Anda di halaman 1dari 16

SPEKTRUM KONSELING

Dasar-dasar Konseling

Disusun Oleh:
Nama

: Zubaidah

NIM

: 214.03.2

Mata Kuliah

: Dasar-dasar Konseling (SP)

Dosen Pengampu

: Aris Sutrisno, SH., M.A.

YAYASAN PERMATA NUSANTARA


INSTITUT AGAMA ISLAM AL-AZHAAR
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM
LUBUKLINGGAU
2017

3
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobbilaalamiin, segala puji hanya bagi Allah SWT Tuhan
semesta alam yang telah menciptakan manusia, para Anbiya, para malaikat,
hewan-hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Yang telah menciptakan akal di dalam
otak manusia sehingga mereka dapat berfikir untuk mengembangkan sebuah ilmu
menjadi sebuah pengetahuan yang berlandaskan kitab Allah yaitu Al-Quran. Dan
yang telah memberikan saya ilmu pengetahuan dan kemampuan untuk menyusun
sebuah resume untuk mata kuliah Dasar-dasar Konseling ini.
Sholawat dan salam selalu tercurahkan untuk junjungan Nabi besar dan
kekasih Allah SWT, Sayyidina Muhammad Shollallahu Alaihi Wasallam, yang
telah menuntun kita para umat beliau dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang benderang karena cahaya kasih sayang dan cintanya kepada para umatnya
dalam Islam. Dan yang telah mendapatkan risalah kebenaran yaitu Al-Quran, lalu
menyampaikan dan mengajarkan para umatnya sebuah firman-firman Allah yaitu
Al-Quran.
Penyelesaian tugas ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan penulis
tentang apa itu Dasar-dasar Konseling. Selain itu, saya selaku penulis resume
(peresume) mengucapkan terimakasih kepada Bapak Aris Sutrisno, SH., M.A.
selaku dosen mata kuliah Dasar-dasar Konseling yang telah memberikan arahan
dan bimbingan dalam pembuatan resume ini.

4
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar ...................................................................................................

ii

Daftar Isi ............................................................................................................. iii


A. Konsep Dasar ..............................................................................................

B. Konseling Perorangan .................................................................................

C. Isu Konseling Perorangan ...........................................................................

D. Konseling Trait and Factor ..........................................................................

E. Konsep Dasar ..............................................................................................

F. Hakikat Manusia .........................................................................................

G. Hakikat Konseling .......................................................................................

H. Kondisi-kondisi Konseling .........................................................................

I. Proses Konseling .........................................................................................

J. Teknik Konseling TF ................................................................................... 10

SPEKTRUM KONSELING

A. KONSEP DASAR
1. Pelayanan
a. Konseling Perorangan
b. Bimbingan Kelompok
c. Konseling Kelompok
d. Konsultasi
e. Mediasi

2
2. Skenario
a. Konsep Dasar Konseling
b. Setting: Perorangan
Kelompok
c. Konsultasi
d. Mediasi

B. KONSELING PERORANGAN
1. Isu di Lapangan
a. Penstrukturan konseling tidak jelas
b. Penggalian data tidak sistematis
c. Konselor larut dalam konseling
d. Hanya omong-omong biasa
e. Hanya bersifat nasihat biasa
f. Tanpa melalui tahap-tahap konseling
g. Tanpa penggalian perasaan, sikap dan kepribadian klien
h. Klien tidak siap konseling
i. Klor kurang mampu mendifinisikan masalah siswa (pada tahap awal)
j. Klor kurang terampil dalam mengaplikasikan tehnik-tehnik konseling
k. Kebanyakan klor kurang memahami tahapan-tahapan konseling
l. Sering menampilkan profil orang tua daripada profil konselor
m. Masalah yang dibahas sering masalah sekunder bukan masalah
primer

3
2. Prinsip-prinsip Kunci
a. Konseling didasari dan dikembangkan atas pandangan potensi positif
manusia
b. Konseling berangkat dari kondisi pesimis berakhir dalam kondisi
optimis
c. Konseling merupakan suatu proses pencerahan
d. Konseling merupakan suatu proses pembelajaran
e. Konseling merupakan suatu proses bantuan, fasilitasi untuk klien,
bukan untuk konselor atau untuk yang lain
f. Konseling berfokus pada saat ini dan masa depan
g. Konseling merupakan suatu statement, commitment dan action
3. Tujuan
Memfasilitasi klien agar terbantu untuk:
a. Menyesuaikan

diri

secara

efektif

terhadap

diri

sendiri

dan

lingkungannya
b. Mengarahkan dirinya sesuai dengan potensinya yang dimilikinya ke
arah perkembangan yang optimal
c. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman diri
d. Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar
e. Mengurangi tekanan emosi melalui kesempatan untuk mengekspresikan
perasaannnya

4
f. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk mengambil keputusan
yang efektif
g. Meningkatkan hubungan antar pribadi
4. Asas Konseling (Etika Dasar)
a. Kesukarelaan
b. Kerahasiaan
c. Keputusan diambil oleh klien sendiri
5. Komponen Konseling
a. Konselor
1) Seseorang yang karena kewenangan dan keahliannya memberi
bantuan (konseling) kepada klien.
2) Aktor yang secara aktif mengembangkan proses konseling untuk
mencapai tujuan konseling sesuai dengan prinsip-prinsip dasar
konseling.
3) Memiliki seperangkat kompetensi

Kompetensi Personal yang diharapkan adalah:


1) Memiliki keyakinan yang mantap tentang hidup, manusia, dan
masalah-masalahnya
2) Mampu mereduksi kecemasan, tidak tertekan, tidak menunjukan
sikap bermusuhan, tidak membiarkan diri menurun kapasitanya.

5
3) Memiliki kemampuan untuk hadir bagi orang lain
4) Respek dan apresiatif terhadap diri sendiri
5) Berorientasi untuk tumbuh dan berkembang
b. Klien
1) Individu yang sedang mengalami masalah, atau setidak-tidaknya
sedang mengalami sesuatu yang ingin disampaikan kepada orang
lain.
2) Melalui konseling klien menginginkan:
a) Mendapatkan suasana fikiran yang jernih
b) Perasaan yang lebih nyaman,
c) Nilai tambah, hidup yang lebih berarti
d) Hal-hal positif lainnya yang bermakna dalam menjalani hidup
sehari-hari
c. Konteks Hubungan Konselor Klien
1) Hubungan

konselor-klien:

hubungan

membantu

(helping

relationship): meningkatkan pertumbuhan, kematangan, fungsi, dan


cara menghadapi kehidupan dengan memanfaatkan sumber-sumber
internal pada pihak klien
2) Karakteristik dinamika dan keunikan hubungan konselor-klien: (a)
afeksi, (b) intensitas,(c) pertumbuhan dan perubahan, (d) privasi, (e)
dorongan, (f) kejujuran

6
C. ISU KONSELING PERORANGAN
1. Penstrukturan konseling tidak jelas
2. Klien tidak siap konseling
3. Penggalian data tidak sistematis
4. Konselor larut dalam konseling
5. Hanya omong-omong biasa
6. Hanya bersifat nasihat biasa
7. Tanpa melalui tahap-tahap konseling
8. Klor kurang terampil dalam mengaplikasikan tehnik-tehnik konseling
9. Sering menampilkan profil orang tua daripada profil konselor
10. Masalah yang dibahas sering masalah sekunder bukan masalah primer

D. KONSELING TRAIT AND FACTOR


Konseling Profesional:
1. Dapat dipertanggungjawabkan dasar keilmuan dan teknologinya
2. Berdasar acuan dari model konseling tertentu

E. KONSEP DASAR
1. Individu adalah unik dalam berbagai aspek tingkah lakunya.
2. Dalam keterbatasan faktor genetik, tingkah laku dapat diubah, dalam
batas-batas fungsi organisme dan lingkungan.

7
3. Ciri-ciri tingkah laku individu cukup konsisten sehingga memungkinkan
dilakukan generalisasi dalam mendeskripsikan tingkah laku dari waktu ke
waktu.
4. Tingkah laku individu merupakan hasil dari statusnya sekarang,
pengalaman-pengalaman, dan seting sosial dan fisik.
5. Tingkah laku individu dapat diatur dan diukur,

(dimensi pengukuran

menjadi elemen pokok dalam konseling Trait & Factor ).


6. Perbedaan individu dapat diidentifikasi secara objektif
7. Perbedaan-perbedaan saat ini berhubungan dengan perilaku sosial di masa
yad

F. HAKIKAT MANUSIA
1. Manusia dilahirkan dengan membawa potensi baik dan buruk.
2. Manusia bersifat bergantung dan hanya berkembang secara optimal di
tengah-tengah masyarakatnya.
3. Manusia selalu ingin mencapai hidup yang baik (good life).
4. Manusia banyak berhadapan dengan banyak pilihan-pilihan yang
diintrodusir oleh berbagai pihak.
5. Manusia merupakan individu yang unik.
6. Manusia memiliki ciri-ciri yang bersifat umum.
7. Manusia bukan penerima pasif atas pembawaan dan lingkungannya.
G. HAKIKAT KONSELING

8
1. Proses yang bersifat pribadi dan individual yang dirancang untuk
membantu individu mengembangkan keterampilan, sikap, dan keyakinan
yang diperlukan untuk menyesuaikan diri secara normal.
2. Bantuan yang bersifat individual, personal, yang diliputi oleh suasana
permisif dalam mengembangkan keterampilan dan mencapai selfunderstanding dan self-direction yang secara sosial dibenarkan.
3. Hubungan kemanusiaan antara konselor dengan klien dalam usaha
mengarahkan dan membina perkembangan diri.
4. Cara/teknik untuk menfasilitasi individu dalam rangka mendapatkan
identitasnya, mempermudah mencapai keinginannya untuk memahami diri
sendiri, dan dalam mewujudkan aspirasinya.

H. KONDISI-KONDISI KONSELING
1. Tujuan konseling
a.

Memfasilitasi klien untuk berpikir tentang dirinya dan menemukan


masalah dirinya serta mengembangkan cara-cara untuk ke luar dari
masalah tersebut.

b.

Konseling TF membantu klien:


1)

Self-clarification : penjelasan

2)

Self-understanding : pemahaman

3)

Self-acceptance : penerimaan

4)

Self-direction : pengarahan

5)

Self-actualization : ekspresikan potensi

9
2. Klien/Konseli
a. Selama konseling
1)

Sedapat mungkin datang secara sukarela, walaupun demikian bila


ia dikirim berdasarkan pengalaman tidak terlalu berbeda efektifnya

2)

Bersedia belajar memahami dirinya sendiri dan mengarahkan diri

3)

Menggunakan kemampuan berpikirnya untuk lebih memperbaiki


dirinya sehingga dapat mencapai kehidupan yang rasional dan
memuaskan

4)

Bekerjasama dengan konselor dan bersedia mengikuti fasilitasi


konselor dalam proses pengubahan.

b. Setelah konseling
1)

Melaksanakan keputusan yang telah diambil dalam konseling

2)

Bertanggung jawab atas segala keputusan dan bersedia menerima


konsekuensinya

3. Konselor
a. Sikap Konselor
1)

Menempatkan diri sebagai guru

2)

Menerima sebagian tanggung jawab atas keselamatan klien

3)

Bersedia mengarahkan klien ke arah yang lebih baik

4)

Tidak netral sepenuhnya terhadap nilai-nilai

5)

Yakin terhadap asumsi konseling yang efektif.

10

b. Keterampilan
1)

Memiliki pengalaman dan keahlian dalam hal teori perkembangan


manusia dan pemecahan masalah

2)

Memanfaatkan teknik pemahaman individu

3)

Melaksanakan proses konseling secara fleksibel,

4)

Menerapkan strategi pengubahan perilaku

5)

Menjalankan perannya dalam:


a) Mengajar individu belajar
b) Mengajar individu mengenali motivasi-motivasinya
c) Mengajar individu pengubah perilakunya menjadi perilaku yang
memadai untuk mencapai tujuan pribadinya

4. Hubungan konseling
a.

Konseling

merupakan

thinking

relationship

yang

lebih

menekankan peranan berpikir rasional walaupun tidak sama sekali


meninggalkan aspek emosional.
b.

Konseling berlangsung dalam situasi hubungan yang bersifat


pribadi, akrab, dan empatik.

c.

Konseling dapat bersifat remediatif maupun developmental.

d.

Konselor dan klien, melakukan peranannya secara proporsional.

I. PROSES KONSELING
1.

Analisis

11
Langkah awal, mengumpulkan informasi tentang diri klien dan latar
kehidupannya.
2.

Sintesis
Langkah untuk merangkum, mengolong-golongkan serta menghubunghubungkan data yang telah dikumpulkan sehingga tergambarkan
keseluruhan pribadi klien.

3.

Diagnosis
Langkah menarik simpulan logis mengenai masalah yang dihadapi klien
atas dasar gambaran pribadi klien hasil analisis dan sintesis.

4.

Prognosis
Memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan
data yang ada

5.

Konseling (treatment)
Konseling dapat dipandang sebagai keseluruhan proses pemberian
bantuan, tetapi juga dapat dipandang sebagai salah satu tahap proses
konseling.

6.

Follow-up
Langkah

follow-up

dapat

diartikan

sebagai

hal-hal

yang

perlu

direncanakan dari alternatif yang dipilih untuk dikembangkan dan/atau


tindak lanjut dari alternatif yang telah dilaksanakan di lapangan.

J. TEKNIK KONSELING TF

12
Model TF mengakui

individual differences, sehingga tidak ada

teknik-teknik tertentu yang cocok untuk semua orang. Dalam konseling


dituntut fleksibilitas teknik. Beberapa teknik-teknik dasar konseling yang
dikembangkan Williamson yang dapat dimodifikasi oleh konselor di
lapangan.
1. Establishing Rapport (Peneguhan hubungan baik)
Untuk menciptakan hubungan baik, konselor perlu menciptakan
suasana hangat, bersikap ramah dan akrab, dan menghilangkan
kemungkinan situasi yang

mengancam. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan:
a. Reputasi konselor, khususnya dalam kompetensi
b. Penghargaan dan perhatian konselor
c. Kemampuan konselor dalam menyimpan rahasia
2. Cultivating self-understanding (Memperbaiki pemahaman diri)
Usaha pertama konselor adalah membantu klien lebih mampu
memahami

diri

sendiri

yang

mencakup

segala

kelebihan

dan

kelemahannya. Selanjutnya, klien dibantu mengatasi kelemahan dengan


memanfaatkan kelebihannya. Untuk itulah maka dapat dimengerti bahwa
konselor harus menginterpretasikan data, termasuk data testing. Teknik ini
harus menjadi perhatian utama konselor pada tahap analisis, sintesis dan
diagnosis.

13
3. Advising or Planning a Program of Action (Pemberian nasehat atau
perencanaan program kegiatan)
Tugas konselor setelah membantu klien mengenali dirinya adalah
membantu
pemahaman

klien
yang

merencanakan
relatif

program

terbatas

pada

tindakan.

Oleh

karena

konselor,

maka

dalam

mengembangkan alternatif penyelesaian masalah, hendaknya konselor


tidak selalu menggunakan saran langsung. Saran dapat diberikan, namun
hendaknya dipilih saran persuasif atau saran eksplanatori.
4. Carrying-out The Plan (Melaksanakan rencana)
Rencana program tindakan yang telah dibuat dan disertai dengan
pengujian kelebihan dan kekurangannya, diikuti dengan pengambilan
keputusan oleh klien. Rencana yang diputuskan untuk dipilih dapat diikuti
dengan saran langsung terhadap hal-hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan rencana yang telah dipilih tersebut.
5. Referral Alih tangan kepada pihak lain yang lebih kompeten
Kemampuan konselor terbatas, sehingga tidak semua masalah klien
dapat dibantu oleh konselor Dalam hal konselor tidak mampu membantu
klien, maka hendaknya ia kirimkan kepada pihak lain (orang/lembaga)
yang lebih berwewenang.

Anda mungkin juga menyukai