Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ANISATUN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu Mata Kuliah
Akhlak Tasawuf yang diampu oleh
Mahrur Adam M. M. Ag

Disusun Oleh :
Manusatul Khaoro

( 15115562)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDATUL ULAMA
KEBUMEN
2016
1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Akhlak Tasawuf yang
berjudul Anisatun dengan baik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dan kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Mahrur Adam Maulana selaku dosen yang membimbing dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca semua. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan umum.

Kebumen, 23 Oktober 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
Rumusan Masalah ...................................................................... 1
Tujuan Penulisan ........................................................................ 1

BAB II

PEMBAHASAN
Pengertian Anisatun .................................................................... 2
Pengertian Akhlak ...................................................................... 2
Pengertian Akhlak Mahmudah .................................................. 4
Sifat-Sifat Yang Tergolong Dalam Anisatun ............................. 6
Manfaat Akhlak Mahmudah ..................................................... 11

BAB III PENUTUP


Daftar Pustaka .......................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tasawuf adalah satu aspek ajaran Islam yang paling penting, karena
peranan tasawuf merupakan jantung atau urat nadi dari pelaksanaan ajaranajaran Islam. Tasawuflah yang merupakan kunci kesempurnaan amaliah ajaran
Islam. Yang kemudian tasawuf dijadikan sebagai jalan spiritual atau dimensi
batin yang masuk ke dalam budi (akhlak). Akhlak-akhlak tersebut telah ada
sejak jaman Nabi Saw. Tasawuf juga menerangkan hal-hal tentang cara
mensuci bersihkan jiwa dengan cara memperbaiki akhlak. Dalam rangka
mensucikan jiwa demi tercapainya kesempurnaan dan kebahagiaan maka
diperlukan suatu latihan (riyadhah) dari satu kepada tahap yang lebih tinggi.
Jadi untuk mencapai kesempurnaan rohani tidaklah dapat dicapai secara
spontan dan sekaligus. Melainkan dengan cara bertahap demi tahap.
Dengan demikian, amalan tasawuf adalah pembinaan mental atau
akhllakul karimah. Akhlak merupakan cermin dari keadaan jiwa sekaligus
sikap dan perilaku manusa. Manusia akan dinilai berakhlak baik jika tindakan
dan jiwanya sesuai dengan norma atau kaidah-kaidah agama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan anisatun?
2. Apa pengertian akhlak?
3. Apa yang dimaksud dengan akhlak mahmudah?
4. Apa sajakah sifat-sifat yang tergolong dalam akhlak mahmudah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian anisatun.
2. Untuk mengetahui pengertian akhlak.
3. Untuk mengetahui pengertian Akhlak Mahmudah.

4. Untuk mengetahui sifat-sifat yang tergolong dalam Anisatun (Akhlak


mahmudah).

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Anisatun
Anisatun adalah manis dimuka dan tidak sombong. Manis mukanya itu
mungkin bawaan dari lahir. Namun bagi orang yang tidak memiliki sifat
demikian, dapat dipelajari dengan membiasakan manis muka, karena orang
yang suka berpaling itu kemungkinan dianggap orang yang sombong,
sedangkan orang yang sombong itu tidak disukai oleh Alloh Swt dan tidak
disukai oleh manusia. Alloh Swt berfirman dalam surat Luqman 18 :

Artinya : Dan janganlah kamu memalingkan mukamu terhadap manusia,


dan janganlah berjalan dimuka bumi ini dengan angkuh, sesungguhnya Alloh
tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Bersifat anisatun berarti memiliki sifat yang baik, memiliki akhlak dan
berlaku sesuai dengan ajaran Alloh Swt. Sifat tersebut berarti menandakan
bahwa dalam diri orang yang anisatun tertanam akhlak. Dimana peranan
akhlak sangat penting dalam kehidupan sehari-hari manusia.

2. Pengertian Akhlak
Secara bahasa, akhlak dapat diartikan dengan budi pekerti; watak; tabiat.
Dalam kehidupan sehari-hari akhlak sering disebut etika atau moral. Kata
akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan jamak dari kata khuluk yang
berarti adat kebiasaan, peragai, tabiat dan muruah.
Menurut Imam Al Ghazali :

Artinya : Khuluk (akhlak) ialah haiat atau sifat yang tertanam didalam jiwa
yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Ibnu Maskawih juga menyatakan :

Maksudnya, khuluk (akhlak) ialah keadaan jiwa yang mendorong untuk


melakukan perbuatan-perbuatan tanpa pemikiran atau pemikiran dahulu.
Dari pengertian di atas, akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni
keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar
melakat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan
spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angan lagi.
Menurut Dr. Ahmad Muhammad Hufy, akhlak adalah adat yang dengan
sengaja dikehendaki adanya, adanya kemauan yang kuat tentang sesuatu yang
dilakukan berulang sehingga menjadi adat atau membudaya yang mengarah
pada kebaikan atau keburukan.
Imam Al Ghazali menyebutkan bahwa induk yang merupakan sendisendi akhlak ada 4 yaitu :
1. Al Hikmah (Kebijaksanaan)
Al Hikmah merupakan suatu keadaan atau tingkah laku jiwa yang
dengannya dapat ditemukan atau diketahui hal-hal yang benar dengan
menyisihkan hal-hal yang salah dalam segala perbuatan yang dilakukan
secara ikhtiariah (tanpa paksaan).
2. Asy Syajaah (Keberanian)
Syajaah adalah suatu keadaan jiwa yang merupakan sifat kemarahan,
tetapi yang dituntun dengan akal pikiran untk terus maju atau
mengekangnya.
3. Al iffah (Lapang Dada)
Iffah adalah mendidik kekuatan syahwat atau kemauan dengan didikan
yang bersendikan akal pikiran serta syariat agama.

4. Al Adl (Keadilan)
Suatu keadaan jiwa yang dengannya dapat membimbing kemarahan dan
syahwa dan membawanya ke arah yang sesuai dengan hikmah dan
kebijaksaan.

Akhlak merupakan suatu kebiasaan atau adat yang mampu mengantarkan


perbuatan-perbuatan manusia kepada perbuatan yang baik dan perbuatan yang
buruk. Dalam akhlak Islam kita ketahui ada 2 penggolongan akhlak yaitu
akhlak mahmudah (fadilah) dan akhlak madzmumah (qobilah). Disamping
istilah tersebut Imam Al Ghazali juga menggunakan istilah munjiyat/ akhlak
mahmudah dan muhlikat/ akhlah madzmumah.
Di kalangan ahli tasawuf, dikenal dengan sistem pembinaan mental yang
dikenal dengan istilah : Takhalli, Tahalli dan Tajalli. Takhalli berarti
membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela, karena sifat-sifat tercela itulah yang
dapat mengotori jiwa manusia. Tahalli adalah mengisi jiwa yang telah kosong
dari sifat-sifa tercela dengan sifat yang terpuji atau mahmudah. Tajalli adalah
tersingkapnya tabir sehingga dapat diperoleh pancaran Nur Ilahi.

3. Pengertian Akhlak Mahmudah


Akhlak mahmudah adalah segala tingkah laku yang terpuji (yang baik)
yang biasa juga dinamakan fadilah (kelebihan). Imam Al Ghazali juga
menggunakan perkataan munjiat yang berarti segala sesuatu yang
memberikan kemenangan atau kejayaan dimata Alloh Swt.
Akhlak mahmudah bersumber pada Al Quran dan Hadist. Sedangkan
secara garis besar, akhlak mahmudah merupakan suatu sifat dan watak yang
merupakan bawaan seseorang. Pembentukan tabiat kearah baik ataupun kearah
yang buruh dipengaruhi oleh faktor diri sendiri dan faktor luar, lingkungan.
Mulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga, teman, tetangga dan orang lain.
Mulai dari keluargalah akhlak akan terbentuk. Dengan demikian akhlah mulia
sangatlah penting dalam Islam.

Artinya : Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak


yang agung Q.S. Al Qalam 4

Artinya : Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong .


Q.S. Al Isra 37

Artinya :Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah


selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah
seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Q.S. Al Isra 23
Hati merupakan peran yang sangat penting untuk melakukan akhlak baik
maupun buruk. Tidak dapat dipungkiri pendidikan dari keluarga, pendidikan
formal dan tempat dimana ia tumbuh juga berpengaruh sangat besar. Dalam
Islam, nabi Saw sebagai teladan yang pantas untuk dicontoh. Beliau tidak
mengajarkan untuk membenci kepada siapapun.
Membiasakan diri berakhlak mulian dan beradab baik sejak kecil, supaya
terbiasa ketika akan beranjak dewasa. Rosululloh bersabda yang terbanyak
memasukkan manusia ke dalam surga adalah ketaqwaan kepada Alloh Swt
dan akhlak baiknya.

Agama Islam dan Al Quran merupakan sistem moral atau akhlak yang
berdasarkan pada akidah yang diwahyukan Alloh Swt kepada Nabi
Muhammad Saw dan disampaikan kepada umat di dunia yang bertujuan untuk
menyempurnakan akhlak mulia.
4. Sifat-sifat yang Tergolong Dalam Akhlak Mahmudah
Beberapa akhlak atau sifat-sifat mahmudah yang dikemukakan oleh para
ahli akhlak, antara lain :
1. Siddiq
Siddiq artinya benar. Sifat ini merupakan sifat wajib yang dimiliki
oleh rosul. Sebagai umat Islam yang taat kepada rosul-Nya, kita harus
memiliki akhlak siddiq. Rosululloh memerintahkan kepada umatnya untuk
senantiasa berlaku benar, baik dalam tindakan maupun ucapan. Dalam
hadistnya beliau mengatakan: Katakanlah yang sejujurnya walaupun itu
pahit bagimu.
Di samping itu rosululloh juga memberikan contoh langsung kepada
sahabat-sahabatnya dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang bersifat jujur
dalam hidupnya akan dipercaya orang lain. Kewajiban bersifat dan
bersikap benar ini banyak terdapat dalam Al-Quran maupun Hadist,
antara lain :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh dan


hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (Q.S. Taubat 119)
2. Amanah
Secara bahasa, amanah berarti kesetiaan, ketulusan hati dan kejujuran.
Amanah adalah suatu sifat dan sikap yang setia, jujur dan tulus hati dalam
melaksanakan suatu hak yang dipercayakan kepadanya, baik hak milik
Alloh Swt (haqqullah) maupun hak hamba (haqqul Adam), baik berupa
pekerjaan, perkataan maupun kepercayaan hati.

10

Di dalam Al Quran menjelaskan sifat-sifat amanah, antara lain :

Artinya : Sesungguhnya Alloh menyuruh kamu menyampaikan amanat


kepada yang berhak menerimanya . (Q.S. An Nisa 58)

3. Kerukunan
Dalam Kamus besar bahasa Indonesia, kerukunan artinya perihal
hidup rukun; rasa rukun; kesepakatan. Dalam artian lain kerukunan adalah
baik dan damai, bersatu hati atau saling sepakat.
Kerukunan dalam ajaran Islam yang harus diwujudkan dalam
kehidupan berumah tangga, bertetangga dan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara serta antar sesama umat beragama. Hal ini disebabkan karena
kerukunan merupakan modal utama untuk mewujudkan ketentraman,
kedamaian dan kesejahteraan bersama. Islam merupakan agama yang
mencintai kerukunan atau perdamaian, hal itu dibuktikan oleh Rosululloh,
antara lain :
a.

Pada saat ada perselisihan, Rosululloh Saw mengajarkan agar pihakpihak yang berselisih melakukan usaha-usaha dengan segera dan
dengan cara yang bijaksana agar perselisihan di antara mereka segera
berakhir da kembali hidup rukun.

b.

Apabila pihak yang beselisih tidak mampu menyelesaikan sendiri


maka pihak ketiga hendaknya berusaha dengan bijaksana untuk
merukunkan pihak yang berselisih tanpa memandang berat sebelah

4. Sabar
Sabar merupakan salah satu akhlakul karimah. Sabar adalah tahan
(tabah) dalam menghadapi segala sesuatu dari Alloh Swt.

11

Artinya : sesungguhnya Alloh bersama orang-orang yang sabar. Q.S.


Al Anfal 46
Sabar terbagi menjadi 3 macam yaitu :
a. Sabar karena taat kepada Alloh Swt
Sabar dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Alloh Swt
dengan meningkatkan ketaqwaan kepadaNya.
b. Sabar karena maksiat
Bersabar diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh
agama.
c. Sabar karena musibah
Sabar dikala ditimpa kemalangan dan ujian, serta cobaan dariNya.

5. Tawakal
Bersikap tawakal berarti menyerahkan segala urusan kepada Alloh
Swt. Tawakal bukan berarti menjalankan sesuatu tanpa usaha. Tetapi
percaya kepada dengan bagian yang telah Alloh siapkan untuk umat.
Berusaha semaksimal mungkin kemudian menyerahkan hasilnya kepada
Alloh Swt.

Artinya : dan barangsiapa yang bertawakal kepada Alloh, niscaya


Alloh akan mencukupkan (keperluannya). . Q.S. At Talaq 3

6. Syukur
Syukur merupakan ungkapan rasa terima kasih atas nikmat yang
diterima. Syukur diperlukan karena semua yang kita lakukan dan yang
dimiliki di dunia

adalah berkat dari Alloh Swt. Alloh lah yang

memberikan kita nikmat pendengaran, penglihaan, kesehatan, keamanan


dan nikmat lain yang tidak terhingga.
Menurut Syekh Abdul Qador Al-Jalani, syukur digolongkan menjadi
3 yaitu :

12

a. Syukur dengan lisan.


b. Syukur dengan badan dan anggotanya.
c. Syukur dengan hati.
Dalam surat Luqman 34 :

Artinya : dan tidak seorangpun yang mengetahui secara pasti apa


yang akan dilaksanakannya besok, dan tidak ada seorangpun yang dapat
mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Alloh Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Luqman 34)

7. Qanaah
Menurut K.H. Ahmad Rifai, qanaah adalah hatinya tenang memilih
ridho Alloh Swt mrngambil keduniawian sekedar hajat yang diperkirakan
dapat menolong untuk taat memenuhi kewajiban dan menjauhkan dari
maksiat. Memiliki sifat qanaah berarti menerima apa adanya.

8. Tawadlu
Tawadlu adalah sikap merendahkan diri terhadap ketentuan-ketentuan
Alloh Swt. Bagi manusia tidak ada alasan lagi untuk tidak bertawadlu
kepada Alloh, mengingat kejadian manusia diciptakan dari bahan yang
paling rendah yaitu tanah.
Untuk menumbuhkan sikap tawadlu, kita harus menyadari asal
kejadian kita, menyadari bahwa hidup di dunia ini terbatas, memahami
ajaran Islam, menghindari sikap sombong, menjadi orang yang pemaaf,
ikhlas, bersyukur, sabar dan sebagainya. Firman Alloh Swt :

13


Artinya : dan merendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang
beriman. (Q.S. Al Hijr 88)

9. Ridha
Ridha berarti rela, suka dan senang atau lapang dada terhadap sikap
seorang yang dilakukan kepadanya dan menyerahkannya kepada Alloh
Swt. Ridho bukan berarti sikap fatalis, yaitu sikap menyerah sebelum dan
sesudah berbuat dengan menghilangkan usaha lebih dahulu. Ridho juga
merupakan rela atau kerelaan hati terhadap realitas hidup.
Hal tersebut memotivasi seorang untuk menumbuhkan sikap kerelaan
hati atau kesiapan mental dalam dalam menghadapi berbagai macam
problema, dan mewujudkan kemantapan jiwa serta kebulatan tekad dalam
melaksanakan sesuatu ataupun setelah melaksanakan sesuatu (akibat).
10. Adl (adil)
Adil berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya. Adil berarti tidak
bera sebelah, tidak memihak. Dengan demikian berbuat adil adalah
memerlukan hak dan kewajiban secara seimbang tidak memihak dan tidak
merugikan pihak manapun. Sebagai contoh seseorang yang adil akan
melaksanakan tugas sesuai tugas dan kedudukannya, menghukum orang
yang bersalah dan sebagainya.
Firman Alloh Swt dalam Al Quran yang memerintahkan untuk berbuat
adil :

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai


penegak keadilan karena Alloh (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk

14

berlaku tidak adil. Berlaku adilah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada
takwa. Dan bertakwalah kepada Alloh, sungguh, Alloh Maha teliti
terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Maidah 8)

5. Manfaat Berakhlak Mahmudah


Akhlak mahmudah merupakan akhlak yang terpuji. Beberapa manfaat
akhlak bagi kehidupan sehari-hari, antara lain :
a. Membersihkan kalbu dari kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati
menjadi suci dan bersih.
Nafsu merupakan sesuatu yang menjadi kodrat didalam tubuh manusia.
Hawa nafsu dikategorikan menjadi dua yaitu hawa nafsu baik dan buruk.
b. Memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan baik dan buruk.
Baik berarti sesuatu yang memberikan kesenangan, kepuasan, kenikmatan
sesuai dengan yang diharapkan atau dengan kata lain dapat dinilai sebagai
sesuatu yang bermakna positif. Buruk adalah sesuatu yang tidak memiliki
nilai yang tidak baik.
c. Membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat.
Dosa adalah perbuatan yang melanggar hukum atau melanggar agama
yang sesuai dengan syariat agama. Maksiat adalah perbuatan yang
melanggar perintah Alloh Swt, perbuatan tercela, buruk dan sebagainya.

15

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Zain Yusuf, Akhlak Tasawuf, Al Husna; Semarang
Ashadi Falih, Cahyo Yusuf, Akhlak Membentuk Pribadi Muslim, Aneka Ilmu;
Semarang, 1973
Abdul Rosyid, Akidah Akhlak, PT. Karya Putra Toha; Semarang, 2010
http://zikrullah21. Blogspot.com/2016/04/akhlah-mahmudah_19.html?m=1
Farid Maruf, Etika (Ilmu Akhlak), Bulan Bintang; Jakarta, 1975
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam SMA XII, Erlangga; Jakarta, 2006
Zainuddin, Muhammad Jamhari, Al-Islam 2 Muamalah dan Akhlak, CV Pustaka
Setia; bandung, 1999
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, CV Pustaka Setia; bandung, 2010
Nur Hidayat, Akhlak Tasawuf, Penerbit Ombak; Yogyakarta, 2013
Ridwan Asy Syirbaani, Membentuk Pribadi Lebih Islam, Intimedia; Jakarta, 2009
Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, CV Pustaka Setia; Bandung, 2003

16

Anda mungkin juga menyukai