Laporan Intervensi Kel 3
Laporan Intervensi Kel 3
LATAR BELAKANG
Batas Wilayah
Batas batas wilayah Desa Pangkalan seperti yang terlihat pada gambar adalah
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
DESA
LUAS
WILAYAH
JUMLAH
JUMLAH
RUMAH
RATA-RATA
JIWA/RUMAH
KEPADATAN
PENDUDUK
1
1
2
3
4
5
6
(km2)
3
PENDUDUK
4
TANGGA
5
TANGGA
6
per km2
7
7.54
16.871
5.362
4.08
2.24
5.24
7.754
2.685
4.5
1.48
2.83
5.64
5.14
3.61
9.378
9.738
3.524
6.557
2.900
1.823
492
655
4.6
4.6
4.4
4.4
3.31
1.73
6.86
1.82
PANGKALAN
TANJUNG
BURUNG
TEGAL ANGUS
TANJUNG PASIR
MUARA
LEMO
JUMLAH
30.02
53.822
13.917
4.6
Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014
DESA/KEL
Lakilaki
Perempuan
JUMLAH
Pangkalan
8.682
8.189
16.871
Tanjung Burung
3.971
3.783
7.754
Tegal Angus
4.810
4.568
9.378
Tanjung Pasir
4.989
4.749
9.738
Muara
1.794
1.306
3.524
Lemo
3.358
3.199
6.557
10.364
Jumlah Penduduk
NO
KELOMPOK
USIA
Lakilaki
Perempuan
JUMLAH
0-4
2.715
2.554
5.296
5-9
2.448
2.338
4.786
10-14
2.681
2.386
5.067
15-19
2.965
2.840
5.805
20-24
2.805
2.795
5.600
25-29
2.699
2.638
5.337
30-34
2.356
2.167
4.523
35-39
1.978
1.952
3.930
40-44
1.786
1.730
3.516
10
45-49
1.533
1.403
2.936
11
50-54
1.249
1.046
2.295
12
55-59
878
824
1.702
13
60-64
649
572
1.221
14
65-69
378
358
736
15
70-74
270
283
553
16
75+
214
332
546
27.604
26.218
53.882
JUMLAH
Jumlah
1.
Petani pemilik
13316
2.
Petani penggarap
6063
3.
Buruh
4592
4.
Nelayan
386
5.
Pedagang
6373
6.
Industri rakyat
13536
7.
Buruh industri
13757
8.
Pertukangan
4109
9.
PNS
222
10.
TNI/POLRI
65
11.
Pensiunan PNS
45
12.
Pensiunan TNI/POLRI
43
13.
Perangkat Desa
141
14.
Pengangguran
4004
NAMA
DESA
JUMLAH SEKOLAH
PAUD
SM
1 Pangkalan
2 Tanjung
3 Tegal Angus
4 Tanjung Pasir
5 Muara
6 Lemo
0 12
Burung
PUSKESMA
S
0
0
.
13
45
Jumlah
1
1
1
0
0
0
2
5
8
0
0
0
Gudang Farmasi
Posyandu
No
14
.
15
Toko Obat
.
16
Pos UKK
Polindes
Sumber : Puskesmas Tegal Angus
Jumlah
2
0
0
D. PUSKESMAS
1. Visi dan Misi
Dalam Mendukung terwujudnya Visi Kabupaten Tangerang dan pembangunan
Pemerintah Tangerang dan khususnya Kecamatan Teluk Naga dalam bidang
kesehatan maka dirumuskannya Visi Pembangunan Kesehatan Puskesmas Tegal
Angus yaitu : MENUJU PELAYANAN PRIMA
Untuk mewujudkan hal tersebut diatas, ditetapkan 4 Misi pembangunan
kesehatan sebagai berikut:
a. Pusat Pelayanan Tingkat Dasar
b. Pemberdayaan Masyarakat
c. Meningkatkan Kemitraan dengan Berbagai Sektor
2. Wilayah Kerja
Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus berada di wilayah Kecamatan Teluk Naga
bagian utara yang terdiri dari enam desa binaan yaitu desa Pangkalan, Tanjung
Burung, Tegal Angus, Tanjung Pasir, Muara dan Lemo.
Gambar 1.3 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2014
dll.
Mutu pelayanan puskesmas yang meliputi: penilaian input pelayanan
berdasarkan standar yang ditetapkan, penilaian proses pelayanan
kesehatan dengan menilai tingkat kepatuhan terhadap standar pelayanan
Juml
Desa
ah
Per
Asi
By/
Cuc
Air
Jam
Bersi
Mak
Aktivi Tdk
Jmlh
KK
sali
eks
blt
Ber
ban
kan
an
tas
Mero
(Sehat
dt
Tan
sih
Seh
Jenti
Sayu Fisik
kok
O/
mb
gan
at
dlm
tks
Bua
Ruma
YDT nan
Pangkal
210
an
Tj.
210
Burung
Tegal
214
Angus
Tj. Pasir
210
57.
42.
67.
64.
58.
65.
35.
24.
58.
71.
49.
79.
70
95.
66.5
51.4
57
33.3
33.5
16.2
46.7
79
61.9
72.8
72.8
16.7
57
94
39.7
72.4
57
17
68.8
92.7
72.3
65.6
65.2
17
7
43.3
96.
6
87.4
90.
2
38.6
91.
4
Muara
Lemo
210
206
Jumlah
1260
71.
43.
70.
63.
24.
64
65.
37.
67.
45.9
99
43
92
73.4
33
71.2
56.5
91.6
83.
44.8
80.8
84
62
45
18
54
86
55.3
61.5
54
15.5
6
63.6
92.
8
11
(57,6 %)
(51,4 %)
(67,1 %)
(42,4 %)
(95,7 %)
(66,5 %)
(33,3 %)
(57 %)
(33,5% )
(70 % )
Berdasar kajian PHBS diatas didapat ada beberapa yang cakupannya masih
rendah hal ini dikarenakan:
b.
Penyehatan Perumahan
PUSKES
MAS
DESA
JUMLAH
JUMLAH
SELURUHN DIPERIKSA
YA
JUMLA
DIPERIKS
SEHAT
SEHAT
Tegal
Tanjung
2685
254
9,46
109
42,91
Angus
Burung
Pangkalan
5362
298
5,56
123
21,28
Tegal
2900
189
6,52
78
41,27
1823
339
18,60
274
80,83
Muara
492
79
16,06
42
52,16
Lemo
655
89
13,59
49
55,06
Angus
Tanjung
Pasir
13
RUMAH
NO
PUSKES
MAS
DESA
JUMLAH
JUMLAH
SELURUHN DIPERIKSA
YA
JUMLAH
13917
1248
JUMLA
DIPERIKS
SEHAT
SEHAT
70
675
54
Angus sangat kurang sekali seperti yang terlihat pada table di bawah ini :
Tabel 1.10. Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Di wilayah Puskesmas Tegal
Angus
N
KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
JUMLA
PENDUDU
H KK
TEMPAT SAMPAH
K
JKM
1
PANGKALAN
TEGAL
16.871
2.685
ANGUS
2
TANJUNG
BURUNG
7.754
5.362
JKP
JKS
%JKM
%JKP
%JKS
298
123
38,5
28,8
41,3
618
254
109
11,5
41,1
42,9
1.03
KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
JUMLA
PENDUDU
H KK
TEMPAT SAMPAH
TEGAL
9.378
TANJUNG
9.738
JKP
JKS
%JKM
%JKP
%JKS
720
189
78
24,8
26,3
41,3
447
339
274
24,5
75,8
80,8
2.900
ANGUS
4
JKM
1.823
PASIR
5
MUARA
3.524
492
124
79
42
25,2
63,7
53,2
LEMO
6.557
655
162
89
49
24,7
54,9
55,1
53.822
13.917
3.10
1.24
3.10
48,4
52.4
24,9
JUMLAH
: Jumlah KK Memiliki
JKP
: Jumlah KK Periksa
JKS
: Jumlah KK Sehat
Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa dari jumlah rumah yang
diperiksa mengalami penurunan, hal ini dikarenakan tidak adanya sanitarian di
Puskesmas Tegal Angus sehingga kurang tenaga untuk memeriksa sanitasi dasar.
Dilihat dari jumlah rumah yang memiliki hanya 38,5% rumah yang memiliki tempat
sampah, kemudian dari jumlah rumah yang diperiksa jumlah yang memiliki tempat
sampah sehat hanya 41,3%, Jumlah tersebut masih kurang karena tidak mencapau
angka target yaitu 50%. Berbagai faktor seperti tingkat pengetahuan, pendidikan,
ekonomi, sosial dan kesadaran penduduk yang masih rendah menyebabkan sulitnya
meningkatkan kesehatan sanitasi masyarakat.
15
d.
kehidupan bagi umat manusia, maka dengan itu makanan yang tidak dikelola dengan
baik justru akan menjadi sumber media yang sangat efektif didalam penularan
penyakit saluran pencernaan.
Upaya Puskesmas Tegal Angus adalah pemeriksaan tempat pengelolaan air
bersih, pengawasan terhadap kualitas penyehatan Tempat tempat Umum Pengelolaan
makanan. Tidak adanya tenaga sanitarian dan kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal
Angus menyebabkan pembinaan penyehatan makanan dan minuman tidak dapat
dilakukan
5. Data Penyakit Puskesmas Tegal Angus
a. Sepuluh Besar Penyakit
Berdasarkan hasil laporan bulanan Penyakit (LB1) Puskesmas Tegal Angus
didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal Angus pada
tahun 2014 menurut golongan semua umur seperti grafik berikut ini :
Jumlah
Jumlah
dengan penyakit batuk dan demam. Penyakit tidak menular (PTM) yang masuk dalam
sepuluh besar penyakit adalah hipertensi. Masih banyaknya penyakit dalam sepuluh
besar penyakit tahun 2014 dikarenakan kurang spesifiknya diagnosis pada saat
pemeriksaan dan kurangnya komunikasi antara petugas pemeriksa dengan petugas
yang menginput data. Usaha perbaikan yang dilakukan antara lain memasang kode
diagnose ICD X di setiap tempat pemeriksaan dan koordinasi antara petugas
pemeriksa dan petugas penginput data.
b. Data Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Berdasarkan hasil laporan bulanan Penyakit (LB1) Puskesmas Tegal Angus
didapatkan jumlah kasus baru dan kasus lama penyakit jantung koroner (PJK)
tahun 2014 sebagai berikut:
Tabel 1.11. Jumlah kasus baru dan lama penyakit jantung koroner (PJK) th.
2014
No
Bulan
Kasus Baru
Kasus Lama
Jumlah
Januari
Februari
10
Maret
11
April
13
Mei
Juni
13
Juli
Agustus
11
September
13
10
Oktober
15
11
November
12
Desember
55
66
121
Jumlah
17
x 100 = 0,8
13.505
Ket: Populasi yang beresiko PJK = Kelompok penduduk usia > 40 tahun
No
Bulan
Kasus Baru
Kasus Lama
Jumlah
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
10
Oktober
11
November
12
Desember
Jumlah
xK
x 100 = 0,007
13.505
Ket: Populasi yang beresiko PPOK = Kelompok penduduk usia > 40 tahun
19
anak laki-laki bernama Tn. Usin dan An. Sodri, dan 1 anak perempuan
bernama An. Sodiah.
1.
2.
Nama
Tn. Sobar
Ny. Manah
Status
Jenis
Keluarga
Kelamin
Suami
Laki-laki
Istri
Perempuan
Usia
Pendidikan
50 th
Tidak
Kuli
Rp3.000.000,
Sekolah
Bangunan
bulan
40 th
Tidak Ibu
Sekolah
3.
4.
Tn. Usin
An. Sodri
Anak I
Anak II
Laki-laki
Laki-laki
20 th
15 th
Pekerjaan
TK
Penghasilan
Rumah -
Tangga
Tamat SD)
Karton
SD
Tidak
/bulan
-
Bekerja
5.
An. Sodiah
Anak III
Perempuan
8 th
TK
Pelajar
Keluarga Tn. Sobar tinggal di RT/RW 002/004. Di rumah ini Tn. Sobar
tinggal dengan istri dan ketiga anaknya. Tn. Sobar yang saat ini berusia 50
tahun bekerja sebagai kuli bangunan dengan penghasilan sekitar Rp
3.000.000,00/bulan, dengan latar belakang pendidikan Tn. Sobar adalah tidak
sekolah. Tn. Sobar memiliki 3 orang anak. Anak tertuanya, Tn. Usin berusia
20 tahun, bekerja sebagai buruh pabrik karton yang berpenghasilan Rp.
1.800.000,00, dengan belakang pendidikan Tn. Usin adalah TK (tidak tamat
SD). Kemudian anak keduanya An. Sodri berusia 15 tahun, masih belum
bekerja dan berpenghasilan, kemudian anak ketiganya An. Sodiah berusia 8
tahun sedang dalam pendidikan SD.
b. Bangunan Tempat Tinggal
21
KAMA
R II
KAMA
RI
8M
RUANG
TV
RUANG
TAMU
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Sobar terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di
bagian depan terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat rumah tetangga,
dan di bagian kanan dan kiri juga terdapat rumah tetangga. Tidak ada selokan
untuk mengalirkan limbah cair.
d. Pola Makan
Ny. Manah memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering
memasak makanan dengan menu seperti tahu, tempe, dan sesekali ikan, ayam
atau daging. Sehari-harinya mereka makan besar 2 kali. Mereka juga
mengatakan bahwa mereka mencuci tangannya dengan menggunakan sabun
batangan sebelum dan sesudah makan.
e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Ketiga anak Tn. Sobar lahir di dukun beranak karena pada waktu itu
jarak antara puskesmas dengan rumahnya jauh dan sudah terbiasa dilahirkan
dengan dukun beranak. Setiap kehamilan, Ny. Manah mengaku selalu rutin
untuk mengontrol kandungannya ke bidan. Untuk imunisasi, Ny. Manah rutin
mambawa anak ketiganya untuk dilakukan imunisasi di bidan, namun tidak
pernah membawa anak pertama dan kedua untuk imunisasi. Ny. Manah
mengaku anaknya diberikan ASI eksklusif sampai usia anak usia 6 bulan,
kemudian setelah 6 bulan anaknya diberikan makanan tambahan selain ASI.
Kemudian saat ini Ny. Manah menggunakan KB suntik untuk mengontrol
jumlah anak dalam keluarganya
f. Kebiasaan Berobat
Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Sobar belum pernah mengalami
sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota
keluarganya antara lain batuk, pilek, demam, sakit kepala, dan maag. Menurut
penuturan Ny. Manah, mereka biasanya meminum obat warung terlebih
dahulu, jika tidak membaik baru dibawa ke bidan, keluarga Ny. Manah Jarang
memeriksakan ke puskemas karena jarak dari rumah ke puskesmas jauh.
g. Riwayat Penyakit
Tn. Sobar dan ketiga anaknya sering mengalami batuk. Anak ketiga Tn.
Sobar mengalami gizi buruk saat balita dan rutin kontrol ke puskesmas saat
itu.
23
No
Faktor Internal
Kebiasaan Merokok
Olah raga
Permasalahan
Tn. Sobar dan Tn. Usin merokok 1 bungkus/hari
Semua anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan
berolahraga.
Pola Makan
Ny.
Manah
memasak
makanan
sendiri
untuk
No
Faktor Internal
Permasalahan
Pola Pencarian
Pengobatan
Menabung
Aktivitas sehari-hari
Alat kontrasepsi
Kriteria
Permasalahan
1.
Luas Bangunan
Luas rumah 8 x 8 m2
2.
Didalam
Rumah
terdapat
Ruang
Tamu
yang
25
No
Kriteria
Permasalahan
berukuran 5 x 4 m2 disertai dengan ventilasi udara.
Tidak ada kamar mandi dan jamban.
3.
Jamban
4.
Ventilasi
5.
Pencahayaan
kamar tidur.
Terdapat 1 lampu pada ruang tamu, 1 lampu di
dapur.
6.
MCK
7.
Sumber Air
8.
Saluran pembuangan
limbah
9.
Tempat pembuangan
sampah
Keluarga
Tn.
Sobar
tidak
memiliki
tempat
10.
Lingkungan sekitar
rumah
No
Kriteria
Permasalahan
satu meter. Tiga meter dari rumah tersebut terdapat
jamban tetangga. Lima meter dari tumah tersebut
terdapat kali yang kotor penuh tumpukan sampah.
Rumah tetanngga berdekatan, berjarak 1 meter satu
dengan yang lainnya.
Tn. Amung
Status
Jenis
Keluarga
Kelamin
Suami
Laki-laki
Usia
Pendidikan
40 th Tidak
Pekerjaan
Pedagang
sekolah
mainan
Penghasilan
Rp.
dan 1.500.000,-/bula
makanan
ringan
Ny. Umah
Istri
Perempuan
40 th
Tn. Mahmud
Anak I
Laki-Laki
21 th Tamat SD
Rp.
500.000,-/bulan
1.000.000,-/bula
n
Nn. Ulfah
Anak II
Perempuan
18 th Tamat SD
27
1.400.000,-/bula
n
An. Muna
Anak III
Perempuan
13 th
SMP Kelas
Pelajar
1
An. Munahar
Anak IV
Laki-laki
8 th
SD Kelas 3
Pelajar
Keluarga Tn. Amung tinggal di RT/RW 002/004. Di rumah ini Tn. Amung
tinggal dengan istri dan keempat anaknya. Tn. Amung yang saat ini berusia 40
tahun bekerja sebagai penjual mainan dan makanan ringan dengan
penghasilan sekitar Rp. 1.500.000,-/bulan, dengan latar belakang pendidikan
Tn. Amung adalah tidak sekolah. Tn. Amung memiliki 4 orang anak. Anak
tertuanya, Mahmud berumur 21 tahun seorang buruh pabrik gantungan yang
berpenghasilan Rp. 1.000.000,-/bulan, anak keduanya Ulfah berusia 18 tahun
bekerja sebagai buruh pabrik CD dan berpenghasilan Rp. 1.400.000,-/bulan,,
anak ketiganya Muna berusia 13 tahun sedang dalam pendidikan SMP kelas 1,
dan anak keempatnya berusia 8 tahun sedang dalam pendidikan SD kelas 3.
b. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Amung tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah
seluas 5x7 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang makan berukuaran 1x1 m2
yang hanya digunakan untuk meletakkan makanan karena hanya ada sebuah
meja dan tidak ada kursi, disamping ruang makan terdapat tempat cuci piring
dan disebelah tempat cuci piring terdapat dapur. Terdapat 2 kamar tidur
masing-masing berukuran 2x1 m2 dan 2x1 m2. Ventilasi di rumah tersebut
tidak baik karena hanya memiliki satu pintu untuk ventilasi dan memiliki dua
jendela yaitu satu jendela diruang makan dan satu jendela di kamar tidur
namun tidak pernah dibuka oleh keluarga tersebut, cahaya pun tidak dapat
menembus ke dalam melalui jendela ini karena rumahnya tidak menghadap
ke matahari. Di depan tempat makan terdapat dua kamar tidur. Dalam kamar
tidur bagian depan terdapat satu buah jendela dan dikamar tidur satunya tidak
ada jendela satupun untuk pencahayaan. Rumah
PIRIN
RUANG
G
MAKAN
KAMAR II
KAMAR I
7M
KANDANG
c. Lingkungan Pemukiman
AYAM
Rumah Tn. Amung terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di
bagian depan terdapat kandang ayam milik Tn. Amung berukuran 1x0,5 m, di
depan kandang ayam terdapat rumah tetangga, bagian belakang terdapat
rumah tetangga, dan di bagian kanan dan kiri juga terdapat rumah tetangga.
Limbah cair dialirkan ke selokan yang hanya berukuran kurang lebih 1 m di
samping rumahnya.
d. Pola Makan
Ny. Umah memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering
memasak makanan dengan menu seperti nasi, tahu, tempe, dan sesekali ikan.
Sehari-harinya mereka makan besar 2 kali. Mereka juga mengatakan bahwa
mereka mencuci tangannya sebelum dan sesudah makan.
29
No
Faktor Internal
Kebiasaan Merokok
Olah raga
Permasalahan
Tn. Amung dan Tn. Mahmud merokok 1 bungkus/hari
Semua anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan
berolahraga.
Pola Makan
Ny.
Umah
memasak
makanan
sendiri
untuk
Pola Pencarian
Pengobatan
Menabung
31
Aktivitas sehari-hari
No
Faktor Internal
Permasalahan
jam 6 sore.
b. Ibu kuli cuci.
c. Anak pertama sebagai buruh pabrik gantungan.
d. Anak kedua sebagai buruh pabrik CD.
e. Anak ketiga masih SMP kelas 1.
f. Anak keempat masih SD kelas 3
Kriteria
Permasalahan
1.
Luas Bangunan
Luas rumah 5 x 7 m2
2.
Didalam
Rumah
terdapat
ruang
makan
yang
Jamban
4.
Ventilasi
No
Kriteria
5.
Pencahayaan
6.
MCK
Permasalahan
c
di kamar tidur.
Terdapat 1 lampu pada ruang makan.
7.
Sumber Air
8.
Saluran pembuangan
limbah
9.
Tempat pembuangan
sampah
Amung
tidak
memiliki
tempat
10.
Lingkungan sekitar
rumah
33
Tn. Suryadi
Status
Jenis
Keluarga
Kelamin
Suami
Laki-laki
Usia
Pendidikan
34 th SD
Pekerjaan
Ny. Ani
Sofyan
Istri
Anak
Perempuan
Laki-Laki
31 th
SD
13th SD
Penghasilan
ulan
ulan
Pelajar SMP
kelas 2
Keluarga Tn. Suryadi tinggal di RT/RW 002/004. Di rumah ini Tn. Suryadi
tinggal dengan Satu Anak dan Istrinya. Tn. Suryadi yang saat ini berusia 34
tahun bekerja sebagai buruh pabrik karton dengan penghasilan sekitar Rp
1.800.000,00/bulan, dengan latar belakang pendidikan Tn. Suryadi adalah
SD. Tn. Suryadi memiliki 1 orang anak.Anaknya bernama, Sofyan yang
berumur 13 tahun, sekarang sudah duduk dibangku SMP kelas 2, masih
tinggal bersama orang tuanya. Latar belakang istri Tn.Suryadi hanya lulusan
SD, namun istri Tn.Suryadi juga bekerja di pabrik karton yang sama dengan
Tn.Suryadi, dengan dengan penghasilan sekitar Rp 1.800.000,00/bulan.
b. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Suryadi tinggal di rumah milik sendiri dengan luas bangunan
sekitar 45 m2 dan tidak bertingkat. Di depan rumah terdapat teras dengan
luas sekitar 3x2 meter. Dinding rumah terbuat dari tembok pada
bagian
depan, samping kanan, samping kiri dan belakang. Lantai rumah terbuat dari
keramik, namun dibagian dapur dan kamar mandi masih berlantaikan semen.
Atap rumah terbuat dari genteng yang disusun dan tidak terdapat plafon.
Rumah Tn. Suryadi terdiri dari tiga ruangan yang terdiri dari ruang keluarga
dengan luas 2x 3 meter, dua buah kamar tidur dengan luas 3x 4 meter dan
sebuah dapur dengan luas sekitar 3 x 3 meter. Ruang keluarga digunakan
sebagai tempat berkumpulnya keluarga saat makan dan menonton tv. Dapur
dan kamar mandi terpisah. Kamar mandi mempunyai pintu dengan dilengkapi
jamban keluarga.
Ventilasi di rumah tersebut tidak baik karena hanya memiliki satu ventilasi
dan hanya memiliki dua jendela yaitu jendela diruang tamu dan kamar Tn.
Suryadi serta jarang dibuka oleh keluarga tersebut, cahaya pun jarang
menembus ke dalam melalui jendela ini karena keluarga Tn. Suryadi jarang
sekali membuka jendela kamar dan ruang tamu . Di dalam rumah Tn.Suryadi ,
terdapat 4 buah lampu dengan daya masing-masing 5 watt yang diletakkan
pada ruang keluarga, kamar tidur dan dapur yang berbatasan langsung dengan
kamar mandi sehingga rumah Tn. Suryadi belum cukup dalam pencahayaan.
Di samping ruang tamu terdapat 1 buah kamar tidur anak 3x4 m2, tanpa
ventilasi sama sekali. Dalam kamar tersebut tidak ada jendela satupun untuk
pencahayaan. Dibagian belakang terdapat 1 dapur dan 1 kamar tidur Tn.
Suryadi tanpa ventilasi dan terdapat satu jendela. Rumah ini mempunyai 1
pintu depan, 1 jendela di ruang tamu (bagian depan rumah).
Keluarga Tn. Suryadi sering menggunakan air dari pompa sanyo sebagai
sumber air untuk keperluan sehari-hari. Keluarga Tn. Suryadi mengggunakan
air sumur pam untuk memenuhi kebutuhan air minum. Dalam 1 hari
memerlukan 3-4 drigen untuk 1 minggu memenuhi kebutuhan air minum.
Keluarga Tn. Suryadi mencuci tangan hanya sebelum, dan sesudah makan
serta jarang sekali mencuci tangan sesudah aktivitas lain, hanya jikalau
merasa tangan merasa kotor saja.
Gambar 1.6. Denah Ruman Tn. Suryadi
5M
35
Kamar
mandi &
WC
KAMAR
I
DAPUR
KAMA
R II
9M
RUANG TAMU
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Suryadi terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di
bagian depan terdapat jalan setapak yang langsung menghadap musholah,
bagian belakang terdapat rumah tetangga, dan di bagian kanan juga terdapat
rumah tetangga serta di sebelah kiri terdapat kandang hewan ternak seperti
kambing dan ayam. Limbah cair dialirkan ke selokan yang hanya berukuran
kurang lebih 1,5 m, tidak bermuara dan buntu.
d. Pola Makan
Ny. Ani memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering memasak
makanan dengan menu seperti tahu, tempe, dan sesekali ikan, ayam atau
daging. Sehari- harinya mereka makan besar 3 kali. Mereka juga mengatakan
bahwa mereka mencuci tangannya dengan baik dengan sabun mandi sebelum
dan sesudah makan. Makanan sebelum di hidangkan di letakan di atas rak
piring dan ketika makan keluarga menggelar makanannya dilantai ruang
tamu.
menimbang diposyandu. Riwayat imunisasi Ny. Ani hanya ingat Cuma di beri
imunisasi tetes 1 x dan suntik 2x tapi tidak ingat apa saja imunisasi yang
sudah di dapat anaknya.saat ini Ny. Ani tidak ber KB, dahulu Ny.Ani
menggunakan KB jenis suntik.
f. Kebiasaan Berobat
Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Suryadi belum pernah mengalami
sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota
keluarganya antara lain batuk pilek, dan demam yang bisa terjadi 5-6 kali
dalam 1 tahun. Menurut penuturan Ny. Ani, mereka biasanya meminum obat
warung terlebih dahulu, jika tidak membaik baru dibawa ke bidan, keluarga
Ny. Ani
puskesmas jauh.
g. Riwayat Penyakit
Keluarga Tn. Suryadi sudah terbiasa mengalami batuk pilek disertai
demam berulang 5- 6 kali dalam satu tahun. Namun tidak sampai dirawat di
rumah sakit.
h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Di keluarga Tn. Suryadi ada yang merokok, yaitu Tn.Suryadi sendiri.
Dalam satu hari Tn.Suryadi dapat merokok 1 bungkus. Kebiasaan berolah
raga kurang sekali dikeluarga Tn.suryadi. kebiasaan mencuci tangan dan
membersihkan rumah jarang sekali dilakukan.
i. Perilaku Membuang Sampah
Rumah keluarga Tn. Suryadi berada di lingkungan perumahan yang
padat, dan didepan rumah tersebut terdapat sumur yang sudah menggunakan
pompa sanyo dan musholah. Di lingkungan rumah tidak terdapat saluran
untuk aliran limbah cair rumah tangga, keluarga membuang limbah cair
diselokan yang hanya berukuran Mereka juga mengatakan bahwa mereka
mencuci tangannya dengan baik dengan sabun mandi sebelum dan sesudah
37
makan. Makanan sebelum di hidangkan di letakan di atas rak piring dan ketika
makan keluarga menggelar makanannya dilantai ruang tamu.
tempat pembuangan sampah, pengakuan istri Tn. Suryadi keluarga
mereka membuang sampah, mengaku membuang sampah setiap hari tetapi
awalnya dikumpulkan terlebih dahulu didepan rumahnya kemudian setelah
menumpuk istri Tn. Suryadi membuangnya di Tong sampah besar didekat
rumah tetangga.
Tabel 1.20. Faktor Internal Keluarga Tn. Suryadi
No
Faktor Internal
Permasalahan
Kebiasaan Merokok
Olah raga
Pola Makan
Pola Pencarian
Pengobatan
Menabung
No
Faktor Internal
Permasalahan
kebutuhan sehari-hari
a. Bapak Dan Ibu bekerja sebagai buruh, bekerja setiap
Aktivitas sehari-hari
Alat kontrasepsi
Kriteria
Permasalahan
1.
Luas Bangunan
Luas rumah 5 x 9 m2
2.
3.
39
Jamban
No
Kriteria
Permasalahan
4.
Ventilasi
menembus ke dalam
melalui
Pencahayaan
ruang tamu.
Terdapat 2 lampu pada kamar, 1 lampu di dapur
dan kamar mandi.
6.
MCK
7.
Sumber Air
sehari-hari.
Keluarga
Tn.
Suryadi
minum.
8.
Saluran pembuangan
limbah
9.
Tempat pembuangan
sampah
10.
Lingkungan sekitar
No
Kriteria
Permasalahan
rumah
Tn. Muwasim
Ny. Alya
Status
Jenis
Keluarga
Kelamin
Suami
Istri
Laki-laki
Usia
Pendidikan
40 th SD
Perempuan 30 th
SD
Penghasilan
Penjahit
Rp1.500.000,-/b
keliling
ulan
bulan
Pelajar
An. Fadilah
Anak
Laki-laki
An. Nila
Anak
Perempuan 8 th
SD
Pelajar
An. Naja
Anak
Perempuan 4 th
41
14 th Smp
Pekerjaan
Muwasim adalah SD. Tn. Muwasim memiliki 3 orang anak. Anak tertuanya,
Fadilah berumur 14 tahun, saat ini bersekolah kelas 2SMP. Kemudian anak
keduanya Nila yang berusia 8 tahun, saat ini bersekolah kelas 1 SD. Anak
ketiganya Naja yang berusia 4 tahun.
b. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Muwasim tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah
seluas 10 x 8 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu berukuran 4 x 2 m2
yang sering digunakan untuk makan dan menerima tamu serta menonton
televisi. Ventilasi di rumah tersebut tidak baik karena hanya memiliki dua
jendela di ruang tamu dan di kamar tidur yang terbuat dari kaca dan tidak
dapat dibuka, selain itu jendela tersebut selalu tertutup dengan kain sehingga
cahaya pun tidak dapat menembus ke dalam melalui jendela ini. Di sisi kanan
ruang tamu terdapat 1 kamar tidur berukuran 2 x 2 m2. Kamar ini disertai
ventilasi dan jendela yang tertutup, sedangkan kamar di bagian belakang
kamar tersebut terdapat 1 kamar tidur berukuran 2x2 m2 yang tidak disertai
ventilasi dan jendela. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan, 1 jendela di
ruang tamu (bagian depan rumah). Di bagian belakang ruang tamu terdapat
dapur berukuran 3x2m2 dan terdapat 1 kamar mandi berukuran 1x1m2 yang
sudah tersedia jamban leher angsa. Seluruh ruang di rumah ini teralasi dengan
semen, kecuali dapur yang beralaskan tanah. Dinding terbuat dari bambu dan
atap rumah terbuat dari asbes.
Keluarga Tn. Muwasim sering menggunakan air sumur sebagai sumber
air untuk keperluan sehari-hari. Keluarga Tn. Muwasim menggunakan air
galon untuk memenuhi kebutuhan air minum. Apabila sumur dalam keadaan
kering dan sulit air, biasanya keluarga Tn. Muwasim menggunakan kali untuk
mandi dan buang air besar. Dalam 3 hari keluarga Tn. Muwasim memerlukan
1 galon untuk memenuhi kebutuhan air minum. Keluarga Tn. Muwasim tidak
selalu mencuci tangan sebelum makan dan masak.
Gambar 1.7. Denah Ruman Tn. Muwasim
6M
dapur
Kama
r
mandi
Tempa
t tidur
6M
Tempat
tidur
Ruang tamu
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Muwasim terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di
bagian depan terdapat teras kecil dan jalan setapak, bagian belakang terdapat
rumah tetangga, dan di bagian kanan terdapat rumah tetangga dan di bagian
kiri terdapat terdapat kebun. Limbah cair dialirkan ke sebuah lubang
berukuran 2x1m
d. Pola Makan
Ny. Alya memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering memasak
makanan dengan menu seperti ikan, tahu, tempe dan sayuran seperti sop dan
sayur bayam. Sehari- harinya mereka makan besar 2 kali. Mereka juga
mengatakan bahwa mereka tidak selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan.
43
Anak keduanya lahir dengan berat badan 2500 gram. Anak ketiganya lahir
dengan berat badan 3000 gram. Untuk imunisasi, keluarga Tn. Muwasih tidak
rutin mambawa anaknya untuk dilakukan imunisasi di bidan. Ny. Alya
mengaku ketiga anaknya hanya dilakukan imunisasi 1 kali. Ny. Alya mengaku
anaknya diberikan ASI eksklusif sampai usia anak usia 4 bulan, kemudian
setelah 4 bulan anaknya diberikan makanan tambahan selain ASI. Kemudian
saat ini Ny. Alywa menggunakan KB suntik untuk mengontrol jumlah anak
dalam keluarganya
f. Kebiasaan Berobat
Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Muwasim belum pernah mengalami
sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota
keluarganya antara lain batuk pilek, dan demam. Menurut penuturan Ny.
Alya , mereka biasanya meminum obat warung terlebih dahulu, jika tidak
membaik baru dibawa ke puskesmas.
g.
Riwayat Penyakit
Keluarga Tn. Muwasim belum pernah mengalami sakit yang serius dan
belum pernah dirawat di rumah sakit. Penyakit yang sering melanda keluarga
Tn. Muwasim adalah batuk-batuk dan pilek. Biasanya saling menularkan satu
sama lain antar anggota keluarga.
h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Tn. Muwasim mengaku merokok dan kebiasaan merokok ini sudah
sejak Tn. Muwasim berusia 20 tahun. Tn. Muwasim dapat menghabiskan
rokok 1 bungkus dalam sehari. Keluarga Tn. Muwasim mengaku tidak selalu
mencuci tangan setiap setelah melakukan aktivitas dan sebelum makan
Kebiasaan berolahraga tidak ada.
i. Perilaku Membuang Sampah
Rumah keluarga Tn. Muwasim berada di lingkungan perumahan yang
padat, dan dibelakang rumah terdapat sumur. Lingkungan rumah tidak
terdapat saluran untuk aliran limbah cair rumah tangga, keluarga membuang
limbah cair diselokan yang hanya berukuran kurang lebih 2m x 1 m. Di dalam
rumah dan diluar rumah Tn. Muwasim tidak memiliki tempat pembuangan
sampah, pengakuan istri Tn. Muwasim keluarga mereka membuang sampah,
dalam membuang sampah mereka mengaku membuang sampah setiap dua
hari sekali di lubang dekat rumah. Alternatif selain itu, mereka biasanya
membakar sampah di depan rumah.
No
Faktor Internal
Kebiasaan Merokok
Olah raga
Permasalahan
Ada yang merokok pada keluarga Tn. Muwasim
Semua anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan
berolahraga.
Pola Makan
Pola Pencarian
Pengobatan
Menabung
45
No
Faktor Internal
Permasalahan
a. Bapak bekerja sebagai Penjahit keliling, bekerja setiap
Aktivitas sehari-hari
Alat kontrasepsi
Kriteria
Permasalahan
1.
Luas Bangunan
Luas rumah 6 x 6 m2
2.
No
Kriteria
Permasalahan
3.
Jamban
4.
Ventilasi
5.
Pencahayaan
6.
MCK
7.
Sumber Air
8.
Saluran pembuangan
limbah
9.
Tempat pembuangan
sampah
sampahnya
di
lubang
dekat
dari
Lingkungan sekitar
rumah
5. Keluarga Tn.Agus
47
Tn. Agus
Status
Jenis
Keluarga
Kelamin
Suami
Laki-laki
Usia
Pendidikan
37 th SD
Pekerjaan
Penghasilan
Supir pribadi
Rp1.000.000,-/b
ulan
Ny. Neng
Istri
Perempuan
54 th
SMA
Ibu
Rumah -
Tangga
Tn. Erwin
Anak
Laki-laki
23 SD
th
Keluarga Tn. Agus tinggal di RT/RW 02/04. Di rumah ini Tn. Agus tinggal
dengan istri, dan satu orang anaknya. Tn. Agus yang saat ini berusia 37 tahun
bekerja
sebagai
supir
1.000.000,00/bulan, dengan
pribadi
dengan
penghasilan
sekitar
Rp
adalah
SMA. Tn. Agus memiliki 1 orang anak tiri laki-laki yang bernama Tn. Erwin
berusia 23 tahun.
b. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Agus tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas
8 x 8 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu berukuran 5 x 5 m2. Di dalam
ruang tamu terdapat tempat tidur Tn. Erwin berukuran 2 x 1 m2. Ventilasi di
rumah tersebut tidak baik karena tidak memiliki ventilasi dan tidak memiliki
jendela. Di samping ruang tamu terdapat 1 kamar tidur dan 1 ruangan yang
dijadikan sebagai gudang, masing-masing berukuran 3 x 3 m2. Di dalam
RUANG
TV
3,5
m
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Agus terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di
bagian depan terdapat jalan setapak dan terdapat tempat pembakaran sampah.
Di bagian kanan terdapat kandang ayam dan kiri terdapat lapangan kosong.
Limbah cair dialirkan ke selokan yang hanya berukuran kurang lebih 10 cm
dan air dalam selokan tidak mengalir.
d. Pola Makan
Ny. Neng memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering memasak
makanan dengan menu seperti nasi, sayur, tahu, tempe, dan sesekali ikan.
Mereka makan besar 2 kali sehari. Mereka juga mengatakan bahwa mereka
jarang mencuci tangannya dengan baik sebelum dan sesudah makan.
e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
49
Anak tiri Tn. Agus lahir di rumah sakit. Pada saat hamil, Ny. Neng
mengaku selalu rutin untuk mengontrol kandungannya ke dokter. Untuk
imunisasi, keluarga Tn.Agus rutin mambawa anaknya untuk dilakukan
imunisasi di bidan dan puskesmas. Ny. Neng mengaku anaknya diberikan ASI
eksklusif sampai usia anak usia 3 bulan, kemudian setelah 3 bulan anaknya
diberikan makanan tambahan selain ASI hingga usia 2 tahun 6 bulan. Saat ini
Ny. Neng tidak menggunakan KB.
f.
Kebiasaan Berobat
Dalam segi kesehatan, keluarga Tn.Agus belum pernah mengalami sakit
yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya
antara lain batuk, pilek, sakit tenggorokan dan demam. Menurut penuturan
Ny. Neng, mereka biasanya meminum obat warung terlebih dahulu, keluarga
Ny. Neng Jarang memeriksakan ke puskemas karena jarak dari rumah ke
puskesmas jauh.
g. Riwayat Penyakit
Keluarga Tn. Agus belum pernah mengalami sakit yang serius dan
belum pernah dirawat di rumah sakit. Hanya batuk, pilek, sakit tenggorokan
serta terkadang demam yang dirasa.
h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Di keluarga Tn. Agus ada yang merokok yaitu Tn. Agus dan Tn Erwin.
Tn. Agus dan Tn. Erwin terbiasa menghabiskan satu bungkus rokok setiap
harinya. Tn. Agus dan Tn. Erwin biasa merokok di dalam rumah, dan ketika
sedang bekerja. Keluarga Tn. Agus mengaku jarang mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan, Kebiasaan berolahraga tidak ada.
i. Perilaku Membuang Sampah
Rumah keluarga Tn. Agus berada di lingkungan perumahan yang
padat, dan didepan rumah tersebut terdapat jalan setapak dan tempat
pembakaran sampah. Di lingkungan rumah terdapat saluran untuk aliran
limbah cair rumah tangga, keluarga membuang limbah cair diselokan yang
hanya berukuran kurang lebih 10 cm. Didalam rumah dan diluar rumah Tn.
Agus tidak memiliki tempat pembuangan sampah, pengakuan istri Tn. Agus,
dalam membuang sampah mereka mengaku membuang sampah setiap hari
tetapi awalnya dikumpulkan terlebih dahulu dibelakang rumahnya kemudian
setelah menumpuk istri Tn. Agus membakar sampah tersebut
di depan
No
Faktor Internal
Kebiasaan Merokok
Olah raga
Permasalahan
ada yang merokok pada keluarga Tn. Agus
Semua anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan
berolahraga.
Pola Makan
Ny.
Neng
memasak
makanan
sendiri
untuk
Pola Pencarian
Pengobatan
5
Menabung
51
Aktivitas sehari-hari
No
Faktor Internal
Permasalahan
hari dari jam 10 pagi sampai jam 3 sore.
Di keluarga Tn. Agus , istri Tn. Agus, Ny. Neng, tidak
Alat kontrasepsi
menggunakan kontrasepsi.
Kriteria
Permasalahan
1.
Luas Bangunan
Luas rumah 8 x 8 m2
2.
Rumah ini
No
Kriteria
Permasalahan
hanya mempunyai 1 pintu depan.
3.
Jamban
4.
Ventilasi
5.
Pencahayaan
6.
MCK
7.
Sumber Air
8.
Saluran pembuangan
limbah
9.
Tempat pembuangan
sampah
Tn.
pembuangan
Agus
sampah
tidak
memiliki
dirumahnya,
tempat
mereka
Lingkungan sekitar
rumah
53
kandang ayam,
1.
2.
lingkungan
6. Kurangnya kebiasaan berolahraga
7. Perilaku Merokok
b. Keluarga Tn. Amung
Masalah Medis
Penyakit ISPA
Masalah Non Medis
Kurangnya pencahayaan dan ventilasi udara di dalam rumah
Ketidaktersediaan jamban keluarga
3. Kurangnya pengetahuan keluarga binaan terhadap pentingnya
buang air besar di jamban yang sehat
4. Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah,
5.
6.
7.
8.
Masalah Medis
Panyakit ISPA
Masalah Non Medis
1.
Kurangnya pencahayaan dan ventilasi udara di dalam rumah
2. Ketidaktersediaan jamban keluarga
3. Perilaku Merokok
4. Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah didalam rumah,
sehingga keluarga membuangnya ke kali
5. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
6. Kurangnya kebiasaan berolahraga
7. Kurangnya kesadaran untuk mencuci tangan setiap sehabis
e.
1.
55
mengangkat
permasalahan
PERILAKU
MEROKOK
PADA
2.
Dari data sekunder yang didapat dari Puskesmas Tegal Angus tahun 2014,
mengenai PHBS, merokok merupakan indikator yang persentasenya (66,5 %)
57
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diagnosis dan intervensi komunitas
Diagnosis dan intervensi komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan
adanya suatu masalah kesehatan di komunitas atau masyarakat dengan cara
pengumpulan data di lapangan dan kemudian melakukan intervensi sesuai dengan
permasalahan yang ada. Diagnosis dan intervensi komunitas merupakan suatu
prosedur atau keterampilan dari ilmu kedokteran komunitas.Dalam melaksanakan
kegiatan diagnosis dan intervensi komunitas perlu disadari bahwa yang menjadi
sasaran adalah komunitas atau sekelompok orang sehingga dalam melaksanakan
diagnosis komunitas sangat ditunjang oleh pengetahuan ilmu kesehatan masyarakat
(epidemiologi, biostatistik, metode penelitian, manajemen kesehatan, promosi
kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan gizi).
2.2
Konsep Perilaku
59
menunjukkan
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
61
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek).
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
3. Praktik atau tindakan (practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara
lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai
beberapa tingkatan :
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guide response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.
c. Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mancapai praktik tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption)
63
pemungkin
(enabling
factors):Faktor-faktor
ini
mencakup
tidak hanya karena dia tahu dan sadar manfaat perikksa hamil saja, melainkan ibu
tersebut dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa
hamil, misalnya : puskesmas, polindes, bidan praktek, ataupun rumah sakit.
fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya
perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung, atau faktor
pemungkin.
3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors): Faktor-faktor ini meliputi sikap dan
perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para
petugas kesehatan. termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik
dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. untuk
berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan
sikap positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh
(acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas, lebih-lebih pada
petugas kesehatan. disamping itu undang-undang juga diperlukan untuk
memperkuat perilaku masyarakat tersebut seperti perilaku periksa hamil, serta
kemudahan memperoleh fasilitas periksa hamil, juga diperlukan peraturan atau
perundang-undangan yang mengharuskan ibu hamil periksa hamil.
2.3 Teori Perilaku Merokok
2.3.1 Definisi Merokok dan Kandungan Rokok
Menurut Sitepoe tahun 2000, merokok merupakan aktivitas membakar
tembakau kemudian menghisap asapnya dengan menggunakan rokok atau pipa. Asap
rokok yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke, sedangkan asap yang
dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke yang mengakibatkan
seseorang menjadi perokok pasif. Sumarno (2007) menjelaskan 2 cara merokok yang
umum dilakukan yaitu;
1.
menghisap dan menelan asap rokok kedalam paru paru dan dihembuskan;
2.
hanya menghisap sampai mulut lalu dihembuskan melalui mulut atau hidung.
Adapun definisi yang dikemukakan oleh Amstrong (2007) adalah menghisap
65
Nikotin
Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah.
Zat ini bersifat karsinogen dan mampu memicu kanker paru-paru yang
mematikan. Komponen ini terdapat didalam asap rokok dan juga didalam
tembakau yang tidak dibakar. Nikotin diserap melalui paruparu dan kecepatan
absorpsinya hampir sama dengan masuknya nikotin secara intravena. Nikotin
masuk kedalam otak dengan cepat dalam waktu kurang lebih 10 detik. Dapat
melewati barrier diotak dan diedarkan keseluruh bagian otak, kemudian
menurun secara cepat, setelah beredar keseluruh bagian tubuh dalam waktu
15- 20 menit pada waktu penghisapan terakhir (Pemerintah RI, 2003 dalam
2.
Sukendro, 2007).
Tar
Tar adalah hidrokarbon aromatik polisiklik yang ada dalam asap rokok,
tergolong dalam zat karsinogen, yaitu zat yang dapat menumbuhkan kanker.
Kadar tar yang terkandung dalam asap rokok inilah yang berhubungan dengan
resiko timbulnya kanker. Sumber tar adalah tembakau, cengkeh, pembalut
rokok dan bahan organik lain yang terbakar (Pemerintah RI, 2003 dalam
3.
Sukendro, 2007)
Karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida adalah gas yang bersifat toksin/ gas beracun yang tidak
berwarna, zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak
mampu mengikat oksigen. Kandungannya di dalam asap rokok 2-6%. Karbon
monoksida pada paru-paru mempunyai daya pengikat dengan hemoglobin
(Hb) sekitar 200 kali lebih kuat dari pada daya ikat oksigen (O2) dengan
67
merokok dalam jumlah kecil dan relapse adalah kembali merokok dalam
jumlah besar. Ada beberapa situasi yang mempengaruhi yaitu high-risk
situation coping behavior dan positive-negative outcome expectancies.
Saat dihadapkan dengan high risk situation maka individu akan melakukan
strategi coping behavior berupa perilaku atau kognitif. Bentuk perilaku
misalnya menjauhi situasi atau melakukan perilaku pengganti sedangkan
bentuk kognitif adalah mengingat alasan untuk berhenti merokok. Positive
outcome expectancies (misalnya merokok mengurangi kecemasan) dan
negative outcome expectancies (merokok membuatnya sakit) dipengaruhi
pengalaman individu. No lapse berhasil dilakukan jika individu memiliki
strategi coping dan negative outcome expectancies seta self efficacy yang
rendah maka individu akan mengalami lapse.
2.3.3 Kategori Perokok
Sitepoe (2000) mengkategorikan perokok berdasarkan jumlah konsumsi rokok
harian, yaitu
(a)
(b)
(c)
Tujuannya
untuk
mengurangi
perasaan
yang
kuran
69
pada
perokok.
Seseorang
berperilaku
merokok
dengan
71
signifikan,
perokok
memiliki
kecenderungan
lebih
besar
73
1.3.
Kerangka Konsep
Berdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep yang
terdiri dari variabel independen dari kerangka teori yang dihubungkan dengan area
permasalahan.
Sikap
Keyakinan
PERILAKU
MEROKOK PADA
MASYARAKAT
KAMPUNG SUKA
SARI
Nilai-nilai
Lingkungan
Sarana dan
Prasarana
75
yang
bersangkutan
serta
mengembangkan
instrumen
(alat
ukur)
1.
VARIABEL
DEFINISI
ALAT
CARA
HASIL
SKALA
UKUR
UKUR
UKUR
PENGU
Kuesioner
Wawancara
aktivitas seseorang
Merokok
berupa menghisap
pilihan : A =
2, B = 1, C =
minimal satu
Skor
KURAN
tiap Ordinal
Perilaku
0
Merokok
(Skor 3)
Tidak
batang sehari
(WHO, 2000)
Merokok
(Skor <3)
2.
Pengetahuan
Segala sesuatu
responden
yang responden
tentang
ketahui mengenai
merokok
merokok, baik
Kuesioner
Wawancara
mengetahui
kandungan
berbahaya dalam
rokok, penyakit
akibat rokok,
perbedaan perokok
aktif dan pasif, dan
dampak merokok
bagi orang sekitar.
3.
Sikap
responden
mempengaruhi
terhadap
emosional untuk
Kuesioner
Wawancara
Skor
tiap Ordinal
pilihan :
Sgt setuju=1
merokok
melakukann
Setuju=2
Tidak
kecenderungan
Setuju=3
Sgt
Tdk
merokok
setuju=4
Baik
(Skor
10)
Buruk
4.
Keyakinan
Penilaian yang
Responden
diyakini oleh
terhadap
individu bahwa
rokok
merokok dapat
Kuesioner
Wawancara
>10)
Skor
Setuju=3
Sgt
Tdk
stress,
setuju=4
meningkatkan
Baik (Skor
kenyamanan, dan
15)
percaya diri.
Buruk
Nilai-nilai
Segala sesuatu
responden
yang dihargai
yang
masyarakat karena
mempengaru
mempunyai daya
hi perilaku
guna fungsional
merokok
yang
tiap Ordinal
pilihan :
Sgt setuju=1
Setuju=2
Tidak
menghilangkan
5.
(Skor
Kuesioner
Wawancara
<15)
Skor
(Skor
tiap Ordinal
pilihan :
Sgt setuju=1
Setuju=2
Tidak
Setuju=3
Sgt
Tdk
setuju=4
mempengaruhi
Baik
perilaku merokok
(Skor
>10)
Buruk
6.
77
Lingkungan
Keadaan sekitar
Kuesioner
Wawancara
10)
Skor
(Skor
tiap Ordinal
yang
individu yang
pilihan : A =
mempengaru
berpengaruh
2, B = 1, C =
hi perilaku
terhadap perilaku
merokok
merokok
0
Mempengaru
hi (Skor
6)
Tidak
Mempengar
uhi (Skor
<6)
;
7.
Sarana dan
Segala sesuatu
Skor
tiap
Prasarana
pilihan : A =
yang
mempengaru
penunjangnya yang
hi perilaku
memudahkan
merokok
perilaku merokok
1, B = 0
Mendukung
(Skor 2)
Tidak
Mendukung
(Skor <2)
8.
Sikap dan
Respon tertutup
perilaku
pilihan : A =
petugas
dilakukan petugas
2, B =1 , C =
kesehatan
kesehatan terhadap
0
Positif (skor
lingkungan sekitar
dalam hal
merokok.
Kuesioner
Wawancara
Skor
tiap Ordinal
: 6)
Negatif
(skor<6)
79
BAB III
METODE
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan di Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Pengumpulan data ini dilakukan
selama 9 hari, pada tanggal 7 - 15 Juli 2015. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara terpimpin. Interview jenis ini dilakukan berdasarkan pedoman
- pedoman berupa kuesioner yang telah disiapkan masak masak sebelumnya.
Sehingga interview hanya membacakan pertanyaan pertanyaan tersebut kepada
interviewer. Pertanyaan pertanyaan di dalam kuesioner tersebut disusun
sedemikian rupa sehingga mencakup variabel - variabel yang berkaitan dengan
hipotesisnya. Keuntungan dari wawancara terpimpin ini antara lain:
Pengumpulan dan pengolahannya dapat berjalan dengan cermat/teliti.
Hasilnya dapat disajikan kualitatif maupun kuantitatif.
Interviewer dapat dilakukan oleh beberapa orang, karena adanya
pertanyaan -pertanyaan yang uniform.
No
81
Tanggal
Kegiatan
1.
2.
3.
3.3.
responden merokok
Sikap dan perilaku petugas
pembentukan perilaku merokok
83
BAB IV
HASIL
1
Analisis Univariant
USIA
JUMLAH
16 tahun
17 30 tahun
31 50 tahun
>50 tahun
RESPONDEN
7
6
-
Berdasarkan tabel 4.1 tentang frekuensi berdasarkan usia pada responden di keluarga
binaan didapatkan jumlah responden terbanyak adalah yang berusia 17 55 th (7
orang)
TINGKAT PENDIDIKAN
SD
TIDAK SEKOLAH
TK
38%
62%
SMA
PEKERJAAN
BURUH
10%
IRT
PEDAGANG
22%
LAIN-LAIN
67%
Dari diagram 4.2 terlihat jenis pekerjaan terbanyak dari keluarga binaan adalah Buruh
(69%)
4.1.2. Variabel
Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan variabel variabel dalam
kuesioner yang dijawab 13 responden pada bulan Juli 2015.
85
Tabel 4.2. Distribusi Responden mengenai perilaku merokok pada keluarga binaan
Kampung Suka Sari Rt 02/ Rw 04, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juli 2015.
Perilaku Merokok
Merokok
Tidak Merokok
Jumlah Responden
7
6
Persentase (%)
54%
46%
Total
13
100%
Jumlah Responden
1
12
Persentase (%)
7,7%
92,3%
Total
13
100%
Jumlah Responden
6
7
Persentase (%)
46%
54%
Total
13
100%
Berdasarkan tabel 4.4. Didapatkan responden terbesar memiliki sikap yang buruk
terhadap perilaku merokok (54%).
Tabel 4.5. Distribusi frekuensi responden tentang keyakinan tentang perilaku
merokok di Kampung Suka Sari Rt 02/ Rw 04, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juli 2015.
Keyakinan Responden
Baik
Buruk
Jumlah Responden
6
7
Persentase (%)
46%
54%
Total
13
100%
Nilai-nilai Responden
Baik
Buruk
Jumlah Responden
5
8
Persentase (%)
38,5%
61,5%
Total
13
100%
87
tabel
4.7.
Jumlah Responden
7
6
13
Didapatkan
bahwa
faktor
Persentase %
54%
46%
100 %
lingkungan
responden
Jumlah Responden
Persentase (%)
Mendukung
13
Tidak Mendukung
100%
0%
Total
13
100%
Berdasarkan Tabel 4.8. Didapatkan bahwa sarana dan prasarana mendukun perilaku
merokok menurut seluruh responden (100%).
Tabel 4.9. Distribusi frekuensi responden tentang sikap dan perilaku petugas
kesehatan di Kampung Suka Sari Rt 02/ Rw 04, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juli 2015.
Sikap dan Perilaku
Jumlah Responden
Persentase (%)
Petugas Kesehatan
Positif
Negatif
13
0%
100%
Total
13
100%
Berdasarkan Tabel 4.9. Didapatkan bahwa seluruh sikap dan perilaku petugas
kesehatan negatif menurut seluruh responden (100%).
Tabel 4.10. Hasil Analisis Univariat delapan variabel tentang Perilaku Merokok pada
Keluarga Binaan Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten, Juli 2015
No
Variabel
Hasil Ukur
Perilaku Merokok
Merokok
Tidak Merokok
Pengetahuan Responden
Baik
Buruk
6
7
8
4.2.
89
Sikap Responden
Jumlah
(orang)
7
6
1
12
Persentase
54%
46%
7,7%
92,3%
Baik
Buruk
Baik
Buruk
Baik
Buruk
Mempengaruhi
Tidak mempengaruhi
Mendukung
Tidak mendukung
13
Positif
0%
Petugas Kesehatan
Negatif
13
100%
Keyakinan Responden
Nilai-nilai responden
Lingkungan Responden
Sarana dan Prasarana
6
0
46%
54%
46%
54%
38,5%
61,5%
54%
46%
100%
0%
NILAI-NILAI
SIKAP
KEYAKINAN
Sikap buruk
terhadap perilaku
merokok
Kurangnya
Nilai-nilai yg salah
yg tertanam
dalam masy.
Persepsi
bahwa
tentang
rokok
rokok merupakan
tradisi dan tidak
membahayakan
kesehatan
Kurangnya
pengetahuan tentang
dampak rokok bagi
Keyakinan bahwa
merokok dapat
menghilangkan stress,
meningkatkan
kenyamanan, dan percaya
pengetahuan
tentang
dampak rokok
Tingkat
Pendidikan yang
rendah
Tingkat pendidikan
rendah
Informasi dari
orang sekitar
yang
mempengaruhi
responden
Persepsi yang
salah tentang
pendidikan
Pengalaman
responden tentang hal
Petugas
kesehatan
berfokus pada
pengobatan
Tidak adanya
penyuluhan tentang
merokok
SIKAP DAN
PERILAKU PETUGAS
KESEHATAN
PENGETAHUAN
Kurangnya
peran petugas
kesehatan
SARANA &
PRASARANA
Keuntungan dari
penjualan rokok
dinilai cukup besar
Orang tua
mencontohkan
perilaku merokok
Banyaknya warung
yang menjual rokok
Mudahnya
mendapatkan
rokok & harga
terjangkau
PERILAKU
MEROKOK
LINGKUNGAN
Banyaknya orang
disekitar responden
yang merokok
Pengaruh lingkungan
sekitar untuk merokok
Akar Penyebab
Masalah
Alternatif
Pemecahan Masalah
Rencana Intervensi
Memberikan penyuluhan
tentang pentingnya
1.
Mengubah persepsi
responden tentang
pendidikan
pendidikan
Memberikan penyuluhan
tentang pentingnya
menjalani program wajib
belajar 12 tahun
Memberikan penyuluhan
tentang rokok,
2.
Memberikan informasi
sekitar yang
mempengaruhi
responden
dampaknya bagi
kesehatan diri sendiri dan
orang lain, dan tips untuk
berhenti merokok
Memberikan vitamin C
kepada perokok sebagai
upaya untuk berhenti
3.
merokok
Memberikan penyuluhan
Pengalaman responden
tentang rokok,
diyakini mengenai
dampaknya bagi
No
Akar Penyebab
Masalah
Alternatif
Pemecahan Masalah
bagi kesehatan lebih besar
rokok
dibandingkan dampak
orang lain
Rencana Intervensi
responden
4.
Tingkat pendidikan
Meningkatkan pendidikan
yang rendah
responden
Memberikan penyuluhan
yang sesuai dengan
tingkatan pendidikan
Memberikan penyuluhan
tentang dampaknya bagi
5.
Kurangnya pengetahuan
Memberikan pengetahuan
orang lain
bagi kesehatan
kesehatan
Memberikan pamflet
tentang dampak merokok
bagi kesehatan
Mengikutsertakan orang
Orang tua
6.
mencontohkan perilaku
merokok didalam rumah
7.
Keuntungan dari
cukup besar
No
Akar Penyebab
Masalah
Alternatif
Pemecahan Masalah
Rencana Intervensi
Penyuluhan dan
8.
Petugas kesehatan
Meningkatkan upaya
berfokus pada
pengobatan
tindakan preventif
pemantauan tentang
rokok secara berkala oleh
petugas kesehatan
Membuat peraturan
khusus tentang larangan
merokok
Konsep acara
Persiapan
1 Menentukan waktu pelaksanaan penyuluhan
2 Mempersiapkan konsep acara dan media yang akan digunakan
3 Menghubungi pemilik ruangan majelis (Tn. Suryadi) dan meminta izin
memakai ruangan tersebut untuk kegiatan penyuluhan
97
majelis
Peserta penyuluhan dipersilakan untuk berkumpul pada waktu dan
proyektor
5 Acara berakhir pada pukul 16:30 WIB.
Waktu dan Tempat
Acara penyuluhan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 15 Juli 2015 di
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
1. Area Masalah
Perilaku Merokok pada Keluarga Binaan Kampung Suka Sari Rt 02/ Rw 04, Desa
Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Pada Juli
2015
2. Hasil
a
Perilaku Merokok
Perilaku merokok didapatkan pada sebagian besar responden (54%)
b Pengetahuan Responden
Didapatkan responden terbanyak memiliki pengetahuan yang buruk mengenai
rokok dan dampaknya (92,3%)
c
Keyakinan Responden
Didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki keyakinan yang buruk
mengenai perilaku merokok (54%).
d Nilai-nilai Responden
Didapatkan bahwa sebagian besar responden menganut nilai-nilai yang buruk
mengenai perilaku merokok (61,5%).
99
Lingkungan Responden
Didapatkan bahwa lingkungan cukup mempengaruhi perilaku responden
dalam merokok (54%).
101
103
DAFTAR PUSTAKA