Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU

Disusun oleh :
Dinda Ayu R

21070114120015

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016

1. Peta Kendali Atribut


Data kuantitatif yang diukur untuk keperluan analisis. Contoh dari data variabel
karakteristik kualitas adalah: diameter pipa, ketebalan produk kayu lapis, berat semen
dalam kantong, dll. Ukuran-ukuran berat, panjang, lebar, tinggi, diameter, volume
biasanya data variabel.
a. Peta kendali p merupakan peta kendali yang digunakan untuk mengendalikan
bagian produk cacat dari hasil produksi
b. Peta kendali np merupakan peta kendali yang digunakan untuk mengukur
banyaknya produk cacat per item
c. Peta kendali c merupakan petakendali untuk jumlah cacat unit dengan jumlah
sampel sama untuk mengukur ketidaksesuaian dalam satu unit.
d. Peta kendali u merupakan peta kendali untuk jumlah cacat suatu unit dengan
jumlah sampel yang berbeda.

Data yang diperlukan disini hanya diklasifikasikan sebagai data dalam kondisi baik
atau cacat. Seperti halnya dengan peta kendali variabel, maka suatu proses akan
dikatakan terkendali bila data berada dalam batas-batas kendali. Pada umumnya untuk
data atribut dipergunakan peta kendali p, np, c, u.
a

Peta kendali p
Peta kendali p digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian atau sering
disebut cacat) dari item-item dalam kelompok yang sedang diinspeksi. Dengan
demikian peta kendali p digunakan untuk mengendalikan proporsi dari item-item
yang tidak memenuhi syarat spesifikasi kualitas. Proporsi yang tidak memenuhi
syarat didefinisikan sebagai rasio banyaknya item yang tidak memenuhi syarat
dalam suatu kelompok terhadap total banyaknya item dalam kelompok itu. Jika
item-item itu tidak memenuhi standar pada satu atau lebih karakteristik kualitas
yang diperiksa, maka item-item itu digolongkan sebagai tidak memnuhi syarat.
Spesifikasi atau cacat.

Peta kendali np
Pada dasarnya peta kontrol np serupa dengan peta kontrol p, kecuali dalam peta
kendali np terjadi perubahan skala pengukuran.Peta kendali np menggunakan
ukuran banyaknya item yang tidak memenuhi spesifikasi atau banyaknya item yang
tidak sesuai (cacat) dalam suatu pemeriksaan.

Peta Kendali c
Suatu item tidak memenuhi syarat atau cacat dalam proses pengendalian kualitas
didefinisikan sebagai tidak memenuhi spesifikasi untuk item itu. Setiap titik
spesifikasi yang tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan untuk item itu,
menyebabkan item itu digolongkan sebagai cacat. Konsekuensinya setiap item yang
tidak memenuhi syarat akan mengandung paling sedikit satu spesifikasi yang tidak
memenuhi syarat.
Penggolongan produk yang cacat berdasarkan kriteria di atas, kadang-kadang untuk
jenis produk tertentu dianggap kurang representatif, karena bisa saja suatu produk
masih dapat berfungsi dengan baik meskipun mengandung satu atau lebih titik
spesifik yang tidak memenuhi spesifikasi. Sebagai contoh, dalam proses perakitan
komputer, setiap unit komputer dapat saja mengandung satu atau lebih titik lemah,
namun kelemahan itu tidak mempengaruhi operasional komputer, dan karena itu
digolongkan sebagai tidak cacat atau masih layak diterima.

Peta Kendali u
Peta kendali u mengukur banyaknya ketidaksesuaian (titik spesifikasi) per unit
laporan inspeksi dalam kelompok (periode) pengamatan., yang mungkin memiliki
ukuran contoh (banyak item yang diperiksa). Peta kendali u serupa dengan dengan
peta kendali c, kecuali bahwa banyaknya ketidaksesuaian dinyatakan dalam basis
per unit item.

2. Peta Kendali Variabel


Data kualitatif yang dapat dihitung untuk pencatatan dan analisis. Contoh dari data
atribut karakteristik kualitas adalah ketiadaan label pada kemasan produk, kesalahan
proses administrasi, banyaknya jenis cacat pada produk, banyaknya produk kayu lapis
yang cacat karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit
non-conforms atau ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan.
a. Peta kendali x-bar R merupakan peta kendali untuk menentukan rata-rata dan range
dari variabel yang diteliti melalui beberapa pengamatan.Contoh: Kita meneliti
sebuah perusahaan kayu, akan mengetahui ukuran panjang kayu yang baik dengan
25 kali observasi dan setiap kali observasi dilakukan pengukuran sebanyak 5 kali.
Nah, dari setiap pengukuran itu akan kita tentukan rata-rata dan rangenya.
b. Peta kenda x-bar S merupakan peta kendali untuk menentukan rata-rata dan standar
deviasi dari variabel yang diteliti melalui beberapa pengamatan.
c. Peta kendali Moving Avrange (MA) merupakan peta kendali yang diperluas dari
peta kendali x-bar, dimana peta kendali x-bar mempunyai kelemahan yaitu tidak
peka terhadap pergeseran rata-rata proses.
d. Peta Kendali T-Square merupakan peta kendali yang diketahui dari menghitung
nilai masing-masing karateristik suatu hasil produksi yang diteliti.
Peta kendali untuk data variabel dapat digunakan secara luas. Biasanya peta kendali
ini merupakan prosedur pengendali yang lebih efisien dan memberikan informasi
tentang proses yang lebih banyak. Apabila bekerja dengan karakteristik kuantitas yang
variabelnya sudah merupakan standar untuk mengendalikan nilai mean karakteristik
kualitas dan variabilitasnya. Pengendalian rata-rata proses atau mean tingkat kualitas
biasanya dengan peta kendali mean atau peta kendali x. Peta kendali untuk rentang
dinamakan peta kendali R
a

Peta Kendali x
Peta kendali x digunakan untuk proses yang mempunyai karakteristik berdimensi
kontinu. Peta ini menggambarkan variasi harga rata-rata (mean) dari data yang
diklasifikasikan dalam suatu kelompok. Pengelompokan data ini bisa dilakukan
berdasarkan satuan waktu hari atau satuan waktu lainnya dimana sampel berasal

dari kelompok yang melakukan pekerjaan yang sama, dan lain-lain. Langkahlangkah untuk membuat peta kendali X adalah sebagai berikut:

Menentukan harga rata-rata X. nilai rata-rata X didapat dengan rumus:

Di mana:
= jumlah rata-rata dari nilai rata-rata subgroup
= nilai rat-rata subgroup ke-i
g = jumlah subgroup

Batas kendali untuk peta X ini adalah:


BKA =
BKB =
Di mana:
BKA = batas kendali atas
BKB = batas kendali bawah
A2 = nilai koefiisien
R = selisih harga Xmaks dan Xmin

Menggambarkan peta X menggunakan batas kendali dan sebaran data X.


Peta ini sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan mengenai
penolakan atau penerimaan produk yang dihasilkan atau diteliti.

Peta kendali R (R chart)


Peta kendali rata-rata dan jarak (range) merupakan dua peta kendali yang saling
membantu dalam mengambil keputusan mengenai kualitas proses. Peta kendali
jarak (range) digunakan untuk mengetahui tingkat akurasi atau ketepatan proses
yang diukur dengan mencari range dari sampel yang diambil. Seperti halnya peta
kendali rata-rata kendali jarak tersebut juga digunakan untuk mengetahui dan
menghilangkan sebab yang membuat terjadinya penyimpangan.
Peta kendali R merupakan peta untuk menggambarkan rentang data dari suatu sub
group yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Langkah-langkah penentuan garis
sentral yakni sebagai berikut:

Menetukan rentang rata-rata


Untuk menentukan rentang rata-rata dapat digunakan dengan rumus:

Di mana:
= jumlah rata-rata dari nilai rata-rata subgroup
= nilai rat-rata subgroup ke-i
g = jumlah subgroup

Batas kendali untuk peta X ini adalah:


BKA = D4R
BKB = D3R
Di mana:
BKA = batas kendali atas

BKB = batas kendali bawah


D4 dan D3 = nilai koefisien

Menggambarkan garis R dan garis batas kendali pada peta serta sebaran data

Range (R)
3. Kurva OC (Operating Characteristic Curve)
Dalam menilai berbagai rencana penarikan sampel penerimaan, diinginkan untuk
membandingkan prestasi pada satu rentangan dari tingkat mutu produk yang
diserahkan. Suatu gambaran ini ditunjukkan oleh kurva karakteristik operasi (OC) atau
kurva OC. Untuk setiap bagian yang cacat p dalam satu lot yang diserahkan, kurva OC
memperlihatkan probabilitas p bahwa lot tersebut akan diterima dengan rencana
penarikan sampel yang ditetapkan. Atau, dinyatakan sedikit berbeda, kurva OC
memperlihatkan persentase jangka panjang dari lot lot yang diserahkan yang akan
diterima jika sangat banyak lot pada mutu yang ditetapkan diserahkan untuk
pemeriksaan. Dalam sebagian besar kasus kurva OC dapat

juga dianggap

memperlihatkan probabilitas penerimaan lot lot dari suatu arus produk yang
mempunyai bagian yang cacat p. Secara umum dikatakan bahwa semakin besar ukuran
sampel, maka semakin curam kemiringan kurva OC.
Dodge dan Romig membuat perbedaan yang bermanfaat antara dua jenis kurva OC.
Kurva jenis A menghasilkan probabilitas penerimaan untuk berbagai bagian yang
cacat sebagai fungsi mutu lot dari lot lot terhingga. Pada prinsipnya, kurva tersebut
harus dihitung dengan probabilitas hipergeometrik; distribusi binomial atau Poisson
seringkali menghasilkan pendekatan yang memuaskan. Kurva tersebut tidak kontinyu.
Sebagai contoh, suatu lot berukuran 200 mungkin mengandung 0.5 atau1.0% cacat
tetapi bukan 0.8%. Dalam prakteknya, merupakan hal yang biasa untuk
menggambarkan kurva jenis A secara kontinyu.
Kurva B memberikan probabilitas penerimaan sebuah lot sebagai suatu fungsi dari
mutu produk. Kurva tersebut dihitung seolah olah berasal dari ukuran lot tak
terhingga. Untuk kurva jenis B distribusi binomialnya adalah tepat dan distribusi
Poissonnya sering menghasilkan pendekatan yang memuaskan. Kurva ini bersifat
kontinyu.

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK


DENGANMENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESSING CONTROL
(SPC) PADA PT. BOSOWA MEDIA GRAFIKA (TRIBUN TIMUR)
Dinda Ayu R
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH. Semarang 50239
Telp. (+6285726750875)
E-mail: dindaayu@student.undip.ac.id
Pengendalian kualitas yang digunakan dalam melaksanakan pengendalian
kualitas pada PT Bosowa Media Grafika dilakukansecara atribut yaitu pengukuran
kualitas terhadap karakteristikproduk yang tidak dapat atau sulit diukur.
Karakteristik yang dimaksud adalah kualitas produk yang baik atau buruk,
berhasil atau gagal. Pengukuran kualitas secara atribut dilakukandengan
menggunakan peta kendali (p-chart). Peta kendalipdigunakan dalam pengendalian
kualitas secara atribut yaitu untuk mengetengahkan cacat (defect) atau kecacatan
(defective) padaproduk yang dihasilkan dan untuk mengetahui apakah masih
berada dalam batas yang disyaratkan.
Populasi dalam penelitian ini adalah PT Bosowa Media Grafika yang
mengalami kerusakan/cacat yang tidak diketahui jumlahnya, yaitu koran misdruk
yang terdata maupun yang terlewat dari pengamatan kualitas hingga sampai ke
tangan konsumen. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini, penulis
menggunakan teknik purposive sampling. Purposive Sampling merupakan suatu
teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Adapun
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT Bosowa Media Grafika
yang ditemukan mengalami kerusakan/cacat sehingga tidak sampai ketangan
konsumen.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalahdengan melakukan pengamatan langsung di perusahaan yang menjadi
objekpenelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:
a. Wawancara
Merupakan suatu cara untuk dapat mendapatkan data atau informasidengan
melakukan tanya jawab secara langsung pada orang yang mengetahuitentang

objek yang diteliti. Dalam hal ini pihak manajemen/karyawan percetakan PT


Bosowa Media Grafika.
b. Observasi
Merupakan suatu cara untuk mendapatkan data atau informasi denganmelakukan
pengamatan langsung di tempat penelitian dengan mengamatisistem atau cara
kerja, proses produksi dari awal sampai akhir, dan kegiatanpengendalian
kualitas.
c. Dokumentasi
Merupakan suatu cara untuk mendapatkan data dengan mempelaridokumendokumen perusahaan yang terkait dengan penelitian.
Pengendalian

kualitas

terhadap

produk

jadi

dilakukan

melalui

kegiatanpemeriksaan/inspeksi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memeriksa


hasilcetakan Koran yang baru keluar dari mesin apakah terjadi kerusakan/tidak
sesuaidengan standar perusahaan atau tidak. Secara umum kriteria koran yang
sesuai standar kualitas adalah:
1. Koran bersih
Hasil cetak koran tidak kotor, dan tidak terdapat bercak tinta di kertas/lembaran
koran.
2. Penyerapan tinta yang merata (hasil cetak tidak kabur)
Penyerapan tinta yang merata pada tulisan ataupun gambar pada koran.
Penyerapan tinta yang tidak merata disebabkan karena pada awalcetak tinta
masih pekat dan belum tercampur merata sehingga menjadikantinta tidak
terserap secara tidak sempurna.
3. Tidak register
Posisi layout koran juga menjadi salah satu kriteria koran yang layakterbit.
Biasanya ditemukan posisi layout koran agak miring/tidak fokussehingga
gambar atau tulisan menjadi terlihat kabur. Biasanya perusahaanmenyebut hal
ini Koran tidak register.
4. Bagian tepi koran terpotong sesuai dengan pengaturan mesin
Potongan tepi koran yang pas juga menjadi salah satu ukuran koran yang
baik/telah memenuhi standar kualitas. Potongan koran yang tidak pasdapat
menyebakan bagian isi koran terpotong atau menyebabkan lipatan koran tidak
simetris.

Analisis data yang dilakukan untuk memecahkan masalah ini menggunakan


siklus PDCA sekaligus menggunakan alat bantu statistik dalam pengendalian
kualitas. Tahapan analisis data dilakukan sebagai berikut:
PLAN
Kegiatan yang dilakukan pada fase ini antara lain:
1.
2.
3.
4.

Memahami kebutuhan peningkatan kualitas.


Menyatakan masalah kualitas yang ada.
Mengevaluasi penyebab utama.
Merencanakan solusi atas masalah.
Tools yang digunakan pada tahap plan antara lain:
Check Sheet
Langkah pertama yangdilakukan untuk menganalisis pengendalian kualitas
secara statistik adalah membuattabel (check sheet) jumlah produksi dan produk
rusak/tidak sesuai dengan standar mutu. Pembuatan tabel (check sheet) ini
berguna untuk mempermudah prosespengumpulan data serta analisis. Sebagai
catatan bahwa 1 eksamplar bisa sajamemiliki lebih dari satu jenis kerusakan, oleh
karena itu jenis kerusakan yangtercatat dibagian percetakan adalah jenis
kerusakan yang paling dominan. Berikut inidata produksi selama bulan Desember
2011:

Histogram
Setelah check sheet dibuat, maka langkah selanjutnya adalah membuat
histogram. Histogram ini barguna unutk melihat jenis kerusakan yang paling
banyak terjadi.

Dari histogram diatas, dapat kita lihat jenis kerusakan yang paling
seringterjadi adalah Warna/Tinta Kabur, dengan jumlah kerusakan Sebanyak
57.555eksamplar. Jumlah kerusakan tidak register sebanyak 8.855 eksamplar dan
jumlahkerusakan akibat terpotong sebanyak 7.381 eksemplar.
Peta Kendali
Setelah membuat histogram, langkah selanjutnya adalah membuat
petakendali p yang berfungsi untuk melihat apakah pengedalian kualitas
padaperusahaan ini sudah terkendali atau belum.

Contoh perhitungan:
Untuk m = 1
2450
=0,046
53250
Untuk membuat peta kendali, dilakukan perhitungan sebagai berikut:
p=

Di = 73790 =0,0447
n 1650650

CL= p =0,0447
UCL= p +3

LCL=p 3

p (1 p )
0,0447 (10,0447)
=0,0447+3
=0,048
n
31
p (1 p )
0,0447 (10,0447)
=0,04473
=0,041
n
31

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa masih ada titik-titik yang berada
di luar batas kendali (UCL dan LCL). Terdapat 18 Titik yang berada diluar batas
kendali dan 13 titik yang berada didalam batas kendali, sehingga bisa dikatakan
bahwa proses tidak terkendali. Karena aadanya titik yang berfluktuasi dan tidak
beraturan hal ini menunjukkan bahwa pengendalian kualitas untuk produk Tribun
Timur masih mengalami penyimpangan, oleh sebab itu masih diperlukan analisis
lebih lanjut mengapa penyimpangan ini terjadi dengan menggunakan diagram
sebab-akibat

(fishbone

diagram)

untuk

mengetahui

penyebab

dari

penyimpangan/kerusakan dari produk ini.


Diagram Sebab-akibat (Fishbone Diagram)
Diagram sebab-akibat / Fishbone Diagram digunakan untuk menganalisis
faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penyebab kerusakan produk. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi dan menjadi penyebab kerusakan produk secara
umum dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Pekerja (People), yaitu pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi.
2. Bahan Baku (Material), yaitu komponen-komponen dalam menghasilkan suatu
produk menjadi barang jadi.
3. Mesin (Machine), yaitu

mesin-mesin

dan

berbagai

peralatan

yang

digunakanselama proses produksi.


4. Metode (Method), yaitu instruksi atau perintah kerja yang harus diikutidalam
proses produksi.

5. Lingkungan (Environment), yaitu keadaan sekitar tempat produksi baik


secaralangsung maupun secara tidak langsung mempengaruhi proses produksi.
Dapat kita lihat pada histogram produk dimana ada tigajenis kerusakan
yang timbul dalam proses produksi, yaitu tinta kabur, layout koran (tidak register),
dan koran terpotong. Sebagai alat bantu untuk mencari penyebabterjadinya
kerusakan tersebut, digunakan diagram sebab-akibat untuk menelusurimasingmasing jenis kerusakan. Berikut ini adalah penggunaan diagram sebabakibatuntuk tinta kabur, layout koran (tidak register), dan koran terpotong.
a. Tinta kabur

Hasil cetakan yang kabur disebabkan oleh penyerapan tinta yang kurang
baikyang menyebakan produk ini dianggap tidak layak terbit. Hal ini biasanya
terjadipada saat awal percetakan, karena pada saat awal percetakan, tinta pada
mesincetak masih pekat (belum terlalu cair) sehingga menyebabkan beberapa
hasilcetakan terilhat kabur. Selain itu, faktor lainnya yang menyebabkan tinta
menjadikabur adalah takaran tinta yang tidak pas yang di sebabkan oleh pekerja
yang kurangfokus. Settingan mesin yang tidak pas juga menyebabkan hasil cetak
menjadi kabur.
b. Layout koran (tidak register)

Posisi layout koran agak menggeser, ditandai dengan simbol yang


berbentukgaris silang sebagai simbol acuan yang terletak pada pertengahan koran
yangmenjadi lipatan tidak sejajar atau melebar. Hal ini disebabkan karena pekerja
kurangfokus dalam memasang layout dan mengatur mesin. Kurang fokusnya
pekerjadisebabkan oleh suhu ruangan yang panas sehingga membuat suasana
kerjaoperator menjadi terganggu. Selain itu, kurangnya instruksi kerja yang jelas
sehinggamenyebakan pekerja melakukan kesalahan baik itu penempatan layout
ataupunpada settingan mesin.
c. Koran terpotong

Koran yang terpotong pada saat tahap pemotongan (cutting) oleh


mesintidak sesuai layout dimana terdapat tulisan ataupun gambar yang terpotong
tidakrapi. Hal ini disebakan oleh operator yang kurang cermat dalam mengecek
settinganmesin ataupun memeriksa ketajaman pisau pemotong sehingga

menyebabkanpotongan koran tidak rapi. Kurang sigapnya karyawan ini juga


disebabkan oleh suhuruangan yang panas sehingga menyebabkan kinerja
karyawan menjadi terganggu.Selain itu kurangnya koordinasi antara operator
dalam menjalankan mesinmenyebabkan settingan mesin terganggu.
DO
Kegiatan yang dilakukan pada fase ini adalah melaksanakan perbaikan.
1. Usulan Tindakan Perbaikan untuk Tinta Kabur
Membuat suatu tim pengawas yang bertugas mengawasi dan mengecekulang
kinerja operator sehingga dapat mengurangi kesalahan yang disebabkan
olehhuman error. Selain itu sebaiknya bahan baku tinta yang digunakan
diperiksakembali apakah tinta itu masih sesuai spesifikasi yang ditentukan atau
tidak(misalnya tinta itu terlalu kental). Perawatan Mesin juga sangat penting,
melakukanperawatan mesin secara rutin tidak hanya dilakukan ketika mesin
mengalamikerusakan (preventive maintenance).
2. Usulan Tindakan Perbaikan untuk Layout Koran (Tidak Register)
Menambah fasilitas diruang percetakan untuk mengurangi dampak suhuruangan
yang panas yang disebabkan oleh mesin dan cuaca, misalnyamenambahkan
kipas angin. Selain itu melaksanakan briefing secara rutin disetiapawal dan akhir
kerja agar instruksi kerja yang diberikan bisa terserap dengan baik.
3. Usulan Tindakan Perbaikan untuk Koran Terpotong
Kurang fokusnya operator yang disebabkan oleh suhu ruangan yang
panasmenyebabkan beberapa kesalahan bisa terjadi. Oleh sebab itu perlu
ditambahkanfasilitas yang berfungsi untuk mengurangi suhu udara yang
disebabkan oleh mesindan cuaca, seperti penambahan kipas angin pada setiap
sudut, atau kipas angin miniuntuk setiap tempat operator. Selain itu, melakukan
pengecekan mesin yang rutinjuga dapat meminimalkan tingkat kesalahan yang
disebabkan oleh mesin. Oleh karena itu perawatan mesin (preventive
maintenance) yang rutin dapat menjaga kestabilan mesin saat berproduksi.
CHECK
Kegiatan yang dilakukan pada fase ini antara lain:
1. Meneliti hasil perbaikan.
2. Menstandarisasikan solusi terhadap masalah.
ACT
Kegiatan yang dilakukan pada fase ini adalah memecahkan masalah selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai