Tugas Pengendalian Dan Penjaminan Mutu: Disusun Oleh: Dinda Ayu R 21070114120015
Tugas Pengendalian Dan Penjaminan Mutu: Disusun Oleh: Dinda Ayu R 21070114120015
Disusun oleh :
Dinda Ayu R
21070114120015
Data yang diperlukan disini hanya diklasifikasikan sebagai data dalam kondisi baik
atau cacat. Seperti halnya dengan peta kendali variabel, maka suatu proses akan
dikatakan terkendali bila data berada dalam batas-batas kendali. Pada umumnya untuk
data atribut dipergunakan peta kendali p, np, c, u.
a
Peta kendali p
Peta kendali p digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian atau sering
disebut cacat) dari item-item dalam kelompok yang sedang diinspeksi. Dengan
demikian peta kendali p digunakan untuk mengendalikan proporsi dari item-item
yang tidak memenuhi syarat spesifikasi kualitas. Proporsi yang tidak memenuhi
syarat didefinisikan sebagai rasio banyaknya item yang tidak memenuhi syarat
dalam suatu kelompok terhadap total banyaknya item dalam kelompok itu. Jika
item-item itu tidak memenuhi standar pada satu atau lebih karakteristik kualitas
yang diperiksa, maka item-item itu digolongkan sebagai tidak memnuhi syarat.
Spesifikasi atau cacat.
Peta kendali np
Pada dasarnya peta kontrol np serupa dengan peta kontrol p, kecuali dalam peta
kendali np terjadi perubahan skala pengukuran.Peta kendali np menggunakan
ukuran banyaknya item yang tidak memenuhi spesifikasi atau banyaknya item yang
tidak sesuai (cacat) dalam suatu pemeriksaan.
Peta Kendali c
Suatu item tidak memenuhi syarat atau cacat dalam proses pengendalian kualitas
didefinisikan sebagai tidak memenuhi spesifikasi untuk item itu. Setiap titik
spesifikasi yang tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan untuk item itu,
menyebabkan item itu digolongkan sebagai cacat. Konsekuensinya setiap item yang
tidak memenuhi syarat akan mengandung paling sedikit satu spesifikasi yang tidak
memenuhi syarat.
Penggolongan produk yang cacat berdasarkan kriteria di atas, kadang-kadang untuk
jenis produk tertentu dianggap kurang representatif, karena bisa saja suatu produk
masih dapat berfungsi dengan baik meskipun mengandung satu atau lebih titik
spesifik yang tidak memenuhi spesifikasi. Sebagai contoh, dalam proses perakitan
komputer, setiap unit komputer dapat saja mengandung satu atau lebih titik lemah,
namun kelemahan itu tidak mempengaruhi operasional komputer, dan karena itu
digolongkan sebagai tidak cacat atau masih layak diterima.
Peta Kendali u
Peta kendali u mengukur banyaknya ketidaksesuaian (titik spesifikasi) per unit
laporan inspeksi dalam kelompok (periode) pengamatan., yang mungkin memiliki
ukuran contoh (banyak item yang diperiksa). Peta kendali u serupa dengan dengan
peta kendali c, kecuali bahwa banyaknya ketidaksesuaian dinyatakan dalam basis
per unit item.
Peta Kendali x
Peta kendali x digunakan untuk proses yang mempunyai karakteristik berdimensi
kontinu. Peta ini menggambarkan variasi harga rata-rata (mean) dari data yang
diklasifikasikan dalam suatu kelompok. Pengelompokan data ini bisa dilakukan
berdasarkan satuan waktu hari atau satuan waktu lainnya dimana sampel berasal
dari kelompok yang melakukan pekerjaan yang sama, dan lain-lain. Langkahlangkah untuk membuat peta kendali X adalah sebagai berikut:
Di mana:
= jumlah rata-rata dari nilai rata-rata subgroup
= nilai rat-rata subgroup ke-i
g = jumlah subgroup
Di mana:
= jumlah rata-rata dari nilai rata-rata subgroup
= nilai rat-rata subgroup ke-i
g = jumlah subgroup
Menggambarkan garis R dan garis batas kendali pada peta serta sebaran data
Range (R)
3. Kurva OC (Operating Characteristic Curve)
Dalam menilai berbagai rencana penarikan sampel penerimaan, diinginkan untuk
membandingkan prestasi pada satu rentangan dari tingkat mutu produk yang
diserahkan. Suatu gambaran ini ditunjukkan oleh kurva karakteristik operasi (OC) atau
kurva OC. Untuk setiap bagian yang cacat p dalam satu lot yang diserahkan, kurva OC
memperlihatkan probabilitas p bahwa lot tersebut akan diterima dengan rencana
penarikan sampel yang ditetapkan. Atau, dinyatakan sedikit berbeda, kurva OC
memperlihatkan persentase jangka panjang dari lot lot yang diserahkan yang akan
diterima jika sangat banyak lot pada mutu yang ditetapkan diserahkan untuk
pemeriksaan. Dalam sebagian besar kasus kurva OC dapat
juga dianggap
memperlihatkan probabilitas penerimaan lot lot dari suatu arus produk yang
mempunyai bagian yang cacat p. Secara umum dikatakan bahwa semakin besar ukuran
sampel, maka semakin curam kemiringan kurva OC.
Dodge dan Romig membuat perbedaan yang bermanfaat antara dua jenis kurva OC.
Kurva jenis A menghasilkan probabilitas penerimaan untuk berbagai bagian yang
cacat sebagai fungsi mutu lot dari lot lot terhingga. Pada prinsipnya, kurva tersebut
harus dihitung dengan probabilitas hipergeometrik; distribusi binomial atau Poisson
seringkali menghasilkan pendekatan yang memuaskan. Kurva tersebut tidak kontinyu.
Sebagai contoh, suatu lot berukuran 200 mungkin mengandung 0.5 atau1.0% cacat
tetapi bukan 0.8%. Dalam prakteknya, merupakan hal yang biasa untuk
menggambarkan kurva jenis A secara kontinyu.
Kurva B memberikan probabilitas penerimaan sebuah lot sebagai suatu fungsi dari
mutu produk. Kurva tersebut dihitung seolah olah berasal dari ukuran lot tak
terhingga. Untuk kurva jenis B distribusi binomialnya adalah tepat dan distribusi
Poissonnya sering menghasilkan pendekatan yang memuaskan. Kurva ini bersifat
kontinyu.
kualitas
terhadap
produk
jadi
dilakukan
melalui
Histogram
Setelah check sheet dibuat, maka langkah selanjutnya adalah membuat
histogram. Histogram ini barguna unutk melihat jenis kerusakan yang paling
banyak terjadi.
Dari histogram diatas, dapat kita lihat jenis kerusakan yang paling
seringterjadi adalah Warna/Tinta Kabur, dengan jumlah kerusakan Sebanyak
57.555eksamplar. Jumlah kerusakan tidak register sebanyak 8.855 eksamplar dan
jumlahkerusakan akibat terpotong sebanyak 7.381 eksemplar.
Peta Kendali
Setelah membuat histogram, langkah selanjutnya adalah membuat
petakendali p yang berfungsi untuk melihat apakah pengedalian kualitas
padaperusahaan ini sudah terkendali atau belum.
Contoh perhitungan:
Untuk m = 1
2450
=0,046
53250
Untuk membuat peta kendali, dilakukan perhitungan sebagai berikut:
p=
Di = 73790 =0,0447
n 1650650
CL= p =0,0447
UCL= p +3
LCL=p 3
p (1 p )
0,0447 (10,0447)
=0,0447+3
=0,048
n
31
p (1 p )
0,0447 (10,0447)
=0,04473
=0,041
n
31
Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa masih ada titik-titik yang berada
di luar batas kendali (UCL dan LCL). Terdapat 18 Titik yang berada diluar batas
kendali dan 13 titik yang berada didalam batas kendali, sehingga bisa dikatakan
bahwa proses tidak terkendali. Karena aadanya titik yang berfluktuasi dan tidak
beraturan hal ini menunjukkan bahwa pengendalian kualitas untuk produk Tribun
Timur masih mengalami penyimpangan, oleh sebab itu masih diperlukan analisis
lebih lanjut mengapa penyimpangan ini terjadi dengan menggunakan diagram
sebab-akibat
(fishbone
diagram)
untuk
mengetahui
penyebab
dari
mesin-mesin
dan
berbagai
peralatan
yang
Hasil cetakan yang kabur disebabkan oleh penyerapan tinta yang kurang
baikyang menyebakan produk ini dianggap tidak layak terbit. Hal ini biasanya
terjadipada saat awal percetakan, karena pada saat awal percetakan, tinta pada
mesincetak masih pekat (belum terlalu cair) sehingga menyebabkan beberapa
hasilcetakan terilhat kabur. Selain itu, faktor lainnya yang menyebabkan tinta
menjadikabur adalah takaran tinta yang tidak pas yang di sebabkan oleh pekerja
yang kurangfokus. Settingan mesin yang tidak pas juga menyebabkan hasil cetak
menjadi kabur.
b. Layout koran (tidak register)