Anda di halaman 1dari 2

Karena bahasa alay itu bahasa yg menyimpang jauh dari aturan.

Hanya untuk
kesenangan atau pergaulan semata. Kaidah bahasanya ga ada sama sekali.
Sementara kita harus menjaga kemurnian bahasa. Menjaga agar bahasa kita
tetap dipakai dengan baik dan benar. Untuk bisa jd suatu bahasa internasional,
suatu bahasa harus memenuhi standar dan kaidah tertentu yg aturannya baku
dan dipakai terus turun temurun, seperti grammar dlm bahasa inggris.
Nah, kalau misalnya untuk generasi muda yg akan datang saja kita ga bisa
mempertahankan kemurnian aturan berbahasa yg benar, bagaimana kita bisa
bermimpi dan memperjuangkan agar bahasa INA jd bahasa internasional.
Lagipula bahasa alay tidak akan pernah jd bahasa ilmiah. Untuk menciptakan
generasi ilmiah maka kita juga harus menciptakan generasi yg cerdas
berbahasa, hehe
1. Mereka bisa lupa spelling dari bahasa menurut EYD seperti apa
2. Tingkat kesopanan menurun. Menurut Dinda, kata makasih jauh lebih tulus
dibandingkan maaci or something.
3. Kalau kata2 itu ditempatkan di keadaan yg gak tepat, mereka kayak gak
berpendidikan. Ada timingnya utk mengucapkan hal2 itu.
4. Mencitrakan keadaan moral negara.
Merusak tatanan bahasa baku..cth EYD

Masyarakat kemudian menjadikan kosakata Vicky sebagai ajang guyonan hingga


muncul fenomena Vickynisasi. Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Farida
Haryoko menilai Vicky sebagai orang yang berusaha menaikkan status sosialnya.
Terlihat dari cara dia menjalin hubungan dengan public figure dan penggunaan
istilah asing dalam tiap ucapan yang terlontar.

Bahasa adalah kunci segala-galanya. Suatu negara yang ingin melakukan penjajahan, maka
harus mengerti bahasa yang digunakan di tanah jajahannya tersebut. Sadar atau tidak,
perlahan kita sudah mulai terjajah kembali. Sadarkah kita betapa banyak orang asing yang
sangat tertarik untuk mempelajari kebudayaan dan bahasa negeri kita? Negeri kita masih
sangat kaya. Tak bisa dipungkiri kalau banyak negara tertarik dengan tanah negeri kita ini.
Orang-orang asing sudah banyak yang menetap di Indonesia. Pengusaha-pengusaha asing
pun banyak yang berinvestasi di Indonesia. Disini kemampuan berbahasa sangat memegang
kendali.
Kemampuan dan kesantunan berbahasa rakyat Indonesia juga tidak terlepas dari tata cara
berbahasa public figure negeri ini. Jangan harapkan rakyat akan menjadi santun jika para
pemimpinnya saja bersikap tidak santun. Media sebagai sumber informasi rakyat yang sangat
berpengaruh dalam pembentukan opini masyarakat terkadang menampilkan tontonan yang

tidak pantas untuk dilihat. Misalnya saja, kelakuan para pejabat negara yang berkelahi di
tengah rapat yang seharusnya menjadi forum terhormat, umpatan-umpatan yang tidak pantas
dikeluarkan dari orang yang berpendidikan.

Anda mungkin juga menyukai