Anda di halaman 1dari 3

Dermatitis Atopik

Dermatitis Atopik adalah kedaan peradangan kulitt kronis dan residif, disertai gatal, yang
umumnya sering terjadi pada masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan
kadar Ig E dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (D.A., Rinitis Alergik
dan atau asma bronchial)
Sinonim
Banyak istilah lain dipakai sebagai sinonim D.A. ialah eczema atopic, eczema
konstitusional, Ekzema fleksural. Tetapi yang paling sering digunakan adalah dermatitis atopic.
Epidemiologi
D.A cenderung diturunkan. Lebih dari sepermpat anak dari seorang ibu yang menderita
atopi akan mengalami D.A pada masa kehidupan 3 bulan pertama. Bila salah satu orang tua
menderita atopi, lebih separuh jumlah anak akan mengalami gejala alergi sampai usia 2 tahun,
dan meningkat sampai 79% bila kedua orang tua menderita atopi. Risiko mewarisi D.A. lebih
tinggi bila ibu yang menderita D.A. dibandingkan dengan ayah.
Etiopatogenesis
Berbagai factor ikut berinteraksi dalam pathogenesis D.A., misalnya factor genetic,
lingkungan, sawar kulit, farmakologik, dan imunologik. Konsep dasar terjadinya D.A. adalah
melalui reaksi imunologik, yang diperantarai oleh sel-sel yang berasal dari sumsum tulang.
Kadar IgE dalam serum penderita D.A. dan jumlah eosinofil dalam darah perifer
umumnya meningkat. Terbukti bahwa ada hubungan secara sistemik antara D.A. dan alergi
saluran napas, karena 80% anak dengan D.A. mengalami asma bronchial atau rhinitis alergi. Dari
percobaan pada tikus yang disensitisasi secra epikutan dengan antigen, akan terjadi dermatitis
alergik, IgE dalam serum meningkat, eosinofilia saluran napas, dan respons berlebihan terhadap
metakolin. Hal tersebut menguatkan dugaan bahwa pajanan allergen pada D.A. akan
mempermudah timbulnya asma bronchial.
Berbagai Faktor Pemicu
Pada anak kecil, makanan dapat berperan dalam pathogenesis D.A. tetapi tidak biasa
terjadi pada penderita D.A. yang lebih tua. Makanan yang paling sering ialah telur, susu,
gandum, kedele, dan kacang tanah. Reaksi yang terjadi pada penderita D.A. karena induksi
allergen makanan dapat berupa dermatitis ekzematosa, urtikaria, kontak urtikaria, atau kelainan
mukokutan yang lain. Hasil pemeriksaan laboratorium dari bayi dan anak-anak kecil dengan
D.A. sedang atau berat, menunjukkan reaksi positif terhadap tes kulit dadakan dengan berbagai
jenis makanan.

Gambaran klinis
Kulit penderita D.A. umumnya kering, pucat/redup , kadar lipid di epidermis berkurang,
dan kehilngan air lewat epidermis meningkat. Jari tangan teraba dingin. Penderita D.A cenderung
tipe astenik dengan intelegensia di atas rata-rata, sering merasa cemas, egois, frustasi, agresif,
atau merasa tertekan.
D.A. infantile (usia 2 bulan -10 tahun)
D.A. Paling sering muncul pada tahun pertama kehidupan, biasanya setelah usia 2 bulan.
Lesi mulai di muka (dahi, pipi) berupa eritem, papulo-vesikel yang halus, karena gatal, di gosok,
pecah, eksudatif dan akhirnya trebentuk krusta. Lesi kemudian meluas ke tempat lain yaitu scalp,
leher, pergelangan tangan, lengan dan tungkai. Bila anak mulai merangkak, lesi ditemukan di
lutut.
Dapat merupakan kelanjutan bentuk infantile, atau timbul sendiri. Lesi lebih kering tidak
begitu eksudatif, lebih banyak papul, likenifikasi, dan sedikit skuama. Letak kelainan kulit di
lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian fleksor, kelopak mata, leher, jarang dimuka.
Rasa gatal menyebabkan penderita sering menggaruk, dapat terjadi erosi, likenifikasi, mungkin
juga akan mengalami infeksi sekunder.
D.A pada remaja dan dewasa
Lesi kulit D.A. pada bentuk ini dapat berupa plak popular-eritematosa dan berskuama,
atau plak likenifikasi yang gatal. Pada D.A. remaja lokalisasi lesi dilipat siku, lipat lutut, dan
samping leher, dahi, dan sekitar mata. Pada D.A. dewasa, distribusi lesi kurang karakteristik,
sering mengenai tangan dan pergelangan tangan, dapat pula ditemuka setempat, misalnya di bibir
(kering, pecah, bersisik).
Lesi sangat gatal, terutama pada malam hari waktu beristirahat. Pada orang dewasa sering
mengeluh bahwa penyakitnya kambuh bila mengalami stress. Mungkin karena stress dapat
munurunkan ambang rasa gatal. Penderita atopik memang sulit untuk mengeluarkan keringat
sehingga rasa gatal timbul bila mengadakan latihan fisik.
Penderita atopic berisiko tinggi menderita dermatitis tangan, kira-kira 70% suatu saat
dapat mengalaminya. D.A. pada tangan dapat mengenai punggung maupun telapak tangan, sulit
dibedakan dengan dermatitis kontak.
Diagnosa Banding
Sebagai diagnosis banding D.A. ialah; dermatitis seboroik (terutama pada bayi),
dermatitis kontak, dermatitis numularis, scabies, iktiosis, psoriasis (terutama di daerah
palmoplantar), dermatitis herpetiformis, sindrom sezary, dan penyakit letterer-siwe. Pada bayi
juga sindrom imunodefisiensi, misalnya sindrom wiskott Aldrich, dan sindrom hiper IgE.

Pengobatan Topikal
Kortikosteroid topical. Pengobatan D.A. dengan kortikosteroid topical adalah yang paling
sering digunakan sebagai anti-inflamasi lesi kulit. Namun demikian harus waspada karena dapat
terjadi efek samping yang tidak diinginkan.
Pada bayi digunakan salap steroid berpotensi rendah, misalnya hidrokortison 1%-2,5%.
Pada anak dan dewasa dipakai steroid berpotensi menengah, misalnya triamsinolon, kecuali pada
muka digunakan steroid berpotensi rendah.
Imunomodulator topical
-Takrolimus
-Pimekrolimus
Antihistamin.pengobatan D.A dengan antihistamin topical tidak dianjurkan karena berpotensi
kuat menimbulkan sensitisasi pada kulit. Dilaporkan bahwa aplikasi topical krim doksepin 5%
dalam jangka pendek (satu minggu), dapat mengurangi gatal tanpa terjadi sensitisasi. Tetapi
perlu diperhatikan, bila dipakai pada area yang luas akan menimbulkan efek samping sedative.

Pengobatan Sistemik
Kortikosteroid
Antihistamin
Anti-infeksi
Interferon. IFN- digunakan menekan respons IgE dan menurunkan fungsi dan proliferasi sel
TH2. Pengobatan dengan IFN- rekombinan menghasilkan perbaikan klinis, karena dapat
menurunkan jumlah eosinifil total dalam sirkulasi.
Siklosporin
PROGNOSIS
Sulit meramalkan prognosis D.A. pada sesorang. Prognosis lebih buruk bila kedua orang tua
menderita D.A.

Anda mungkin juga menyukai