Anda di halaman 1dari 18

56

BAB IV
EVALUASI KEBERHASILAN ACID WASH PADA SUMUR
X-1 LAPANGAN PANASBUMI WAYANG WINDU

4.1. Latar Belakang Acid Wash


Dalam proses produksi uap pada Sumur X-1 telah mengalami penurunan
produksi seiring berjalannya waktu. Sumur X-1 merupakan sumur dengan jenis
fasa uap. Penurunan produksi terjadi karena terbentuknya scaling pada lubang
sumur yang menyebabkan berkurangnya suplai uap menuju power plant sehingga
produksi menurun.
Salah satu cara untuk menanggulangi permasalahan scaling pada Sumur
X-1 yaitu dengan menggunakan metode acid wash.

4.2. Persiapan Data Awal


Adapun data yang perlu dipersiapkan untuk menganalisa permasalahan
yang terjadi pada sumur X-1 seperti sejarah produksi Sumur X-1, komposisi
batuan (Bab II), analisa fluida kimia anion dan kation, serta survei data tekanan
dan temperatur plot terhadap kedalaman (Bab III).

4.2.1. Permasalahan
Pada lapangan Panas Bumi Wayang Windu khususnya pada Sumur X-1
yang berada pada bagian utara merupakan sumur uap, pada sumur tersebut
mengalami penurunan produksi. Sehingga perlu dilakukan penanganan untuk
mengatasi masalah tersebut. Penurunan ini diperkirakan akibat terbentuknya
scaling didalam lubang bor sehingga perlu dilakukan acid wash untuk
menanggulangi masalah tersebut. Gambar 4.1 menunjukkan penurunan produksi
pada Sumur X-1.

57

Produksi Sumur X-1

Mass Rate (kg/s)

70.0
60.0

initial produksi

50.0

natural decline
6.9%/thn
aktual decline
18%/thn

40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
22-Feb-08

6-Jul-09 18-Nov-10 1-Apr-12 14-Aug-13 27-Dec-14


Date

Gambar 4.1. Profil Produksi Sumur X-1

4.2.2. Identifikasi Jenis Scale

Identifikasi jenis scale melalui jenis anion dan kation pada Sumur X-1.

Tabel 4.1. Jenis Anion dan Kation Sumur X-1


Anion

Konsentrasi

Kation

Konsentrasi

Cl-

31.04

Na+

14700

HCO3-

227.62

K+

3370

Sio2-

172

Ca++

1200

SO4-

171.2

Mg++

0.549

NH4-

939

F-

As+++

Li+

Fe++ (Besi Total)

0.57

Perhitungan Scaling Index (SI) dengan menggunakan metode Stiff and


Davis untuk CaCO3
Pengukuran SI Diketahui :
T pengukuran = 150 0C (1167m)
pH sistem = 7.2

58

Menghitung konsentrasi pCa


pCa = -0.4375 ln(Ca2+) + 4.6148
pCa = -0.4375 ln(1200) + 4.6148
= 1.5
Menghitung pAlk
pAlkalinitas = -0.4375 ln(HCO3) + 4.8301
= -0.4375 ln(227.62) + 4.8301
= 2.45
Menghitung Scaling Index
K

= 0.4 (pada suhu 1500C)

pH

= 7.2

SI

= pH - K pCa pAlk
= 7.2 0.4 1.5 2.45
= +2.85 (scale CaCO3 terbentuk)

Dari perhitugan harga scaling index yang diperoleh adalah +2.85 (SI>0)
menunjukkan air jenuh dengan CaCO3 sehingga scale calcium carbonate
cenderung terbentuk.

59

4.2.3. Desain Operasional Acid Wash Pada Sumur X-1

Diketahui Data Lapangan :


Temperatur

: 240 0C

Tekanan Reservoir (Pres)

: 1785 psi (123 bar)

Gradien Rekah

: 0.766 psi/ft

Depth (D)

: 1512 mTVD (4961 ft)

Depth (D)

: 1712 mMD (5616 ft)

Porositas Sekunder()

: 75%

Faktor Skin (S)

:2

Jari-Jari Sumur (rw)

: 0.136 m (0.477 ft)

Permeabilitas Thickness (kh)

: 3.97 Darcy m (3970 mD)

Gradient Hidrostatik Asam (Gha)

: 0.499 psi/ft

Visikositas Asam HCl 20% (a)

: 0.96 cp

Penentuan Tekanan Rekah Formasi


Prekah = Gf x D
Prekah = 0.766 x 4961
Prekah = 3819 psi (263.31 bar)

Penentuan Tekanan Injeksi Maksimu di Permukaan


Pmax = (Gf-Gha) x Depth (TVD)
Pmax = (0.766 0.499) x 3812
Pmax = 1325 psi (91.3 bar)

Efektif Wellbore Radius


=
= 0.477 2
rs = 0.0645 ft

60

Penentuan Laju Injeksi Asam Maksimum


Qi max =

Qi max =

4.917 106 (PrekahPres)

( )+
4.917 106 3970(38191785)
0.477

0.96(0.0645)+3

Qi max = 6 bpm

Penentuan Volume Injeksi Asam Pada Casing


Diketahui :
Ukurasan Casing

ID inch

OD inch

10

9.76

11.75

1167 mTVD

Gambar 4.2. Diagram Bor Sumur X-1

61

Ukurasan Casing

ID inch

OD inch

6.276

7.656

Persamaan yang digunakan untuk menentukan kapsitas volume asam pada


casing :
Tahapan Pre-Flush jumlah volume asam yang dibutuhkan dari kedalaman
1151-1573 mMD casing 10 dan 1573-1709 mMD casing 7 inch :
Casing 10 :
1 = 2
1 =

22
7

(0.3355)2 ((1573 1151) 3.281) 0.75

1 = 367 3 = 65
Casing 7:
2 = 2
2 =

22
7

(0.1967)2 ((1709 1573) 3.281) 0.75

2 = 41 3 = 7
Sehingga Vtotal untuk pre-flush adalah 72 barel.

Tahapan Main-Flush jumlah volume asam dari kedalaman 1151-1573


mMD casing 10 dan 1573-1709 mMD casing 7:
Casing 10 :
1 = 2
1 =

22
7

(0.4)2 ((1573 1151) 3.281) 0.75

1 = 367 3 = 65
Casing 7:
2 = 2
2 =

22
7

(0.1967)2 ((1709 1573) 3.281) 0.75

2 = 41 3 = 7
Sehingga Vtotal untuk main-flush adalah 72 barel.

62

Tahapan Post-Flush meiliki volume yang sama dengan Main Flush


sehingga didapat volume total 408 ft3 atau sama dengan 72 barel.
4.2.4. Komposisi Fluida Injeksi Pada Acid Wash

Setelah mengetahui jenis scale yang terbentuk dari sub bab sebelumnya
maka asam pun dapat disusun. Untuk mengatasi pengendapan calsite dan
meminimalisir pengendapan garam-garam mineral, pengasaman yang dilakukan
pada sumur X-1 dengan 3 tahap, Pada Tabel 4.2 menjelasakan tentang rangkuman
pekerjaan acid wash.

Tabel 4.2. Rangkuman Pekerjaan Acid Wash

Acid Recipes

Sumur X-1

Pre-Flush

Main-Flush

Post-Flush

20% HCL

20%HCL-9% HF

6%HCL

1. Tahap Pre-flush, menggunakan HCl 20%, yang menggantikan air formasi


dan melarutkan bahan karbonat. Tabel 4.7 menunjukkan komposisi
additive.

Tabel 4.3. Komposisi Asam Pre-Flush Sumur X-1


ADDITVE

KONSENTRASI

Fresh Water

528 GPT

CI-27

15 GPT

Hy Temp-O

20 GPT

FERROTROL 210*

15 PPTG

FERROTROL 810*

433 PPTG

HCL 20%

433 GPT

FRW-14

4 GPT

63

2. Tahap Main-Flush, campuran 20%HCl- 9%HF yang bereaksi dengan batuan


untuk membersihkan calsite yang terdapat pada pipa produksi. Tabel 4.8
menunjukkan komposisi additive.

Menghitung Dissolving Power (massa mineral yang di larutkan oleh


sejumlah massa asam

min eral MWmin eral


asam MWasam
Untuk reaksi antara 100% HCl dengan CaCO3

2HCL + CaCO3

CaCl2 + CO2 + H2O

MW CaC03 = 100.1
MW HCl = 36.5

100

1100.1 1.37 lbmCaCO3


236.5
lbmHCl

Karna menggunakan HCl 20% maka :


20 = 0.20 (100)= 0.274 lbCaCo3/lbm HCl

Menghitung Dissolving Power Volumetric (X)

SG HCl 20% = 1.1


Densitas CaCO3 = 169 lb/cuft

Maka:
3
lbCaCO3 (1.1)(62.4)(lb20% HCl ) /( ft 20% HCl )

X 20 0.274

169(lbCaCO3) /( ft 3 CaCO 3)
lb20% HCl

ft 3 CaCO3
X 20 0.111 3
ft 20% HCl

64

Tabel 4.4. Komposisi Asam Main-Flush Sumur X-1

ADDITVE

KONSENTRASI

Fresh Water

521 GPT

CI-27

15 GPT

Hy Temp-O

20 GPT

FERROTROL

50 PPTG

300*
FERROTROL

20 PPTG

210*
HF ACID

30 GPT

AF

320 GPT

HCL 20%

90 GPT

FRW-14

4 GPT

3. Tahapan Post-Flush menggunakan HCl 6%, digunakan untuk mendorong


fluida treatment yang masih ada di dalam casing agar seluruh asam masuk
ke dalam formasi dan mengurangi waktu kontak dengan casing. Disamping
untuk menjauhkan asam yang sudah terpakai jauh dari lubang sumur
sehingga presipitasi yang terbentuk tidak akan banyak merusak.

4.2.5. Target Acid Wash

Sumur X-1 merupakan sumur miring dengan sudut kemiringan 350. Dapat
dilihat pada Gambar 4.3 proyeksi target pengasaman pada Sumur X-1.

65

30 CONDUCTOR (AUGER)
DRILLED AND
CEMENTED @ 49 mMD
20 CASING K55 133 ppf,
BTC
SHOE @ 410 mMD / 404
mTVD
10-3/4 TOL @ 800 mMD

30 CONDUCTOR @ 48
mMD
KOP 79 mMD
BOTTOM OF TIE BACK @
392 mMD / 387 mTVD
26 HOLE TO @ 412 Mmd /
408 mTVD
17-1/2 HOLE TO @ 822
mMD / 806 mTVD

20 CASING K55 133 ppf,

408 mTVD

BTC
SHOE @ 410 mMD / 404

Scaling kalsium karbonat

mTVD

(CaCO3) terbentuk pada


kedalaman 1167 m.
Target pengasaman pada
kedalanan 1167 m kebawah
dengan suhu maksimum
7 TOL @ 1573 mMD

150 0C

10-3/4 PERF LINER K55 132


ppf, BTC
SHOE @ 1595 mMD

12-1/4 HOLE TO @ 1595

mTVD

mMD / 1335 mTVD


mTVD

7 PERF LINER K55 26 ppf,


BTC
SHOE @ 1709 mMD

8-1/2 HOLE TO @ 1710


mMD / 1512 mTVD

Gambar 4.3. Proyeksi Target Acid Wash Sumur X-1

66

4.2.6. Pelaksanaan Acid Wash Di Lapangan


Berikut adalah tahap pelaksanaan Acid Wash di Sumur X-1:
Asam yang digunakan yaitu 20% HCL dan 9% HF.
Sebelum Asam diinjeksikan pompa di hentikan selama 2 menit.
10 bbl HCL 20% dipompakan melalui CT (Coiled Tubing) selama 2 menit
lalu diikuti dengan menginjeksikan air 5-10 bbl juga melalui CT untuk
mendorong asam menuju formasi dan mengurangi kontak asam dengan liner.
Lalu pompakan air melalui annulus 60 l/s selama 15-20 menit untuk
mendinginkan suhu < 150 0C. Ulangi prosedur ini hingga target interval
terpenuhi dengan HCL 20%.
HF 9% dipompa melalui Coiled Tubing (CT) selama 2 menit diikuti dengan
menginjeksikan air 5- 10 bbl melalui Coiled Tubing untuk mendorong asam
menuju formasi dan mengurangi kontak asam dengan liner. Lalu pompakan
air melalui annulus 60 l/s selama 15-20 menit untuk mendinginkan suhu <
150 0C. Ulangi prosedur ini hingga target interval terpenuhi dengan HF 9%.
Setelah injeksi di hentikan diperoleh waktu 7 menit suhu telah mencapai 150
0

C.

Total Acid volume


Preflush HCl 20% = 200
bbls
Main flush HF 9% = 100
bbls
Post Flush 6%

HCl

67

Gambar 4.4. Pelaksanaan Acid Wash Sumur X-1

4.3. Pembuatan Model Homogenous


Tahapan selanjutnya adalah pembuatan model matematis kehilangan
tekanan. Model homogeneous yang dibuat dilakukan dengan metode bottom to up
mulai dari dasar sumur hingga ke kepala sumur setiap interval tiga meter.
Segmentasi ukuran 3 meter memberikan hasil yang lebih akurat dan baik, dalam
perhitungan maju (forward calculation) maupun perhitungan iterative.. Hasil yang
diperoleh dari pemodelan kehilangan tekanan dalam lubang sumur antara lain:

Profil tekanan vs kedalaman

Profil temperatur vs kedalaman

4.3.1. Penyelarasan Tekanan dan Temperatur Sebelum Acid Wash


Proses penyelarasan tekanan dan temperatur pada dua kondisi yaitu
sebelum dilakukan pekerjaan acid wash dan juga sesudah dilakukan pekerjaan
acid wash. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar efektif pekerjaan
acid wash terhadap sumur X-1.
Untuk penyelarasan tekanan dan temperatur bahwa perubahan ukuran
diameter lubang sumur memegang peranan penting terhadap proses penyelarasan
tekanan dan temperatur pada sumur X-1. Maka hal pertama yang diubah adalah
nilai dari ukuran casing pada sumur X-1. Data kondisi awal lubang sumur X-1
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5. Geometri Sumur Sebelum Acid Wash
Kedalaman

Casing ID

Roughness

Casing ID

(m)

(m)

(m)

0.345

0.000045

13.583

821

821

0.255

10.039

1167

1167

0.196

7.717

1512

1512

68

Kendala yang dihadapai adalah kedalaman lubang sumur tersebut tertutup


endapan sehingga alat ukur hanya mampu menembus kedalaman 1167. Lalu
dibuat asumsi untuk dapat melakukan penyelarasan tekanan dan temperatur yaitu:

Zona produksi dianggap hanya satu (single feedzone)

Lokasi feedzone berada pada kedalaman terdalam terukur

Perubahan diameter dianggap mewakili endapan yang terjadi di lubang


sumur

Dari asumsi yang digunakan tersebut maka hasil dari proses penyelarasan
dapat dilihat pada Tabel 4.6 dengan mengubah nilai diameter lubang sumur.
Tabel 4.6. Geometri sumur X-1 yang sudah dimodifikasi

Kedalaman

Casing ID

Roughness

Casing ID

(m)

(m)

(m)

0.342

0.000045

13.465

821

821

0.230

9.055

1167

1167

0.189

7.441

1512

1512

69

10

D
e
p
t
h
,
m

Pressure bara
20

15

25

30

35

0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
Data_LD1

Model

Data_LU1

Gambar 4.5. Matching Tekanan Model Terhadap


Data Aktual Sumur X-1

Temperatur 0C
150

D
e
p
t
h,
m

160

170

180

190

200

210

220

230

240

250

260

0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
Data_LD1

Data_LU1

Model

Gambar 4.6. Matching Temperatur Model Terhadap


Data Aktual Sumur X-1

Dari hasil penyelarasan tersebut, melakukan kembali proses tersebut pada


kondisi setelah dilakukan acid wash.

70

4.3.2. Proses Penyelarasan Tekanan dan Temperatur Sesudah Acid Wash


Sama seperti yang dilakukan pada kondisi sebelum dilakukan acid wash.
Survei tekanan temperatur dilakukan karena keterbatasan data sehingga digunakan
data survey sebelumnya dengan memasukkan data laju alir yang sebesar 40 kg/s
hasil setelah acid wash.

Tabel 4.7. Geometri sumur X-1 yang sudah dimodifikasi

Kedalaman (m)

Casing ID

Roughness

Casing ID

(m)

(m)

(m)

0.335

0.000045

13.189

800

800

0.255

10.039

1167

1167

0.196

7.717

1512

1512

Pada Tabel 4.8 dapat dilihat dengan mengubah parameter diameter casing
untuk proses matching, prosesnya sama dengan saat melakukan matching pre acid
wash.

Pressure bar
10

15

20

25

30

0
200
D
e 400
p 600
t 800
h, 1000
m 1200
1400
1600
1800
2000
Data_LD1

Model

Data_LU1

Gambar 4.7. Matching Tekanan Model Terhadap


Data Aktual Sumur X-1

35

71

Temperatur 0C
150

D
e
p
t
h,
m

160

170

180

190

200

210

220

230

240

250

260

0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
Data_LD1

Data_LU1

Model

Gambar 4.8. Matching Temperatur Model Terhadap


Data Aktual Sumur X-1

4.4. Evaluasi Keberhasilan Berdasarkan Laju Produksi

Pada saat awal diproduksikan, Sumur X-1 berproduksi sebesar 30 kg/s uap
dengan tekanan kepala sumur sebesar 13 barg. Setelah dilakukan pekerjaan acid
wash, sumur produksi X-1 mengalami kenaikan sebesar 10 kg/s sehingga
menambah laju alir sebesar 40 kg/s.

Mass Rate (kg/s)

70.0

improvement

60.0

sebesar 10 kg/s

50.0
40.0

Kondisi Initial

30.0
20.0

Natural
Decline

10.0
0.0
22-Feb-08

6-Jul-09

18-Nov-10

1-Apr-12

14-Aug-13

Date

Gambar 4.9. Improvement Laju Produksi Sumur X-1


Setelah Acid Wash

72

Tabel 4.8. Produksi Sumur X-1 Sebelum Acid Wash

Data Produksi
Parameter

Satuan

Nilai

Steam

kg/s

30

WHP

barg

13

Tabel 4.9. Produksi Sumur X-1 Sesudah Acid Wash

Data Produksi
Parameter

Satuan

Nilai

Steam

kg/s

40

WHP

barg

13

4.5. Hasil Output Curve Pre dan Post Acid Wash


Berikut adalah hasil output curve pada Sumur X-1 sebelum dan sesudah
acid wash :

Tabel 4.10. Harga Q Sebelum dan Sesudah Acid Wash Pada Berbagai
Tekanan
Whp

Q1

Q2

40

35

15

30

15

22

25

21

29

15

28

37

13

30

40

73

PWH barg

Output Curve
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

Sebelum Acid
Wash
Sesudah Acid
Wash

10

20

30

40

50

Laju Alir(Q) kg/s

Gambar 4.10. Output Curve Q vs Pwh

Anda mungkin juga menyukai