BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Batubara adalah suatu material solid yang sangat heterogen, bahkan
beberapa ahli mengatakan bahwa batubara adalah material solid yang paling
sukar untuk diambil sampelnya secara representative. Hal ini dapat dimaklumi
mengingat pembentukan batubara yang berasal dari tumbuhan yang sangat
heterogen jenisnya. Selain itu faktor lingkungan selama proses pembentukan
(coalification) ikut menambah heterogennya sifat-sifat atau karakteristik
batubara tersebut.
Oleh karena itu, berbagai penelitian dan pengujian statistik dilakukan
oleh komite-komite standard internasional seperti ISO standard, ASTM
standard, JIS, dan lain-lain dalam menentukan metoda pengambilan sample
yang representative. Komite-komite standard tersebut secara terus menerus
update mengenai metode-metode sampling dan preparasi untuk batubara
agar metoda pengambilan sample untuk batubara tersebut lebih sempurna
sehingga sample batubara dapat diambil secara representative. Metode
standard
untuk
pengambilan
sample
tersebut
sesuai
dengan
perkembangannya telah mengalami revisi-revisi atau update dengan metodemetode yang lebih mutakhir.
Batubara memainkan peran yang penting dalam membangkitkan
tenaga listrik dan peran tersebut terus berlangsung. Saat ini batubara menjadi
bahan bakar pembangkit listrik dunia sekitar 39% dan proporsi ini diharapkan
untuk tetap berada pada tingkat demikian selama 30 tahun ke depan. Pada
masa mendatang, produksi batubara Indonesia diperkirakan akan terus
meningkat tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (domestik),
tetapi juga untuk memenuhi permintaan luar negeri (ekspor).
Hal ini mengingat sumber daya batubara Indonesia yang masih
melimpah, di lain pihak harga BBM yang tetap tinggi, menuntut industri yang
selama ini berbahan bakar minyak untuk beralih menggunakan batubara.
Batubara diperjualbelikan menurut spesifik tertentu, yang tentunya tidak
terlepas dari kualitas batubara itu sendiri. Mengingat pentingnya kualitas
1
Karena
1.3.
Metode Penelitian
Adapun metode yang dilakuan saat penyusunan laporan ini, sebagai
berikut :
1
Metode Observasi
Metode
observasi ini
Metode Wawancara
Metode wawancara ini dilakukan dengan interview langsung saat
penjelasan ketika di lapangan.
2
Batasan Masalah
Penyusunan laporan ini memiliki batasan-batasan yang dikaji dalam
pembahasannya batasan masalah tarsebut terkait dengan permasalahan
Proses Preparasi dan Analisis Kualitas Batubara. Pada proses preparasi ini
meliputi
kegiatan
sampling,
pengeringan,
penggerusan,
pengadukan,
IOL
Indonesia
adalah
perusahaan
swasta
industri
yang
telah
melakukan
diversifikasi
layanan
dan
PT.
memperluas
2000
pengujian
yang
memiliki
pegawai
ahli
dalam
penentuan
Gambar 2.1
Struktur Organisasi PT. Geoservices, Ltd
Adapun tugas dari masing-masing staf yang terdapat dalam struktur
kerja pada PT. Geoservices, Ltd adalah sebagai berikut :
1
Ltd
yang
menyebar
di
seluruh
Indonesia,
PT.
seperti
Manager
Laboratorium
Mengawasi
dan
mengontrol
kerja
dari
kualitas
batubara
atau
Coal
Quality
Analysis.
Dalam
Ruang Lobi
Ruang Preparasi
Ruang Penyimpanan Sampel Cadangan
Ruang Laboratorium
Ruang Administrasi
Tempat Parkir
Mobil Perusahaan
Fasilitas Ruangan ber-AC
10
3.1. Sampling
Tujuan utama dari pengambilan sampel adalah untuk mengambil
sebagian kecil material yang akan mewakili sifat-sifat keseluruhan material
tersebut. Syarat utama adalah sampel itu harus mewakili (representative)
bahan yang di sampling. Pengambilan sampel batubara harus dilakukan
menurut standar yang telah ditentukan, bergantung pada persetujuan antara
pembeli dan penjual.
1.
2.
3.
4.
11
PT
RECEPTIONIST
(Administrasi Keuangan)
-Form Invoice
ACCOUNT OFFICER
(Penomoran Job Sampel)
PREPARASI SAMPEL
-Form Preparasi
-Form Analisa
ANALISA
REPORT HASIL
Gambar 3.1
Flowchart Penerimaan Sampel
12
tiap
tahap
preparasi
conto
untuk
mengetahui
13
PT
Gambar 3.2
Timbangan
b. Hammer Mill
Hammer Mill berfungsi sebagai alat penggiling atau
memperkecil ukuran sampel batubara, alat ini dilengkapi dengan
palu dan saringan sebagai media penghancur dan hasil produktan
berukuran sekitar 80-100 mesh.
Gambar 3.3
Hammer Mill
14
Gambar 3.4
Jaw Crusher
d. Rotary Sample Devider (RSD)
Rotary Sample Devider berfungsi sebagai alat pengaduk
dan pembagi sampel batubara, sehingga berat sampel yang ada
akan
berkurang
karena
adanya
proses
pembagian.
Gambar 3.5
Rotary Sample Devider
15
pengadukan
dan
Gambar 3.6
Drying Sheed
f.
Raymond Mill
Raymond Mill merupakan alat yang digunakan untuk
menggiling atau menghancurkan sampel batubara sehingga
didapatkan ukuran 0,212 mm (sampel batubara yang telah siap
dianalisa dilaboratorium).
Gambar 3.7
Raymond Mill
16
Gambar 3.8
Screen
h. Hardgrove Setting
Hardgrove Setting adalah alat yang digunakan dalam
proses HGI yang berfungsi untuk menggerus batubara sampai
600 m.
Gambar 3.9
Hardgrove Setting
17
TIMBANG
CRUSH
16,00 MM
RSD
2/8
GA + TM
2/8
BUANG
CRUSH
16,00 MM
RSD
1/8
GA + TM
7/8
STORE COMP
TIMBANG
ADL
SAMPAI 0,2-0,3 %
EQUALIZE
KONSTAN 0,10
TIMBANG
RAYMOND MILL
0,212 MM
LAB 1 gr
STORE
0,212 MM
Gambar 3.10
Flowchart Preparasi Sampel Standard ASTM
18
TIMBANG
CRUSH
16,00 MM
RSD
2/8
TM (3-5 Kg)
2/8
STORE TM
2/8
GA (15 Kg)
CRUSH
3,00 MM
TIMBANG
ADL
SAMPAI KONSTAN
GA (1 Kg)
ADL 6 JAM
EQUALIZE
RAYMOND 0,212 MM
CRUSH
3,00 MM
LAB 100 gr
RSD
STORE 0,212 MM
LAB 300 gr
2/8
STORE
STORE
0,212 MM
Gambar 3.11
Flowchart Preparasi Sampel Metode ISO
19
STORE COMP
dilakukan pada
batubara yang bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat fisik yang ada dalam
batubara, yaitu kandungan air bawaan (inherent moisture), kandungan abu
(ash content), kandungan zat terbang (volatile matter), dan kandungan karbon
(fixed carbon).
3.3.1. Total Moisture (Kandungan Air)
Kandungan air yang terdapat dalam batubara secara umum ada
dua, yaitu air permukaan (free moisture) dan kandungan air bawaan
(inherent moisture).
Kandungan air permukaan terdapat dalam permukaan dan
retakan-retakan batubara. Kandungan air bawaan ini penting untuk
diketahui, karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi peringkat
batubara. Makin tinggi kandungan air bawaan dalam batubara, maka
makin rendah peringkat batubara tersebut.
Tujuan analisa ini untuk mengetahui jumlah air bawaan yang
terkandung dalam batubara setelah dikeringanginkan dalam kondisi
laboratorium. Sampel harus dipreparasi sampai ukuran 0,212 mm
dengan berat 60 gram. Zat berbahaya : Gas Nitrogen (tekanan
tinggi).
Peralatan yang digunakan dalam analisa kandungan air,
sebagai berikut :
a. Oven pengering atau furnace, digunakan untuk mengerikan
sampel.
Gambar 3.12
Furnace
20
Gambar 3.13
Neraca Analitik
c.
Gambar 3.14
Desikator
21
Gambar 3.15
Stopwatch
Prosedur percobaan total moisture pada analisa proksimat,
sebagai berikut :
a. Siapkan 2 buah sampel kemudian timbang sampel tersebut dengan
neraca analitik.
b. Timbang sampel 1 gram dalam cawan.
c. Masukkan sampel dalam oven yang telah dialiri gas nitrogen (400500 cc/menit), dengan suhu 10-105 C selama 3 jam untuk ISO
dan 1 jam untuk ASTM.
d. Keluarkan dari oven, taruh cawan di atas baki logam, masukkan ke
dalam desikator 5 menit .
e. Timbang cawan + tutup + sampel, hitung hasil yang diperoleh.
f. Digunakannya 2 buah sampel tersebut sebagai pembanding hasil
yang diperoleh.
3.3.2. Kandungan Abu (Ash Content)
Abu batubara adalah bahan anorganik yang tersisa setelah
dilakukan proses pembakaran pada suhu tinggi. Kadar abu batubara
penting untuk ditetapkan karena kadar abu ini menyatakan banyaknya
bahan-bahan mineral dalam batubara dan secara tidak langsung
mencerminkan jumlah kalori yang dimiliki batubara.
Tujuan dari analisa ini untuk mengetahui jumlah kandungan abu
yang terdapat dalam batubara. Sampel yang diperlukan berupa sampel
22
Gambar 3.16
Furnace
b.
Gambar 3.17
Neraca Analitik
23
Gambar 3.18
Stopwatch
Prosedur analisa Ash Content (Kandungan Abu), sebagai
berikut :
a.
b.
c.
d.
24
Gambar 3.19
Pemanas Silinder Volatile Matter
b.
Gambar 3.20
Cawan
Bahan yang digunakan untuk analisa volatile mattter ini adalah
batubara yang sudah dipreparasi dan siap untuk uji laboratorium.
Prosedur untuk Analisa Volatile Matter (Zat terbang), sebagai
berikut :
a. Siapkan sampel - sebelum ditimbang
b. Timbang berat dish + tutupnya, catat pada form
c. Timbang sampel 1 gram dalam dish
25
selama 7 menit tepat (ISO) & pada suhu 950 C selama 7 menit
(ASTM)
e. Keluarkan dari oven, taruh dish di atas baki logam, dinginkan kiraf.
kira 8 menit.
Timbang dish + tutup + sampel, Catat pada form, masukkan data
26
Furnace
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Pengontrol vacuum
j.
Silica adaptor
Adapun bahan yang digunakan dalam analisa kandungan
Sodium Tetraborat
27
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
28
2.
3.
4.
Regulator oksigen
5.
Neraca analitik
6.
Gelas ukur
Prosedur untuk analisa calorific value pada sampel batubara, sebagai
berikut :
1. Timbang 1 gram conto ke dalam cawan (massa conto harus dalam
rentang 2,5 3,0o C). untuk conto yang mengandung abu tinggi ( > 40%),
timbang 0,5 g batubara di tambah 0,5 asam benzoat atau paraffin dengan
calorific value yang sudah diketahui. Untuk batubara yang mengandung
volatile matter rendah dengan nilai panas yang tinggi, mungkin terdapat
kesulitan dengan karbon yang tidak terbakar. Timbang 0,5 g batubara
ditambah 0,25 asam benzoat atau paraffin dengan nilai panas yang sudah
diketahui.
2. Pasang cawan pada penyangga conto diantara terminal bom.
3. Hubungkan kawat pembakar dengan panjang standar yang melintasi
terminal bom.
4. Ikatkan benang katun dengan panjang standar yang dililitkan pada kawat
pembakar sedemikian rupa sehingga ujung benang katun menyentuh
bagian atas conto batubara.
5. Masukkan 5 ml air ke dalam bom.
6. pasang bom dan isi dengan oksigen dengan pelan-pelan sampai dengan
25 atmosfir.
7. Isi bejana kalorimeter dengan volume air (massa air) standar. Suhu air
kira-kira 2o C di bawah suhu jaket kalorimeter.
29
30
standar
mutu
barang
dan
jasa,
mempersiapkan
dan
Lembar
Kerja
FML
yang
telah
disediakan.
2.
3.
4.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
32
4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan kunjungan ini,
sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukannya proses kegiatan uji analisa kualitas batubara yang
dilakukan yaitu kegiatan sampling dan preparasi untuk menyiapkan
sampel tersebut ke tahap selanjutnya agar sampel tersebut representatif.
2. Uji laboratorium analisa batubara yang dilakukan meliputi :
a. Analisa Proksimat meliputi total moisture, ash content, volatile matter,
dan fixed carbon.
b. Analisa Ultimate
meliputi
kandungan
unsur-unsur
kimia
dan
33
34