a. Kriteria
Ciri-ciri. Ciri-ciri karyawan tertentu seperti sikap, penampilan, dan inisiatif
merupakan dasar untuk evaluasi.
Perilaku. Ketika hasil dari tugas individu sulit untuk ditentukan, organisasi dapat
mengevaluasi perilaku seseorang yang terkait dengan tugas atau kompetensi.
Kompetensi. Kompetensi terdiri dari pengetahuan, keterampilan, sifat dan
perilaku, dan berhubungan dengan keterampilan interpersonal atau berorientasi
bisnis.
Pencapaian tujuan. Jika organisasi mempertimbangkan hasil akhir pencapaian
tujuan sebagai suatu hal yang berarti, hasil pencapaian tujuan akan menjadi faktor
yang tepat untuk dievaluasi untuk dibandingkan dengan standar.
1
3. Karena dilakukan oleh banyak penilai, tidak jarang hasil penilaian yang
diperoleh justru saling bertentangan tanpa bisa ditentukan penilaian siapa
yang sebenarnya lebih akurat (Vinson, 1996).
4. Berbeda dengan penilaian kinerja konvensional yang hanya membutuhkan
dua penilai dan satu formulir, metode ini mempersyaratkan adanya beberapa
penilai dengan sejumlah formulir. Konsekuensinya, untuk menerapkan
penilaian 3600, diperlukan lebih banyak waktu (dan kertas).
e. Penelitian sebelumnya
1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Arief Bastian Zulkarnaen,
(2011), tentang Sistem Informasi Penilaian Kinerja Dengan Metode 360 Degree
Pada PT. ALTERYST, menjelaskan dalam kesimpulan penelitian yang telah
dilakukan, hasil analisis yang di dapat dalam penerapan metode ini adalah:
Metode 360 degree dapat diterapakan pada perusahaan Alteryst dan
menghasilkan nilah akhir kinerja karyawan berdasarkan kriteria penilaian
beserta item penilaian yang dinilai. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil
otomatis.
2. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan dalam penerapan metode 360
Degree juga telah dilakukan oleh Rio Setiadi Prismarendra, (2010), studi kasus
pada RS. Petro Kimia Gresik dalam penilaian karyawan dengan Metode 360
Degree. Hasil yang di dapat dalam penelitian tersebut ialah:
Sistem penilaian kinerja dengan metode 360 degree memberikan
kemudahan pada user, dimana parameter-parameter dari suatu penilaian
bersifat dinamis dan dapat diubah sesuai dengan kebutuhan dari
perusahaan.
dalam bekerja.
Penilaian level manajer menunjukkan adanya gap negatif pada
beberapa variabel yang menunjukkan ketidaksesuaian nilai yang
diharapkan manajer dengan nilai dari sumber lain, oleh karena itu
perlu diadakan evaluasi terhadap diri sendiri melalui diskusi dengan
atasan, rekan kerja dan bawahan berdasarkan hasil nilai kinerja yang
diperoleh masing-masing manajer. Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa penilaian kinerja dengan menggunakan integrasi 360
feedback diperoleh lebih banyak informasi tentang kinerja pada level
manajer seperti prioritas variabel dan subvariabel untuk manajer, nilai
kinerja dari berbagai pihak yaitu atasan, rekan kerja, diri sendiri dan
bawahan serta perbandingan nilai kinerja dari orang lain dengan nilai
kinerja oleh diri sendiri. Pada penilaian yang diterapkan, diperoleh
d. Proses Pengukuran
Kriteria pengukuran yang seimbang menurut Mulyadi (2001) adalah
sejauh mana sasaran strategik dicapai secara seimbang. Skor taip-tiap kinerja
diberikan berdasarkan rating scale sebagai berikut:
Setelah
menentukan rating
scale, selanjutnya adalah membuat ukuran kinerja berisi indikator-indikator yang
akan digunakan sebagai dasar pemberian skor. Ukuran kinerja dapat dilihat pada
tabel 2.2 berikut ini:
e. Penelitian sebelumnya
1. Penelitian terdahulu tentang penerapan metode Balanced Scorecard telah
dilakukan oleh Ambar Sri Lestari dalam 2nd International Seminar On
Quality and Affordable Education (ISQAE 2013) yang berjudul Analisis
Penilaian Kinerja Lembaga Pendidikan Tinggi Dengan Metode Balanced
Scorecard : Penerapannya Dalam Sistem Manajemen Strategis (Studi Kasus
Pada Universitas Brawijaya Malang) menjelaskan, (1) jumlah ukuran yang
diberikan oleh metode Balanced Scorecard pada perspektif pelanggan
berimbang dengan ukuran pada perspektif keuangan yaitu sebesar 15%. (2)
Hasil perancangan dan pengukuran dengan metode Balanced Scorecard dapat
diperoleh berbagai rumusan yang mencakup tujuan, ukuran, sasaran dan juga
inisiatif strategis.
3. Performance Prism
Performance Prism merupakan salah satu pengukuran kinerja yang
mempunyai lima sisi (facets) yang membentuk framework tiga dimensi berupa
prisma segitiga. Sisi atas dan bawah merupakan stakeholder satisfaction dan
stakeholder contribution. Sedangkan tiga sisi yang lain adalah strategies,
processes, dan capabilities.
Performance Prism memberikan pengukuran yang komprehensif dan
sudut pandang yang luas, sehingga memberikan gambaran yang realistis mengenai
penentu kesuksesan bisnis. Selain itu, Performance Prism tidak hanya mengukur
hasil akhir, tetapi juga aktivitas-aktivitas penentu hasil akhir. Dengan demikian,
pengukuran kinerja dapat memberikan gambaran yang jelas dan nyata tentang
kondisi perusahaan yang sebenarnya.
a. Kelebihan Performance Prism
1. Jika dibandingkan dengan balanced scorecard misalnya
terletak pada pertimbangan stakeholder perusahaan yang
diturunkan secara sistematis dimulai dari faktor yang
mendasari kepuasan konsumen sampai dengan kontribusi
yang diberikan oleh stakeholder, perfomance prism lebih
rinci.
10
12
13
grafik memberikan penilaian yang khas. Hasil penilaian kinerja metode ini diharapkan
mampu memberikan rekomendasi keputusan terhadap karyawan yang sedang dievaluasi serta
memberikan motivasi. Sementara itu bagi karyawan, hasil penilaian ini merupakan sarana
untuk acuan pengembangan jenjang karir.
a. Kelebihan
Simamora (1999) mengungkapkan ada dua alasan mengapa metode ini lebih
banyak digunakan secara luas yaitu:
1. Skala ini mudah untuk digunakan. Manajer bisa melakukan penilaian kepada
banyak bawahan sekaligus. Model iini juga lebih mudah dipahamkan kepada
bawahan yang sedang dinilai.
2. Metode ini mudah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan. Skala penialaian
grafik membandingkan kinerja individu terhadap sebuah standar absolut.
Manajer atau penilai mengevaluasi kinerja berbagai dimennsi atau kriteria,
seperti kualitas kerja, penerimaan kritik, kemauan memikul tanggung jawab,
14
15
Kriteria yang digunakan kali ini adalah kriteria yang akan digunakan untuk
menilai karyawan pada level supervisor dan staff. Kriteria yang digunakan dapat
dilihat pada table di bawah ini:
N
o
1
2
3
4
5
Kriteria Penilaian
Kualitas Kerja
Kuantitas Kerja
Disiplin
Kreatifitas
Manajerial
Total
Prosentas
e
20
15
15
25
25
100
Pada setiap kriteria memiliki beberapa item penilaian. beberapa item penilaian
yang digunakan bisa dilihat pada table di bawah ini:
16
uraian tugas harus dikaji kembali dan direvisi karena keadaan dalam organisasi
bisa saja berubah. Hal ini berdampak pada sistem MBO sendiri dimana dapat
menyebabkan perubahan dalam tugas dan tanggung jawab pada tiap bagian.
18