Anda di halaman 1dari 7

Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sempurna di banding dengan makhluk yang lain


yang di ciptakan oleh Allah SWT Seperti: Hewan, tumbuhan dan sebagainya.
Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran surat At-Tin ayat 4 :


Artinya:Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.1
Berdasarkan ayat tersebut, Allah telah menciptakan manusia dengan bentuk yang
sebaik-baiknya, serta di lengkapi dengan akal sebagai pembeda dengan makhluk
yang lain.
Akal adalah suatu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk
membedakan yang salah dan yang benar serta menganalisis sesuatu yang
kemampuannya sangat tergantung luas pengalaman dan tingkat pendidikan,
formal maupun informal, dari manusia pemiliknya. Jadi, akal bisa didefinisikan
sebagai salah satu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk mengingat,
menyimpulkan, menganalisis, Menilai apakah sesuai benar atau salah.2
Namun, karena kemampuan manusia dalam menyerap pengalaman dan
pendidikan tidak sama. Maka tidak ada kemampuan akal antar manusia yang
betul-betul sama.3
Selain akal manusia juga di karuniai hati sebagai penyempurna untuk
menunjang berbagai kreativitasnya sehingga manusia menjadi makhluk yang
sempurna. Akan tetapi, manusia juga bisa menjadi makhluk yang hina bahkan
lebih hina dari hewan apabila semua karunia Allah yang telah berikan tersebut
tidak digunakan dan dimanfaatkan dengan semestinya, sebagaimana yang
tercantum dalam Al-quran surat Al-Araf ayat 179:
1 Departemen Agama, Mushaf Mufassar,Bandung,(2009:597)
2 Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Indeks.
Jakarta 2008
3 ibid

Artinya:Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)


kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tandatanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orangorang yang lalai4.
Oleh karena itu, agar manusia menggunakan dan memanfaatkan fasilitas
yang Allah berikan sebagai modal untuk menjalani kehidupan di dunia ini dan
menjadi makhluk yang mulia, maka di butuhkan proses pengarahan dan
pendidikan di mulai dari semenjak di lahirkan sampai akhir hayatnya, harus
berpedoman kepada Al-Quran dan As Sun-Nah.
Fitrah manusia sebagai makhluk Allah SWT yang paling sempurna
penciptaannya, menjadikan mampu berpikir dengan akal serta berbuat dengan
kesempurnaan jasmaninya. Dengan penciptaan manusia tersebut Allah SWT
menjadikanya makhluk yang berpasang-pasangan, yaitu laki-laki dan perempuan,.
Selain itu, bukan hanya manusia yang diciptakan berpasang-pasangan, melainkan
hewan pun diciptakan berupa betina dan jantan, supaya diantara mereka dapat
menghasilkan keturunan dan generasi penerusnya. Sebagai firman Allah SWT:

4 Departemen Agama, Mushaf Mufassar,Bandung,(2009:151)


Artinya:Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang
biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta
satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu.5
Uud no.1 tahun 1974 Pasal I (Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang
pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha esa). Dan pasal II nya (1). Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan
menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu.(2) Tiap-tiap
perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku6
Islam menghendaki hubungan seks yang normal melalui pernikahan sah
dengan niat ibadah kepada Allah SWT. Hal ini dimaksudkan untuk
menanggulangi kerusakan jiwa dan mengarahkan manusia agar berakhlak mulia. 7
5 Departemen Agama, Mushaf Mufassar,Bandung,(2009:77)
6 KHI UUD NO.1 TH. 1974
7 Sulistiani L Siska. Kejahatan Dan Penyimpangan Seksual Dalam
Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif Indonesia (Bandung:
Nuansa Aulia, 2016), Hlm 1

Islam juga menghendaki fitrah manusia berjalan sesuai dengan kehendak yang
telah digariskan oleh yang maha kuasa. Firman Allah SWT dalam al-quran
sebagai berikut:


Artinya:

Dan

di

antara

tanda-tanda

kekuasaan-Nya

ialah

dia

menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu


cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.8
Setiap orang seharusnya dapat mengendalikan hawa nafsunya. Oleh sebab
itu, islam tidak menyetujui pandangan yang mengatakan bahwa mengekang
naluriah seksual yang alami tidak berkaitan dengan tingginya derajat dan nilai
kemulian seseorang. Pandangan tersebut bertentangan denagn seluruh konsep
moral dan spiritual yang ditanamkan oleh islam. Naluri alamiah, kecakapan
mental atau kegagalan fisik sekalipun, adalah karunia Allah SWT. Kegiatan
seksual yang berlebihan akan menghalangi aktivitas intelektual. Karena untuk
mencapai daya intelektual yang penuh, perlu adanya perkembangan kelenjar yang
baik serta pengendalian nafsu syahwat yang berdaya guna.9
Penyimpangan adalah sikap tindak di luar ukuran (kaidah) yang berlaku. 10
Deviasi atau penyimpangan diartikan sebagai tingkah laku yang menyimpang dari
detensi sentral atau ciri-ciri karakteristik rata-rata dari rakyat kebanyakan/
8 Departemen Agama, Mushaf Mufassar,Bandung,(2009:406)
9 Sulistiani L Siska. Kejahatan Dan Penyimpangan Seksual Dalam
Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif Indonesia (Bandung:
Nuansa Aulia, 2016), Hlm 1

populasi.11 Adapun seksual, berkenaan dengan perkara persetubuhan antara lakilaki dan perempuan.12 Deviasi seksual ialah ganguan arah tujuan seksual, 13 karena
mendapat kepuasan seksualnya dengan cara yang keluar dari kebiasaan.
Segala tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan nilainilai dan
norma yang berlaku dalam masyarakat dianggap sebagai bentuk penyimpangan.
Bentuk-bentuk penyimpangan serta berbagai penyakit sosial yang ada dalam
masyarakat bermacam-macam, Salah satunya adalah perilaku seks diluar nikah.
Perilaku seks di luar nikah selain ditentang oleh norma-norma sosial, juga
secara tegas dilarang oleh agama. Perilaku menyimpang ini dapat dilakukan oleh
seorang laki-laki dan perempuan yang belum atau bahkan tidak memiliki ikatan
resmi.Dampak negatif dari perilaku seks di luar nikah, antara lain, lahirnya anak
di luar nikah, terjangkit PMS (penyakit menular seksual), bahkan HIV/AIDS, dan
turunnya moral para pelaku.
George Harvard dalam bukunya revolusi seks mengungkapkan, kita tidak
begitu khawatir terhadap bahaya nuklir yang mengancam kehidupan manusia di
abad modern ini, yang kita khawatirkan adalah serangan bom seks yang setiap
saat dapat meledak, menghancurkan moral manusia. Pandangan semacam ini juga
di lontarkan oleh sejarawan Arnold Toynbee yang menyatakan, dominasi seks
dewasa ini akan mengakibatkan runtuhnya peradaban manusia.14

10 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,


(Jakarta: Balai Pustaka, 2007) , Hlm. 1067
11 Sulistiani L Siska. Kejahatan Dan Penyimpangan Seksual Dalam
Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif Indonesia (Bandung:
Nuansa Aulia, 2016), Hlm 6
12 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Hlm 1015
13 ibid

Oleh karena alasan itu, penulis terasa termotivasi untuk menulis


karya tulis ilmiah ini dengan judul ? Karena, penulis ingin meneliti system
hukum-hukum yang ada diIndonesia tentang bagaimana hukuman bagi
seorang pezina Mengingat, banyak sekali pergaulan bebas yang terjadi
dizaman sekarang.
Rumusan Masalah
1. Apa zina itu dan apa hukuman bagi pezina ghaira muhsan dan muhsan
menurut hukum positif Indonesia dan hukum isla?
2. Apakah nikah siri termasuk zina menurut hukum positif Indonesia dan
hukum islam?
3. Dan apakah hukuman pezina bisa di kaitkan dengan hukuman orang yang
asusila menurut hukum positif Indonesia?
Tujuan penulisan
1. Mengetahui apa itu zina dan mengetahui hukuman bagi pezina menurut
hukum positif Indonesia dan hukum islam
2. Mengetahui apakah nikah siri dan zina itu sama atau tidak
3. Dan mengetahui apakah zina termasuk asusila atau bukan
Metode dan Teknik Penulisan
Metode penulisan ?
Adapun teknik penulisan yang digunakan yaitu teknik studi
kepustakaan. Teknik studi kepustakaan adalah Pengumpulan keteranganketerangan dan berbagai literatur sebagai perbandingan atau acuan yang
relevan dengan peristiwa yang di kaji.15
14 Sulistiani L Siska. Kejahatan Dan Penyimpangan Seksual Dalam
Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif Indonesia (Bandung:
Nuansa Aulia, 2016), Hlm 3
15 Usep. Metode penulisan dan teknik penulisan (bandung, AZKA,
(2008: 20)

Anda mungkin juga menyukai