PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Pada zaman sekarang teknologi dalam kehidupan sehari-hari
sangatlah meningkat, sesuai dengan kebutuhan kita, terutama pada bidang
farmasi. Pada bidang farmasi terdapat bermacam-macam mata kuliah salah
satunya pada mata kuliah analisis farmasi. Analisis farmasi merupakan suatu
ilmu kimia, dan tidak dapat diberikan dalam suatu bentuk bahan studi yang
saling terpisahkan dari ilmu kimia.
Ilmu kimia memiliki banyak cabang-cabang ilmu, salah satunya
adalah kimia farmasi . Kimia farmasi secara garis besar dibagi dalam dua
bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis
kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau
senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya
tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah
unsur. Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat
tertentu yang ada dalam sampel atau contoh (Underwood, 1968).
Dalam analisis kuantitatif kali ini dilakukan titrasi dimana, titrasi
adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang
diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah
contoh tertentu yang akan di analisis. (Underwood, 1992).
I.2
I.2.1
Tujuan Percobaan
I.2.2
Maksud Percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Dasar Teori
Vitamin C atau asam askorbat, merupakan vitamin yang dapat
ditemukan dalam berbagai buah-buahan dan sayuran. Vitamin C dapat
disintesis dari glukosa atau diekstrak dari sumber-sumber alam tertentu
seperti jus jeruk. Vitamin pertama kali diisolasi dari air jeruk nipis oleh
Gyorgy Szent tahun 1928. Vitamin C bertindak ampuh mengurangi
oksigen, nitrogen, dan sulfur yang bersifat radikal. Vitamin C bekerja
sinergis dengan tokoferol yang tidak dapat mengikat radikal lipofilik
dalam area lipid membrane dan protein. Pengobatan dengan vitamin C
dapat memulihkan kadar zat besi dalam tubuh.
Ada beberapa metode yang dikembangkan untuk penentuan kadar
vitamin C diantaranya adalah metode spektrofotometri UV-Vis (panjang
gelombang 265 nm) dan metode iodimetri. Metode Spektrofotometri dapat
digunakan untuk penetapan kadar campuran dengan spektrum yang
tumpang tindih tanpa pemisahan terlebih dahulu. Karena perangkat
lunaknya
mudah
digunakan
untuk
instrumentasi
analisis
dan
dari
spektrofotometer
dan
fotometer.Spektrofotometer
dengan pengukuran energi radiasi yang diserap oleh suatu sistem sebagai
fungsi panjang gelombang dari radiasi maupun pengukuran panjang
absorpsi terisolasi pada suatu panjang gelombang tertentu (Day, 1995).
Secara umum spektrofotometri dibedakan menjadi empat
macam,yaitu:
1.
2.
3.
4.
Spektrofotometer ultraviolet
Spektrofotometer sinar tampak
Spektrofotometer infra merah
Spektrofotometer serapan atom
Spektrum elektromagnetik terdiri dari urutan gelombang dengan
Uraian Bahan
Nama resmi
Sinonim
: Asam Askorbat
: Acidum Ascorbicum, Asam askorbat, 3-okso-L
gulofuranolakton
Berat Molekul
Pemerian
: 176,13
: Hablur atau serbuk putih atau agak kuning. Oleh
pengaruh cahaya lambat laun menjadi berwarna
gelap. Dalam keadaan kering stabil di udara,
dalam larutan cepat teroksidasi. Melebur pada
suhu lebih kurang 1900 C.
Kelarutan
BAB III
METODE PENILITIAN
III.1
2016
pukul
bertempat
di
Laboratorium
III.2.1
Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
III.2.2 Bahan
1. Tablet vitamin C (Vitacimin)
2. Aquades
3. Asam askorbat
III.3
Prosedur kerja
BAB IV
Perhitungan
IV.2
Pembahasan
vitamin c atau asam askorbat merupakan bahan farmasi yang
banyak dikonsumsi sebagai antioksidan. Asam askorbat dalam sediaan
farmasi
dapat
ditentukan
dengan
metode
titrasi
iodometri
atau
atau
Ca2+
sehingga
perlakuan
sampel
seharusnya
sangat
asam
askorbat
menjadi
senyawa
asam
dehidroskorbat
BAB V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
Dari praktikum kali ini, diperoleh kesimpulan yakni sebagai Kadar
asam askorbat tablet vitacimin sebesar 35,43% yang di ukur pada
panjang gelombang maksimum asam askorbat 271nm.
V.2.
Saran
V.2.1 Jurusan
Pelaksanaan kegiatan praktikum perlu adanya perhatian yang lebih
dari pada penanggung jawa
V.2.1 Laboratorium
Diharapkan untuk prosedur yang dilakukan pada saat praktikum
dan prosedur yang dilakukan sebelum praktikum dijalankan dengan
transparansi dan memiliki prinsip tertentu sebagai acuan.
V.2.3 Praktikan
Diharapkan dalam proses belajar, praktikan harus sudah
mempersiapkan diri sebelum pelaksanaan praktikum seperti mencari
sumber terpercaya sebagai acuan hipotesis agar pelaksanaan praktikum
dapat terlaksana dengan rinci.
V.2.3 Asisten
Diharapkan agar pembibingan terhadap praktikan lebih
diperhatikan dan membangun kehidupan sosial unuk kebaikan bersama.