004 - Budidaya Lobster Air Tawar
004 - Budidaya Lobster Air Tawar
Bab III
BUDIDAYA
3.1
PERSIAPAN BUDIDAYA
Hal. 11
Hal. 12
Gambar 8. Aquarium
Aquarium karantina diperlukan untuk lobster yang akan molting. Lobster
yang terlihat tanda-tanda ingin molting sebaiknya dipindahkan ke aquarium karantina
tersebut, sehingga pada saat molting lobter ini aman dari kanibalisme.
Aquarium ini juga bisa digunakan untuk induk lobster yang sudah selesai
menetaskan burayaknya. Karena pada umumnya lobster yang habis menetas
memasuki masa pengantian kulit.
Lobster biasanya membutuhkan waktu sekitar 12 hari karantina bila sedang
berada pada masa pembentukan cangkang dari lunak menjadi keras. Lobster yang
masih muda membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam pembentukan cangkang.
3.1.3 Bak Pemeliharaan
Kolam semen merupakan media yang paling banyak digunakan dalam
budidaya lobster air tawar ini. Umumnya kolam semen digunakan untuk pemijahan
massal dan pembesaran burayak. Selain untuk pemijahan dan pembesaran burayak,
kolam semen juga dapat digunakan untuk pengeraman dan penetasan, namun hal
ini sangat tidak efisien karena pengeraman tidak membutuhkan kolam atau tempat
yang besar.
Kolam semen dapat dibuat dalam berbagai ukuran, namun ukuran kolam
yang ideal dipakai adalah 2 x 2 x 0,5 m (p x l x t), hal ini dikarenakan cocok untuk
memuat burayak satu indukan. Namun ukuran ini bisa disesuaikan dengan lahan
yang ada.
Sebaiknya kolam semen yang akan dibuat ini di tata sedemikian rupa sehingga lahan tersebut pemanfaatannya bisa optimal dan mempermudahkan kita
dalam melakukan pengurasan kolam. Bila ditata sedemikian rupa maka pengurasan
kolam tersebut airnya tidak terbuang dan dapat dipakai kembali.
AGRIBISNIS PERKOTAAN WAHYU SYLVITRIA B. (NMP: 41205420109013)
Hal. 13
Hal. 14
Hal. 15
Hal. 16
Air pump (aerator) yang dibutuhkan untuk aerasi air di aquarium dan kolam
dengan kapasitas 100 line (200 liter per menit);
2.
3.
Genset 1000 watt yang dibutuhkan pada saat aliran listrik PLN padam, sehingga ada sumber listrik cadangan untuk mengoperasikan aerator dan pompa
filter;
4.
5.
6.
7.
Selang air;
3.2
PEMBENIHAN
Hal. 17
Gambar 12. Perbedaan Jenis Kelamin - Jantan (kiri) dan betina (kanan)
3.2.2 Pemijahan Induk
Hingga saat ini pemijahan lobster ini masih dilakukan secara alami. Artinya,
bahan dan alat yang digunakan dalam kegiatan pemijahan dipersiapkan oleh
manusia, tetapi terjadinya perkawinan antara induk jantan dan betina tergantung
pada daya dukung lingkungan serta keinginan dan perilaku setiap pasangan untuk
melaksanakan reproduksi, sehingga waktunya tidak dapat ditentukan secara pasti.
Lobster akan melakukan pemijahan pada suhu air diatas 23-29 o C dan
optimum 27o C, minimal cahaya yang diperlukan dengan terang 12 jam dan gelap 12
jam, kebutuhan kondisi seperti ini tidak terlalu sulit bagi wilayah Indinesia (Jones,
2000).
Ada 2 teknik yang dapat digunakan untuk melakukan pemijahan alami
lobster air tawar, yakni pemijahan secara masal dan pemijahan secara individu.
Dalam pemijahan masal, persiapan yang perlu dilakukan adalah menyediakan
wadah perkawinan berupa bak atau fibreglass yang dilengkapi dengan instalasi,
seperti plastik hitam, aerator, PVC untuk pemasukan dan pengeluaran air, dan PVC
pelindung. Sementara itu, wadah yang digunakan untuk pemijahan individu adalah
aquarium.
Setelah semua persiapan telah dilakukan, tahap kedua adalah pengisian air
jernih ke dalam wadah dengan ketinggian permukaan air tertentu, pemasukan udara
yang berasal dari aerator dan penyeleksian induk. Standar ukuran induk jantan dan
betina terseleksi yang digunakan dalam pemijahan masal antara 20-22 cm dengan
perbandingan jantan dan betina 2:3 per m 2.
Sementara itu, induk jantan dan betina yang digunakan dalam pemijahan
alami secara individu berukuran 16-18cm dengan perbandingan jantan dan betina
1:1 per aquarium. Dalam mempersiapkan peralatan untuk pemijahan dan pembesaran burayak, perlu diperhatikan bahwa aquarium tidak boleh kena sinar matahari
langsung, usahakan berada dalam suasana yang teduh dan tenang. Hal ini penting
untuk merangsang lobster melakukan perkawinan, dan lobster mengerami telurnya.
Sedangkan bak semen lebih baik kalau berada di luar ruangan dan dapat sinar
Hal. 18
Hal. 19
Di samping itu kejadian alam lain yang perlu diketahui adalah tidak banyaknya aktifitas induk betina, terutama dalam mengonsumsi pakan saat mengerami
telur. Berkaitan dengan fakta alam, strategi yang perlu dilaksanakan adalah:
Induk yang sedang bertelur harus dipelihara secara terpisah dengan induk yang
mengandung telur dan induk jantan;
Pakan yang diberikan relatif sedikit;
Kualitas air, terutama oksigen terlarut lebih dari 5 ppm dan fluktuasi suhu air
harus rendah.
Wadah harus diberi pelindung yang sesuai dengan jumlah individu, untuk:
Untuk menghindari terjadinya gangguan atau serangan dari luar yang
menyebabkangangguan fisik;
Menghindari peluang terjadinya kanibal;
Sejak embrio hingga berbentuk juvenil, lobster air tawar membutuhkan oksigen
terlarut yang tinggi;
Agar lingkungan lebih nyaman karena pada fase embrio, nauplius, dan
protozoa, juvenil memiliki karakteristik sensitivitas yang tinggi terhadap
perubahan suhu air.
3.2.4 Penetasan
Indukan yang baru bertelur sebaiknya jangan dipindahkan terlebih dahulu,
karena dalam pemindahan ini mungkin pembuahan belum sempurna sehingga telur
tidak terbentuk dengan baik dan pertumbuhan telur juga terganggu. Untuk indukan
yang akan dipindahkan sebaiknya pada masa terlur sudah terlihat dengan warna
krim atau telur berumur 7 hari. Indukan yang baru bertelur masih akan dijaga oleh
jantannya selama 3 hari. Pemindahan indukan yang bertelur sebaiknya dilakukan
dengan sangat hati-hati, hal ini untuk menghindari perontokan telur oleh indukan
akibat stress.
Cara terbaik untuk memindahkan induk bertelur adalah dengan memindahkan indukan bersamaan dengan tempat sembunyiannya secara pelahan-lahan
diangkat dari tempat pemijahannya. Bila indukan tidak berada dalam tempat
sembunyian, kita harus dengan hati-hati mengiring indukan tersebut masuk ke dalam
tempat persembunyian tersebut baru dipindahkan.
Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan maka sebaiknya indukan yang
akan dipindahkan itu tidak terlalu jauh antara tempat pemijahan dengan tempat
pengeraman.
Selama pengeraman ekor lobster akan lebih cenderung sering menutup dan
melengkung menutupi telurnnya, kecuali apa bila telur sudah berbentuk juventil maka
induk mulai sering membuka ekornnya.
Proses terbentuknya juventil sbb:
(1)
Pada minggu pertama s/d minggu ke-dua terlur akan berwarna orange.
Hal. 20
Pada minggu ke-tiga warna telur akan berubah menjadi lebih muda & terlihat
agak transparan di bagian tertentu. Di sekitar telur muncul 2 titik hitam yang
merupakan bakal mata juventil.
(3)
Pada minggu ke-empat juventil muda terbentuk, namun masih sangat lemah
sehingga butuh waktu 2-3 hari untuk melakukan perontokkan setelah anda
perhatikan juventil sering bermain ke luar tubuh induk pertama kali.
Hal. 21
Hal. 22
Kondisi lobster yang dikirimkan fisiknnya tidak ada yang patah ataupun rusak
akibat saling capit.
(5)
Kita dapat mengurangi bobot paket yang kita kirim, dikarenakan pada cara
packing ini air yang digunakan jauh lebih sedikit. Hal ini digunakan karena ada
beberapa cargo yang memang melihat barang ataupun paket yang kita kirimkan
berdasarkan bobotnya.
(6)
Kita dapat menggunakan styrofoam bekas buah guna menekan biaya pengemasan.
Adapun beberapa alat yang digunakan dalam cara packing ini adalah:
styrofoam bekas buah, mika kotak makanan, tissue refill, tissue makan, kapas filter,
solder, isolasi kertas, lakban, steples dan gunting.
Langkah awal yang perlu kita lakukan adalah dengan melubangi bagian atas
mika dan juga bagian samping atas mika dengan solder.
Hal. 23
Hal. 24