Nama anggota :
1. Dyah Ayu Fitriani
J210140022
J210140024
J210140028
4. Ita Kiswarsiki
J2101 40034
5. Arbaani
J210140038
J210140042
Hari / Tanggal
Waktu
: 10.00-11.30 WIB
Sasaran
: Ibu Hamil
A. Latar Belakang
a. Data :
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi, pada tahun 2012 mencapai
228 kasus per 100.000 kelahiran hidup, yang mana masih dibawah pencapaian target tahun
2014 yaitu 118 kasus per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes, 2013 diperoleh tanggal 9 Mei
2013). Di provinsi Jawa Tengah selama tahun 2012 berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Jawa Tengah angka kematian ibu mencapai 675 kasus dan cenderung meningkat dibandingkan
dengan tahun sebelumnya (Anonim, 2013).
Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor- faktor reproduksi,
komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik
langsung telah banyak diketahui dan dapat ditangani, meskipun pencegahannya terbukti sulit.
Berdasarkan laporan rutin PWS tahun 2007, penyebab langsung kematian ibu adalah
perdarahan (39%), eklampsia (20%), infeksi (7%) dan lain-lain (33%) (Depkes RI, 2009).
Adapun usaha pemerintah dalam menurunkan AKI, yaitu dengan memantau dan mengevaluasi
program asuhan kehamilan. Hal ini dapat dipantau dari indikator cakupan layanan antenatal
(Prawirohardjo, 2007). Cakupan layanan antenatal dipantau melalui pelayanan kunjungan baru
ibu hamil K1 sampai kunjungan K4 dan pelayanan ibu hamil sesuai standar paling sedikit
empat kali (K4). Di jawa tengah sendiri cakupan ibu hamil (K4) mengalami fluktuasi dari tahun
2007 sebesar 87,05% meningkat menjadi 90,14% di tahun 2008, dan 93,39% pada tahun 2009
tetapi terjadi sedikit penurunan di tahun 2010 yaitu 92,04%, yang mana masih dibawah target
pencapaian tahun 2015 yaitu 95%. Meskipun demikian, cakupan kunjungan antenatal di
provinsi Jawa Tengah tahun 2010 lebih tinggi bila dibandingkan dengan cakupan nasional yaitu
84% (Dinkesjateng, 2010). Data diatas menggambarkan bahwa kepatuhan ANC yang rendah.
Sehingga dapat menyebabkan tidak diketahuinya berbagai komplikasi ibu yang dapat
mempengaruhi kehamilan. Pada awalnya, kehamilan yang diperkirakan normal dapat
berkembang menjadi kehamilan pathologi. Jadi ibu hamil harus rutin untuk memeriksakan
kehamilannya agar dapat deteksi dini jika ada komplikasi kehamilan. Selain itu ibu hamil juga
harus mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan. Apabila ibu mengetahui tentang tanda
bahaya kehamilan, ibu akan selalu waspada dan berhati-hati dengan cara selalu rutin
memeriksakan kehamilannya (Saifuddin, 2008: 28; Prawiroharjo, 2007). Berdasarkan studi
pendahuluan yang telah dilakukan peneliti pada tanggal 21 april 2013 di BPS Ernawati Klego
Boyolali dengan melakukan wawancara kepada 10 ibu hamil didapatkan ibu hamil yang
mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan sebanyak 4 orang (40%), sedangkan berdasarkan
catatan buku KMS ibu yang rutin melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 6 orang (60%).
Disamping itu peneliti juga menemukan satu ibu hamil yang tangan dan mukanya bengkak, tapi
ibu tersebut tidak mau memeriksakan kehamilannya ke BPS setempat, dikarenakan ibu tersebut
beranggapan bahwa bengkak pada muka dan tangan adalah suatu hal yang biasa terjadi pada
ibu hamil. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengangkat
judul penelitian Hubungan tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda Bahaya Kehamilan
dengan Kepatuhan Pemeriksaan Kehamilan di Bidan Praktek Swasta Ernawati Klego
Boyolali.
B. Rumusan masalah :
Berdasarkan uraian materi di atas, akan timbul pertanyaan tentang :
1.
2.
3.
Apa komplikasi yang ditimbulkan oleh tanda bahaya selama masa kehamilan ?
4.
Cara mencegah tanda bahaya selama masa kehamilan pencegahan tanda bahaya
kehamilan ?
C. Tujuan
a. Tujuan umum : Setelah dilakukan penyuluhan, ibu Balai Desa Bunga Bakti 78 dapat
mengetahui tanda bahaya kehamilan secara dini.
b. Tujuan Khusus / objectives :
a.
b.
D. Bahasan
a. Pokok bahasan / Topik
: Penyakit jantung
b. Sub bahasan :
a. Pengertian tanda bahaya kehamilan.
b. Macam-macam tanda bahaya kehamilan.
c. Komplikasi yang ditimbulkan oleh tanda bahaya selama masa
kehamilan.
d. Cara mencegah
tanda
bahaya
selama
masa
kehamilan
G, Pengorganisasian
Penanggung jawab
: Faizah Betty
Moderator
: Ita Kiswarsiki
Penyaji
Fasilitator
Observer
H. Setting Tempat
P
I
N
T
U
I. Kegiatan Penyuluhan
P
E
N
Y
A
J
I
No
1.
Waktu
10.00-10.10
WIB
2.
10.10-10.40
Kegiatan pengajar
Menyiapkan
peratalatan penyuluhan
Memberi salam
pembuka
Memperkenalkan diri
Menjelaskan masalah
dan tujuan
Pendahuluan materi
Kegiatan peserta
Peserta sudah menempati
ruangan
Menjawab salam
Mendengarkan penjelasan
dari moderator
Merespon
Memperhatikan penyaji
WIB
3.
10.40-10.55
10.55-11.00
30 menit
menjelaskan materinya
diskusi
Evaluasi
Menyampaikan
kesimpulan
Penutup
Salam penutup
WIB
4.
Alokasi waktu
10 menit
Berperan aktif
15 menit
Mendengar aktif
10 menit
J. Evaluasi
1. Evaluasi struktur:
a. Pengorganisasian sudah ditetapkan.
b. Peserta sudah menempati ruangan.
c. Leaflet sudah dibagikan kepada peserta.
2. Evaluasi proses:
a. Peserta antusias mendengarkan penyuluhan.
3. Evaluasi hasil:
a. Diukur dengan keaktifan peserta saat sesi tanya jawab.
b. Diukur dengan pore-post test nya.
LAMPIRAN / MATERI
A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi),
masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika, 2009).
B. Pengertian Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki suatu tanda bahaya
atau risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit
atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Tiran, 2007).
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang Ibu
hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada Ibu atau
janin yang dikandungnya.Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan Sedangkan
(Uswhaya, 2009). Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu
dan bayi dalam keadaan bahaya.
C. Macam macam tanda bahaya kehamilan
a. Keluar darah dari jalan lahir
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada masa awal
sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting
disekitar waktu pertama haidnya. Perdarahan ini adalah pendarahan implantasi, dan
ininormal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin
pertandadari servik yang rapuh atau erosi. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau
mungkinsuatu tanda adanya infeksi.Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal
adalah yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan
ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut,
perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, dan kadang -kadang, tetapi tidak
selalu, disertai dengan rasanyeri. Perdarahan semacam ini bias berarti plasenta previa atau
abrupsio plasenta(Pusdiknakes, 2003).
c. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya
gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat,
penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan
dapat merupakan gejala dari eklampsia.
d. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 10 kali dalam 12jam)
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa ibu
dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal jika bayi tidur gerakannya akan melemah.
awal. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam ibu berbaring atau
beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
e. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh 380C dalam kehamilan merupakan
suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
Penangan demam ini antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres
untuk menurunkan suhu (Saifudin, 2002). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam
kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamik yang
menyebabkan timbulnya tanda atau grjala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam
dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan, dan
masa nifas.
f. Nyeri Perut Yang Hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tida
k normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam
keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilangkan selam istirahat.
Hal ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks,
persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi placenta,
infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya.
kepala
bisa
terjadi
selama
kehamilan,
dan
seringkali
merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu
masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat
dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia. (Prawirohardjo, Sarworno. 2011)
h. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda.
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan trimester
I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan
berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah yang sampai mengganggu aktivitas
sehari-hari dan keadaan umum menjadi lebih buruk dinamakan Perasaan mual ini
karena meningkatnya kadar hormoneestrogen dan HCG dalam Hiperemesis Gravidarum.
I. Bengkak di wajah, kaki dan jari tangan.
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah yang serius jika muncul pada wajah, kaki dan
tangan.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bidan dan perawat harus dapat mendeteksi sedini mungkin terhadap tandatanda bahaya pada ibu hamil yang mungkin akan terjadi, karena setiap wanita hamil tersebut
beresiko mengalami komplikasi. Yang sudah barang tentu juga memerlukan kerjasama dari
para ibu-ibu dan keluarganya, yang dimana jika tanda-tanda bahaya ini tidak dilaporkan atau
tidak terdeteksi, dapat mengakibatkan kematian ibu.
Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai selama kegamialan antara lain:
perdarahan, pervagina, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengakak pada muka dan
tangan, keluar cairan pervaginam, nyeri/sakit perut yang hebat, gerakan janin tidak terasa.
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang Ibu
hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada Ibu atau
janin yang dikandungnya. Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan (hamil
muda) atau pada pertengahan atau pada akhir kehamilan (hamil tua).
B.
Saran
1. Selalu makan makanan yang mengandung gizi seimbang agar kebutuhan nutrisi ibu
DAFTAR PUSTAKA
Pratitis, Dian & Kamidah. 2013. Dalam Jurnal Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Dengan Kepatuhan Pemeriksaan Kehamilan di BPS Ernawati
Boyolali. GASTER Vol. 10 No. 2 Agustus 2013. Hal 33-41.