KEMOTERAPI
A. Definisi
Terapi kemoterapi menggunakan obat-obatan dari berbagai kelas
berbeda untuk menghancurkan sel-sel yang berada di stadium S, M, atau G
pada awal siklus sel (Corwin, J Elizabeth 2009). Tujuan penggunaan terapi ini
terhadap kanker adalah untuk mencegah multiplikasi sel kanker dan
menghambat invasi dan metastase pada sel kanker. Jadi terapi ini cenderung
diberikan bila sel kanker sudah bermetastase luas sehingga menimbulkan
efek sistemik (Prawirodihardjo, 2006).
B. Syarat kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan jika memenuhi syarat antara lain: keadaan
umum baik skala karnofsky >70), fungsi hati, ginjal dan sistem homeostatik
(darah) baik dan masalah finasial dapat diatasi. Syarat untuk hemostatik yang
memenuhi syarat adalah ;
1. HB > 10
2. Leukosit > 4.000/dl
3. Trombosit > 100.000/dl
C. Prinsip pemilihan obat kemoterapi
1. Obat yang digunakan diketahui aktivitasnya sebagai single agent,
terutama obat yang mempunyai complete remission
2. Obat dengan mekanisme kerja yang berbeda untuk menghindari efek
aditif atau sinergis
3. Obat dengan toksisitas yang berbeda untuk mendapatkan dosis yang
maksimal atau mendekati maksimal
4. Obat harus digunakan pada dosis optimal dan sesuai schedule
5. Obat harus diberikan pada interval yang konsisten
6. Obat mempunyai pola resistensi yang berbeda harus dikombinasi untuk
meminimalkan resistensi silang.
atau
pembedahan
terapi
dan
tambahan
radiasi
untuk
yang
terapi
bertujuan
lainnya
untuk
misalnya
mengobati
mikrometastasis.
2. Kemoterapi neo adjuvan yaitu pemberian kemoterapi yang bertujuan
untuk mengecilkan tumor sebelum dilakukan pengangkatan tumor melalui
pembedahan.
3. Terapi primer yaitu terapi pada pasien dengan kanker lokal dikarenakan
alternative terapi lain tidak terlalu efektif.
4. Kemoterapi induksi yaitu terapi primer pada pasien kanker karena tidak
memilki alternative terapi lain.
5. Kemoterapi kombinasi yaitu pemberian dua atau lebih obat kemoterapi
dalam terapi kanker yan obat tersebut bersifat sinergis atau saling
memperkuat aksi obat lainnya.
E. Penggunaan obat kemoterapi
Obat-Obat Anti Proliferasi
Obat untuk menghambat
perkembangbiakan
sel
kanker
disebut
SITOSTATIKA
Obat Sitostatika
Yang bekerja pada fase M (antimikotik)
1. Vincristin
2. Vinblastin
Yang bekerja pada fase S ( antimetabolit )
1. 5-FU (fluorurasil)
2. Metotreksat (MTX)
3. 6-merkaptopurin
4. Cytocin
Yang bekerja pada molekul DNA ( Alkylating Agent )
1. Cyclofosfamide (endoxan)
2. Chlorambucil
Golongan yang membentuk ikatan kompleks dengan molekul DNA (antibiotik)
1.
Daunorubicin
2.
Mytomycin C
3.
Adriamycin
Yang belum jelas titik tangkapnya kerjanya.
1. Procarbazine
2. Cisplatin
Hormon dapat mempengaruhi pertumbuhan sel kanker yang hormon
sensitif
yaitu
sel
kanker
yang
mempunyai
reseptor
hormon
yang
penetralisir
ekstravasasi.
tergantung
Contohnya
pada
cairan
agen
penetralisir
vincant
yaitu
yang
menyebabkan
sodium
thiosulfate,
Sel-sel
(anemia),
sel
darah
putih
(leukopenia),
dan
trombosit
rektum
Efek samping pada sistem neurologis
Golongan obat kemoterapi yang sering menyebabkan gangguan
pada sistem neurologis adalah alkaloid tumbuhan, terutama vinkristin.
Efek samping ini biasanya reversibel dan dapat menghilang setelah
selesainya kemoterapi.
pada tangan dan kaki, nyeri pada ekstremitas, mati rasa, dan bisa juga
menyebabkan ileus paralitik seperti kesulitan dalam menelan.
4. Efek samping pada sistem Kardiopulmonal
Beberapa obat kemoterapi seperti daunorubicin dan doxorubicin
diketahui dapat menyebabkan penumpukan cardiac toxicity yang bersifat
irreversible, terutama ketika total dosis mencapai 550mg/m 2. Cardiac
ejection fraction (volume darah yang dikeluarkan oleh jantung setiap satu
detakan) dan tanda dari CHF harus diobservasi secara mendalam.
Bleomycin, carmustin (BCNU) dan busulfan diketahui dapat berefek racun
pada paru-paru jika terakumulasi. Pulmonary fibrosis dapat terjadi karena
efek jangka panjang dari agen ini. Oleh karena itu pasien harus dimonitor
perubahan fungsi paru-paru, termasuk hasil fungsi paru-paru. Total
kumulatif dosis dari bleomycin tidak lebih dari 400 unit.
5. Efek samping lainnya
Obat kemoterapi juga berpengaruh terhadap sistem reproduksi,
yaitu fungsi testiskular dan ovarium yang berakibat kemungkinan terjadi
sterilitas. Pada pasien wanita akan mengalami menopause dini,
sedangkan pada pasien pria akan mengalami azoosperma (tidak adanya
spermatozoa) terjadi secara temporer atau permanen. Obat kemoterapi
juga dapat merusak ginjal karena mempunyai efek langsung terhadap
sistem ekskresi. Oleh sebab itu, diperlukan pemeriksaan fungsi ginjal
secara rutin untuk menghindari adanya kerusakan pada ginjal.
G. PERAWATAN PASIEN DENGAN POST KEMOTERAPI :
1. ANOREKSIA
Penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan mengajarkan kepada
pasien cara mengatur makanan:
Kebutuhan karbohidrat, sebagai sumber energi harus dikonsumsi secara
teratur, bisa diperoleh dari tepung, sereal, pasta dan roti, tetapi hindari yang
terlalu manis seperti permen dan kue-kue basah.
Kebutuhan protein, penting karena banyak mengandung vitamin dan
mineral. Bisa dengan mengkonsumsi suplemen nutrisi seperti ensure,
sustacal, resource, bisa juga dengan osmolit, isocal, isosource.
Untuk menambah masukan protein bisa juga dengan makan telur rebus,
daging, yoghurt.
2. PERUBAHAN INDRA PENGECAP
1) Hindari makanan yang pahit
2) Makanan lunak berprotein ( susu, ikan,ayam )
3)
4)
5)
6)
7)
soda.
Jaga bibir tidak kering
Minum air 3 l perhari, kecuali merupakan kontra indikasi.
Hindari rokok dan alcohol
Hindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin, terlalu
sayur
mentah,
makanan
yang
banyak
kafein.
Gunakan untuk beristirahat.
Minum 3 l perhari kecuali merupakan kontraindikasi.
Makan sedikit tapi sering.
Hindari makanan yang terlalu panas atau dingin.
Hindari susu atau produk susu
7. ALOPECIA
Penanganan untuk meminimalkan alopecia adalah :
a) Gunakan sampho bubuk atau yang lembut, sampho dengan
bahan dasar protein, diikuti dengan penggunaan minyak rambut
atau kondisioner setiap 3-5 hari.
b) Minimalkan penggunaan hair dryer, jika memang diperlukan
gunakan dengan panas rendah.
c) Hentikan penggunaan mesin dengan listrik seperti alat pelurus
rambut. Selain itu hentikan pula penggunaan roll rambut, bandana
yang menekan rambut, hair spray, semir rambut karena akan
menyebabkan kerapuhan rambut.
d) Hindari menggosok rambut dan menyisir rambut terlalu keras.
e) Hindari manipulasi rambut yang berlebihan seperti mengikatnya
f)
ekor kuda.
Gunakan bantal yang lembut
NOC
Level nyeri
injuri biologi,
chemical
keperawatan
15
NIC
Manajemen nyeri
menit
secara
komprehensif
termasuk
lokasi,
meningkat dg indikator :
karakteristik,
durasi,
1.
frekuensi,
Ekspresi wajah
tenang
2.
dan
faktor presipitasi.
klien
kualitas
v/s dbn
dapat 2. Observasi
nonverbal
nyamanan.
reaksi
dari
ketidak
3. Gunakan
teknik
komunikasi
terapeutik
untuk
mengetahui
pengalaman
nyeri
klien
sebelumnya.
4. Kontrol faktor lingkungan
yang mempengaruhi nyeri
seperti
suhu
ruangan,
pencahayaan, kebisingan.
5. Kurangi faktor presipitasi
nyeri.
6. Pilih
dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologis/non
farmakologis)..
7. Ajarkan
teknik
farmakologis
distraksi
non
(relaksasi,
dll)
untuk
mengetasi nyeri..
Resiko infeksi bd
Kontrol resiko
Konrol infeksi :
prosedur invasif
1. Bersihkan
gejala
infeksi,
2.angka lekosit normal (411.000)
2. Gunakan
microba
dari
lingkungan
sabun
anti
untuk
mencuci
cuci
tangan
tangan.
3. Lakukan
sebelum
dan
sesudah
tindakan keperawatan.
4. Gunakan baju dan sarung
tangan
sebagai
alat
pelindung.
5. Pertahankan
yang
aseptik
lingkungan
selama
pemasangan alat.
Proteksi terhadap infeksi
1. Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal.
2. Monitor hitung granulosit
dan WBC.
3. Monitor
kerentanan
terhadap infeksi.
4. Pertahankan teknik aseptik
untuk setiap tindakan.
5. Inspeksi kulit dan mebran
mukosa
terhadap
kemerahan,
panas,
drainase.
6. Dorong
istirahat
yang
cukup.
7. Ajarkan
keluarga/klien
kecurigaan
infeksi.
Risk for vascular
Integritas Jaringan:
Terapi intravena
trauma bd efek
1. Pertahankan teknik
cairan infuse
mukosa
Setelah 1 jam perawatan
pasien tidak muncul
gejala :
Nekrosis, kemerahan
pada kulit dan jaringan
sekitar daerah insersi
terkait kemoterapi
sesudah pemberian
kemoterapi sesuai
dengan protokol
5. Monitor tetesan infuse
sesuai protocol
6. Kaji tanda-tanda phlebitis
pada daerah insersi
7. Monitor adanya
perubahan warna kulit
disekitar insersi
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. (2011). Cancer Facts and Figures 2011. American
Cancer Society, Inc
Baradero dan Koleganya.(2007). Seri asuhan Keperawatan Klien Kanker.
Jakarta:
EGC
Brannon & Feist.(2007). Health Psycology. USA: Thomson Wadsworth Brunner
& Suddarth. (2001).
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta. Penebit Buku
Kedokteran EGC.
Joyce.,
Min, Y.,& Finn, O.J., 2006. DNA vaccines for cancer too. Cancer Imunology and
Imunotherapy 55, 119.130
National Cancer Control Programme. England: WHO Copyright Jong, Wim De.
(2004).
North American Nursing Diagnosis Association. 2001. Nursing Diagnoses :
Definition & Classification 2001-2002. Philadelphia.
Otto, Sherly E. 2003.Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Potter & Perry.(2005). Fundamental Keperawatan (terjemahan, edisi 4, vol 1-2
Price & Wilson.(2005).Patofisiology (Edisi 6, Vol 2). Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi.
Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka d/a Departemen Obstetri dan
Ginekologi Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.,
Brunner and Suddarth. (8th edition): editor, Suzame. C. Smeltzer, Brenda
G. Bare; Ahli Bahasa, Agung Waluyo, dkk, editor bahasa Indonesia,
Monica Ester, Ellen Pangabean: EGC
World Health Organization 2009 NMH Fact sheet January 2010