
dikehendaki Allah dengan bilangan Ini sebagai suatu
perumpamaan? Demikianlah Allah membiarkan sesat orangorang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada

10
siapa yang dikehendaki-Nya. dan tidak ada yang mengetahui
tentara Tuhanmu melainkan dia sendiri. dan Saqar itu tiada
lain hanyalah peringatan bagi manusia. (31) Sekali-kali tidak,
demi bulan, (32) Dan malam ketika Telah berlalu, (33) Dan
subuh apabila mulai terang. (34) Sesungguhnya Saqar itu
adalah salah satu bencana yang amat besar, (35) Sebagai
ancaman bagi manusia. (36) (yaitu) bagi siapa di antaramu
yang berkehendak akan maju atau mundur. (37) Tiap-tiap diri
bertanggung jawab atas apa yang Telah diperbuatnya, (38)
Kecuali golongan kanan, (39) Berada di dalam syurga,
mereka tanya menanya, (40) Tentang (keadaan) orang-orang
yang berdosa, (41) Apakah yang memasukkan kamu ke
dalam Saqar (neraka)? (42) Mereka menjawab: Kami
dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,
(43) Dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin,
(44) Dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama
dengan orang-orang yang membicarakannya, (45) Dan adalah
kami mendustakan hari pembalasan, (46) Hingga datang
kepada kami kematian. (47) Maka tidak berguna lagi bagi
mereka syafaat dari orang-orang yang memberikan syafaat.
(48) Maka Mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling
dari peringatan (Allah)?, (49) Seakan-akan mereka itu keledai
liar yang lari terkejut, (50) Lari daripada singa. (51) Bahkan
tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan
kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka. (52) Sekali-kali
tidak. Sebenarnya mereka tidak takut kepada negeri akhirat.
(53) Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya Al
Quran itu adalah peringatan. (54) Maka barangsiapa
menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran daripadanya
(Al Quran). (55) Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran

11
daripadanya kecuali (jika) Allah menghendakinya. dia (Allah)
adalah Tuhan yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan
berhak memberi ampun. (56)
c. Surat Al- Faatihah.
W.Surat [1] Al- Faatihah

.X


Y.

Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah


lagi Maha Penyayang. (1) Segala puji bagi Allah, Tuhan
semesta alam. (2) Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (3)
Yang menguasai di hari Pembalasan. (4) Hanya Engkaulah
yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan. (5) Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(6) (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat
kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (7)

Z.
AA.
d. Bismillaahirrahmaanir-rahiim.

12
AB.

Basmalah


.AC

AD.

Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah


lagi Maha Penyayang.

AE.
2. Penjelasan Periwayatan
a. Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah r.a.: Sesungguhnya
surat yang pertama kali turun ialah dari kelompok mufashshal (Surat
yang pendek-pendek), di dalamnya terdapat sebutan sorga dan neraka,
sehingga ketika Islam telah diterima oleh banyak orang maka turunlah
halal dan haram.
b. Dari Ali bin Husain: Surat yang pertama kali turun di Makah ialah
Iqra, dan surat yang terakhir turun di makkah ialah surat AlMuminun, dikatakan Al-Ankabut. Surat yang pertama kali turun di
Madinah ialah Wailul lil muthaffifiin dan surat yang terakhir turun di
Madinah ialah Baraah (At-Taubah). Dan surat yang pertama kali
diumumkan oleh Rasulullah saw. di Makkah ialah An-Najm.
c. Di dalam Syarh Al-Bukhari, Ibnu Hajar mengatakan: Mereka
bersepakat bahwa surah Al-Baqarah adalah surat yang pertama kali
turun di Madinah.
d. Di dalam Tafsir Al-Nasali dari Al-Waqidi dikatakan bahwa surat yang
pertama kali turun di Madinah adalah Al-Qadr.
AF.
3. Bagian Al-Quran Yang Terakhir Diturunkan
AG. Dalam masalah ini juga terjadi perbedaan pendapat,
diantaranya:

13
a. Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Al-Barra bin Azib, ia
berkata: Ayat yang terakhir turun ialah Yastaftuunaka... (Q.S. AnNisa: 176) dan surat yang terakhir turun adalah surat At-Taubah.
b. Dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata: Ayat yang terakhir turun ialah ayat
Riba, yaitu firman Allah: Ya ayyuhal ladzina anmanu(t) taqullaaha wa
dzaru ma baqiya mina(r) riba...(Q.S. Al-Baqarah:278-280).
c. Ibnu Abbas berkata: Bagian dari Al-Quran yang terakhir turun ialah:
wattaqu yauman tarjiuna fihi... (Q.S.Al-Baqarah: 281).
d. Antara ayat-ayat ini, yakni antara ayat riba, wattaqu yauman dan
ayat hutang, (Q.S.Al-Baqarah: 282-283) tidak ada pertentangan,
Sebab, ia turun sekaligus sebagaimana urutannya di dalam mushhaf,
dan karenanya ia mengenal satu kisah maka masing-masing
mengkhabarkan tentang bagian yang terakhir turun. hal ini dapat
dibenarkan. (Pendapat Imam As-Suyuthi dalam Al-Itqan).
e. Dari Ubay bin Kaab, ia berkata: Ayat yang terakhir turun ialah:
laqad jaakum rasul(un) min anfusikum.... sampai akhir surat.(Q.S AtTaubah: 128-129).
f. Dari Aisyah r.a.:Akhir surat yang diturunkan ialah Al-Maidah,
karena itu hendaklah kamu menghalalkan apa yang dihalalkan di
dalamnya....(H.R.Turmudzi dan Hakim).
g. Al-Qadhi Abu Bakar di dalam kitabnya Al-Intishar berkata:
Pendapat-pendapat ini tidak ada yang marfu (bersambung) kepada
Nabi saw. Masing-masing mengatakannya menurut ijtihadnya atau
dugaan kuatnya. Berkemungkinan bahwa masing-masing dari mereka
mengabarkan tentang apa yang terakhir di dengarnya dari Nabi saw.
pada hari kematian Rasulullah saw. atau sebelum sakitnya. Sementara
yang lain mendengar darinya setelah itu, kendati pun ia sendiri tidak
mendengarnya langsung.
h. Di antara yang musykil sebagaimana persoalan di atas ialah firman
Allah al yauma akmaltu lakum dinakum (Q.S.Al-Maidah:3), ayat ini

14
turun di Arafah pada haji wada (perpisahan). Zhahir ayat ini
menyatakan penyempurnaan semua faridhah (kewajiban) dan hukumhukum sebelumnya. Hal ini diantaranya disebutkan oleh Al-Suddy. Ia
berkata: Setelah ayat ini tidak diturunkan lagi (ayat) halal dan
haram. Padahal di dalam riwayat lain dikatakan bahwa ayat riba,
ayat hutang, dan ayat kafalah diturunkan sesudahnya.
i. Ibnu Jarir mengakui kemusykilan masalah ini kemudian berkata:
Lebih baik ditawilkan bahwa ia menyempurnakan agama mereka
dengan menempatkan mereka (menjadikan mereka berkuasa) di tanah
haram dan mengusir kaum musyrikin darinya sehingga kaum
Muslimin dapat melakukan haji tanpa bercampur dengan kaum
musyrikin.
AH.
AI.

15
C. ASBABUN NUZUL
1. Pengertian Asbabun Nuzul
AJ.

Kata Asbabun Nuzul ( ) merupakan bentuk

frase ( Idhofah ). Kata Asbab ( ) adalah bentuk jama dari (


/sebab). Sedangkan kata Al-Nuzul ( ) pengertiannya sama dengan
, sehingga kalau disebutkan : mengandung arti
sama dengan : ( sebab-sebab turunnya Al-Quran ),
maka pengertian asbabun-nuzul adalah Sebab-sebab yang
melatarbelakangi turunnya Al-Quran.
AK. Adapun pengertian secara terminologis menurut Dr. Shubhi
As-shalih adalah:
AL.

AM.
Artinya:
Sesuatu berupa peristiwa atau pertanyaan yang
melatarbelakangi turunnya suatu ayat atau beberapa ayat, di
mana ayat tersebut mengandung informasi mengenai peristiwa
itu, atau memberikan jawaban terhadap pertanyaan, atau
menjelaskan hukum yang terkandung dalam peristiwa itu, pada
saat terjadinya peristiwa atau pertanyaan tersebut.
AN.
2. Macam-Macam Asbabun Nuzul
AO. Asbabun nuzul terbagi menjadi dua macam yaitu :
a. Asbabun

nuzul

dalam

bentuk

peristiwa,

yaitu

kejadian-

kejadian/peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya ayat AlQuran.


b. Asbabul Nuzul dalam bentuk pertanyaan, yaitu pertanyaan-pertanyaan
yang menyebabkan turunnya ayat Al-Quran.
AP.
3. Redaksi Asbabun Nuzul

16
AQ. Peristiwa atau pertanyaan yang disebut sebagai asbabun
nuzul itu terjadi pada masa Rasulullah (pada masa turunnya ayat-ayat AlQuran). Sehingga, asbabun nuzul hanya dapat diketahui melalui
penuturan para sahabat Nabi yang secara langsung menyaksikan
terjadinya peristiwa atau munculnya pertanyaan sebab nuzul. Para
sahabat menggunakan redaksi atau ungkapan yang berbeda dalam
penyampaiannya antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
Perbedaan ungkapan atau redaksi tersebut juga mengandung arti
implikasi yang berbeda pada status sebab nuzulnya.
AR. Macam-macam ungkapan atau redaksi yang digunakan
sahabat dalam mendeskripsikan sebab nuzul antara lain:
a. Kata ( sebab). Contohnya seperti:
AS.

... ( sebab turunnya ayat ini

demikian )
AT.

Ungkapan ini disebut juga redaksi yang sharih

(jelas/tegas). Maksudnya, sebab nuzul yang menggunakan redaksi


seperti ini menunjukkan betul-betul sebagai latar belakang turunnya
ayat, tidak mengandung makna lain.
b. Kata ( maka ). Contohnya seperti:
AU.

( telah terjadi peristiwa ini

dan itu, maka turunlah ayat ).


AV.
dengan

Ungkapan ini mengandung pengertian yang sama

penggunaan

kata

sababu,

yakni

sama-sama

sharih

(jelas/tegas).
c. Kata ( mengenai/tentang ). Contohnya seperti:
AW.
... ( ayat ini turun mengenai ini
dan itu ). Ungkapan seperti ini tidak secara tegas ( ghairu sharih )
menunjukkan sebab turunnya suatu ayat. Akan tetapi masih
dimungkinkan mengandung pengertian lain.
AX.

17
4. Manfaat Asbabun Nuzul
AY. Adapun manfaat dari asbabun nuzul di antaranya adalah:
a. Mengetahui hikmah di balik penentuan hukum yang di syariatkan
Allah SWT. melalui Al-Quran. Sehingga iman seseorang akan
bertambah dan berupaya untuk merealisasikan hukum-hukum Allah
SWT. serta mengamalkannya.
b. Menolak salah persepsi pembatasan sebuah hukum (al-hasr) dari lafaz
yang secara jelas terdapat al-hasr.
c. Menentukan sebuah hukum melalui sebab turunnya ayat menurut
pandangan relatif bukan berpandangan secara umum yang dipakai.
d. Dengan mengetahui asbabun nuzul, dapat diketahui dan di tentukan
obyek atau sasaran (nama orang) dari turunnya suatu ayat sehingga
tidak menimbulkan kekeliruan.
e. Memudahkan hafalan dan pemahaman tentang asbabun nuzul dengan
beberapa sebab di antaranya peristiwa-peristiwa, hubungan peristiwa
kepada individu serta beberapa hukum agar memudahkan untuk
mengingatnya.
AZ.
5. Ragam Asbabun Nuzul
BA. Setiap ayat yang turun ada yang memiliki beragam riwayat
berbeda yang menceritakan asbabun nuzulnya, dan ada pula yang lebih
dari satu ayat namun memiliki satu latar belakang sebab turunnya.
BB.
BC.

18
D. QIRAAT
BD.

Qiraat adalah cara membaca ayat-ayat yang dipilih oleh

salah seorang imam ahli qiraatyang berbeda yang berbeda dengan cara
ulama lain sertadi dasarkan atas riwayat yang mutawatir sanadnya yang
selaras dengan kaidah-kaidah bahasa arab yang terdapat dalam salah satu
mushaf Utsmani.
1. Macam-Macam Qiraat
a. Di tinjau dari segi membcanya (qori): Qiraat sabah (tujuh), Qiraat
asyrah (sepuluh), Qiraat arbaasyarata (empat belas).
b. Di tinjau dari perawi: Mutawatir, Masyhurah, Ahad, Syadz, Qiraat
Maudlu, Qiraat Mudraj.
1) Mutawatir, yaitu qiroat yang dinukil oleh sejumlah besar periwayat
yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta, dari sejumlah orang
yang seperti itu dan sanadnya bersambung hingga penghabisannya,
yakni Rasulullah Saw. Juga sesuai dengan kaidah bahasa arab dan
rasam Ustmani.
2) Masyhurah, yaitu qiroat yang sahih sanadnya tetapi tidak mencapai
derajat mutawatir, sesuai dengan kaidah bahasa arab dan rasam
Ustmani serta terkenal pula dikalangan para ahli qiroat sehingga
tidak dikategorikan qiroat yang salah atau syaz. Qiroat macam ini
dapat digunakan.
3) Ahad, yaitu qiraat yang sahih sanadnya tetapi menyalahi rasam
Ustmani, menyalahi kaidah bahasa Arab, atau tidak terkenal. Qiroat
macam ini tidak dapat diamalkan bacaanya.
4) Syadz, yaitu qiroat yang tidak sahih sanadnya.
5) Qiraat Maudlu, yaitu qiroat yang tidak ada asalnya.
6) Qiraat Mudraj, yaitu yang ditambahkan ke dalam qiroat sebagai
penafsiran (penafsiran yang disisipkan ke dalam ayat Al-Quran).

19
BE. Keempat macam terakhir ini tidak boleh diamalkan
bacaannya.
c. Di tinjau dari segi nama jenis: Qiraat, Riwayah, Thariq, Wajah.
BF.
BG.
2. Syarat Diterimanya Qiraat
BH.

Harus sesuai denga kaidah bahasa Arab, Harus sahih,

Bacaannya harus sesuai dengan mushaf Utsnami.


BI.
3. Tujuh Qiraat
a. Abu Amr bin Ala. Beliau adalah seorang guru besar para perawi.
Nama lengkapnya adalah Zabban bin Ala bin Ammar Al Mazini AlBasri. Beliau adalah qari dari Bashrah (Irak) lahir pada 67 H. dan wafat
di Kufah pada 154 H. Dua orang perawinya adalah Ad-Dauri dan AsSusi. Ad-Dauri adalah Abu Umar Hafs bin Umar bin Abdul Aziz AdDauri An-Nahwi. Ad-Dauri nama tempat di Baghdad. Beliau wafat pada
246 H. As-Susi adalah Abu Syuaib Salih bin Ziyad bin Abdullah AsSusi. Beliau wafat pada 261 H.
b. Ibnu Katsir. Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Katsir Al-Makki.
Beliau termasuk seorang Tabiin, lahir pada 45 H. dan wafat di Makkah
pada 120 H. Dua orang perawinya adalah Al-Bazzi dan Qunbul. Al-Bazi
adalah Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Abu Bazah, muadzdzin
di Makkah, beliau diberi kunyah (gelar) Abu Hasan, dan wafat pada 250
H. Sementara Qunbul adalah Muhammad bin Abdurrahman bin
Muhammad bin Khalid bin Said Al-Makki Al-Makhzumi. Beliau diberi
kunyah Abu Amr dan diberi julukan (panggilan) Qunbul. Dikatakan
bahwa ahlul bait di Makkah ada yang dikenal dengan nama Qanabilah.
Beliau wafat di makkah pada 291 H.
c. Nafi Al-Madani. Nama lengkapnya adalah Abu Ruwaim Nafi bin
Abdurrahman bin Abu Nuaim Al-Laisi, berasal dari Isfahan dan wafat

20
di Madinah pada 169 H. Dua orang perawinya adalah Qalun dan
Warasy. Qalun adlah isa bin Munya Al-Madani. Beliau adalah seorang
guru bahasa Arab yang mempunyai kunyah Abu Musa dan julukan
qalun. Diriwayatkan bahwa Nafi memberinya nama panggilan Qalun
karena keindahan suaranya, sebab kata Qalun dalam bahasa Romawi
berarti baik. Beliau wafat di madinah pada 220H. Sedang Warasy
adalah Usman bin Said Al-Misri. Beliau diberi kunyah Abu Said dan
diberi julukan Warasy karena teramat putihnya. Beliau wafat di mesir
pada 198 H.
d. Ibn Amir Asy-Syami. Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Amir AlYahsubi, seorang kadi (hakim) di Damaskus pada masa pemerintahan
Walid bin Abdul Malik. nama panggilannya adalah Abu Imran, beliau
termasuk seorang tabiin, lahir pada 21 H. dan wafat di Damaskus pada
118 H. Dua orang perawinya adalah Hisyam dan Ibn Zakwan. Hisyam
adalah Hisyam bin Imar bin Nusair, qadhi di Damaskus. Beliau diberi
kunyah Abdul Walid, wafat pada 245 H. Sedang Ibn Zakwan adalah
Abdullah bin Ahmad bin Basyir bin Zakwan Al-Qurrasyi Ad-Daimasqi.
beliau diberi kunyah Abu Amr. Dilahirkan pada 173 H, dan wafat pada
242 H. di Damaskus (Suriah).
e. Ashim Al-Kufi. Beliau adalah Ashim bin Abun Najud dan dinamakan
pula Ibn Bahdalah, Abu Bakar. Beliau termasuk seorang tabiin, wafat
pada 1128 H di Kufah. Dua orang perawinya adalah Syubah dan Hafs.
Syubah adalah abu Bakar Syubah bin Abbas bin Salim Al-Kuffi, wafat
pada 193 H. Sedang Hafs adalah Hafs bin Sulaiman bin Mughirah AlBazzar Al-Kuffi. Nama panggilannya adalah Abu Amir. Beliau adalah
orang yang terpercaya. Menurut Ibn Muin, beliau lebih pandai
qiraatnya dari pada Abu Bakar, wafat pada 180 H.
f. Hamzah Al-Kufi. Beliau adalah Hamzah bin Habib bin Imarah AzZayyat Al-Fafdi At-Taimi. Beliau diberi kunyah Abu Imarah, lahir pada
80 H, dan wafat pada 156 H. di Halwan pada masa pemerintahan Abu

21
Jafar Al-Mansur. Dua orang perawinya adalah Khalaf dan Khalad.
Khalaf adalah Halaf bin Hisyam Al-Bazzaz. Beliau diberi kunyah Abu
Muhammad, dan wafat di Baghdad pada 229 H. Sedang Khalad adalah
Khalad bin Khalid, dan dikatakan pula Ibn Khalid As-Sairafi Al-Kufi.
Beliau diberi kunyah Abu Isa, wafat pada 220 H.
g. Al-Kisai Al-Kufi. Beliau adalah Ali bin hamzah, seorang imam ilmu
Nahwu di Kufah. Beliau diberi kunyah Abdul Hasan, dinamakan
dengan Al-Kisai di saat ikhram. Beliau wafat di Barnabawaih, sebuah
perkampungan di Ray, dalam perjalanan menuju Khurasan bersama ArRaasyid pad 189 H. Dua orang perawinya adalah Abdul haris dan Hafs
Ad-Dauri. Abdul haris adalah Al-Lais bin Khalid Al-Baghdadi, wafat
pada 240 H. Sedang Hafs Al-Dauri adalah juga perawi Abu Amr yang
telah disebutkan di atas.
BJ.DAFTAR PUSTAKA
BK.
BL.

Badr, Ad-Din Muhammad bin Abdillah Az-Zarkasyi, Al-Burhan fi Ulum


Al-Quran.

BM.

Az-Zarkasyi, Al-Burhan fi Ulum Al-Quran, Jakarta: Media Islamic


Center, 2012.

BN.

Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Al-Quran.

BO.

Anwar, Rosihan, Ulumul Quran. Bandung: Pustaka Setia, 2004.

BP.

As-Suyuthi, Imam, Apa itu Alqur'an, Penerbit: Gema Insani Pers.

BQ.

Wahyudi, Moh., Hukum-Hukum Bacaan Al-Qur'an, Surabaya: Indah.

Anda mungkin juga menyukai