Anda di halaman 1dari 10

Bab 31.

Bioteknologi (XII)
BIOTEKNOLOGI
STANDAR KOMPETENSI :
Siswa mampu Memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta
implikasinya pada salingtemas
KOMPETENSI DASAR :
Siswa mampu menjelaskan arti , prinsip dasar, dan jenis-jenis bioteknologi.
Apa yang akan dipelajari ?
1.

Arti dan Prinsip dasar Bioteknologi. Bioteknologi dikembangkan

untuk meningkatkan nilai tambah bahan mentah dengan memanfaatkan


mikroorganisme atau bagian-bagiannya. Sehingga dihasilkan produk dan
jasa. Bioteknologi melibatkan mikrobiologi, biokimia dan rekayasa genetika.
2.

Jenis-jenis Bioteknologi. Bioteknologi dapat dikembangkan melalui

pemanfaatan mikroorganisme dalam kondisi steril dan non steril, kultur


jaringan, transplantasi gen dan rekayasa genetika.
3.

Rekayasa gaenetika.Teknik manipulasi atau perakitan materi

genetik, sehingga dihasilkan rekombinasi ADN baru yang sesuai dengan


maksud yang direncanakan
4.

Peran dan implikasi hasil Bioteknologi.Hasil-hasil bioteknologi

di berbagai bidang.Mikroorganisme yang dikembangkan dalam


bioteknologi mampu mengubah bahan mentah menjadi memiliki nilai
tambah lebih tinggi, seperi pada pembuatan makanan dan mengubah bahan
pangan, pembuatan obat-obatan, membasmi hama tanaman,
menanggulangi masalah pencemaran, pemisahan bijih logam dll.
5.

Dampak pemanfaatan bioteknologi Produk bioteknologi

bermanfaat meningkatkan kesejahteraan manusia, dilain pihak diragukan


keamanannya, seperti produk transgenik, irradiasi dsb.
Pendahuluan
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi
juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer,
biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain
sebagainya.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan
tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah
pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19,

pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang


pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis,
penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan
penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang
terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan
terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.
Dalam tahun 1981 Perhimpunan Bioteknologi Eropa mendefinisikan
Bioteknologi sebagai penggunaan biokimia mikrobiologi dan rekayasa kimia
secara terpadu dengan tujuan untuk mencapai penerapan teknologi dari
kapasitas mikroba dan sel-sel jaringan yang dibiakkan.sesuai dengan definisi
ini bioteknologi melibatkan mikrobiologi, biokimia/kimia, rekayasa genetika,
biologi molekuler dan rekayasa proses dan teknik kimia untuk menghasilkan
produk dan jasa.
Bioteknologi dapat digolongkan menjadi 2
A. bioteknologi konvensional/ tradisional dan
B. bioteknologi modern.
A.

bioteknologi konvensional/ tradisional

Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan


mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan
makanan, Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan. Ciri khas yang
tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk
hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim
Contoh pengolahan bahan makanan : pembuatan tempe, tape, Asinan
Sayuran,Roti, oncom, dan kecap. termasuk mentega, keju dan yoghurt.
1. Tempe
Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga
diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, berupa
kapang. Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat
jenis kapang dari genus Rhizopus, yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus
stolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang
tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai dan
memfermentasikannya menjadi produk tempe.

Gambar 9.1. Tempe


2. tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel
ragi. Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi
produk yang berupa gula dan alkohol. Jamur yang digunakan
adalah Saccharomyces cereviceae.

Gambar 9.2. Tape


singkong
3. Pembuatan Asinan Sayuran
Asinan sayuran merupakan sayuran yang diawetkan dengan jalan fermentasi
asam.Bakteri yang digunakan adalah Lactobacillus sp., Streptococcus sp.,
dan Pediococcus. Mikroorganisme tersebut mengubah zat gula yang terdapat
dalam sayuran menjadi asam laktat. Asam laktat yang terbentuk dapat
membatasi pertumbuhan mikroorganisme lain dan memberikan rasa khas
pada sayuran yang difermentasi atau sering dikenal dengan nama acar.

Gambar 9.3. Asinan Sayuran


4. Pembuatan Roti
Proses fermentas pada pembuatan rotii ini dengan bantuan dari yeast atau
khamir yaitu sejenis jamur. Yeast yang ditambahkan pada adonan tepung
akan menjadikan proses fermentasi, yaitu akan menghasilkan gas karbon
dioksida dan alkohol. Gas karbon dioksida tersebut dapat berguna untuk
mengembangkan roti, sedangkan alkohol dibiarkan menguap. Selanjutnya,
akan terlihat jika adonan tersebut dioven akan tampak lebih mengembang
dan ukurannya membesar, hal ini dikarenakan gas akan mengembang jika
temperatur tinggi.

Gambar
9.4. Roti
5. kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus wentii dibiakkan pada kulit
gandum terlebih dahulu. Jamur Aspergillus wentii bersama-sama dengan
bakteri asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak

menghancurkan campuran gandum. Setelah proses fermentasi karbohidrat


berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.

Gambar 9.5.
Kecap
6. Mentega dan keju
Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90 C
o

atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai 30 C. Selanjutnya bakteri


o

asam laktat dicampurkan. Akibat dari kegiatan bakteri tersebut pH menurun


dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat, kemudian
ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan
dadih. Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu
klimosin. Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur
32 C 420 C dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air
o

dan disimpan agar matang. Menggunakan mikroorganisme Streptococcus


lactis bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman. Selanjutnya,
susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan. Kemudian
lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan

Gambar 9.6. Mentega dan Keju

7. Yoghurt
Susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian besar lemak
dibuang. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt,
yaitu Lactobacillus bulgaricusdan Streptococcus thermophillus. Kedua bakteri
tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya
disimpan selama 5 jam pada temperatur 45 C. Selama penyimpanan
o

tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri
asam laktat. Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa

Gambar 9.7. Yoghurt


Pada bidang bioteknologi konvensional, sebagian besar didominasi oleh
produk makanan. Daftar berikut merupakan campuran berbagai jenis
mikroorganisme jamur dan bakteri. Kolom bahan yang kosong itu berarti
saya belum memperoleh informasi. Kalau ada masukan boleh kasih komentar
di sini.
8. Nata de Coco
Nata de coco berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim
kelapa.Proses pembuatan nata de coco dibantu oleh sejenis bakteri bernama
Acetobacter xylinum
Berikut ini langkah-langkah pembuatannya :
1.

Pertama-tama, persiapkan bahan-bahan berikut:

Air kelapa

Gula pasir

Asam cuka (asam asetat)

Wadah fermentasi

Starter atau biakan bakteri Acetobacter xylinum

Panci untuk memasak

2.

Saringlah air kelapa untuk memisahkan kotoran dan serat. Pastikan

kandungan air kelapa benar-benar bersih dari serat-serat kelapa.


3.

Masukkan air kelapa ke dalam panci. Didihkan air kelapa tersebut.

setelah mendidih, tuangkan gula pasir.


4.

Matikan api dan dinginkan. Taruhlah air kelapa tersebut ke dalam wadah

untuk proses fermentasi yang telah steril. Setelah dingin, tambahkan asam
asetat (asam cuka).
5.

Tahap selanjutnya adalah tahap inokulasi yaitu suatu proses

pemindahan bibit atau biakan bakteri dari medium lama ke medium baru.
Pindahkan starter atau biakan bakteri Acetobacter xylinum dari media biakan
ke wadah fermentasi berisi air kelapa yang telah didihkan, diberi gula dan
asam cuka.
6.

Tutuplah wadah fermentasi dan peram selama 7 sampai 14 hari.

Pastikan media peram tertutup dan tidak mengalami goncangan. Pastikan


kesterilan wadah peram dan penutupnya.
7.

Ketika masa panen nata tiba, nata harus dicuci, direbus atau direndam

terlebih dahulu untuk menghilangkan asam. Jika dilakukan dengan cara


direndam, rendamlah dalam air selama 3 hari dan pastikan untuk mengganti
air rendaman setiap hari.
8.

Setelah itu, nata dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Kemudian

lakukan perebusan nata kembali.


9.

Tahap akhhir pembuatan nata de coco yaitu dengan merendam nata

yang telah direbus ke dalam larutan gula dengan presentase 40% selama 30
menit sampai 45 menit. Nata siap disantap.

Gambar 9.8. Nata de coco


Mikroorganisme
Bakteri

Bahan

Produk

Lactobacillus bulgaricus
Lactobacillus subtilis

susu

yoghurt

susu

menghasilkan aroma
khas keju dan

Penicillium requorti
Penicillium camemberti

Propiobacterium
Streptococcus thermophilus
Lactobacillus

menambah
keasaman
susu

Leuconostoc cremoris
Acetobacter xylinum

keju
mentega

air kelapa

nata de cocco

Acetobacter aceti

cuka/asam asetat

Streptomyces griceus

streptomycin

Bacillus thuringiensis

pestisida
alami/biologi

Assbya gossipii

vitamin B1

Propionibacterium
Pseudomonas (jamur)

vitamin B12

Jamur / Fungi
Aspergillus wentii

kedelai

kecap

Sacharomyces cereviceae

ketela

Tape

Sacharomyces sake
Rhizopus oryzae

sake
kedelai

tempe

Penicillium notatum
Penicillium chrysogenum

antibiotik penisilin

Aspergillus niger

asam sitrat

Gambar 9.8. berbagai jenis mikroorganisme jamur dan bakteri. Bahan dan
Produk
2. Bioteknologi Bidang Pertanian
a. Penanaman secara hidroponik
Hidroponik berasal dari kata bahasa Yunani hydro yang berarti air dan ponos
yang berarti bekerja. Jadi, hidroponik artinya pengerjaan air atau bekerja
dengan air. Dalam praktiknya hidroponik dilakukan dengan berbagai metode,
tergantung media yang digunakan.Adapun metode yang digunakan dalam
hidroponik, antara lain metode kultur air (menggunakan media air), metode
kultur pasir (menggunakan media pasir), dan metode porus (menggunakan
media kerikil, pecahan batu bata, dan lain-lain). Metode yang tergolong
berhasil dan mudah diterapkan adalah metode pasir. Pada umumnya orang
bertanam dengan menggunakan tanah. Namun, dalam hidroponik tidak lagi
digunakan tanah, hanya dibutuhkan air yang ditambah nutrien sebagai

sumber makanan bagi tanaman. Apakah cukup dengan air dan nutrien?
Bahan dasar yang dibutuhkan tanaman adalah air, mineral, cahaya, dan
CO2. Cahaya telah terpenuhi oleh cahaya matahari. Demikian pula CO2
sudah cukup melimpah di udara. Sementara itu kebutuhan air dan mineral
dapat diberikan dengan sistem hidroponik, artinya keberadaan tanah
sebenarnya bukanlah hal yang utama.
Beberapa keuntungan bercocok tanam dengan hidroponik :
1). Tanaman dapat dibudidayakan di segala tempat;
2). Resiko kerusakan tanaman karena banjir, kurang air, dan erosi tidak ada;
3). Tidak perlu lahan yang terlalu luas; pertumbuhan tanaman lebih cepat;
4). Bebas dari hama; hasilnya berkualitas dan berkuantitas tinggi;
5). Hemat biaya perawatan.
Jenis tanaman yang telah banyak dihidroponikkan :
(a). Tanaman hias antara lain Philodendron, Dracaena, Aglonema, dan
Spatyphilum.
(b). sayuran yang dapat dihidroponikkan, antara lain tomat, paprika,
mentimun, selada, sawi, kangkung, dan bayam.
(c). Buah yang dapat dihidroponikkan, antara lain jambu air, melon,
kedondong bangkok, dan belimbing.
b. Penanaman secara aeroponik
Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponos yang berarti
daya. Jadi, aeroponik adalah pemberdayaan udara. Sebenarnya aeroponik
merupakan tipe hidroponik (memberdayakan air), karena air yang berisi
larutan unsur hara disemburkan
dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang
ditanam menggantung akan menyerap larutan hara tersebut. Prinsip dari
aeroponik adalah sebagai berikut. Helaian styrofoam diberi lubang-lubang
tanam dengan jarak 15 cm. Dengan menggunakan ganjal busa atau
rockwool, anak semai sayuran ditancapkan pada lubang tanam. Akar
tanaman akan menjuntai bebas ke bawah. Di bawah helaian styrofoam
terdapat sprinkler (pengabut) yang memancarkan kabut larutan hara ke atas
hingga mengenai akar.
B. Bioteknologi modern
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli teknlogi mulai
mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip ilmiah melalui
penelitian dan berupaya menghasilkan produk secara efektif dan efisien.
Bioteknologi tidak hanya di manfaatkan dalam industri makanan, tetapi telah
mencakup berbagai bidang seperti rekayasa genetika, penanganan polusi,
penciptaan sumber energi dan lainnya. Dengan adanya penelitian serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bioteknologi makin

besar manfaatnya untuk masa yang akan datang.Rekayasa genetika, kultur


jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lainlain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan
penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan,
seperti kanker ataupun AIDS.
Berikut ini adalah daftar kemajuan bidang bioteknologi yang telah
diaplikasikan. Mayoritas didominasi oleh bidang peternakan, perikanan, dan
kesehatan:
1.

Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk


menghasilkan mahluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa
genetika disebut juga pencakokan gen atau rekombinasi DNA.

Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat


mahluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap mahluk hidup mempunyai
struktur yang sama, sehingga dapat direkomendasikan. Selanjutnya DNA
tersebut akan mengatur sifat mahluk hidup secara turun temurun. Untuk
mengubah DNA sel dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya melalui
transplantasi inti, fusi sel, teknologi plasmid dan rekomendasi DNA. Berikut
penjelasannya :

Anda mungkin juga menyukai