Model BAnk Sampah Dalam Pengelolaan Sampah PDF
Model BAnk Sampah Dalam Pengelolaan Sampah PDF
ABSTRACT
penduduk yang banyak dapat berpotensi menghasilkan sampah dari hasil kegiatan
sehari-harinya. Pola hidup yang semakin modern dan instant serta kemajuan
teknologi dapat memicu peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan. Sampah
saat ini merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh masyarakat.
Sampah yang terus bertambah seiring dengan banyaknya aktivitas manusia tidak
selaras dengan jumlah lahan yang tersedia untuk tempat penampungan sampah.
Perum Cisalak merupakan salah satu perumnas pertama yang ada di Kota
Tasikmalaya dan perum yang berdiri cukup lama serta berada di Kelurahan
Sukamanah. Perum Cisalak merupakan salah satu daerah atau wilayah yang
terdapat di Kota Tasikmalaya. Perum Cisalak mempunyai 919 Kepala Keluarga
(KK) sehingga mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi yang tentu saja akan
meningkatkan jumlah sampah di daerah ini. Sampah yang banyak di Perum
Cisalak diakibatkan oleh pengelolaan sampah yang tidak terlayani secara optimal.
Masyarakat secara umum menganggap bahwa sampah adalah benda yang
dianggap sudah tidak dapat berguna lagi sehingga semua jenis benda yang sudah
dipakai akan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Untuk mendapatkan tingkat
efektifitas dan efisiensi yang tinggi dalam penanganan sampah maka dalam
pengelolaannya harus dilakukan dengan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Salah satu upaya penanganan sampah di Perum Cisalak adalah melalui
Bank Sampah. Bank sampah yang berdiri 5 bulan yang lalu lebih tepatnya bulan
September 2012 diberi nama Bank Sampah Balarea dan dikelola oleh Bapak H.
Sofyan. Bank sampah merupakan cara untuk membangun kepedulian masyarakat
terhadap sampah serta manfaat lainnya yaitu lingkungan menjadi bersih dan
manfaat ekonomi langsung dari sampah.
Sejak kemunculan bank sampah di Yogyakarta beberapa tahun silam dan
kini sudah diadopsi di berbagai kota di Indonesia menjadi inspirasi bagi
masyarakat Perum Cisalak untuk menangani sampah dengan berbasis masyarakat.
Masyarakat terbangun ingin mendirikan bank sampah karena melihat kondisi
penanganan sampah di Perum Cisalak yang begitu memprihatinkan. Bank sampah
ini didirikan secara swadaya dan bekerja sama dengan masyarakat setempat.
Tujuannya untuk menjaga lingkungan, sisanya agar masyarakat mampu
2. METODE PENELITIAN
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kuantitatif. Berdasarkan metode ini, pengkajian yang digunakan
dipusatkan pada persoalan yang terjadi pada saat sekarang dan aktual.
Dengan
menggunakan
metode
penelitian
tersebut,
maka
penulis
3. PEMBAHASAN
3.1 Model Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
Menurut UU-18/2012 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Masyarakat secara umum menganggap bahwa sampah adalah benda yang
dianggap sudah tidak dapat berguna lagi sehingga semua jenis benda yang
sudah dipakai akan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Untuk
mendapatkan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi dalam penanganan
sampah maka dalam pengelolaannya harus dilakukan dengan pengelolaan
sampah berbasis masyarakat.
Bank sampah ini didirikan secara swadaya dan bekerja sama dengan
masyarakat setempat. Tujuannya untuk menjaga lingkungan, sisanya agar
masyarakat mampu membudayakan barang bekas menjadi sesuatu yang bisa
dijadikan uang.
Pada awalnya banyak warga yang masih bingung dengan konsep bank
sampah sehingga gerakan bank sampah kurang berjalan efektif. Baru sekitar
sebulan masyarakat bisa menerimanya. Para peserta bank sampah disebut
nasabah dan nasabah bank sampah balarea adalah seluruh masyarakat RW 16
serta masyarakat dari RW 15 dan masyarakat cibogor, jadi nasabah tidak hanya
dari masyarakat RW 16 saja melainkan ada dari masyarakat luar juga.
Tabel 1
Tingkat masyarakat yang berpartisipasi
Frekuensi
No
Tingkat Partisipasi
%
Absolut F
1. Berpartisipasi
32
86,48
2. Tidak berpartisipasi
5
13,51
Jumlah
37
100,00
Sumber : Hasil Penelitian Penulis, 2013
Cara kerja bank sampah sama seperti bank pada umumnya, yang
membedakan hanyalah para nasabah menyetorkan sampah yang sudah dipilah
menjadi sampah organik dan sampah anorganik, setiap nasabah datang dengan
tiga kantong sampah yang berbeda. Kantong pertama berisi sampah plastik,
kantong kedua berisi sampah kertas dan kantong ketiga berisi sampah kaleng
dan botol. Setelah ditimbang, nasabah akan mendapatkan bukti setor dari
petugas yang diibaratkan sebagai teller bank. Setelah itu para nasabah
mendapatkan uang dari hasil penyetoran sampah yang berbentuk tabungan,
hasil uang tabungan bank sampah boleh diambil sesuai kebutuhan nasabah,
tetapi masyarakat RW 16 sepakat uang hasil penyetoran sampah ditabung dan
diambil uangnya setahun sekali lebih tepatnya pas bulan ramadhan menjelang
idul fitri.
Fungsi bank sampah ini menjadi nilai ekonomi yang didapat sesuai dengan
kebutuhan. Misalnya sampah basah hasil rumah tangga yang terdiri dari
sayuran, dikumpulkan untuk dijadikan pupuk kompos. Sampah kering yang
berupa botol, kaleng, plastik dan kertas dipisah lagi untuk digunakan atau
dimanfaatkan lagi. Sampah plastik didaur ulang menjadi barang yang bisa
bermanfaat seperti karpet, tas, tudung saji, tempat tisu dan lain-lain. Sampah
daur
ulang
dikerjakan
secara
swadaya
oleh
ibu-ibu
pemberdayaan
kesejahteraan keluarga (PKK). Sisanya sampah yang tidak didaur ulang, dijual
ke pengepul dan hasilnya menjadi nilai tambah bagi masyarakat. Fasilitas bank
sampah sudah cukup memadai berkat bantuan dari pemerintah setempat mulai
dari motor bak pengangkut sampah dan gerobak sampah, selain bantuan dari
pemerintah setempat ada bantuan lain juga dari pihak swasta seperti dari bank
mandiri sejumlah uang Rp. 20.000.000 dan bantuan dari BPR Siliwangi serta
bantuan dari Gurbenur yang masih dalam proses.
Masyarakat RW 16
Sampah
Pemisahan
Petugas Bank
Sampah ke setiap
rumah
Pemilahan
Datang langsung
ke Bank Sampah
Bank Sampah
Balarea
Penimbangan
Sampah
Pemilahan
Sampah Layak
Daur ulang
Daur Ulang
Sampah Plastik
Oleh ibu-ibu PKK
Pemilahan
Sampah Layak
Kompos
Pengomposan
dilakukan oleh
masyarakat dan
pengelola bank
sampah
Hasil penjualan
menjadi tabungan
masyarakat
10
Meningkatnya Kesehatan
Manfaat lainnya dari bank sampah adalah meningkatnya kesehatan,
11
sampah para pemulung sudah tidak ada alasan lagi untuk mengambil sampah di
rumah penduduk atau pun berkeliaran di daerah sekitar untuk mengambil
barang.
4. SIMPULAN
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasannya, maka penelitian ini
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Model pengelolaan bank sampah berbasis masyarakat di Perum Cisalak
Kelurahan Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya adalah dengan
kegiatan bank sampah. Bank sampah yang berdiri sejak bulan September 2012
ini awalnya kurang mendapat respon dari masyarakat setempat. Tetapi setelah
sebulan berjalan kegiatan bank sampah ini mendapat respon yang positif dari
masyarakat. Fungsi bank sampah ini menjadi nilai ekonomi yang didapat
sesuai dengan kebutuhan. Misalnya sampah basah hasil rumah tangga yang
terdiri dari sayuran, dikumpulkan untuk dijadikan pupuk kompos. Sampah
kering yang berupa botol, kaleng, plastik dan kertas dipisah lagi untuk
digunakan atau dimanfaatkan lagi. Sampah plastik didaur ulang menjadi barang
yang bisa bermanfaat seperti karpet, tas, tudung saji, tempat tisu dan masih
banyak lagi. Semua ini dikerjakan secara swadaya oleh ibu-ibu pemberdayaan
kesejahteraan keluarga (PKK). Sisanya sampah yang tidak didaur ulang, di jual
ke pengepul dan hasilnya menjadi nilai tambah bagi masyarakat.
2. Manfaat pengelolaan sampah berbasis masyarakat adalah Lingkungan menjadi
bersih karena adanya kegiatan bank sampah masyarakat pun menjadi lebih
rajin untuk mengumpulkan sampah dan memilah sampah sehingga sangat
berdampak langsung terhadap limgkungan. Manfaat selanjutnya adalah
meningkatnya kesehatan, dengan lingkungan yang bersih secara tidak langsung
penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh sampah menjadi berkurang. Dengan
adanya kegiatan bank sampah secara tidak langsung mewujudkan masyarakat
yang peduli lingkungan. Karena yang awalnya masyarakat tidak peduli
terhadap sampah dan menganggap sampah tidak ada nilainya sejak adanya
bank sampah masyarakat pun menjadi peduli terhadap sampah dan lingkungan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sucipto, Cecep Dani (2012). Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah.
Yogyakarta: Gosyen Publishing
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Kebijakan
Dan Strategi Pengelolaan Sampah.
Wintoko, Bambang. (2012). Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah
Keuntungan Ganda Lingkungan Bersih dan Kemapanan Finasial.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Yuwono, Rudy. (2008). Saatnya Masyarakat Berkawan Pengelolaan Sampah
Berbasis Masyarakat. Jakarta: Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan (Pokja AMPL)
Ridwanah dkk. (2011). Kajian Potensi Pengelolaan Sampah Melalui 3R,
Bandung: ITB