C.
Gejala
Toxoplasma
Gondii
Gejala yang timbul pada infeksi toksoplasma tidak khas, sehingga
penderita sering tidak menyadari bahwa dirinya telah terkena infeksi. T
etapi
sekali terkena infeksi toksoplasma maka parasit ini akan menetap (pe
rsisten)
dalam bentuk kista pada organ tubuh penderita selama siklus hidupnya. Gejala
klinis yang paling sering dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah ben
ing
(limfe) dikenal sebagai limfadenopati, yang dapat disertai demam. Kelenj
ar
limfe di leher adala
h yang paling sering terserang. Gejala toksoplasmosis akut
yang lain adalah demam, kaku leher, nyeri otot (myalgia), nyer
i sendi
(arthralgia), ruam kulit, gidu (urticaria), hepatosplenomegali atau hepat
itis.
Wujud klinis toksoplasmosis yang paling sering p
ada anak adalah infeksi retina
(korioretinitis), biasanya akan timbul pada usia remaja atau dewasa. Pada anak,
juling merupakan gejala awal dari korioretinitis. Bila makula terkena,
maka
penglihatan se
ntralnya akan terganggu.
Pada penderita dengan imunodef
isiensi
seperti penderita cacat imun, penderita kanker, penerima cangkok jaringa
n
yang mendapat pengobatan imunosupresan, dapat timbul gejala ringan sampai
berat susunan saraf pusat seperti ensefalopati, meningoense
falitis, atau lesi
massa otak dan peruba
han status mental, nyeri kepala, kelainan fokal serebral
dan kejang
kejang, bahkan pada penderita AIDS seringkali mengakibatkan
kematian. (Zrofikoh, 2008).
Toxoplasma dapat masuk ke dalam tubuh manusia dalam berbagai cara.
Pertama, secara tidak sengaja men
elan tinja kucing yang di dalamnya terdapat
telur toxoplasma. Cara ini banyak tidak disadari, misalnya menyentuh mu
lut
11
dengan
tangan
yang
telah
berkontaminasi
seperti
sehabis
ber
kebun,
membersihkan tempat makan kucing atau barang
barang lain yang sudah
ter
kontaminasi. Kedua, parasit ini juga dapat masuk jika mengkonsumsi daging
hewan yang telah terkontaminasi dan tidak dimasak secara matang. Bentuk
kista dari parasit ini dapat masuk bersama daging hewan tadi. Ketiga,
masuk
14
1.
Infertilitas, abortus, lahir mati, kelainan bawaan
.
2.
Memelihara binatang pi
araan berbulu, misalnya kucing
Pemer
iksaan yang digunakan saat ini untuk mendiagnosis toxoplasma
adalah pemeriksaan serologis, dengan memeriksa zat anti (antibodi) IgG
dan
IgM Toxsoplasma gondii. Antibodi IgM dibentuk pada masa infeksi akut (
5
hari setelah infeksi), titernya meningkat dengan
cepat (80 sampai 1000 atau
lebih) dan akan mereda dalam waktu relatif singkat (beberapa minggu at
au
bulan). Antibodi IgG dibentuk lebih kemudian (1
2 minggu setelah infeksi),
yang akan meningkat titernya dalam 6
8 minggu, kemudian menurun dan dapat
bertah
an dalam waktu cukup lama, berbulan
bulan bahkan lebih dari setahun.
Oleh karena itu, temuan antibodi IgG dianggap sebagai in
feksi yang su
dah
lama, sedangkan adanya antibodi IgM berarti infeksi yang baru
atau
pengak
t
ifan kembali infeksi lama (reaktivasi),
dan berisiko bayi terkena
toksoplasmosis bawaan. Berapa tingginya kadar antibodi tersebut un
tuk
menyatakan seseorang sudah terinfeksi toxoplasma sangatlah beragam,
bergantung pada cara peneraan yang dipakai dan kendali mutu dan batasa
n
baku masing
masing l
aboratorium. Salah satu contoh yang dapat dikemukakan
adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Teguh Wahyu S dkk. (1998), yang
menyatakan seorang ibu yang tergolong positif bilamana titer IgGnya 2.9
49
IU/mL atau IgM 0.5 IU/mL, sedangkan tergolong negati
f bilamana titer IgG <
2.0 IU/mL atau IgM < 0.5 IU/ml (Zrofikoh, 2008).
Tidak sem
ua ibu hamil yang terinfeksi tox
soplasma akan menularkan
toxoplasma bawaan pada bayinya. Bilamana dalam pemeriksaan ibu sebelum
15
hamil menunjukkan IgG positif terhadap toksopla
sma, berarti ibu tersebut
terinfeksi sudah lama, tetapi bukan berarti bahwa 100% bayinya akan be
bas
n
titik
cahaya
mata
(funduskopi),
dan
USG
atau
foto
rontgen
tengkorak.Diagnosis toxoplasma bawaan pada bayi lebih sukar ditetapkan
karena gejala klinis dari infeksi toksoplasma bawaan sangat beraneka ragam
dan seringkali subklinis (tidak terlihat) pada neonatus. Oleh karena itu perlu
dilakukan
juga pemeriksaan serologis pada neonatus, terutama bilamana
diketahui ibunya terinfeksi selama kehamilan. Antibodi IgG dapat
menembus plasenta, sedangkan antibodi IgM tidak dapat menembus
plasenta. Dengan demikian, apabila pada darah bayi ditemukan antibo
di IgG
mungkin hanya merupakan pindahan (transfer) IgG ibu, dan lambat
laun
akan habis. Pada usia 2
3 bulan, bayi sudah dapat membentuk antibodi IgG
sendiri, bilamana bayi terinfeksi toksoplasma bawaan maka konsentrasi
IgGnya akan mulai meningkat lagi sete
lah IgG yang diperoleh dari ibunya
habis. Tetapi jika ditemukan antibodi IgM, maka ini menunjukkan infeksi
nyata pada bayi (toxoplasma bawaan) (Zrofikoh, 2008)
.
17
G.
Pasangan Usia Subur
(PUS)
S
uami isteri yang isterinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun
dan masih haid atau pasangan suami isteri yang isteri berumur kurang dari 15
tahun dan sudah haid atau isteri sudah berumur 50 tahun, t
etapi masih haid
(Depkes RI, 2003
).
H.
Pegetahuan
Pasangan Usia Subur(PUS)
Tentang Toxoplasma
Gondii
1.
Defenisi
Pengetahuan
adalah merupakan hasil (tahu) dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba (Notoatmojo, 2005).
Pengetahuan adal
ah kepercayaan yang benar, pengetahuan juga
adalah hasil atau apa yang diketahui atau hasil pekerjaan. Pekerjaan yaitu
hasil dari kenal, sadar,insaf, mengerti dan pandai (bachtiar, 2004).
1.
Cara memperoleh pengetahuan
Dari berbagai macam cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
sepanjang
sejarah,
dapat
dikelompokkan
menjadi
2
bagian
(Notoatmojo, 2005).
a.
Cara Tradisional
Dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum
ditemukanya metode ilmiah yaitu:
18
1.
Ca
ra coba salah (Trial And Error)
Cara
coba
coba
yang
dilakukan
dengan
menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan suatu masalah dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasi
l, dicoba kemungkinan lain.
2.
Cara kekuasaan atau Otoritas
Pengetahuan
diperoleh
berdasa
rkan
pada
otoritas
atau
kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah,otoritas pemimpin
agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
3.
Berdasarkan pengalaman pribadi
Cara ini dilakukan dengan cara mengulang kembali dengan
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan ma
salah ini
yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang
sama dapat pula dilakuka
n dengan cara yang sama.
4.
Melalui jalan pikiran
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah
menggunakan penalaranya atau jalan pikiranya
5.
Cara Modern
Cara baru
atau modern dalam memperoleh pengetahuan ini
mode sistematis, logis dan ilmiah.cara ini disebut dengan
metode penelitian ilmiah atau lebih popular disebut metode
penelitian (Research Methodelogi) yang mengembangkamn
metode berpikir induktif dengan menga
dakan pengamatan
langsung
terhadap
gejala
alam
atau
kemasyarakatan.
19
Kemudian hasil pengamatan tersebut dikumpulkan dan di
klasifikasikan,
dan
akhirnya
diambil
kesimpulan
u
mum
(Notoatmojo, 2005).
b.
Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup didalam domain
kognitif mempuny
ai 6
tingkat (Notoatmojo, 2005).
1.
Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di
pelajari sebelunya
2.
Memahami (Komprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara
benar
tentang
objek
yang
dik
etahui,
dan
dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3.
Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
meteri yang tela dipelajari pada situasi atau k
ondisi rill atau
sebenarna.
4.
Analisis (Analysis)
Analisis adala
h suatu kemampuan suatu untuk menjabarkan
materi suatu objek kedalam komponen
komponen, tetapi masih
di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada
kaitanya satu sama lainnya.