Anda di halaman 1dari 4

A.

Konsep Dasar Sirkulasi Jantung


Fungsi utama jantung adalah untuk memompa darah ke semua jaringan tubuh
tanpa terkecuali untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen untuk semua sel. Dalam
menjalankan fungsinya, jantung memiliki kelistrikan untuk merangsang kontraktilitas
jantung. Urutan normal dari rangsangan tersebut adalah dimulai dari nodus SA, jalur jalur
atrium atrium, nodus AV, berkas His, cabang-cabang berkas, dan serabut purkinje.
1. Sirkulasi Sistemik
Sirkulasi sistemik menyuplay darah ke semua jaringan tubuh dengan pengecualian
pada paru-paru. Sebanyak 84% volume darah total terdapat pada sirkulasi sistemik
dan sebanyak 16 % volume darah yang tersisa terdapat dalam jantung dan paru.
Sirkulasi sistemik dapat dibagi menjadi lima kategori berdasarkan anatomi dan
fungsinya.
1. Arteria
Jaringan arterial ini terisi sekitar 15% volume totsl darah. Oleh karena itu system
arteria ini dianggap merupakan sirkuit bervolume rendah tetapi bertekanan tinggi.
2. Arteriola
Pembuluh darah arteriola terdiri dari otot polos dengan sedikit serabut elastis.
Dinding oto arteriola ini sangat peka dan dapat berdilatasi dan berkontraksi.
3. Kapiler
Pembuluh kapiler memiliki dinding tipis yang terdiri dari satu lapis sel endotel.
Nutrisi dan metabolit berdifusi dari daerah berkonsentrasi tinggi menuju daerha
yang berkonsentrasi rendah melalui member semi permeable yang dimiliki oleh
pembuluh kapiler ini.
4. Venula
Venula berfungsi sebagai saluran pengumpul dan terdiri dari sel-sel endotel dan
jaringan fibrosa.
5. Vena
Vena merupakan pembuluh darah pada sirkulasi sistemik yang paling dapat
meregang. Pembuluh ini dapat menampung darah dalam jumlah banyak dengan

tekanan yang relative rendah. Sekitar 64% volume darah total terdapat dalam
pembuluh darah vena
2. Sirkulasi Pulmonal
Sirkulasi pulmonal adalah sirkulasi darah yang dipompakan ke dari ventrikel
kanan menuju ke paru-paru. Pembuluh darah paru mempunyai dinding yang lebih tipis
dengan sedikit otot polos dibantingkan dengan pembuluh darah sistemik. Oleh karena itu
sirkulasi paru lebih mudah teregang dan resistensinya terhadap aliran darah lebih kecil.
Besarnya tekanan dalam sirkulasi paru kira-kira seperlima tekanan dalam sirkulasi
sistemik.
B. Etiologi
Ada beberapa etiologi / penyebab dari gagal jantung :
a. Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung karena
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi seperti ini mencakup ateriosklerosis coroner,
hipertensi arterial, dan penyakit degenerative atau inflamasi.
b. ar
C. Patofisiologi
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan
kontrsktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung
normal (). Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompakan ventrikel setiap menit ().
Selain itu mekanisme lain yang mempengaruhi gagal jantung diantaranya Stroke Volume
(SV), HR (Laju jantung), preload, dan afterload.
Konsep curah jantung dapat dilihat dengan persamaan
CO = denyut jantung /menit x Stroke Volume ( SV )
Ada tiga factor yang mempengaruhi curah jantung yaitu Preload ( Beban awal ),
Kontraktilitas, dan Afterload (beban akhir)
Preload

Adalah jumlah darah yang berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan

oleh panjangnya serabut jantung.


Kontraktilitas
Mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel dan

berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium.


Afterload
Mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa
darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriola.

Pada keadaan gagal jantung , jika salah satu atau lebih dari factor tersebut terganggu,
maka akan menimbulkan curah jantung berkurang ( ). Keadaan tersebut menyebabkan preload
dan afterload meningkat serta menurunnya kontraktilitas.
D. Manifestasi Klinis
Pasien gagal jantung akan menunjukkan tanda dan gejala sebagai berikut :
1) Dispneu
Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu pertukaran gas.
Beberapa pasien dapat mengalami ortopnea pada malam hari dan dinamakan
Paroksimal Nokturnal Dispnea
2) Batuk
3) Mudah lelah
Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dari sirkulasi
normal dan oksigen serta menurunnya sisa hasil katabolisme.
4) Kegelisahan dan kecemasan
5) Sianosis
Karena distribusi oksigen ke sistemik berkurang.
6) Edema ekstremitas bawah dan penambahan berat badan
7) Hepatomegali dan nyeri tekan kuadran kanan abdomen terjadi akibat pembesaran
vena di hepar
8) Anorexia dan mual terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam rongga
abdomen
Nokturia

Apabila suplai darah di paru-paru tidak lancer, menyebabkan penimbunan cairan


di paru-paru yang dapat menurunkan pertukaran O2 dan co2 antara udara dan darah di
paru-paru sehingga oksigenasi arteri berkurang dan terjadi peningkatan CO2 yang akan
membentuk asam didalam tubuh. Situasi ini akan menimbulkan gejala sesak napas
(dyspnea), ortopnea terjadi apabila aliran darah dari ekstremitas meningkatkan aliran
balik vena ke jantung dan paru-paru.
Apabila terjadi penmbesaran vena di hepar mengakibatkan hepatomegaly dan
nyeri tekan pada kuadran kanan. Suplai darah yang kurang didaerah otot dan kulit
mengakibatkan gejala letih, lemah, lesu ( Brunner & Suddarth, 2002)

Anda mungkin juga menyukai