BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu permasalahan yang dihadapi secara seri oleh setiap negara
didunia adalah masalah kemiskinian. Kemiskinan bisa terjadi dimana saja dan
dimensi kemiskinan itu sangatlah luas. Kemiskinan bisa saja terjadi dikalangan
masyarakat manapun, bisa terjadi diberbagai tingkat usia manapun maupun
diberbagai tingkat usia maupun diberbagai tingkat pendapatan masyarakat.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh
kebutuhan
dasar,
ataupun
sulitnya
akses
terhadap
pendidikan
dan
Artinya : Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang
kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah,
tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu,
sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).
Huhh
Hjhjj
Vfvyh
Ugbguh
hhnh
rata, karena meskipun banyak kegiatan ekonomi yang ada di kecamatan coblong
itu tidak menjamin bahwa keadaan masyarakatnya terjamin, karena jika dilihat
secara luas dibeberapa kelurahan yang ada di kecamatan ini masih ada yang
taraf ekonominya rendah, permukiman kumuh, dan banyak rumah yang tidak
layak ditempati, untuk tingkat kemiskinan di Kecamatan Cicendo masih ditaraf
stabil keadaan lingkungan dan keadaan ekonominya bisa mengimbangi taraf
hidup masyarakat, meskipun ada beberapa kelurahan yang tingkat ekonominya
dibawah rata-rata, tetapi ini masih ditingkat stabil, dan untuk Kecamatan
Mandalajati adalah yang paling tinggi tingkat kemiskinannya, selain mandalajati
merupakan kecamatan baru hasil pemekaran dari Kecamatan Cicadas lama
(sekarang Kec Antapani) dan Kec Arcamanik, selain padat penduduk, kecamatan
ini tidak banyak kegiatan ekonomi yang menunjang masyarakatnya sehingga
tidak bisa menunjang kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, berdasarkan
kondisi di atas perlu dicari indikator yang memepengaruhi tingkat kemiskinan di
tiga kecamatan tersebut, serta di kecamatan mana yang tingkat kemiskinannya
paling tinggi.
1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk dapat
menentukan wilayah kecamatan mana yang memiliki tingkat kemiskinan paling
besar yang sesuai standar dan kriteria yang ditentukan, dengan wilayah yang
telah ditentukan yaitu, Kecamatan Coblong, Kecamatan Cicendo dan Kecamatan
Mandalajati. Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah
sebagai berikut :
Utara
Timur
Barat
titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 Meter dan terendah di
sebelah Selatan adalah 675 Meter di atas permukaan laut. Kota Bandung di
bagian Selatan permukaan tanah relative datar, sedangkan di wilayah Kota
Bandung bagian Utara berbukit-bukit, sehingga merupakan panorama yang
indah (BPS Kota Bandung, 2012).
Iklim asli kota Bandung dipengaruhi oleh pegunungan di sekitarnya
sehingga cuaca yang terbentuk sejuk dan lembab. Temperatur rata-rata yaitu
23,3 oC dan mencapai suhu tertinggi yaitu pada bulan April yaitu 30,2 oC. Curah
hujan rata-rata di Kota Bandung yaitu 322,4 mm (BPS Kota Bandung,2012).
1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah Mikro
Utara
Timur
Selatan
Barat
Utara
Selatan
Timur
Barat
: kecamatan sukajadi,
: kecamatan andir,
: kecamatan sumur bandung dan bandung wetan,
: kota cimahi
luas wilayah 717 Ha, dengan jumlah penduduk 49.531 jiwa. Kecamatan
Mandalajati, terdiri dari 4 kelurahan ( Jatihandap, Karang pamulang, Pasirimpun
dan Sindangjaya), dengan jumlah 47 RW dan 278 RT, dengan batas wilayah
sebagai berikut :
Bagian Selatan
tingkat
kemiskinan
tinggi
dipilih
sesuai
dengan
pertimbangan-
pertimbangan tertentu, dengan melihat berbagai faktor dan kriteria - kriteria yang
telah ditetapkan oleh masing-masing responden mengeni penentuan Kecamatan
dengan tingkat kemiskinan tinggi yang diharapkan. Untuk mendapatkan jawaban
dari responden kami menyebarkan kuisioner yang berisi pertanyaan tentang
kriteria - kriteria apa saja yang akan dipilih dalam mencari penentuan Kecamatan
dengan tingkat kemiskinan tinggi yang diharapkan.
Terdapat tiga faktor penilai yang menjadi materi yang dipergunakan
sebagai pertimbangan dalam mencari penentuan Kecamatan dengan tingkat
kemiskinan tinggi yang diharapkan yaitu faktor BPS, Kantor Kecamatan dan
BKKBN
1.4 Metodologi
Metodologi yang digunakan untuk mendukung kajian ini adalah metode
pendekatan studi yang dilengkapi dengan penjabaran variabel, metode
pengumpulan data dan metode analisis.
1.4.1 Metode Pendekatan
Metode
pendekatan
studi
yang
dipergunakan
dalam
kajian
ini
studi atau kajian yang secara garis besar akan di paparkan di bawah ini:
Survey Primer
Data yang diperoleh dari survey lapangan dengan langsung mengamati
obyek sasaran kajian. Adapun bentuk survey primer, diantaranya yaitu:
Wawancara
Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan yaitu dengan cara mengambil gambar atau foto
lokasi penentuan di Kecamatan Coblong, Kecamatan Cicendo, dan Kecamatan
Mandalajati.
Survey Sekunder
Data survey sekunder diperoleh dari literatur yaitu internet dan buku maupun
pedoman yang ada dan juga memperoleh data dari bebrapa instansi yang
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah metode analisis
Mampu menghadapi situasi kompleks dan tidak tersturktur (data dan informasi
statistik sangat minim bahkan tidak ada sama sekali.
Ahp memberi suatu skala dalam mengukur hal-hal yang tidak terwujud untuk
mendapatkan proiritas.
berpasangan yang mempunyai nilai 1-9 dan data yang digunakan adalah data
primer dari hasil kuisioner di lapangan.
Defiinisi
Keterangan
Kepentingan
1
Sama penting
5
7
faktor
lainnya,
tetapi
tidak
meyakinkan
Jelas, nyata dan terbukti lebih penting dari
kepentingannya
Menyolok
yang lain
Jelas, nyata dan terbukti jauh lebih penting
kepentingannya
Mutlak penting
PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini berisikan tentang latar belakang, tujuan,
dan sasaran, ruang lingkup kajian, meliputi ruang lingkup
wilayah, dan ruang lingkup materi, metodologi kajian yang
meliputi metode pendekatan, metode pengumpulan data dan
metode analisis, serta sistematika penyajian.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai analisis hirarki
proses / AHP dan Expert Choice.
BAB III
10
BAB IV
ANALISIS
Berisikan output analisis dan interpretasi hasil analisis.
BAB V
11