Tujuan Penilaian : menentukan Nilai Pasar Wajar atas objek properti
Tanggal Inspeksi : pendataan tanggal 9 September 8 Desember 2016, pemeriksaan lapangan tanggal 9 November 2016 dan 5 Desember 2016. Tanggal Penilaian : 1 Oktober 2016 Data dan Informasi yang digunakan a. Wawancara terbatas dengan Bagian Teknik Sipil PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang Sunda Kelapa dan Bagian Keuangan PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang Sunda Kelapa. b. Data yang didapatkan langsung dari Bagian Keuangan PT. Pelabuhan Indonesia II dan Bagian Teknik Sipil PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang Sunda Kelapa. c. Publikasi Bank Indonesia, antara lain untuk data makro ekonomi, sumber data risk free dari Surat Utang Negara jangka menengah, dan data lain sebagai faktor penghitungan penilaian d. Website Kantor Syahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan untuk perolehan data terkait fasilitas, website damodaran untuk data risiko sistematik (), risk premium, dan rasio finansial, website ihsg-idx.com untuk mencari risk market dalam menghitung discount rate, dan website-website lain yang relevan dengan data. e. Media elektronik yang memuat data dan informasi relevan, yaitu portal lainnya yang relevan dengan data. Tentang Objek Properti Pemilik : Pemerintah Negara Republik Indonesia Pengelola : PT. Perusahaan Pelabuhan II (Persero) Jenis Hak : Hak Pengelolaan Luas Tanah : 270.000 m2 Luas Bangunan : 18.017,5 m2 Alamat Properti : Jl. Maritim Raya, RT.11/RW.8, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, DKI Jakarta 14430 Jenis Penggunaan : Pelabuhan Proses Penilaian Pendekatan Pendapatan 1. Menentukan dan atau memprediksikan pendapatan yang akan diperoleh dari operasional properti bersangkutan, termasuk didalamnya termination value jika ada. 2. Menentukan dan atau memprediksikan segala biaya-biaya yang akan timbul baik yang berupa direct cost maupun indirect cost dalam mengoperasikan properti bersangkutan. 3. Memperhitungkan biaya-biaya lain yang diperlukan bertalian dengan penilaian properti bersangkutan seperti, pajak, fee/biaya manajemen, reserve of replacement, royalty dan lain-lainya. 4. Menghitung Net Operasional Income dengan cara mengurangi Gross Income dengan Total Expenses. 5. Menghitung nilai kini dari Net Operasional Income yang mungkin diperoleh dengan mendiskontokannya pada discount rate yang merefleksikan tingkat balikan yang diharapkan dari investasi jenis properti bersangkutan.
6. Menjumlahkan semua nilai kini dari Net Operasional Income termasuk
Terminal Value jika dalam penilaiannya menggunakan metode DCF. Berdasarkan proses penilaian dengan pendekatan pendapatan yang kami lakukan sesuai prosedur yang dijelaskan diatas, kami mendapatkan nilai Pelabuhan Sunda Kelapa adalah sebesar Rp 223.727.622.000, Pendekatan Biaya 1. Mengestimasi nilai tanah sebagai tanah kosong dan siap untuk dibangun sesuai dengan penggunaan tertinggi dan terbaik. Dalam praktik penilaian yang kami lakukan, kami menggunakan salah satu metode dari pendekatan data pasar yaitu metode sales comparison. Metode ini dengan melakukan perbandingan dengan data-data penjualan atau penawaran tanah sejenis yang kemudian dilakukan penyesuaian berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi nilai seperti lokasi, karakter fisik, dan lain-lain. 2. Mengestimasi biaya-biaya lain yang diperlukan untuk menjadikan bangunan itu baru (kondisi baru), kosong dan yang sesuai dengan kondisi pasar dan tingkat hunian. 3. Mengestimasi biaya reproduksi atau biaya penggantian dari bangunan standar pada tanggal penilaian (termasuk biaya langsung dan tidak langsung). Dalam mengestimasi biaya yang dimaksud, kami menggunakan tool dari Direktorat Jenderal Pajak yaitu DBKB (Daftar Biaya Komponen Bangunan). Kami perlu melakukan pembaharuan harga satuan upah dan material dalam menggunakan aplikasi ini sesuai dengan tanggal penilaian. 4. Mengestimasi biaya reproduksi atau biaya penggantian untuk bangunan khusus, seperti dermaga dengan menggunakan RAB sesuai dengan SE 06 Tahun 2009 tentang Penilaian Pelabuhan. 5. Mengestimasi nilai mesin dan mengurangkannya dengan penyusutan sesuai dengan tahun perolehan dan umur ekonomis dari mesin tersebut. 6. Mengestimasikan tingkat keuntungan pemilik/pengembang berdasarkan analisis pasar. 7. Jumlahkan biaya pembangunan atau penggantian yang diestimasi,biayabiaya tidak langsung, dan keuntungan kepemilikan yang sering diekspresikan dalam persentase dari biaya, untuk menghasilkan biaya pembangunan atau penggantian atas struktur bangunan yang dinilai. 8. Mengestimasi jumlah penyusutan yang terjadi pada properti, yang biasanya terdiri dari keusangan fisik, keusangan fungsi dan ekonomi/eksternal. Untuk mengestimasi penyusutan, kami menggunakan tabel penyusutan yang ada pada lampiran KEP-533 Tahun 2000 yang diterbitkan DJP yang mana telah terintegrasi dalam aplikasi DBKB. 9. Kurangkan estimasi penyusutan dari total biaya reproduksi atau biaya penggantian untuk menghasilkan biaya reproduksi atau biaya penggantian yang telah terdepresiasi. 10. Jumlahkan semua biaya atau biaya pengganti terdepresiasi dari bangunan utama, bangunan tambahan, mesin dan semua pengembangan lain (site improvement). 11. Setelah mendapatkan semua biaya yang dimaksud sebelumnya, maka tambahkan dengan nilai tanah yang telah diestimasi sebelumnya untuk mendapatkan nilai indikasi dari properti objek penilaian.
Berdasarkan proses penilaian dengan pendekatan biaya yang kami
lakukan sesuai prosedur yang telah dijelaskan diatas, kami mendapatkan nilai Pelabuhan Sunda Kelapa sebesar Rp 6.498.351.926.116,VII.
Rekonsiliasi dan Kesimpulan Nilai
Berdasarkan data yang telah kami kumpulkan baik secara langsung dari inspeksi lapangan maupun secara tidak langsung melalui instrumen teknologi saat ini dengan memperhatikan berbagai unsur yang diperlukan dalam menganalisis nilai indikasi akhir dari properti sesuai dengan kemampuan kami sebagai penilai, maka kami menyimpulkan sebuah opini nilai atas penilaian yang kami lakukan mengikuti kaidah Standar Penilaian Indonesia (metode pendekatan pendapatan: Discounted Cash Flows dan pendekatan biaya) terhadap properti Menara MTH adalah dengan pembobotan : Pendekatan pendapatan : 30% Pendekatan biaya : 70% Nilai