0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
25 tayangan2 halaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian meliputi faktor prenatal, warisan biologis, lingkungan fisik dan sosial, serta faktor kejiwaan. Lingkungan prenatal dan kondisi ibu hamil berpengaruh terhadap kondisi janin. Warisan biologis dari orang tua mempengaruhi ciri fisik dan psikologis seseorang. Lingkungan tempat tinggal dan budaya masyarakat setempat mewarnai sikap peduli dan terbuka
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian meliputi faktor prenatal, warisan biologis, lingkungan fisik dan sosial, serta faktor kejiwaan. Lingkungan prenatal dan kondisi ibu hamil berpengaruh terhadap kondisi janin. Warisan biologis dari orang tua mempengaruhi ciri fisik dan psikologis seseorang. Lingkungan tempat tinggal dan budaya masyarakat setempat mewarnai sikap peduli dan terbuka
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian meliputi faktor prenatal, warisan biologis, lingkungan fisik dan sosial, serta faktor kejiwaan. Lingkungan prenatal dan kondisi ibu hamil berpengaruh terhadap kondisi janin. Warisan biologis dari orang tua mempengaruhi ciri fisik dan psikologis seseorang. Lingkungan tempat tinggal dan budaya masyarakat setempat mewarnai sikap peduli dan terbuka
Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Pada periode ini individu mendapatkan pengaruh tidak langsung dari ibu. Maka dari itu, kondisi ibu sangat menentukan kondisi bayi yang ada dalam kandungannya tersebut, baik secara fisik maupun secara psikis. Pada saat peroide kehamilan, Ibu saya tidak ngidam hal yang bermacam-macam dan aneh-aneh. Selama kehamilannya, dalam sholat Ibu saya selalu berdoa agar diberikan anak yang tidak memiliki kekurangan baik itu fisik maupun mental, anak yang berbakti pada kedua orang tua, dan taat beragama. b. Faktor Warisan Biologis ( Heredity) Warisan biologis memengaruhi kehidupan manusia dan setiap manusia mempunyai warisan biologis yang unik, berbeda dari orang lain. Artinya tidak ada seorang pun di dunia ini yang mempunyai karakteristik fisik yang sama persis dengan orang lain, bahkan anak kembar sekalipun. Faktor keturunan berpengaruh terhadap keramah-tamahan, perilaku kompulsif (terpaksa dilakukan), dan kemudahan dalam membentuk kepemimpinan, pengendalian diri, dorongan hati, sikap, dan minat. Warisan biologis yang terpenting terletak pada perbedaan intelegensi dan kematangan biologis.Keadaan ini membawa pengaruh pada kepribadian seseorang. Tetapi banyak ilmuwan berpendapat bahwa perkembangan potensi warisan biologis dipengaruhi oleh pengalaman sosial seseorang. Bakat memerlukan anjuran, pengajaran, dan latihan untuk mengembangkan diri melalui kehidupan bersama dengan manusia lainnya. 1. Ciri fisik Dari ciri fisik saya mewarisi ciri fisik Bapak saya, yaitu bentuk wajah dan cara tersenyum, juga postur tubuh yang mirip, sedangkan warna kulit saya mengikuti warna kulit ibu saya. 2. Ciri psikologis Hal yang diwariskan dalam psikologis adalah seperti emosi, tempramen, pengendalian diri, dan lain-lain. Kepribadian saya yang paling menonjol dalam sisi psikologis yang diwariskan dari orang tua adalah sifat saya yang cenderung menyimpan emosi dalam diam, namun dapat meledak sewaktu-waktu. Hal ini sama dengan Bapak saya yang marah dalam diamnya. Untuk masalah kebersihan, saya merasa risih jika lingkungan di sekitar tidak bersih dan tertata rapi, seperti halnya Ibu saya yang tidak menyukai sesuatu yang tidak bersih. 3. Kecerdasan Pada bagian kecerdasan, saya sedikit mewarisi keahlian Bapak saya dalam hal kelistrikan dan kerja lainnya, seperti memperbaiki gagang pintu dan memasangnya. Untuk belajar ditempat ramai, saya bisa cukup fokus, tapi di suasana sepi merupakan yang terbaik bagi
saya untuk dapat belajar. Dan sebuah ilustrasi sangat membantu proses belajar saya. Hal ini saya dapatkan dari Bapak saya. c. Faktor Lingkungan (Environtment)
Ciri-ciri kepribadian seseorang dalam hal ketekunan, ambisi, kejujuran, kriminalitas,
dan kelainan merupakan hasil pengaruh lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita, baik keadaan fisik maupun sosial. 1. Lingkungan Fisik Lingkungan fisik meliputi keadaan alam, geografis, iklim, dan sumber daya alam. Ketiga hal ini mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Di daerah asal saya, Bima, beriklim panas sehingga menyebabkan watak penduduknya cenderung keras, begitu juga pada diri saya, walaupun sedikit dan tidak tampak. Dari segi geografis, saya tinggal dekat dengan bukit, sehingga saya menyukai keindahan dan kelestarian alam yang hijau. 2. Lingkungan sosial Berbeda dengan lingkungan fisik, lingkungan sosial terdiri dari unsur kebudayaan, pengalaman kelompok, pengalaman unik, dan sejarah serta pengetahuan. Kepribadian yang disebabkan oleh lingkungan sosial bersifat dinamis, sehingga dapat berubah. Masyarakat sekitar tempat tinggal saya mempunyai unsur tradisional yang cukup tinggi, seperti rasa saling peduli terhadap sesama, saling menolong dan bergotong royong, dan membantu jika ada kesusahan. Hal yang semakin jarang ada pada daerah perkotaan. Hal ini cenderung mempengaruhi kepribadian saya yang suka menolong dan membantu sesama, serta peduli dengan orang lain. Di daerah tempat tinggal saya, tidak ada perbedaan antara orang mampu dan tidak mampu, tidak ada tenggang rasa dan diskriminasi, semuanya sama, satu rasa sama rasa. Hal ini membuat saya menghargai perbedaan dan selalu terbuka dengan perbedaan, tidak membuat perbedaan sebagai suatu penghalang untuk berinteraksi, karena tidak ada manusia yang tidak membutuhkan manusia lainnya, semuanya saling berhubungan dan saling membutuhkan. Kalimat Maja Labo Dahu juga mengajarkan saya agar menjadi pribadi yang malu untuk berbuat salah dan takut untuk berbuat salah, tapi bukan berarti menjadi minder dan menarik diri dari pergaulan. d. Faktor kejiwaan Faktor kejiwaan tidak bersumber pada faktor biologis tetapi bersumber pada proses interaksi dan sosialisasi dengan masyarakat. Jika berada dalam kesulitan, saya seringkali memotivasi diri saya sendiri untuk tetap bertahan dan berjuang untuk keluar dari kesulitan tersebut. Terkadang kakak ataupin orang terdekat saya memotivasi saya saat saya mengalami kesulitan, karena saya lebih suka menyimpan atau menyembunyikan masalah saya untuk saya sendiri dan tidak membebani orang lain.