Anda di halaman 1dari 13

Transformasi Fourier

(Transformasi Fourier Diskrit)


Oleh :
Bima Sena Bayu D.

Pendahuluan

Transformasi Fourier didefinisikan sebagai sebuah


persamaan kontinyu dalam range tertentu sebagai
gabungan dari beberapa persamaan sinus.
Dasar teori Fourier :
Ketika sebuah persamaan kontinyu f(t) didefinisikan
pada range terbatas, f(t) merupakan gabungan dari
gelombang sinus (sebagai gelombang dasar) dengan
frekuensi 1/T dan gelombang sinus dengan periode
kelipatan bilangan bulat dari frekuensi tersebut.

2011/1/5

Bima Sena Bayu D.

Gelombang Dasar

Berdasarkan pada teorema Fourier, gelombang dasar


dengan frekuensi angular o = 2 T
, sehingga f(t)
menjadi :

bo
f (t ) = + {bn cos(not ) + an sin(not )}
2 n=1
dimana : bo adalah bilangan tetap
2

(1)

yang lainnya adalah bagian vibrasi.

2011/1/5

Bima Sena Bayu D.

Hukum Euler

Dengan menggunakan hukum euler, maka persamaan


(1) dapat diubah menjadi :

e i = cos i sin

(2)

Sehingga dengan persamaan (2), persamaan (1) dapat


ditulis sebagai berikut :

f (t ) =

2011/1/5

inot
Cn e
n =
Bima Sena Bayu D.

(3)
4

Fourier (1)
Dimana

Cn = 1 an 2 + bn 2
2

dan

= tan 1 an b

Persamaan yang digunakan dalam Fourier adalah


persamaan yang terbatas oleh waktu T. Jika bergerak
dari T ==>
menjadi Fourier Transfer.
Dari persamaan (3), kita dapat memperoleh nilai variabel
Fourier dari fungsi f(t) sebagai berikut :

T
in o t
1
Cn =
T2 f (t ) e
dt
T

(4)

2011/1/5

Bima Sena Bayu D.

Fourier (2)

Jika sisi kanan (tanpa 1/T) dinotasikan sebagai Xn,


maka:
T
inot
Xn = T2 f (t) e
dt

(5)

Dengan menggunakan persamaan (5), maka persamaan


(3) dapat ditulis menjadi :

f (t ) = 1
T
2011/1/5

inot
Xn e
n =
Bima Sena Bayu D.

(6)
6

Fourier (3)

Persamaan (6) memiliki jarak frekuensi angular yang


sama dimana = o dan n adalah bilangan bulat.
Jarak antara masing-masing frekuensi angular adalah
= o = 2
T

Jika T , 0 nilai batas pada persamaan (6)


adalah tergantung pada
dan X ( ) disimbolkan
dengan X ( ). = lim X
T

X ( ) =

2011/1/5

f (t ) e

i t

dt

Bima Sena Bayu D.

(7)

Fourier (4)

Pengukuran f(t) dimulai dari t=0 dengan rentang


waktu t . Data sampling adalah sejumlah N. Jika
persamaan (7) diintegrasikan dari t=0 dengan rentang
waktu t , maka menjadi :
N 1

X ( ) = f (k t ) e ikt
k =0

N 1

= xk e ikt

(8)

k =0

2011/1/5

Bima Sena Bayu D.

Fourier (5)

Dimana k menunjukkan jumlah pengukuran (k = 0,1,2,.....,N 1)


X ( )dapat dihitung dengan menggunakan . Tetapi
karena waktu terbatas ( N t ) , maka frekuensi angular
dapat ditulis sebagai berikut :

= l
= 0, ,2 ,3 ,.....

2011/1/5

Bima Sena Bayu D.

(9)

Fourier (6)

Karena X ( ) = X (l ) , itu berarti bahwa X ( ) tergantung


pada perubahan harga , sehingga X ( )
dapat
dilambangkan dengan X l .
N 1

X l = xk e

ilkt

k =0

1
Xl =
N
2011/1/5

(10)

N 1

x
k =0

Bima Sena Bayu D.

ilk

10

Contoh (1)
Function f(t)

Amplitude (x1/1000) Volt

3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0

0.0005

0.001

0.0015

0.002

0.0025

0.003

0.0035

Time (s)

Fourier Transfer F(f(t))


0.6
Amlitude (Volt)

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
-0.1 0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

Frequency (Hz)

2011/1/5

Bima Sena Bayu D.

11

Contoh (2)
Function f(t) of voice "A"

Amplitude (x1/1000) Volt

4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0

0.002

0.004

0.006

0.008

0.01

Time (s)

Fourier Transfer F(f(t)) of Voice "A"

Amplitude (Volt)

1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2 0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

Frequency (Hz)

2011/1/5

Bima Sena Bayu D.

12

Main Processor DFT


for(i=0;i<L;i++)
{
re=0;im=0;
for(j=0;j<N;j++)
{
re=x[j]*cos(2*pi*j*i/N);
re+=re;
im=x[j]*sin(2*pi*j*i/N);
im+=im;
}
X[i]=sqrt(pow(re,2)+pow(im,2));
}

2011/1/5

Bima Sena Bayu D.

13

Anda mungkin juga menyukai