Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Batubara adalah suatu material solid yang sangat heterogen, bahkan
beberapa ahli mengatakan bahwa batubara adalah material solid yang paling
sukar untuk diambil sampelnya secara representative. Hal ini dapat dimaklumi
mengingat pembentukan batubara yang berasal dari tumbuhan yang sangat
heterogen jenisnya. Selain itu faktor lingkungan selama proses pembentukan
(coalification) ikut menambah heterogennya sifat-sifat atau karakteristik
batubara tersebut.
Oleh karena itu, berbagai penelitian dan pengujian statistik dilakukan
oleh komite-komite standard internasional seperti ISO standard, ASTM
standard, JIS, dan lain-lain dalam menentukan metoda pengambilan sample
yang representative. Komite-komite standard tersebut secara terus menerus
update mengenai metode-metode sampling dan preparasi untuk batubara
agar metoda pengambilan sample untuk batubara tersebut lebih sempurna
sehingga sample batubara dapat diambil secara representative. Metode
standard

untuk

pengambilan

sample

tersebut

sesuai

dengan

perkembangannya telah mengalami revisi-revisi atau update dengan metodemetode yang lebih mutakhir.
Batubara memainkan peran yang penting dalam membangkitkan
tenaga listrik dan peran tersebut terus berlangsung. Saat ini batubara menjadi
bahan bakar pembangkit listrik dunia sekitar 39% dan proporsi ini diharapkan
untuk tetap berada pada tingkat demikian selama 30 tahun ke depan. Pada
masa mendatang, produksi batubara Indonesia diperkirakan akan terus
meningkat tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (domestik),
tetapi juga untuk memenuhi permintaan luar negeri (ekspor).
Hal ini mengingat sumber daya batubara Indonesia yang masih
melimpah, di lain pihak harga BBM yang tetap tinggi, menuntut industri yang
selama ini berbahan bakar minyak untuk beralih menggunakan batubara.
Batubara diperjualbelikan menurut spesifik tertentu, yang tentunya tidak
terlepas dari kualitas batubara itu sendiri. Mengingat pentingnya kualitas
1

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


kontrol dalam industri, maka diperlukan adanya pelayanan batubara.
Pelayanan ini dilaksanakan oleh suatu badan pengawas yang independent
dengan tujuan sebagai penengah antara penjual dan pembeli.

Karena

meningkatnya permintaan konsumen maka PT IOL Indonesia cabang


Banjarbaru berperan dalam bidang Coal Quality Analysis.
Perlu suatu kualitas uji batubara yang dilakukan agar dapat
mengetahui nilai spesifikasi dari batubara yang ada, agar dapat digunakan
sebagaimana mestinya untuk meningkatkan kualitas dari batubara tersebut.
Dimana secara garis besar proses kegiatan yang dilakukan oleh PT IOL
Indonesia yaitu proses kegiatan preparasi sampel dan uji analisa kualitas
sampel tersebut.
1.2.

Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan kunjungan ke PT IOL
Indonesia, sebagai berikut :
1. Mengetahui secara langsung proses kegiatan preparasi dan analisa uji
kualitas sampel yang dilakukan oleh PT IOL Indonesia Banjarbaru.
2. Mengetahui alat-alat yang digunakan dalam proses kegiatan preparasi
dan analisa uji kualitas yang dilakukan oleh PT IOL Indonesia Banjarbaru.
3. Mengetahui prosedur dari proses kegiatan preparasi dan analisa uji
kualitas sampel yang dilakukan oleh PT IOL Indonesia Banjarbaru.

1.3.

Metode Penelitian
Adapun metode yang dilakuan saat penyusunan laporan ini, sebagai
berikut :
1

Metode Studi Literatur


Metode pustaka ini yaitu dengan membaca dan mempelajari
berbagai literatur atau jurnal, terutama tentang proses preparasi dan uji
analisa kualitas batubara.

Metode Observasi
Metode

observasi ini

dilakukan dengan cara pengamatan

langsung di lapangan berhubungan dengan proses kegiatan preparasi


dan uji analisa kualitas batubara.
3

Metode Wawancara
Metode wawancara ini dilakukan dengan interview langsung saat
penjelasan ketika di lapangan.
2

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


1.4.

Batasan Masalah
Penyusunan laporan ini memiliki batasan-batasan yang dikaji dalam
pembahasannya batasan masalah tarsebut terkait dengan permasalahan
Proses Preparasi dan Analisis Kualitas Batubara. Pada proses preparasi ini
meliputi

kegiatan

sampling,

pengeringan,

penggerusan,

pengadukan,

pembagian, dan penyimpanan, sedangkan untuk proses analisa batubara


dikhususkan pada Analisa Proksimat, Total Sulfur, Calorific Value dan HGI
dengan standar ASTM dan ISO di PT IOL Indonesia Banjarbaru.
1.5.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan kunjungan lapangan ini
dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 7 Desembar 2016 di PT IOL Indonesia
cabang Banjarbaru.

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah dan Perkembangan PT IOL Indonesia


PT

IOL

Indonesia

adalah

perusahaan

swasta

industri

yang

menawarkan inspeksi dan pengujian layanan. Perusahaan ini didirikan pada


tahun 2008 dan berbasis di Jakarta, Indonesia. PT IOL Indonesia beroprasi
sebagai anak perusahaan dari Inspectorate International Ltd. konsultan yang
seluruhnya dimiliki oleh perusahaan swasta nasional, dua pendiri utama
perusahaan ini adalah master dari Colorado school of Mines Bapak H.L Ong
yang mempunyai gelar Doctor kimia batu-batuan pada tahun 1968 sedangkan
Bapak Durban L. Ardjo mendapatkan masternya (M.Sc) dalam metalurgi pada
tahun 1965.
Sejak didirikan pada tahun 1971 PT. Geoservices terus dikembangkan
dalam memberikan pelayanan dibidang pertambangan ini mempekerjakan 400
karyawan yang diantaranya ialah ahli dari luar negeri. Laboratorium batubara
didirikan pada tahun 1982 dengan laboratorium pusatnya di Bandung. Saat ini
PT. Geoservices telah memiliki 7 laboratorium batubara dan mempekerjakan
sedikitnya 600 orang karyawan. Selain laboratorium yang ada di Bandung,
laboratorium lainnya terdapat di Balikpapan, Banjarbaru, Dumai, Jakarta,
Makassar, Surabaya, Samarinda, Tg. Redep, Medan dan Singapore.
PT. Geoservices adalah perusahaan terbatas (Ltd) dan 100 % dimiliki
oleh Warga Negara Indonesia, PT. Geoservices memiliki dasar yang solid
keahlian yang mencakup semua aspek eksplorasi dan pengembangan minyak
Indonesia, gas, batubara, mineral, dan industri panas bumi. Awalnya
menyediakan sampel lapangan dan analisa kimia untuk industri mineral,
Geoservices

telah

melakukan

diversifikasi

layanan

dan

PT.

memperluas

pelanggannya dan merupakan perusahaan yang dapat memenuhi semua


persyaratan eksplorasi dan analisa untuk masing-masing sektor industri yang
dilayaninya untuk memberikan layanan yang lebih baik di seluruh nusantara.
PT. Geoservices internasional dikenal karena keahlian dan kehandalan
di semua bidang kegiatan. Pertumbuhan ukuran dan reputasi perusahaan
telah berakar dalam keunggulan karyawannya. Landasan untuk keunggulan
4

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


ini merupakan komitmen jangka panjang untuk pengembangan keterampilan
dan pengetahuan.
PT. Geoservices bekerja sama dengan perusahaan asing yaitu ACIRL
(Australia Coal Industri Resources Laboratories) dan untuk menjaga kualitas
hasil pekerjaan di PT. Geoservices maka dilakukan secara rutin setiap bulan
Round Robin Check yang diikuti oleh 58 laboratorium yang ada di Indonesia
maupun Australia. Sedangkan Daily Check adalah pemeriksaan suatu mutu
analisa yang dilakukan sendiri dengan menggunakan sampel standar yang
telah diketahui mutunya. PT. Geoservices mempunyai fungsi dan tugas dalam
pengujian dan menganalisa mineral-mineral, batubara, minyak dan gas bumi.
Untuk menjalankan pengujian itu, PT. Geoservices, Ltd bekerjasama
dengan analisa dari Australia pada tahun 1986-1989 dan Australia
laboratories pada tahun 1991, tujuannya adalah untuk mendapatkan
kesempatan yang luas untuk pelatihan para staf laboratorium baik yang
berada di Indonesia maupun yang ada di luar Indonesia. PT. Geoservices, Ltd
adalah lisensi untuk perlakuan pengawasan muatan batubara di Indonesia
dan memiliki staf pengawas yang terlatih dengan pengawas yang luas tentang
control dengan berat badan dagang atau komoditi. PT. Geoservices, Ltd telah
mengerjakan berbagai pengujian dan pelayanan terhadap industri batubara
Indonesia. Layanan ini tentang loging test batuan secara cepat yang telah
ditawarkan sejak tahun 1982.
Pada tahun 1989 pelayanan loging test semakin ditingkatkan dengan
menambahkan yang baru dan modern sehingga loging test dilakukan dengan
sistem komputerisasi digital menawarkan pula pembukaan dan hal mengenai
pelayanan loging test untuk penyelidikan dan produksi minyak dibawah

2000

meter. Sebelum tahun 1991, PT. Geoservices, Ltd mengembangkan system


loging test-nya. Selain itu, PT. Geoservices, Ltd menawarkan pelatihan bagi
para pekerja dari instruktur yang berpengalaman selama lebih dari 10 tahun
yang telah mendapat izin dari Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) untuk
menggunakan sumber radio aktif.
PT. Geoservices, Ltd memberikan pelayanan-pelayanan yang secara
garis besarnya sebagai berikut :
a. Export Superintending, sebagai Independent Arbitor untuk pemasok
batubara dengan pembeli untuk tujuan penentuan dan kualitas batubara
yang akan dikapalkan.
b. Pengujian Conto Eksplorasi Tambang dan Preparation Plant, laboratorium
pengujian yang terdapat di Bandung, Samarinda dan Balikpapan,
5

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


disamping mengerjakan pengujian

Superintending, dilengkapi pula

dengan peralatan dan personal untuk menangani pengujian batubara


yang lebih rumit dan bervariasi serta di perlukan dalam program
eksplorasi, tambang dan coal preparation plant.
c. Sampling, mengerjakan sampling untuk pembuatan sertifikat sampling
dan

pengujian

yang

memiliki

pegawai

ahli

dalam

penentuan

presisi sampling dan bias.


d. Pengujian Kimia, melakukan pengujian kimia suatu batubara berdasarkan
permintaan client.

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


2.2. Struktur Organisasi PT. Geoservice, Ltd

Gambar 2.1
Struktur Organisasi PT. Geoservices, Ltd
Adapun tugas dari masing-masing staf yang terdapat dalam struktur
kerja pada PT. Geoservices, Ltd adalah sebagai berikut :
1

Manajer Divisi : Mengontrol atau mengawasi kegiatan PT. Geoservices,


Ltd, baik yang berada di pusat (Bandung) maupun cabang-cabang
Geoservices,

Ltd

yang

menyebar

di

seluruh

Indonesia,

PT.
seperti

Balikpapan, Samarinda, Banjarbaru, Asam-Asam dan Kotabaru.


2

Ass. GM Area Kal-Sel : Khusus mengontrol atau mengawasi kegiatan


yang dilakukan oleh PT. Geoservices yang berada di kawasan Kalimantan
Selatan.

Manajer Admin Eksternal : Bertanggung jawab atas administrasi dengan


pihak luar yang mempunyai ikatan kerja dengan PT. Geoservices, Ltd
kawasan Kalimantan Selatan.

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


4

Manager Admin Internal : Mengawasi serta mengontrol pemasukan serta


pengeluaran pada PT. Geoservices, Ltd, termasuk juga gaji karyawan tiap
bulannya.

Manager

Laboratorium

Mengawasi

dan

mengontrol

kerja

dari

keseluruhan laboratorium yang ada di PT. Geoservices, Ltd, baik di


preparasi maupun laboratorium analisa.
6

Manager Mutu Lokasi : Mengontrol alat-alat yang digunakan dalam


preparasi maupun laboratorium, apakah masih layak digunakan atau
tidak.

Deputy Manager Lab. Teknis : Mengawasi pengerjaan di laboratorium.

Deputy Manager Lab. Operasional : Mengawasi pengerjaan di preparasi.

Sekretaris Laboratorium : Membuat sertifikat kualitas batubara yang


dianalisa.

10 Supervisor Laboratorium : Mengawasi sekaligus memeriksa pekerjaan


yang dilakukan oleh analis.
11 Supervisor Preparasi : Mengawasi sekaligus memeriksa pekerjaan yang
dilakukan karyawan preparasi.
12 Leader Shift : Sebagai ketua atau penanggungjawab atas pengerjaan
yang dilakukan masing-masing shift.
13 Analis Laboratorium : Menganalisa sampel batubara yang telah melewati
proses preparasi.
14 Karyawan Preparasi : Mengerjakan sampel batubara yang nantinya
dikirim ke laboratorium untuk dianalisa.

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


2.3. Lokasi dan Kesampaian
Lokasi dari Fakultas Teknik menuju PT IOL Indonesia, Ltd Banjarbaru
berjarak 1,5 km, dengan waktu tempuh sekitar 10 menit dari Fakultas Teknik
dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua.
Gambar 2.2
Peta Lokasi Kesampaian PT. IOL Indonesia, Ltd

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


2.4. Sarana dan Prasarana
PT IOL Indonesia, Ltd yang berkantor di Jl. Ahmad Yani km. 33,3 No. 3
Loktabat Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan ini bergerak dibidang
penelitian

kualitas

batubara

atau

Coal

Quality

Analysis.

Dalam

melaksanakan akitivitasnya tersebut PT IOL Indonesia, Ltd ditunjang dengan


sarana dan prasarana, sebagai berikut :
1. Sarana
Sarana yang terdapat pada PT IOL Indonesia, Ltd Banjarbaru,
sebagai berikut :
a. Alat-alat preparasi seperti timbangan, hammer mill, jaw crusher,
rotary sample devider, drying sheed, raymond mill, screen 50 mm
0,5 mm, dan hardgrove setting.
b. Alat-alat uji analisa laboratorium seperti HGI machine, purnice,
desikator, neraca analitik, cawan, stopwatch, oven, pompa vacuum,
unit atomic absorbtion spectroscopy (AAS), LECCO, hollow cathode
lamp, dan pemanas silinder volatile matter.
2. Prasarana
Prasarana yang terdapat pada PT IOL Indonesia, Ltd Banjarbaru,
sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Ruang Lobi
Ruang Preparasi
Ruang Penyimpanan Sampel Cadangan
Ruang Laboratorium
Ruang Administrasi
Tempat Parkir
Mobil Perusahaan
Fasilitas Ruangan ber-AC

10

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


BAB III
HASIL PENGAMATAN

3.1. Sampling
Tujuan utama dari pengambilan sampel adalah untuk mengambil
sebagian kecil material yang akan mewakili sifat-sifat keseluruhan material
tersebut. Syarat utama adalah sampel itu harus mewakili (representative)
bahan yang di sampling. Pengambilan sampel batubara harus dilakukan
menurut standar yang telah ditentukan, bergantung pada persetujuan antara
pembeli dan penjual.
1.
2.
3.
4.

Metode sampling yang umumnya digunakan meliputi :


International Standard Organization (ISO)
British Standard (BS)
American Society For Testing and Material (ASTM)
Australian Standard (AS)
Proses pengambilan conto dari batubara dapat dilakukan di truck,

stockpile, atau pada waktu pengapalan meliputi pengambilan sejumlah


increment yang merupakan gabungan dari gross sample. Gross sample
kemudian dicrushing dan dilakukan preparasi conto sampai dapat dilakukan
analisa.
Sebagai conto, jika ingin menentukan kandungan ash batubara yang
ditumpuk seperti gunung atau stockpile yang banyaknya 10.000 ton, hanya
perlu mengambil 300 kg sebagai sampel. Dari batubara 300 kg ini kemudian
dilakukan pengecilan ukuran butir (sampai ratusan micrometer atau m) dan
beratnya (sampai ratusan gram), kemudian ditentukan kandungan ash-nya.
Dari kandungan ash dalam sampel batubara yang sedikit ini dapat diketahui
kandungan ash dari stockpile batubara yang banyaknya 10.000 ton tersebut.
Dalam PT IOL Indonesia, Ltd bagi konsumen yang ingin di analisis
kualitas sampel yang dimilikinya mereka perlu membawa sampelnya tersebut
ke tempat penerimaan sampel yang akan dianalisis. Dimana sampel tersebut
akan dipreparasi dan dianalisa kualitas sampel tersebut di laboratorium
IOL Indonesia, Ltd Banjarbaru.

11

PT

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


3.1.1. Flowchart Penerimaan Sampel PT IOL Indonesia, Ltd
LOKASI PENERIMAAN
SAMPEL

PENGECEKAN KONDISI SAMPEL

-Form Checklist Sample


-Form Permintaan Analisa

RECEPTIONIST
(Administrasi Keuangan)

-Form Invoice

ACCOUNT OFFICER
(Penomoran Job Sampel)

-Form Instruksi Lab


-Form Instruksi Preparasi

PREPARASI SAMPEL

-Form Preparasi

-Form Analisa

ANALISA

REPORT HASIL

Gambar 3.1
Flowchart Penerimaan Sampel

12

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


3.2. Preparasi Sampel
Preparasi Sampel bertujuan untuk menyediakan suatu sampel yang
jumlahnya sedikit yang mewakili sampel asal. Tujuan dari preparasi sampel
adalah untuk menghasilkan sampel yang jumlah dan ukurannya cukup untuk
pengujian yang mewakili (representative) sampel asal yang dapat dikirim ke
laboratorium untuk dianalisa.
Sampel preparasi untuk setiap pengujian tidak selalu sama, tergantung
dari ukuran partikel yang digerus halus sampai top size (yakni ukuran partikel
yang 95% lolos ayakan) tidak lebih dari 0,2 mm (-200 m) dan 2 buah sampel
yang digunakan saat pengujian.
Secara umum proses preparasi sampel yang dilakukan, sebagai
berikut
1. Pengecilan Ukuran Butir
Pengecilan ukuran butir adalah proses pengecilan ukuran atas
conto tanpa menyebabkan perubahan apapun terhadap massa conto.
Contoh alat mekanis yang digunakan untuk pengecilan ukuran sampel
adalah jaw crusher, hammer mill, dan raymond mill.
Jaw crusher dan hammer mill digunakan untuk mengurangi ukuran
di atas 5 mm, 11,2 mm, 2,33 mm. Raymond mill digunakan untuk
menghancurkan conto hingga 0,212 mm yang dilakukan untuk conto
general analisa dengan 2 buah sampel yang dianalisis.
2. Pengeringan Udara
Pengeringan udara dapat dihitung dari hilang massa setelah
pengeringan udara. Pengeringan udara pada gross sampel dilakukan jika
conto tersebut terlalu basah untuk diproses tanpa menghilangkan air atau
yang menyebabkan timbulnya kerusakan pada crusher atau mill dan
dapat dimasukkan ke dalam drying sheed suhu 40 C selama 10 jam.
3. Pencampuran dan Pembagian
Pada

tiap

tahap

preparasi

conto

untuk

mengetahui

homogenitasnya conto dapat dicampur secara manual dan dapat pula


dicampur dengan alat mekanis menggunakan rotary sample divider
sebanyak tiga kali dimana conto tersebut dilakukan pembagian secara
merata setelah direduksi.

13

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


3.2.1. Alat
Adapun alat-alat preparasi sampel yang digunakan oleh

PT

IOL Indonesia, Ltd, sebagai berikut :


a. Timbangan (Balance)
Timbangan atau balance berfungsi untuk mengetahui berat
sampel batubara, baik sebelum diproses maupun sesudah
diproses.

Gambar 3.2
Timbangan
b. Hammer Mill
Hammer Mill berfungsi sebagai alat penggiling atau
memperkecil ukuran sampel batubara, alat ini dilengkapi dengan
palu dan saringan sebagai media penghancur dan hasil produktan
berukuran sekitar 80-100 mesh.

Gambar 3.3
Hammer Mill

14

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


c. Jaw Crusher
Jaw Crusher berfungsi sebagai alat penggiling atau
memperkecil ukuran sampel batubara menjadi ukuran tertentu,
pada PT IOL Indonesia, Ltd Jaw Crusher yang digunakan
menghasilkan produktivitas 4,75 3,00 mm.

Gambar 3.4
Jaw Crusher
d. Rotary Sample Devider (RSD)
Rotary Sample Devider berfungsi sebagai alat pengaduk
dan pembagi sampel batubara, sehingga berat sampel yang ada
akan

berkurang

karena

adanya

proses

pembagian.

Gambar 3.5
Rotary Sample Devider

15

pengadukan

dan

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


e. Drying Sheed
Drying Sheed merupakan tempat atau ruangan untuk
mengeringkan sampel batubara pada suhu tertentu. Ruangan ini
dilengkapi dengan alat pengatur suhu (30 - 40 C).

Gambar 3.6
Drying Sheed
f.

Raymond Mill
Raymond Mill merupakan alat yang digunakan untuk
menggiling atau menghancurkan sampel batubara sehingga
didapatkan ukuran 0,212 mm (sampel batubara yang telah siap
dianalisa dilaboratorium).

Gambar 3.7
Raymond Mill

16

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


g. Ayakan (Screen)
Screen digunakan pada Size Analysis, sampel yang diayak
adalah sampel batubara yang telah dikering-anginkan (air dry)
terlebih dahulu diatas lantai yang kering dan rata. Adapun
kegunaan ayakan untuk mendapatkan fraksi ukuran sampel yang
telah ditentukan, umumnya ukuran screen yang digunakan dari
ukuran 50 mm sampai dengan 0,5 mm.

Gambar 3.8
Screen
h. Hardgrove Setting
Hardgrove Setting adalah alat yang digunakan dalam
proses HGI yang berfungsi untuk menggerus batubara sampai
600 m.

Gambar 3.9
Hardgrove Setting

17

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


3.2.2. Flowchart Preparasi Sampel Standard ASTM
GROSS SAMPLE
500 MM

TIMBANG

CRUSH
16,00 MM

RSD

2/8
GA + TM

2/8
BUANG

CRUSH
16,00 MM

RSD

1/8
GA + TM

7/8
STORE COMP

TIMBANG

ADL
SAMPAI 0,2-0,3 %

EQUALIZE
KONSTAN 0,10

TIMBANG

RAYMOND MILL
0,212 MM

LAB 1 gr

STORE
0,212 MM

Gambar 3.10
Flowchart Preparasi Sampel Standard ASTM

18

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


3.2.3. Flowchart Preparasi Sampel Metode ISO
GROSS SAMPLE
500 MM

TIMBANG

CRUSH
16,00 MM

RSD

2/8
TM (3-5 Kg)

2/8
STORE TM

2/8
GA (15 Kg)

CRUSH
3,00 MM

TIMBANG

ADL
SAMPAI KONSTAN

GA (1 Kg)

ADL 6 JAM

EQUALIZE

RAYMOND 0,212 MM
CRUSH
3,00 MM
LAB 100 gr

RSD
STORE 0,212 MM

LAB 300 gr

2/8
STORE

STORE
0,212 MM

Gambar 3.11
Flowchart Preparasi Sampel Metode ISO

19

STORE COMP

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


3.3. Analisis Kualitas Batubara : Proksimat
Analisis Proksimat adalah analisa yang sering

dilakukan pada

batubara yang bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat fisik yang ada dalam
batubara, yaitu kandungan air bawaan (inherent moisture), kandungan abu
(ash content), kandungan zat terbang (volatile matter), dan kandungan karbon
(fixed carbon).
3.3.1. Total Moisture (Kandungan Air)
Kandungan air yang terdapat dalam batubara secara umum ada
dua, yaitu air permukaan (free moisture) dan kandungan air bawaan
(inherent moisture).
Kandungan air permukaan terdapat dalam permukaan dan
retakan-retakan batubara. Kandungan air bawaan ini penting untuk
diketahui, karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi peringkat
batubara. Makin tinggi kandungan air bawaan dalam batubara, maka
makin rendah peringkat batubara tersebut.
Tujuan analisa ini untuk mengetahui jumlah air bawaan yang
terkandung dalam batubara setelah dikeringanginkan dalam kondisi
laboratorium. Sampel harus dipreparasi sampai ukuran 0,212 mm
dengan berat 60 gram. Zat berbahaya : Gas Nitrogen (tekanan
tinggi).
Peralatan yang digunakan dalam analisa kandungan air,
sebagai berikut :
a. Oven pengering atau furnace, digunakan untuk mengerikan
sampel.

Gambar 3.12
Furnace

20

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


b.

Neraca analitik, digunakan untuk menimbang sampel.

Gambar 3.13
Neraca Analitik
c.

Desikator, berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara


sampel setelah dari oven.

Gambar 3.14
Desikator

21

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


d.

Timer (stopwatch), berfungsi sebagai pengaturan waktu sampel


ketika dimasukan ke dalam furnace.

Gambar 3.15
Stopwatch
Prosedur percobaan total moisture pada analisa proksimat,
sebagai berikut :
a. Siapkan 2 buah sampel kemudian timbang sampel tersebut dengan
neraca analitik.
b. Timbang sampel 1 gram dalam cawan.
c. Masukkan sampel dalam oven yang telah dialiri gas nitrogen (400500 cc/menit), dengan suhu 10-105 C selama 3 jam untuk ISO
dan 1 jam untuk ASTM.
d. Keluarkan dari oven, taruh cawan di atas baki logam, masukkan ke
dalam desikator 5 menit .
e. Timbang cawan + tutup + sampel, hitung hasil yang diperoleh.
f. Digunakannya 2 buah sampel tersebut sebagai pembanding hasil
yang diperoleh.
3.3.2. Kandungan Abu (Ash Content)
Abu batubara adalah bahan anorganik yang tersisa setelah
dilakukan proses pembakaran pada suhu tinggi. Kadar abu batubara
penting untuk ditetapkan karena kadar abu ini menyatakan banyaknya
bahan-bahan mineral dalam batubara dan secara tidak langsung
mencerminkan jumlah kalori yang dimiliki batubara.
Tujuan dari analisa ini untuk mengetahui jumlah kandungan abu
yang terdapat dalam batubara. Sampel yang diperlukan berupa sampel

22

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


batubara yang berasal dari hasil preparasi GA dengan ukuran sampel
0,212 mm.
Adapun peralatan yang digunakan dalam analisa ash ini,
sebagai berikut :
a.
Furnace, sebagai tempat membakar sampel tersebut menjadi
abu suhu yang sangat tinggi.

Gambar 3.16
Furnace
b.

Neraca analitik, sebagai mengukur berat abu yang dihasilkan.

Gambar 3.17
Neraca Analitik

23

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


c.

Timer (stopwatch), digunakan untuk mengatur waktu sampel


menjadi abu.

Gambar 3.18
Stopwatch
Prosedur analisa Ash Content (Kandungan Abu), sebagai
berikut :
a.
b.
c.
d.

Siapkan sampel - sebelum ditimbang


Timbang berat cawan + tutupnya, kemudian catat
Timbang sampel 1 g dalam cawan
Masukkan sampel dalam furnace dengan suhu 300- 815 C
selama 1, dan 3 jam kemudian pada suhu 815 (ISO) & pada

suhu 700-750 C selama 4 jam (ASTM)


e. Keluarkan dari oven, setelah 15 menit dinginkan +/- 8 menit
f. Timbang cawan + tutup + sampel kemudian catat pada form,
masukkan data dari hasil analisa ke dalam rumus.
3.3.3. Zat Terbang (Volatile Matter)
Merupakan banyaknya material yang hilang (terbang) pada
waktu batubara mengalami pemisahan sampai temperature tertentu.
Tujuannya yaitu untuk mengetahui jumlah zat terbang yang terdapat
dalam batubara. Sampel yang diperlukan berupa sampel batubara
yang dihaluskan sampai ukuran 0,212 mm.

24

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA

Adapun peralatan yang digunakan dalam analisa zat terbang,


sebagai berikut :
a. Pemanas silinder volatile matter, yang berfungsi sebagai alat
pengeringan sampel.

Gambar 3.19
Pemanas Silinder Volatile Matter
b.

Cawan, sebagai tempat abu sampel untuk dianalisa.

Gambar 3.20
Cawan
Bahan yang digunakan untuk analisa volatile mattter ini adalah
batubara yang sudah dipreparasi dan siap untuk uji laboratorium.
Prosedur untuk Analisa Volatile Matter (Zat terbang), sebagai
berikut :
a. Siapkan sampel - sebelum ditimbang
b. Timbang berat dish + tutupnya, catat pada form
c. Timbang sampel 1 gram dalam dish

25

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


d. Masukkan sampel dalam furnace atau oven

pada suhu 900 C

selama 7 menit tepat (ISO) & pada suhu 950 C selama 7 menit
(ASTM)
e. Keluarkan dari oven, taruh dish di atas baki logam, dinginkan kiraf.

kira 8 menit.
Timbang dish + tutup + sampel, Catat pada form, masukkan data

dari hasil analisa ke dalam rumus.


3.3.4. Fixed Carbon
Analisa kandungan karbon tertambat ini digunakan untuk
mengetahui jumlah karbon yang terdapat dalam batubara. Kandungan
karbon (fixed carbon) tertambat dalam batubara adalah angka yang
diperoleh dari hasil pengurangan 100 % terhadap jumlah pengurangan
air bawaan (inherent moisture), abu (ash) dan zat terbang (volatile
matter).

26

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


3.4. Analisa Kualitas Batubara : Ultimate
Dalam analisa kualitas batubara dengan metode ultimate, dimana pada
analisa ini berupa penganalisaan unsur-unsur kimia berupa total sulfur.
3.4.1. Total Sulfur
Analisa total kandungan sulfur batubara ini digunakan untuk
mengetahui kandungan belerang total yang terdapat dalam batubara
karena kandungan sulfur berdampak sangat berbahaya di alam akan
mencemari lingkungan. PT IOL Indonesia, Ltd menjalankan bidangnya
untuk menganalisa kandungan sulfurnya, dengan berupa report yang
diperoleh diakhir dari penganalisaan.
Adapun peralatan yang digunakan dalam analisa kandungan
total sulfur, sebagai berikut :
a.

Furnace

b.

Tungku pipa kembar

c.

Pipa pembakaran (combustion tube)

d.

Flowmeter untuk mengukur arus gas oksigen sampai 2 L/menit

e.

Cawan perahu, terbuat dari bahan tahan panas

f.

Bejana penyerap gas. Diameternya harus sedemikian rupa


sehingga ketika ditambahkan larutan penyerap sebanyak 100 ml,
pipa untuk jalan keluar gas ukurannya paling sedikit 90 mm
dibawah permukaan cairan.

g.

Tabung pengering gas. Pipa U yang dibungkus dengan asbes


soda.

h.

Pompa vacuum, memberi tekanan negative untuk menyalurkan


produk pembakaran dan gas melalui system

i.

Pengontrol vacuum

j.

Silica adaptor
Adapun bahan yang digunakan dalam analisa kandungan

sulfur, sebagai berikut :


a. Air suling atau aquadest
b. Aluminium Oksida (Alumina)
c. Larutan Hidrogen Peroksid (30 %)
d. Larutan Indikator
e. Asbes Soda
f.

Sodium Tetraborat
27

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


g. Oksigen murni, 995 % (kualitas medis)
Prosedur analisa total kandungan sulfur yang terdapat pada
sampel, sebagai berikut :
a.

Atur temperatur furnace pada suhu 1350o C dan periksa tabung


pembakaran keluar sekitar 100 mm pada ujung belakang.

b.

Aduk conto tersebut.

c.

Timbang 0,5 g dengan ketelitian 0,0001 g dan masukkan ke


combustion boat, sebarkan secra merata.

d.

Tutup conto dengan bubuk Aluminium Oksida (Al2O3) kira-kira


0,5 gram. Lapisan ini harus merata sehingga batubaranya tidak
terlihat.

e.

Ambil 200 ml larutan hydrogen peroksida 3 % dan masukkan ke


dalam absorbtion vessel.

f.

Putar pengatur aliran oksigen dan atur pada kecepatan


300 ml/menit

g.

Letakkan combustion boat ke dalam ujung tabung pembakaran,


hubungkan dengan oksigen dan tekan boat pada tanda pertama
dorong sampai 270 mm dari tengah daerah pembakaran biarkan
selama 3 menit.

h.

Secara terus-menerus majukan boat dan biarkan selama 1 menit


untuk setiap tanda (ada 9 tanda/garis). Bila telah sampai pada
tanda terakhir biarkan selama 3 menit.

i.

Setelah selesai pembakaran (15 menit), lepaskan bejana


keluarkan combustion boat.

j.

Pindahkan isi bejana kedalam erlenmeyer, bilas gelas berpori


sampai bersih dengan aquadest yang telah dinetralkan ke dalam
erlenmeyer.

k.

Tambahkan 2-3 tetes campuran indikator sehingga larutan


berubah warna menjadi ungu dan fitrasi dengan larutan 0,5 N
sodium tetraborat sampai berubah warna menjadi abu-abu.

28

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


3.5. Analisa Calorific Value
Analisa nilai kalor batubara digunakan untuk mengetahui nilai kalor
yang dikeluarkan oleh batubara tersebut setelah dibakar pada kondisi standar.
Sampel yang digunakan diambil dari hasil preparasi GA dengan ukuran
0,212 mm.
Adapun peralatan yang digunakan dalam analisa calorific value,
sebagai berikut :
1.

Kawat nikel khrom yang nilai kalorinya diketahui

2.

Cawan kwarsa atau cawan nikel khrom

3.

Bomb calorimeter adiabatic

4.

Regulator oksigen

5.

Neraca analitik

6.

Gelas ukur
Prosedur untuk analisa calorific value pada sampel batubara, sebagai

berikut :
1. Timbang 1 gram conto ke dalam cawan (massa conto harus dalam
rentang 2,5 3,0o C). untuk conto yang mengandung abu tinggi ( > 40%),
timbang 0,5 g batubara di tambah 0,5 asam benzoat atau paraffin dengan
calorific value yang sudah diketahui. Untuk batubara yang mengandung
volatile matter rendah dengan nilai panas yang tinggi, mungkin terdapat
kesulitan dengan karbon yang tidak terbakar. Timbang 0,5 g batubara
ditambah 0,25 asam benzoat atau paraffin dengan nilai panas yang sudah
diketahui.
2. Pasang cawan pada penyangga conto diantara terminal bom.
3. Hubungkan kawat pembakar dengan panjang standar yang melintasi
terminal bom.
4. Ikatkan benang katun dengan panjang standar yang dililitkan pada kawat
pembakar sedemikian rupa sehingga ujung benang katun menyentuh
bagian atas conto batubara.
5. Masukkan 5 ml air ke dalam bom.
6. pasang bom dan isi dengan oksigen dengan pelan-pelan sampai dengan
25 atmosfir.
7. Isi bejana kalorimeter dengan volume air (massa air) standar. Suhu air
kira-kira 2o C di bawah suhu jaket kalorimeter.

29

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


8. Masukkan bom yang telah terpasang kedalam bejana kalorimeter. Periksa
tidak ada udara yang bocor. Jika terjadi kebocoran udara, hentikan
pengujian.
9. Hubungkan elektroda, pasang tutup pada posisinya. Hal ini akan
menepatkan pengaduk dan alat sesor dengan tepat.
10. Nyalakan pengaduk. Pengaduk harus menyala selama pengujian.
11. Masukkan data berikut kedalam mikroprosesor :
a.Sample ID
b.Sample Weight
c. Bomb No.
d.Water equivalent of Bomb
e.Correction for nitrogen
f. Correction for fuse wire
g.Correction for cotton
12. Calorific value ditetapkan secara otomatis pada akhir pengujian, hasil
diperlihatkan dan dicetak.
13. Catat hasilnya. Hasil ini harus dikoreksi dengan faktor belerang (Total
Sulfur) sebelum pembuatan hasil akhir. Hasil kalorimeter cetakkan harus
disimpan bersama lembar kerja yang sesuai untuk laporan.
14. Matikan kalorimeter, angkat tutupnya dan keluarkan dari terminal
pembakar.
15. Keluarkan dan bukalah bom. Periksa residu karbon yang tidak terbakar
dan kesempurnaan pembakaran. Hasilnya harus ditolak dan pengujian
pun harus diulangi jika karbon yang tidak terbakar lebih dari 0,6 gram.
16. Bilas bagian dalam bom dan terminalnya dengan menggunakan air suling
dengan hati-hati, dan keringkan seluruh permukaan. Tindakan tersebut
akan mencegah karat yang disebabkan gas asam yang terbentuk selama
penetapan.

30

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


3.6. Analisa Hardgrove Grindability Index (HGI)
HGI merupakan salah satu sifat fisik dari batubara yang menyatakan
kemudahan batubara untuk di pulverise sampai ukuran 200 mesh atau 75
micron.Cara pengujian HGI ialah dengan menggunakan mesin Wallace
Hardgrove. Sampel batubara yang sudah digerus pada ukuran partikel
tertentu akan dimasukan kedalam mesin Wallace Hardgrove. Selanjutnya
digerus dengan menggunakan bola baja pada putaran (revolusi) tertentu.
HGI mengunakan Acuan Standar sesuai ISO 5074 : 1994 dan ASTM
D409-08. ISO (International Standard Organization), yaitu standar yang
diproduksi oleh BSI Group yang didirikan di bawah Royal Charte dan yang
secara resmi ditunjuk sebagai Badan Standar Nasional (BSN) untuk negara
Inggris dan merupakan standar konsensus formal. Salah satu tujuan BSI, yaitu
mengatur

standar

mutu

barang

dan

jasa,

mempersiapkan

dan

mempromosikan adopsi umum Inggris Standar, dan mengubah standar


tersebut sebagai pengalaman dan kondisi yang membutuhkan. Sedangkan
ASTM (American Standard for Testing and Material), yaitu suatu Standarisasi
Internasional yang dapat meningkatkan kualitas produk pengujian karena
ASTM telah memberikan metode pengujian, spesifikasi, panduan dan praktekpraktek yang mendukung industri.
Metode ini digunakan untuk menentukan nilai Grindability Index (HGI)
batubara dengan menggunakan mesin Wallace Hardgrove atau menguji
kekerasan batubara. Sampel batubara yang telah dipreparasi dengan
distribusi ukuran khusus, dipaparkan pada kondisi tertentu. Grindability Index
dihitung dari hasil analisa ayakan terhadap hasil pemaparan yang kemudian
dibandingkan dengan data kalibrasi dari satu set sampel acuan yang telah
disertifikasi.
Prosedur kerja dalam analisa Hardgrove Grindability Index (HGI) pada
sampel batubara, sebagai berikut :
1.
Gunakan

Lembar

Kerja

FML

yang

telah

disediakan.
2.

Sekurang-kurangnya 1,2 kg sampel batubara


dengan ukuran terbesar 4,75 mm dikeringkan (air dried) hingga massanya
konstan, sebagaimana prosedur Air Drying dan catat % kering yang
hilang (Air Dry Loss).

3.

Pilah sampel yang telah Air Dry, sehingga didapat

4.

sebanyak 1,0 0,1 kg, kemudian catat massanya.


Ukur sampel pada ukuran 1,18 dan 0,6 mm
kedalam porsi 200 gram, gunakan penggoyang ayakan Rotap sebanyak
31

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


dua periode. Timbang dan catat masa dari fraksi +1,18 -1,18 +0,6 dan
-0,6 mm.
5.

Bersihkan penggiling HGI (Coffe Mill) dan setel


pada penyetel 7.

6.

Masukkan fraksi +1,18 mm ke dalam penggiling


HGI (Coffe Mill) sehingga laju pengisian kurang lebih sama dengan laju
pengeluaran.

7.

Ukur sampel yang telah dihancurkan pada 1,18


dan 0,6 mm. Gabungkan fraksi -1.18 +0.6 dan -0.6 mm dengan fraksi
repektif dari langkah 3.

8.

Ulangi langkah 7 dan 8 pada penyetelan 5 dan


3.

9.

Jika terdapat sisa materi sample +1,18 mm, maka


geruslah menggunakan mortar dan tumpukkan hingga dapat lolos 1,18
mm.

10.

Timbang dan catat masa dari fraksi -1,18 +0,6 dan


0,6 mm. Hitung persentase +0,6 mm, jika kurang dari 50%, maka

11.

informasikan kepada Supervisor Laboratorium.


Pilah fraksi -1,18 +0,6 mm untuk mendapatkan

12.

sub-sampel sebanyak 120 gram.


Hilangkan debu sub-sampel pada 0,6 mm selama
5 menit 1 detik, menggunakan pengoyang ayakan Ro-Tap dan pengatur
waktu.

13.

Hilangkan debu Sub-Sampel pada 0,6 mm selama


5 menit 1 detik, menggunakan pengoyang ayakan Ro-Tap dan pengatur
waktu.
Timbang fraksi 0,6 mm dan -0,6 mm, dan catat massa-nya. Buang fraksi
-0,6 mm. Pilih fraksi +0,6 mm menjadi sampel pengujian dengan berat
masing-masing 50 gram.

32

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan kunjungan ini,
sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukannya proses kegiatan uji analisa kualitas batubara yang
dilakukan yaitu kegiatan sampling dan preparasi untuk menyiapkan
sampel tersebut ke tahap selanjutnya agar sampel tersebut representatif.
2. Uji laboratorium analisa batubara yang dilakukan meliputi :
a. Analisa Proksimat meliputi total moisture, ash content, volatile matter,
dan fixed carbon.
b. Analisa Ultimate

meliputi

kandungan

unsur-unsur

kimia

dan

kandungan total sulfur.


3. Uji preparasi batubara yang dilakukan meliputi :
a. Pengecilan ukuran butir dengan bantuan alat mekanis seperti jaw
crusher, double roll crusher, dan raymond mill.
b. Pengeringan udara (surface moisture) dengan memasukkan sampel
ke dalam drying sheed dimana sampel akan dipanaskan dengan
suhu 30 - 40 C.
c. Pembagian sampel dimana pembagian ini dilakukan dengan
menggunakan alat mekanis yaitu rotary sample devider (RSD).
d. Penyimpanan sampel dimana sampel disimpan di tempat
penyimpanan cadangan sampel.
4. Dalam proses uji laboratorium banyak menggunakan zat-zat kimia
sebagai katalisator.
5. Dalam proses uji laboratorium yang dilakukan untuk analisa ultimate dan
analisa proksimat pada batubara telah menggunakan alat-alat yang
berteknologi canggih untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan
dalam menganalisa kualitas batubara.
6. Pengujian oleh PT IOL Indonesia, Ltd dilakukan sesuai uji standar
laboratorium.
4.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada saat kegiatan kunjungan ini,
sebagai berikut :

33

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN PT IOL INDONESIA


1. Sebaiknya dalam pelaksanaan pemberian materi semua mahasiswa
dapat duduk pada kursi yang disediakan untuk menjaga kenyamanan
saat pemateri menjelaskan.
2. Sebaiknya saat tour di lapangan dilakukan tutorial alat, agar dapat
memberikan pemahaman lebih mengenai fungsi dari kinerja alat tersebut.
3. Sebaiknya dalam hasil pengujian sampel yang dilakukan, diakhir dapat
diperlihatkan report dari seluruh pengujian terhadap sampel client.
4. Sebaiknya dalam penjelasan di lapangan mahasiswa dituntut lebih aktif,
agar dapat memahami dan mengerti hal yang disampaikan.
5. Sebaiknya disediakan area parkir agar kendaraan mahasiswa dapat
tertata rapi dan tidak menghalangi antar sepeda motor maupun mobil.

34

Anda mungkin juga menyukai