2. Kubah Brunelleschi
Brunelleschis Dome di Italia ini dibangun pada abad 15, tepatnya antara 1420-1436 Masehi.
Kubah katedral Florence ini memiliki ketinggian lebih dari 140 kaki dengan konstruksi tanpa
kerangka yang mendukung. Arsiteknya Filippo Brunelleschi menemukan cara yang sama sekali
baru tentang berbagi beban sekitar kubah sehingga tidak akan retak.
3. Hagia Sophia
Hagia Sophia di Istanbul, Turki adalah tempat ibadah terbesar selama seribu tahun.
Pembangunan kubah pada Hagia Sophia ini merupakan penemuan konsep transfer beban tidak
langsung.
4. Delta Belanda
Banjir yang menewaskan 1.800 orang di Belanda pada 1953 tampaknya memberi pelajaran
berharga bagi negeri kincir angin itu. Pemerintah memutuskan memblokir muara tertentu yang
mengarah ke Antwerp dan Rotterdam.
5. Piramida Khufu
Selama hampir 4.000 tahun, Piramida Khufu adalah bangunan tertinggi di dunia sampai
Katedral Lincoln dibangun pada sekitar 1300 Masehi.
6. Selokan Bazalgette
Selokan Bazalgette di London dibangun oleh Sir Joseph Bazalgette pada 1850. Sebagai chief
engineer dari Dewan Metropolitan London, dia membangun saluran pembuangan air primer
sepanjang 83 mil, 1.100 mil selokan jaman dan 13.000 mil untuk saluran pembungan air yang
lebih kecil. Uniknya, semua saluran pembuangan itu dibuat di dalam tanah.
7. Colosseum
Colosseum yang dibangun di Roma memiliki empat lantai diatas tanah dan tiga di bawah tanah.
Semuanya membentuk lengkungan yang ditumpuk satu sama lain dan mampu menampung
hingga 50 ribu pengunjung.
8. Terowongan Channel
Konsepnya ingin menghubungkan dua negara. Ini merupakan ide yang luar biasa dengan
membuat rel dengan panjang 67 mil dan dapat dilalui kereta berkecepatan tinggi. Terowongan
ini menghubungkan selatan London dan Kent Taman Inggris, Denmark ke Swedia, dan Macao
ke Cina.
9. Terusan Panama
Terusan Panama sepanjang 48 mil atau 82 kilometer ini dibangun pada 1904-1914. Kanal yang
menghubungkan Atlantik dan Pasifik ini membuat waktu tempuh kapal laut lebih cepat karena
tidak perlu memutar lewat ujung selatan Amerika Selatan.
Pembangunan gedung tersebut memperhitungkan efek primer dan efek sekunder. Efek
primer seperti berat atau bobot bahan-bahan dan angin, sementara efek sekunder
meliputi perubahan suhu, kelembaban, dan deformasi bawah beban.