Anda di halaman 1dari 10

BAB II

GENESA TEMBAGA

Tembaga adalah Tembaga (Cu) berasal dari bahasa yunani Kypros atau
Siprus berarti merah. Tembaga adalah salah satu dari dua logam dibumi selain emas
yang berwarna merah atau kekuningan, mempunyai nomor Atom 29 dengan
kepadatan 8, 92g/ cm3 . Tembaga murni mencair pada suhu 1083C dan akan menjadi
uap atau mendidih pada suhu 2567C pada tekanan norma suatu unsur kimia dalam
tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal
dari bahasa Latin Cuprum.

(sumber:infomineral)

Gambar 2.1 Tembaga


Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini
memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan
permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga dicampurkan dengan timah untuk
membuat perunggu.
Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, di mana fungsi mereka dalam
konsentrasi tinggi adalah sebagai agen anti bakteri, fungisi, dan bahan tambahan
kayu. Dalam konsentrasi tinggi maka tembaga akan bersifat racun, tetapi dalam

jumlah sedikit tembaga merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan
tanaman tingkat rendah. Di dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di bagian hati,
otak, usus, jantung, dan ginjal.
2.1 Proses Pembentukan Tembaga
Berdasarkan proses terbentuknya, endapan tembaga dikatagorikan menjadi dua
type yaitu:
1. Endapan plaser / Cebakan Sekunder
2. Endapan primer / Cebakan Primer
Pada umumnya tembaga ditemukan dalam bentuk logam (native) yang
terdapat di dalam retakan-retakan batuan kwarsa dan dalam bentuk mineral yang
terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa
endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan aktifitas hidrotermal,
yang membentuk tubuh bijih dengan kandungan utama silika.
2.2.1

Cebakan Sekunder
Tembaga

juga ditemukan dalam bentuk tembaga aluvial yang terbentuk

karena proses pelapukan terhadap batuan-batuan yang mengandung emas (goldbearing rocks, Lucas, 1985).
Proses oksidasi dan pengaruh sirkulasi air yang terjadi pada cebakan tembaga
primer pada atau dekat permukaan menyebabkan terurainya penyusun bijih tembaga
primer. Proses tersebut menyebabkan juga terlepas dan terdispersinya tembaga.
Terlepas dan tersebarnya tembaga dari ikatan bijih primer dapat terendapkan kembali
pada rongga-rongga atau pori batuan, rekahan pada tubuh bijih dan sekitarnya,
membentuk kumpulan butiran emas dengan tekstur permukaan kasar. Akibat proses
tersebut, butiran-butiran emas pada cebakan emas sekunder cenderung lebih besar
dibandingkan dengan butiran pada cebakan primernya (Boyle, 1979). Dimana
pengkonsentrasian secara mekanis melalui proses erosi, transportasi dan sedimentasi
(terendapkan karena berat jenis yang tinggi) yang terjadi terhadap hasil disintegrasi

cebakan tembaga pimer menghasilkan endapan tembaga letakan/aluvial (placer


deposit).
Cebakan tembaga primer dapat ditambang secara tambang terbuka (surface
mining) maupun tambang bawah tanah (underground minning). Sementara cebakan
tembaga sekunder umumnya ditambang secara tambang terbuka.
2.2.2

Cebakan Primer
Cebakan primer merupakan cebakan yang terbentuk bersamaan dengan proses

pembentukan batuan. Salah satu tipe cebakan primer yang biasa dilakukan pada
penambangan skala kecil adalah bijih tipe vein ( urat ), yang umumnya dilakukan
dengan teknik penambangan bawah tanah terutama metode gophering / coyoting ( di
Indonesia disebut lubang tikus ). Penambangan dengan sistem tambang bawah tanah
(underground), dengan membuat lubang bukaan mendatar berupa terowongan
(tunnel) dan bukaan vertikal berupa sumuran (shaft) sebagai akses masuk ke dalam
tambang. Penambangan dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana ( seperti
pahat, palu, cangkul, linggis, belincong ) dan dilakukan secara selektif untuk memilih
bijih yang mengandung emas baik yang berkadar rendah maupun yang berkadar
tinggi.
Terhadap batuan yang ditemukan, dilakukan proses peremukan batuan atau
penggerusan, selanjutnya dilakukan sianidasi atau amalgamasi, sedangkan untuk tipe
penambangan sekunder umumnya dapat langsung dilakukan sianidasi atau
amalgamasi karena sudah dalam bentuk butiran halus.
2.2

Karakteristik Tembaga
2.2.1 Sifat Fisik Tembaga
Tembaga, perak, dan emas berada pada unsur golongan 11 pada tabel

periodik dan mempunyai sifat yang sama: mempunyai satu elektron orbital-s
pada kulit atom d dengan sifat konduktivitas listrik yang baik.
Sifat lunak tembaga dapat dijelaskan oleh konduktivitas listriknya yang tinggi
(59,6106 S/m) dan oleh karena itu juga mempunyai konduktivitas termal yang
tinggi (kedua tertinggi) di antara semua logam murni pada suhu kamar.
8

Bersama dengan sesium dan emas (keduanya berwarna kuning) dan osmium
(kebiruan), tembaga adalah satu dari empat logam dengan warna asli selain abuabu atau perak. Tembaga murni berwarna merah-oranye dan menjadi kemerahan
bila kontak dengan udara.
2.1.2 Sifat Kimia Tembaga
Tembaga tidak bereaksi dengan air, namun ia bereaksi perlahan dengan
oksigen dari udara membentuk lapisan coklat-hitam tembaga oksida. Berbeda
dengan oksidasi besi oleh udara, lapisan oksida ini kemudian menghentikan
korosi berlanjut. Lapisan verdigris (tembaga karbonat) berwarna hijau dapat
dilihat pada konstruksi-konstruksi dari tembaga yang berusia tua, seperti pada
Patung Liberty. Tembaga bereaksi dengan sulfida membentuk tembaga sulfide.
2.1.3 Isotop Tembaga
Tembaga memiliki 29 isotop. 63Cu dan 65Cu adalah isotop stabil, dengan
persentase 63Cu adalah yang terbanyak di alam, sekitar 69%. Kedua isotop ini
memiliki bilangan spin 3/2. Isotop lainnya bersifat radioaktif, dengan yang
paling stabil adalah 67Cu dengan paruh waktu 61,83 jam. Tujuh isotop
metastabil telah diidentifikasi, 68mCu adalah isotop dengan paruh waktu
terpanjang, 3,8 menit. Isotop dengan nomor massa diatas 64 dapat meluruh
dengan -, sedangkan untuk nomor massa dibawah 64 meluruh dengan +. 64Cu
(paruh waktu 12,7 jam), meluruh dengan kedua cara.
62Cu dan 64Cu memiliki banyak kegunaan. 64Cu adalah agen radiokontras
untuk gambar X-ray, bersama dengan chelate dapat digunakan untuk terapi
radiasi kanker. 62Cu digunakan pada 62Cu-PTSM yang merupakan pelacak
radioaktif untuk tomografi emisi positron
2.2.4 Keberadaan
Tembaga disintesis pada bintang masif dan ada di kerak bumi dengan
konsentrasi 50 bagian per juta (ppm), atau dapat juga dalam bentuk tembaga

native atau mineral dalam bentuk tembaga sulfida kalkopirit dan kalkosit,
tembaga karbonat azurit dan malasit dan mineral tembaga(I) oksida kuprit.
Massa tembaga murni yang pernah ditemukan bermassa 420 ton, ditemukan
tahun 1857 di Semenanjung Keweenaw di Michigan, AS. Tembaga native
merupakan polikristal, dengan kristal terbesar yang pernah diketahui berukuran
4.43.23.2 cm
2.3 Tahap Eksplorasi
Eksplorasi adalah segala kegiatan sebelum aktivitas penambangan yang di
khusukan untuk mengetahui,memperkirakan, dan mendapatkan ukuran, bentuk,
osisi,kadar rata-rata serta jumlah cadanngan suatu endapan mineral agar dapat
menentukan kualitas dan kwantitas dari suatu endapan tersebut di peruntukkan
mengetahui nilai ekonomisnya. Kegiatan eksplorasi ini harus di lakuan pertama kali
sebelum memasuki kegiatan penambangan karena menghindari resiko kerugian yang
akan di tanggung perusahaan.
Seluruh kegiatan eksplorasi pada dasarnya bertujuaan untuk meningkatkan
potensi sumber daya mineral (resources) yang terdapat di bumi menjadi cadangan
terukur yang siap untuk di tambang (minable reserve). Tahapan eksplorasi ini
mencangkup kegiatan untuk mencari dimana keterdapatan suatu endapan mineral,
menghiting berapa banyak dan bagaimana kondisnya, serta ikut memikirkan
bagaimana system pendayagunanya.Kajian ekonomi pada kegiatan eksplorasi ini
perlu dilakukan terutama pada:
1. Tahapan menuju eksplorasi dini (analisis ekonomi eksplorrasi)
2. Tahapan sebelum penambangan (analisis ekonomi cadangan)
3. Mineral / studi kelayakan (ekonomi makro)
Beberapa ilmu penunjang yang mendukung kegiatan eksplorasi ini antara lain
adalah:
1. Geologi,mineral,genesa bahan galian (endapan mineral)
2. Teknik eksplorasi,geofisika,geokimia
10

3. Analisis cadangan,geostatistik
4. Hidrogeologi,geoteknik
5. Ekonomi endapan mineral
Secara umum aliran kegiatan/eksplorasi endapan bahan galian di mulai
dengan kegiatan prospeksi atau eksplorasi pendahuluan yang meliputi kegiatan
persiapan di kantor (kompilisasi foto udara,citra landst, GIS,peta-peta yang sudah
ada,atau laporan yang tersedia) sampai kepada survey geologi awal yang terdiri dari
peninjauan lapangan, pemetaan geologi regional, pengambilan contoh (scout
sampling) serta memetakan mineralisasi endapan untuk mengetahui apakah kegiatan
eksplorasi ini bias dilanjutkan atau tidak.
Kegiatan selanjutnya adalah eksplorasi detail (rinci) yang meliputi pemetaan
geologi rinci serta pengambilan contoh dengan jarak yang relative rapat sesuai
dengan sifat endapan bahan galian yang di maksut. Contoh-contoh yang diperoleh
kemudian di analisis di laboraturium untuk di tentukan kadar,sifat fisik lain yang
menunjang kegiatan penambangan. Perhitungan cadangan dilakukan dengan berbagai
metode perhituanang yang sesuai untuk jenis endapan tertentu, antara lain denga cara
area of influencetrigular grouping, cara penambangan, cara block system, dan lain
sebagainya,Secara konvensional sampai pada sampai kepada cara geostatistik
(kriging). Kegiatan eksplorasi di awali dengan melakukan studi pendahuluan, berupa
studi literature tentang genesa timah, keterdapatan,studi fisiografis, lithology dan
stratigrafi daerah eksplorasi. Studi ini juga di lakukan tinjauan kembali terhadap data
pemboran yang telah di lakukan. Kemudian dilakukan penetapan wilayah studi dan
dibuat suatu program pemboran.
Eksplorasi merupakan salah satu kegiatan untuk mengetahui:
1.Kadar (%,gram/ton,Kg/m3,kalori)
2.Bentuk endapan
3.Kedalaman endapan
4.Penyebaran (lateral,vertical)

11

5.Posisi Endapan (miring,datar,vertical)


6.Sifat-sifat fisik endapan (lunak,keras)
7.Sifat-sifat batuan samping
8.Jumlah cadangan
Macam-macam metode di dalam teknik eksplorasi adalah sabagai berikut ini:
1.Metode pemetaan geologi
2.Metode geokimia
3.Metode geofisika
4.Metode pit, trench, strip
5.Metode pemetaan tambang
6.Metode pemboran
2.4 Proses Penambangan
Hampir setiap kegiatan penambangan mineral biijih pada jenis penambangan
batuan keras (hard rock mining) melalui beberapa rangkaian tahapan Proses, seperti
pengeboran, peledakan, pengerukan, pengankutan, penghancuran,penggurusan dan
pemisahan, hingga mengambil hasil akhir, yakni pengambilan bahan mineral yang
siap dijual. Secara garis besar, Perusahaan yang bergerak di bidang panambangan
mineral logam membagi tahapan proses tersebut menjadi dua kelompok besar, yakni
proses penambangan dan proses pengolahan Bijih.

(sumber:infopublik)

12

Gambar 2.2 Penambangan Tembaga


Kegiatan Penambangan diawali dengan Pengeboran, Untuk Lobang produksi
Driil utama yang dipakai adalah Tamrock D90KS, T1 190, dan Bucyrus 49RII.
Kedalaman Driil rata-rata 17 meter. Material cutting hasil pengeboran yang keluar
dari lubang kemudian diambil contohnya. Pengambilan contoh batuan menggunakan
pipa PVC 3 inci yang panjangnya 49 inci.mjumlah contoh yang diambil sebanyak 810 Kg. Contoh yang telah diambil kemudian dikirimkan ke Laboratorium untuk
diketahui kadar Tembaga, Emas, NAG dan pH.
2.5 Pengolahan Tembaga
Tembaga adalah logam yang relatif tidak reaktif dan kadang ditemukan dialam
dalam keadaan bebas. Bijih Cu membentuk senyawa oksida, sulfide dan karbonat.
Bijih ditemukan sebagai : pirit tembaga (CuFeS2), Cu galena (Cu2S), kuprit
(Cu2O) ,malasit [Cu(OH)2.CuCO3], dan azurit [Cu(OH2).2CuCO3]. Bijih tembagabesi sulfida(CuFeS2) adalah paling banyak di alam yang merupakancampuran besi
sulfida dan tembaga sulfida.

(sumber:pasar pengolahan)

Gambar 2.3 Pengolahan Tembaga

13

Ekstraksi Cu dari pirit Mineral tembaga dipekatkan dengan pemecahan bijih


menjadi partikel lebih kecil. Teknik pengapungan buih digunakan dengan
menambahkan minyak cemara kedalam tangki yang penuh dengan bubuk bijih dan
air. Campuran diaduk dengan melewatkan udara bertekanan. Partikel sulfida muncul
kepermukaan dengan buih. Pasir,lempung dan partikel pengganggu lainnya terpisah
dari dasar tangki. Selanjutnya bijih dipanaskan dibakar dengan udara yang cukup
sehingga air terpisah dan oksida logam murni tertinggal. Logam oksida kemudian
direduksi dengan pemanasan tetapi tanpa adanya udara. Proses diatas disebut
Basemerisasi dari Cu. Logam Cu yang yang didapatkan berupa lelehan. Oksida sulpur
ditiupkan melalui lelehan Cu dan lepuhan pada permukaan dan ini tersisa sebagai
pengotor dalam ekstarksi logam Cu. Sehingga logam Cu perlu dimurnikan lebih
lanjut dengan elektrolisis.
Dalam tangki elektrolisa larutan kupri sulfat diasamkan (+H2SO4 encer)
membentuk larutan electrolit. Cu batangan yang tidak murni digunakan sebagai anoda
dengan menghubungkan ke terminal (+) dari batere. Satu lapisan tipis logam tembaga
murni ditempatkan sebagai sel katoda. Terminal (-) dihubungkan ke katoda. Arus
listrik dalam jumlah rendah dialirkan melalui sel. Atom-atom Cu dari anoda
memasuki elektrolit. Tembaga dari anoda berubah menjadi tembaga sulfida. Sejumlah
atom Cu yang sama dari larutan terdeposit pada katoda. Hal Ini akan menjaga
konsentrasi larutan elektrolit tetap. Pengotor dari batangan anoda tertinggal di larutan
atau terkumpul di bawah anoda. Pengotor tidak larut dalam elektrolit dan dinamakan
lumpur anoda. Tembaga murni dipisahkan dari katoda. Anoda menjadi tipis
sebagaihasil proses elektrolisis
2.5

Distribusi Dan Pemasaran (Marketing)


Kegiatan pemasaran mencakup kegiatan penjualan dan pendistribusian logam

tembaga. Pendistribusian logam tembaga hampir 95% dilaksanakan untuk memenuhi


pasar di luar negeri atau ekspor dan sebesar 5% untuk memenuhi pasar domestik.
Negara tujuan ekspor logam tembaga antara lain adalah wilayah Asia Pasifik yang

14

meliputi Jepang, Korea, Taiwan, Cina dan Singapura, wilayah Eropa meliputi Inggris,
Belanda, Perancis, Spanyol dan Italia serta Amerika dan Kanada.
Pendistribusian dilaksanakan melalui pelabuhan di Singapura untuk ekspor
sedangkan untuk domestik dilaksanakan secara langsung dan melalui gudang di
Jakarta. Tipe pembeli logam tembaga dapat dikelompokkan atas pengguna langsung
(end user) seperti pabrik atau industri solder serta industri pelat timah serta
pedagang besar(trader).
Produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang telah diterima oleh pasar
internasional dan terdaftar dalam pasar bursa logam di London (London Metal
Exchange). Kualitas setiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan dijamin dengan
sertifikat produk (weight and analysis certificate) yang berstandar internasional dan
berpedoman kepada standar produk yang ditetapkan oleh London Metal Exchange
(LME) sehingga dapat diperdagangkan sebagai komoditi di pasar bursa logam.

15

Anda mungkin juga menyukai