ISLAM
INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Tanda Tangan
I. IDENTITAS
Nama
: An. SA
Alamat
: Pejagoan
Umur
: 5 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: belum bekerja
: 298XX
RESUME ANAMNESA:
Pasien datang ke Poli THT pada tanggal 7 november 2016 jam 11.00 WIB bersama oarang
tuanya, pasien mengeluh nyeri menelan sejak 5 hari yang lalu. Nyeri menelan dirasakan terus-menerus,
saat makan/minum dan tidak makan/minum nyeri tetap ada. Pasien juga mengeluh nyeri tengggorokan.
Saat ini pasien sedang demam (+) dan nafsu makan mulai menurun. Pasien sudah di berikan obat
penurun panas namun keluhan demam masih ada. Riwayat alergi obat di sangkal dan riwayat sakit
lambung di sangkal.
III. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2016 pukul 07.20 WIB
STATUS PRESENT
Keadaan Umum
Tanda vital
Tekanan Darah
:-
HR
: 88 x/menit
RR
: 28 x/menit
: 37,8 C
BB
: 15 kg
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Leher
Thorak
Abdomen
Ekskremitas
limfonodi
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Akral hangat , nadi teraba kuat
STATUS LOKALIS
Telinga
Kanan
Daun telinga bentuk normal
MAE terdapat sedikit serum
Gendang telinga cerah terlihat cone of light arah
kiri
Daun telinga bentuk normal
MAE terdapat sedikit serum
Gendang telinga cerah terlihat cone of light arah
jam 5
tidak ada perforasi
jam 7
tidak ada perforasi
Kanan
Kiri
Hidung
Rhinoskopi anterior
Mukosa Hidung
Discharge
Koncha inferior dan media
Septum nasi
Tenggorok
Dislokasi (-)
Dislokasi (-)
T1
Bagian
Kelainan
Mukosa mulut
Lidah
Keterangan
Hiperemis (-)
Bersih,
gerakan
Mulut
Tonsil
Faring
Palatum molle
Gigi geligi
Uvula
Refleks muntah
Mukosa
Ukuran
Kripta
Detritus
Perlengketan
Mokusa
Granula
Post nasal drip
simetris
Caries (-)
Simetris
+
Hiperemis (+)
T1/T1
Normal/normal
-/-/Hiperemis (+)
-
Garpu Tala
: tidak dilakukan
Audiometri
: tidak dilakukan
Nasal Swab
: tidak dilakukan
Tes Valsava
: tidak dilakukan
Tes Toynbe
: tidak dilakukan
IV. DIAGNOSA
Diagnosis Kerja
: Tonsilitis akut
V. TERAPI
Medikamentosa
- Paracetamol 3x100 mg
- Amoksisilin 3x200 mg
- MetilPrednisolon 2x2 mg
VI. RENCANA TINDAKAN
-
normal
segala arah
Hiperemis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Mencegah komplikasi
basah,
ke
(+),
VII. MASALAH
-
Nyeri menelan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Tonsilitis diartikan sebagai peradangan pada tonsil palatina yang ditandai dengan
peradangan tonsil. Sakit tenggorokan, gangguan menelan dan perbesaran ringan kelenjar limfe
leher. Peradangan biasanya seluas hingga adenoid maupun tonsil lingual (tonsilitis jaringan
limfoid di dasar lidah, melibatkan cincin waldeyer) dan seringkali bersamaan dengan faringitis
yang dinamakan faringotonsilitis. Penyebaran infeksi ini ditransmisikan melalui udara (air
borne droplets), tangan dan ciuman.
B. Penyebab
Penyebab tersering tonsilitis akut adalah streptokokus beta hemolitikus grup A. Bakteri
lain yang juga dapat menyebabkan tonsilitis akut adalah Haemophilus influenza dan bakteri dari
golongan pneumokokus dan stafilokokus. Virus juga kadang-kadang ditemukan sebagai
penyebab tonsilitis akut. Tonsil meradang dan membengkak, terdapat bercak abu-abu atau
kekuningan pada permukaannya, dan jika berkumpul maka terbentuklan membran. Bercakbercak tersebut sesungguhnya adalah penumpukan leukosit, sel epitel yang mati, juga kumankuman baik yang hidup maupun yang sudah mati.
C. Anatomi Dan Fisiologi Tonsil
Tonsil terdiri dari jaringan limfoid yang dilapisi oleh epitel respiratori. Cincin Waldeyer
merupakan jaringan limfoid yang membentuk lingkaran di faring yang terdiri dari tonsil
palatina, tonsil faringeal (adenoid), tonsil lingual, dan tonsil tubal.
Tonsil Palatina
Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil
pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar
posterior (otot palatofaringeus). Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masing-masing
tonsil mempunyai 10-30 kriptus yang meluas ke dalam jaringan tonsil. Tonsil tidak selalu
mengisi seluruh fosa tonsilaris, daerah yang kosong diatasnya dikenal sebagai fosa
supratonsilar.
Tonsil terletak di lateral orofaring. Dibatasi oleh:
-
Permukaan tonsil palatina ditutupi epitel berlapis gepeng yang juga melapisi invaginasi
atau kripti tonsila. Banyak limfanodulus terletak di bawah jaringan ikat dan tersebar sepanjang
kriptus. Limfonoduli terbenam di dalam stroma jaringan ikat retikular dan jaringan limfatik
difus. Limfonoduli merupakan bagian penting mekanisme pertahanan tubuh yang tersebar di
seluruh tubuh sepanjang jalur pembuluh limfatik. Noduli sering saling menyatu dan umumnya
memperlihatkan pusat germinal.
Tonsil Faringeal (Adenoid)
Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid yang
sama dengan yang terdapat pada tonsil. Lobus atau segmen tersebut tersusun teratur seperti
suatu segmen terpisah dari sebuah ceruk dengan celah atau kantong diantaranya. Lobus ini
tersusun mengelilingi daerah yang lebih rendah di bagian tengah, dikenal sebagai bursa
faringeus. Adenoid tidak mempunyai kriptus. Adenoid terletak di dinding belakang nasofaring.
Jaringan adenoid di nasofaring terutama ditemukan pada dinding atas dan posterior, walaupun
dapat meluas ke fosa Rosenmuller dan orifisium tuba eustachius. Ukuran adenoid bervariasi
pada masing-masing anak. Pada umumnya adenoid akan mencapai ukuran maksimal antara usia
3-7 tahun kemudian akan mengalami regresi.
Tonsil Lingual
Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh ligamentum
glosoepiglotika. Di garis tengah, di sebelah anterior massa ini terdapat foramen sekum pada
apeks, yaitu sudut yang terbentuk oleh papilla sirkumvalata (Kartosoediro S, 2007).
Fosa Tonsil
Fosa tonsil dibatasi oleh otot-otot orofaring, yaitu batas anterior adalah otot
palatoglosus, batas posterior adalah otot palatofaringeus dan batas lateral atau dinding luarnya
adalah otot konstriktor faring superior (Shnayder, Y, 2008). Berlawanan dengan dinding otot
yang tipis ini, pada bagian luar dinding faring terdapat nervus ke IX yaitu nervus
glosofaringeal.
D. Tanda dan gejala
Keluhan pasien biasanya berupa nyeri tenggorokan, sakit menelan, dan kadang-kadang
pasien tidak mau minum atau makan lewat mulut. Penderita tampak loyo dan mengeluh sakit
pada otot dan persendian. Biasanya disertai demam tinggi dan napas yang berbau.
Tanda dan gejala yang sering ditemukan adalah :
Nyeri kepala
Penderita tonsilitis akut awalnya mengeluh rasa kering di tenggorok. Kemudian berubah
menjadi rasa nyeri di tenggorok dan rasa nyeri saat menelan. Makin lama rasa nyeri ini semakin
bertambah nyeri sehingga anak menjadi tidak mau makan. Nyeri hebat ini dapat menyebar
sebagai referred pain ke sendi-sendi dan telinga. Nyeri pada telinga (otalgia) tersebut tersebar
melalui nervus glossofaringeus (IX).
Keluhan lainnya berupa demam yang suhunya dapat sangat tinggi sampai menimbulkan
kejang pada bayi dan anak-anak. Rasa nyeri kepala, badan lesu dan nafsu makan berkurang
sering menyertai pasien tonsilitis akut. Suara pasien terdengar seperti orang yang mulutnya
penuh terisi makanan panas. Keadaan ini disebut plummy voice. Mulut berbau busuk (foetor ex
ore) dan ludah menumpuk dalam kavum oris akibat nyeri telan yang hebat (ptialismus).
Pemeriksaan tonsilitis akut ditemukan tonsil yang udem, hiperemis dan terdapat detritus
yang memenuhi permukaan tonsil baik berbentuk folikel, lakuna, atau pseudomembran. Ismus
fausium tampak menyempit. Palatum mole, arkus anterior dan arkus posterior juga tampak
udem dan hiperemis. Kelenjar submandibula yang terletak di belakang angulus mandibula
terlihat membesar dan ada nyeri tekan.
F. Pengobatan
Sebaiknya pasien tirah baring. Cairan harus diberikan dalam jumlah yang cukup, serta
makan makanan yang bergizi namun tidak terlalu padat dan merangsang tenggorokan.
Analgetik diberikan untuk menurunkan demam dan mengurangi sakit kepala. Di pasaran
banyak beredar analgetik (parasetamol) yang sudah dikombinasikan dengan kofein, yang
berfungsi untuk menyegarkan badan.
Penyebab karena virus tidak perlu antibiotika karena akan sembuh sendiri dalam 5-7
hari. Jika penyebab tonsilitis adalah bakteri maka antibiotik harus diberikan. Obat pilihan
adalah penisilin. Kadang-kadang juga digunakan eritromisin. Idealnya, jenis antibiotik yang
diberikan sesuai dengan hasil biakan. Antibiotik diberikan antara 5 sampai 10 hari.
Jika melalui biakan diketahui bahwa sumber infeksi adalah Streptokokus beta
hemolitkus grup A, terapi antibiotik harus digenapkan 10 hari untuk mencegah kemungkinan
komplikasi nefritis dan penyakit jantung rematik. Kadang-kadang dibutuhkan suntikan benzatin
penisilin 1,2 juta unit intramuskuler jika diperkirakan pengobatan orang tidak adekuat.