BAB 1
PENDAHULUAN
6) Lebih dari 90% anak dengan HIV didapatkan dari transmisi ibu
atau pengasuh utama ke anak, 7) Sekitar 20 juta anak termasuk
kedalam kategori malnutrisi, 8) 80% dari dari jumlah kematian balita
terjadi di 25 negara, dan setengahnya terjadi di 5 negara berkembang,
9) Dua pertiga dari kematian balita diakibatkan oleh hal-hal yang
sebenarnya dapat dicegah, 10) Investasi kesehatan yang lebih besar
merupakan kunci utama (WHO 2012).
Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat
kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai Negara terutama di
Negara berkembang, dan sebagai salah satu penyebab utama tingginya
angka kesakitan dan kematian anak di dunia menurut WHO. Diare
adalah penyebab nomor satu kematian balita diseluruh dunia, dimana
setiap tahun 1,5 juta balita meninggal dunia akibat diare. Meskipun
mortalitas dari diare dapat diturunkan dengan program rehidrasi/terapi
cairan namun angka kesakitannya masih tetap tinggi. Berdasarkan
survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, proporsi terbesar
penderita diare pada balita adalah kelompok umur 6-11 bulan yaitu
sebesar 21,65%, lalu kelompok umur 12-17 bulan sebesar 14,43%,
kelompok umur 24-29 bulan sebesar 12,37%. Hal ini merupakan
masalah keehatan yang perlu diperhatikan terutama diare yang
umumnya diderita oleh bayi dan balita dapat menjadi penyumbang
kematian terbesar.Menurut hasil Riskesdas tahun 2013, insiden
penyakit diare pada balita adalah 10,2%, CFR Kejadian Luar Biasa
(KLB) diare di Indonesia pada tahun 2011 0,29% menigkat menjadi
2,06% di tahun 2012 lalu mengalami penurunan pada tahun 2013
menjadi 1,08% (Depkes 2011).
Di Indonesia, diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama
dalam masyarakat. Hal ini disebabkan masih tingginya angka
kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan
menunjukkan
pola
kenaikan
maupun
pola
penurunan
(berfluktuasi). Pada tahun 2000 angka kesakitan balita 1,278 per 1000
sedangkan pada tahun 2010 menjadi 1,310 per 1000 dengan proporsi
terbesar penderita pada usia 6-36 bulan karena pada usia tersebut anak
mulai aktif bermain dan beresiko infeksi (Depkes 2011).
Angka kematian anak di Indonesia masih cukup tinggi. Data survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan
bahwa angka kematian anak di Indonesia tidak banyak mengalami
penurunan dibanding hasil SDKI 2007. Angka kematian balita hanya
turun dari 44 per 1000 kelahiran hidup menjadi 40 per 1000 kelahiran
hidup. Hal ini masih jauh dari tujuan pencapaian MDGs ke 4 yang
menyebutkan bahwa target angka kematian balita diharapkan turun
mencapai 23/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (SDKI 2012).
Provinsi Kalimantan Selatan masih banyak ditemui kasus diare,
sebagai perbandingan kasus diare pada tahun 2008 sebanyak 54.316
kasus, 2009 sebanyak 72.020 kasus, 2010 sebanyak 52.908 kasus,
serta tahun 2011 sebanyak 66.765 kasus (Profil Kesehatan Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2012).
Profil kesehatan Puskesmas Cempaka Banjarmasin tahun 2015, Kasus
diare tergantung dengan musim dan bersifat situasional. Saat musim
kemarau dan menjelang hujan biasanya angka kasus diare mengalami
peningkatan. Terlebih pada musim kemarau dan bencana kabut asap
diare
pada
balita
di
rumah
tangga
belum
mengobati
pasien.
Untuk
itu,
Departemen
Kesehatan
campuran
natrium
klorida, kalium
bikarbonat.
Larutan
klorida, glukosa
rehidrasi
oral
ini
mempunyai nama generik oralit dan larutan ini sekarang dijual dengan
berbagai merek dagang seperti Alphatrolit, Aqualyte, Bioralit dan
Corsalit. Larutan ini sering disebut rehidrasi oral. Berikan segera bila
anak diare, untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi.
Oralit dikembangkan dari kejadian luar biasa diare di Asia Selatan
yang terutama disebabkan disentri, yang menyebabkan berkurangnya
lebih banyak elektrolit tubuh, termasuk natrium. Sedangkan diare
yang lebih banyak terjadi akhir akhir ini dengan tingkat sanitasi
yang lebih baik adalah disebabkan oleh karena virus. Diare karena
virus tersebut tidak menyebabkan kekurangan elektrolit seberat pada
disentri (Juffrie dkk, 2012).
Diare dapat menyebabkan dehidrasi sedang dan berat. Sementara itu
dehidrasi dapat menyebabkan kematian padahal berbagai upaya telah
dilakukan untuk menurunkan kejadian diare. Kekurang berhasilan
masyarakat dalam melaksanakan tatalaksana diare khususnya oralit
antara lain karena perbedaan konsep antara pekerja kesehatan dan
masyarkat (Malikah, 2013).
Petugas kesehatan menganggap oralit adalah obat diare, sehingga saat
ibu-ibu melihat bahwa oralit tidak menghentikan diare ibu-ibu juga
berhenti
menggunakan
oralit.
Selain
itu
masalah
kurangnya
Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang pemberian
cairan oralit pada balita di Puskesmas Cempaka
Banjarmasin.
1.3.2.2 Mengidentifikasi kesembuhan diare pada balita di
Puskesmas Cempaka Banjarmasin.
1.3.2.3 Menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang
pemberian cairan oralit dengan kesembuhan diare
pada balita di Puskesmas Cempaka Banjarmasin.
10
1.4.2
1.4.3
seluruh
mahasiswa
Universitas
Muhammadiyah
Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi
peneliti selanjutnya yang melaksanankan penelitian yang
berhubungan dengan pemberian oralit pada balita diare.
11
1.5.3
cempaka
putih
Banjarmasin,
penelitian
ini