Bahasa Cermin Identitas Dan Karakter Bangsa
Bahasa Cermin Identitas Dan Karakter Bangsa
pun, tidak sedikit generasi muda yang mencampur bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris
(bahasakompasiana.com).
Kenyataan ini cukup memiriskan hati dan jadi petanda makin memudarnya rasa nasionalisme
generasi muda. Nasionalisme yang tergerus globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan,
dan teknologi. Teknologi terkadang tidak hanya memberikan efek positif, tetapi juga negatif.
Segala kebaruan yang tercipta dari teknologi telah mengalienasi manusia dari kehidupan dan
identitas dirinya, seperti yang ramalkan ahli sosial, Karl Max bahwa teknologi yang
diciptakan manusia akan mengalienasi (mengasingkan dan mengendalikan) manusia dari
dirinya (Lauer, 2001).
Penggunaan bahasa Indonesia yang mencerminkan ketidakdisiplinan dalam berbahasa marak
digunakan di kalangan anak muda, khususnya mahasiswa dan pelajar, misalnya peristiwa
mencampurkodekan beberapa bahasa dalam sebuah kalimat. Peristiwa campur kode beberapa
bahasa yang sering dituturkan mahasiswa dapat dilihat pada contoh tuturan berikut: Ndak
tau gue doh. Jangan malu-maluin gua donk. Aden lagi download lagu di net, nih. Mo
browsing dulu ah.
Maraknya peristiwa campur kode yang digunakan oleh mahasiswa dalam berkomunikasi baik
dengan sesamanya, maupun di kelas, di seminar-seminar, dan di ruang-ruang ilmiah cukup
membingungkan dalam hal penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan
peristiwa campur kode di atas, kalimat-kalimat yang dituturkan mahasiswa ataupun pelajar
sulit untuk diidentifikasi dan dikenali. Bahasa yang mereka gunakan tidak jelas karena dalam
satu kalimat mengandung lebih dari satu unsur bahasa. Dalam kalimat, Aden lagi download
lagu di net nih terkandung empat unsur bahasa, yaitu bahasa Minangkabau, bahasa Inggris,
dan bahasa Indonesia baku dan tidak baku. Unsur bahasa Minangkabau terdapat pada kata
Aden, unsur bahasa Inggris ada pada kata download dan net, unsur bahasa Indonesia baku
terdapat pada kata di dan kata lagu, sedangkan unsur bahasa Indonesia tidak baku terdapat
pada kata lagi dan nih.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak disertai dengan kearifan dalam
bersikap dan bertindak akan menjauhkan manusia dari dirinya sendiri. Hal demikianlah yang
terjadi pada bahasa Indonesia, seperti contoh di atas. Dari peristiwa campur kode di atas
dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia jadi asing di mata anak bangsa sendiri disebabkan
oleh berbagai faktor, di antaranya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memunculkan istilah-istilah terbaru yang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia,
minimnya pendidikan yang berisi kesadaran akan arti penting penggunaan bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional yang menjadi identitas bangsa, kurangnya kepedulian terhadap
penggunaan istilah-istilah yang berasal dari luar bahasa Indonesia, dan sungguh tidak
disiplinnya anak bangsa ini dalam berbahasa yang berarti juga mencerminkan
ketidakdisiplinan bangsa untuk berbagai hal dalam kehidupannya, termasuk dalam berbahasa.
Pada akhirnya, semoga persoalan ini dapat jadi buah perenungan bersama agar bangsa ini
tidak kehilangan identitas dan karakter yang jadi membedakan bangsa ini dari bangsa lain di
dunia.
- See more at: http://gentaandalas.com/bahasa-cermin-identitas-dan-karakterbangsa/#sthash.vQp52R8d.dpuf