Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Penelitian

Sekolah tinggi ilmu kesehatan ngudi waluyo ungaran

PENGARUH PEMBERIAN AIR PUTIH TERHADAP KONSTIPASI PADA LANSIA DI


KELURAHAN CANDIREJO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN
SEMARANG
Pandri
Program Studi Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran
E-mail: pan_drie@yahoo.com
ABSTRAK
Konstipasi merupakan salah satu hal yang paling sering dikeluhkan oleh para lansia. Hal
ini disebabkan karena terjadinya penurunan pol defekasi. Konstipasi merupakan salah satu
penyakit yang dapat di berikan terapi ini, karena air putih akan melancarkan sistem pencernaan
dan membuang sisa makan yang ada dalam usus. Air putih juga akan melunakan feses yang
mengeras. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa Pengaruh Pemberian Air Putih Terhadap
Konstipasi Pada Lansia Di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang
Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan pretest-postest control
group desain. Populasi yang diteliti adalah lansia yang berusia 60 tahun ke atas yang terdapat di
kelurahan candirejo dengan jumlah 114 orang, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
sampling purposive sampling dengan jumlah sampel 40 sampel yang dibagi menjadi 20 untuk
kelompok intervensi dan 20 untuk kelompok kontrol. Alat pengumpul data menggunakan
koesioner.
Hasil uji analisa dengan menggunakan uji independen t-test di mana didapatkan hasil p-value
0,038 < 0,05 maka dapat disimpulkan tidak ada Pengaruh Pemberian Air Putih Terhadap
Konstipasi Pada Lansia Di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang.
Bagi penderita konstipasi atau masyarakat disarankan menggunakan air putih sebagai
intervensi alternatif untuk mengatasi dan mencegah konstipasi, bagi perawat dapat
menggunakannya sebagai terapi komplementer.
Kata kunci
: Lansia, Konstipasi. Terapi Air Putih
Kepustakaan : 22 (2004-2014)
THE EFFECT OF GIVING WATER AGAINST CONSTIPATION IN ELDERLY IN
CANDIREJO VILLAGE WEST UNGARAN SEMARANG REGENCY
Pandri
Nursing Science Study Program.
Ngudi Waluyo School Of Health Ungaran
E-mail: pan_drie@yahoo.com
ABSTRACT
Constipation is one of the most frequent complaints by the elderly. This is due to the
decrease in bowel pattern. Constipation is one of the diseases that can be treated with water
therapy, because water will smooth digestive system and discard the rest of the foot in the
Pengaruh Pemberian Air Putih Terhadap Konstipasi Pada Lansia di Kelurahan Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

Jurnal Penelitian
Sekolah tinggi ilmu kesehatan ngudi waluyo ungaran

intestine. Water will also soften the hard faeces. This study aims to analyze the effect of giving
water against constipation in elderly in Candirejo village West Ungaran Semarang Regency.
This study used quasy-experimental method using pretest-posttest control group design.
The studied population was elderly aged 60 years or more living Candirejo as many as 114, the
sampling technique used purposive sampling technique with 40 samples divided into 20 persons
for the intervention group and 20 persons for the control group. The data were collected by using
questionnaires.
The analysis of test results used independent t-test test getting p-value 0, 038 < 0.05, it
could be concluded that there was the effect of giving water against constipation in elderly in
Candirejo village West Ungaran Semarang regency.
For patients with constipation or society are advised to use water as an alternative
intervention to address and prevent constipation, the nurses can use it as a complementary
therapy.
Keywords
: Elderly, Constipation. Water Therapy
Bibliographies: 22 (2004-2014)
PENDAHULUAN

lebih lama terpapar pada dinding usus dan


sebagian besar kandungan air diabsorpsi.
Pengeluaran feses yang kering dan keras dapat
menimbulkan nyeri (Perry & Potter, 2006).
Konstipasi merupakan keluhan saluran
cerna terbanyak pada usia lanjut, terjadi
peningkatan dengan bertambahnya usia dan 30
sampai 40% orang diatas usia 65 tahun
mengeluh konstipasi.Sekitar 80% manusia
pernah menderita konstipasi dalam hidupnya
dan konstipasi yang berlangsung singkat
adalah normal (setiyahadi, 2009).
Air adalah materi yang berbentuk cairan.
Bentuk cairan ini merupakan suatu keadaan
yang tidak umum dalam kendisi normal.
Selain oksigen atau udaradan makanan, tubuh
juga membutuhkan air. Air merupakan salah
satu dari tiga hal yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh agar tetap sehat (Tilong , 2013).
Air sejak dulu sudah diyakini memiliyki
khasiat
untuk
menyembuhkan
penakit.Pengobatan dengan mengunakan
media air pun sudah dikenal sejak lama,
bahkan dengan kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan yang ada, semakin memperdalam
keyakinan akan besarnya khasiat air bagi
kesehatan tubuh.

Latar Belakang
Proses menua adalah proses sepanjang
hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
tertentu, tetapi mulai dari permulaan
kehidupan (Nugroho, 2008).
Maryam (2011), menyebutkan lansia
adalah sebagai tahap akhir perkembangan
pada daur kehidupan manusia. Sedangkan
menurut pasal1 (satu) ayat 2, 3, 4 UU No. 13
tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan
bahwa usia lanjut adalah seorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun.
menurut Badan Kesehatan Dunia atau
WHO (2000) dikatakan lanjut usia atau
dewasa lanjut dapat dikelompokan menjadi
empat bagian yaitu : Usia pertengahan
(middle age) usia 45-59 tahun, lanjut usia
(elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua(old) 7590 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas
90 tahun (Nugroho, 2008).
Konstipasi merupakan gejala, bukan
penyakit. Konstipasi adalah penurunan
defekasi, yang diikuti oleh pengeluaran feses
yang lama atau kerasdan kering. Apabila
motilitas usus halus melambat, masa feses

Pengaruh Pemberian Air Putih Terhadap Konstipasi Pada Lansia di Kelurahan Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

Jurnal Penelitian
Sekolah tinggi ilmu kesehatan ngudi waluyo ungaran

Mengkonsumsi air dalam jumlah cukup


setiap hari akan memperlancar sistem
pencernaan, sehingga kita akan terhidar dari
masalah-masalah pencernaan seperti maag
ataupun sembelit (konstipasi).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 07
Oktober 2014 yang dilakukan di Kelurahan
Candirejo
Kacamatan
Ungaran
Barat
Kabupaten Semarang, didapatkan data dari
kadar posyandu lansia terdapat 114
lansia.Jumlah lansia laki-laki 49 orang, dan
jumlah lansia perempuan 65 orang.Kader
posyandu lansia dia mengatakan konstipasi
adalah salah satu yang dikeluhkan para lansia.
Hasil wawancara dengan 9 (sembilan) lansia
didapatkan data
3 (tiga) lansia sedang
mengalami konstipasi, 5 (lima) lansia pernah
mengalami konstipasi satu bulan yang lalu,
dan 1(satu) lansia mengatakan tidak pernah
konstipasi,
1
(satu)
terkadang.Hasil
wawancara peneliti dengan para lansia yang
pernah mengalami konstipasi didapati hasil
yang berbeda. Ada 3 (tiga) lansia yang
minum air putih 3-4 gelas sehari disaat
konstipasi dan konstipasinya sembuh, 2 (dua)
lansia yang minum air putih 3-4 seharidisaat
konstipasi, tetapi konstipasinya lama atau
tidak sembuh sehingga harus pakai obat
pemecah konstipasidan 3 (tiga) lansiakurang
minum air putih disaat kanstipasi tetapi
konstipasinya sembuh.
Berdasarkan fenomena-fenomena diatas
peneliti
menganggap
penting
untuk
mengetahui apakah ada pengaruh antara
mengkonsomsi banyak air putih terhadap
konstipasi.Peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judulPengaruh Pemberian
Air Putih Terhadap Konstipasi Pada Lansia Di
Kelurahan Candirejo Kelurahan Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

diambil oleh peneliti adalah Pengaruh


Pemberian Air Putih Terhadap Konstipasi
Pada Lansia Di Kelurahan Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang.
Tujuan
Untuk menganalisis atau mengetahui
apakah ada Pengaruh Pemberian Air Putih
Terhadap Konstipasi Pada Lansia Di
Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang .
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang akandigunakan
dalam penelitian ini adalah rencanan
eksperimen semu (Quasi Eksperimen), yaitu
dengan menggunakan pretest-posttest control
group desain.
Tabel 3.1.Rancangan Penelitian
Pretest

Per
lak
uan
X

Postest

Ek
01
02
sp
eri
m
en
Con
01
02
trol
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan
Candirejo Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang pada tanggal 18 Januari
sampai 06 Februari 2015, dengan jumlah
populasi dalam penelitian ini adalah 114
lansia dan jumlah sampel 40 lansia yang
dibagi menjadi 2 kelompok intervensi dan
kontrol.Pengumpualan data dalam penelitian
ini dengan dengan menggunakan koesioner
tang ditanyakan langsung ke responden.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan
diatas maka rumusan masalah yang dapat

Pengaruh Pemberian Air Putih Terhadap Konstipasi Pada Lansia di Kelurahan Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

Jurnal Penelitian
Sekolah tinggi ilmu kesehatan ngudi waluyo ungaran

Analisa data diolah dan dianalisis dengan


tekhik-tehnik tertentu.Analisa data dibedakan
menjadi 2 (dua) macam yaittu.
1. Analisa univariat
Analisa ini dilakukan terhadap tiap
variabel dari hasil penelitian. Variabel
yang dianalisis dalam penelitian ini
adalah konstipasi pada lansia sebelum
dilakukan pemberian air putih dan
konstipasi pada lansia sesudah pemberian
air putih
2. Analisa bivariat
Analisa ini dilakukan dengan tujuan
untuk
menguji
variabel-variabel
penelitian yaitu variabel independen
dengan variabel dependen. Analisa
bevariat dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan hasil pada
kedua kelompok sebelum dan sesudah,
selain itu juga untuk mengetahui apakah
ada pengaruh pemberian air putih
terhadap konstipasi pada lansia di
Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Saemarang. Uji yang
digunakan adalah uji sign test (uji tanda)
untuk mencari perbedaan dan chi-cquere
untuk mencari apakah ada pengaruh atau
tidak.

T
i
d
a
k
ko
nsti
pas
i

Kel
om
po
k

Inte
rve
nsi
Pre
test
Pos
ttes
t
Ko
ntr
ol
Pre
test
Pos
ttes
t

K
o
n
s
t
i
p
a
s
i
%

20
15

100,0 0
75,0 5

0,0
25,0

20
18

100,0 0
2

0,0
10,0

Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui


pada lansia kelompok intervensi sebelum
perlakuan pemberian air putih didapatkan
hasil 20 (100%) mengalami konstipasi dan
sesudah perlakuan diberikan terapi air putih
didapatkan hasil 5 (25%) sudah tidak
konstipasi dan 15 (75%) masih mengalami
konstipasi. Sedangkan pada kelompok
kontrol sebelum perlakuan didapatkan hasil
20 (100%) lansia menderita konstipasi dan
sesudah
perlakuan
didapatkan
hasil
pengukuran sebanyak 2 lansia (10%) tidak
mengalami konstipasi, dan yang masih
konstipasi 18 lansia (90%).

HASIL PENELITIAN
Gambaran konstipasi Sebelum dan
sesudah Diberikan terapi air putih pada
lansia Kelompok Kontrol dan lansia
kelompok Intervensi.
Tabel 1.
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan Hasil Pengkajian Konstipasi
Sebelum Diberikan Terapi Air Putih Pada
Lansia Kelompok Kontrol Dan Lansia
Kelompok Intervensi Di Kelurahan
Candirejo Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang

Pengaruh Pemberian Air Putih Terhadap Konstipasi Pada Lansia di Kelurahan Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

Jurnal Penelitian
Sekolah tinggi ilmu kesehatan ngudi waluyo ungaran

Perbedaan Kejadian Konstipasi Sebelum


dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok
Kontrol
Tabel 3.
Perbedaan
Kejadian
Konstipasi
Sebelum
Dan
Sesudah
Perlakuan Pada Lansia Kelompok Kontrol
di Kelurahan Candirejo Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang
V
P
pa
er
pal
r
la
ue
i
k
a
u
b
a
e
n
l
K
S
0,5
o
e
00
n
s
s
u
ti
d
p
a
a
h
s
i
S
e
b
el
u
m
Berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan
bahwa berdasarkan uji tanda diperoleh pvalue sebesar 0,500, oleh karena p-value
0,500 > (0,05), maka disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan secara bermakna
kejadian konstipasi sebelum dan sesudah
perlakuan pada lansia kelompok kontrol di
Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang.

Perbedaan
Kejadian
Konstipasi
Sebelum dan Sesudah Pemberian Air
Putih pada Kelompok Intervensi
Tabel 2. Perbedaan Kejadian Konstipasi
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Terapi
Air Putih Pada Lansia Kelompok
Intervensi di Kelurahan Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang
V
P
par
er
pal
ia
la
ue
be
k
l
u
a
n
K
S
0,0
on
e
63
sti
s
pa
u
si
d
a
h
S
e
b
el
u
m
Berdasarkan
tabel 2, menunjukkan
bahwa berdasarkan uji tanda diperoleh pvalue sebesar 0,063. Oleh karena p-value
0,063 > (0,05), maka disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan secara bermakna
kejadian konstipasi sebelum dan sesudah
mengkonsumsi air putih sebanyak 1-15 liter
per hari selama 3 hari pada lansia kelompok
intervensi di di Kelurahan Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang.

Pengaruh Pemberian Air Putih terhadap


Konstipasi pada Lansia di Kelurahan

Pengaruh Pemberian Air Putih Terhadap Konstipasi Pada Lansia di Kelurahan Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

Jurnal Penelitian
Sekolah tinggi ilmu kesehatan ngudi waluyo ungaran

Candirejo Kecamatan Ungaran Barat


Kabupaten Semarang.
Tabel 4.4
Pengaruh Pemberian Air
Putih Terhadap konstipasi pada lansia
antara Kelompok Intervensi dan Kontrol
pada Penderita konstipasi di Kelurahan
Candirejo Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang

menjadi 2 kelompok yaitu 20 untuk


kelompok intervensi dan 20 kelompok
kontrol dengan hasil yang diperoleh akan
dibahas sebagai berikut:
a. Pebedaan kejadian konstipasi pada
lansia
Kelompok
kontrol
Pada
Penderita konstipasi di Kelurahan
Candirejo Kacamatan Ungaran barat
Kabupaten Semarang
Hasil penelitian terhadap penderita
konstipasi di Kelurahan Candirejo
Kecamatan Ungaran barat Kabupaten
Semarang untuk kelompok kontrol yang
berjumlah 20 responden sebelum
diberikan perlakuan, didapatkan hasil
pengukuran 100% responden sedang
mengalami konstipasi, sedangkan setelah
dilakukan perlakuan didapatkan hasil
pengukuran terjadi penurunan sebesar 2
(10%) responden sudah tidak konstipasi
dan 18 (90%) masih mengalami
konstipasi.
Berdasarkan uji sign testdiperoleh t
hitung untuk kelompok kontrol p-value
sebesar 0,500 dan ( = 0,05), maka pvalue ini lebih > (0,05) ini menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan nilai pengukuran pada
kelompok kontrol sebelum dan sesudah
penelitian penelitian pada penderita
konstipasi
di Kelurahan Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang, karena pada kelompok kontrol
p-palue (0,500) lebih besar dari (0,05)
dapat disimpulkan tidak ada perbedaan
yang bermakna pada kelompok control.
Kelompok kontrol yaitu kelompok yang
mengalami kostipasi namun tidak diberikan
perlakuan pemberian air putih, menunjukkan
adanya penurunan hasil rata-rata pengukuran

Kejadian Konstipasi Posttest


Tidak
p-value
Kelompok Konstipasi Konstipasi
f
%
f
%
Kontrol
18 90,0
2
10,0 0,407
Intervensi 15 75,0
5
25,0
Total
33 82,5
7
17,5
Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui
bahwa sesudah diberikan terapi air putih
didapatkan hasil pada kelompok intervensi
yang tidak mengalami konstipasi sejumlah 5
lansia (25,0%), sedangkan pada kelompok
kontrol yang tidak mengalami konstipasi
sejumlah 2 lansia (10,0%).
Berdasarkan uji Chi Square didapatkan
ada 2 nilai harapan (expected count) yang
kurang dari 5, sehingga uji alternatif yang
dipakai adalah uji Fisher Exact. Kemudian,
dari hasil uji Fisher Exact, didapatkan pvalue sebesar 0,407. Oleh karena p-value
(0,407) > (0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat pengaruh secara
bermakna, pemberian Air Putih Terhadap
Konstipasi pada lansia di Kelurahan
Candirejo Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang.
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
tentang Pengaruh Pemberian Air Putih
Terhadap Konstipasi Pada Lansia di
Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran
Barat Kacamata Semarang yang dilakukan
pada tanggal 18 Januari 6 Februari 2015,
dengan jumlah sampel 40 lansia yang dibagi

Pengaruh Pemberian Air Putih Terhadap Konstipasi Pada Lansia di Kelurahan Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

Jurnal Penelitian
Sekolah tinggi ilmu kesehatan ngudi waluyo ungaran

pada kelompok kontrol hal ini disebabkan


karena peneliti tidak dapat mengendalikan
responden kelompok kontrol dari hal-hal
yang berpengaruh terhadap konstipasi.
Menurut Sutiyohadi (2009), berikut ini
merupakan beberapa hal yang dapat
berpengaruh terhadap konstipasi antara lain
sebagai berikut: Beraktivitas atau berolahraga
yang, diet yang teratur atau makanan tinggi
serat, mengkonsumsi cairan yang cukup,
peneliti tidak dapat membatasi responden
untuk tidak mengkonsumsi air putih sama
atau lebih seperti yang dilakukan seperti
kelompok intervensi, karena sebagian orang
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi air
putih yang cukup.

= 0,05 maka dapat disimpulkan tidak


ada perbedaan yang signifikan nilai
pengkuran pada kelompok intervensi
sebelum dan sesudah pemberian air
putihterhadap konstipasi pada lansia di
Kelurahan Candirejo Kacamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang.
Perubahan hasil pengukuran pada
kelompok intervensi disebabkan karena
mengkonsumsi air dalam jumlah cukup
setiap hari akan meperlancarkan sistem
pencernaan sehingga kita akan terhindar
dari masalah-masalah pada sistem
percernaan terutama konstipasi. Air putih
akan membersihkan usus dari sisa-sisa
makanan yang tidak diserap oleh tubuh
dan membantu melancarkan pengeluaran
feses (Tilong, 2013).
Mengkonsumsi air putih yang
cukup.Air berperan penting dalam
membentu kinerja organ pencernaan,
yaitu usus. Usus harus selalu mendapat
pasokan air agar proses pencernaan tidak
terganggu. dalam usus halus inilah proses
pencernaan dan absorbsi atau penyerapan
zat-zat
makanan
sebagian
besar
berlangsung, dalam proses inilah usus
halus dan usus besar membutukan banyak
pasokan air agar feses yang akan
dikeluarkan tidak kering dan keras
(Sutanto, 2014).
c. Pengaruh
pemberian
air
putih
Terhadap konstipasi antara Kelompok
Intervensi dan Kontrol pada Penderita
konstipasiDi Kelurahan Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang.
Setelah
dilakukan
perlakuan
pemberian air putih sebanyak 1-1,5 liter
per hari selama 3 hari terjadi penurunan
hasil rata-rata pengukuran pada kelompok
intervensi maupun pada kelompok
kontrol, pada kelompok intervensi yang
sebelum perlakuan 100% responden
sedang mengalami konstipasi dan setelah

b. Gambaran kejadian konstipasi pada


lansia Kelompok Intervensi Pada
Penderita konstipasi di Kelurahan
Candirejo Kecamatan Ungaran barat
Kabupaten Semarang
Berdasarkan hasil penelitian terhadap
penderita konstipasi di Kelurahan
Candirejo Kacamatan Ungaran barat
Kabupaten Semarang untuk kelompok
intervensi yang berjumlah 20 responden
sebelum diberikan terapi air putih,
didapatkan hasil pengukuran
100%
responden sedang mengalami konstipasi,
sedangkan setelah dilakukan perlakuan
pemberian air putih terhadap penderita
konstipasi di Kelurahan Candirejo
Kacamatan Ungaran barat Kabupaten
Semarang sebanyak 1-1,5 liter per hari
selama 3 hari didapatkan hasil
pengukuran sebesar 5 (25%) responden
sudah tidak konstipasi dan 15 (75%)
masih mengalami konstipasi.
Berdasarkan uji sign test diperoleh t
hitung untuk kelompok intervensi dengan
p-value sebesar 0,063 dan ( = 0,05),
terlihat bahwa p-value tersebut lebih dari

Pengaruh Pemberian Air Putih Terhadap Konstipasi Pada Lansia di Kelurahan Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

Jurnal Penelitian
Sekolah tinggi ilmu kesehatan ngudi waluyo ungaran

dilakukan perlakuan pemberian air putih


terjadi penurunan hasil pengukuran
menjadi
75%
responden
masih
mengalami konstipasi, 25% sudah tidak
mengalami konstipasi, sedangkan pada
sebelum dilakukan
perlakuan pada
kelompok kontrol didapatkan hasil
pengukuran 100% pesponden sedang
mengalami konstipasi dan setelah
dilakukan perlakuan terdapat penurunan
hasil pengukuran menjadi 90% responden
masih mengalami konstipasi dan 10%
responden sudah tidak mengalami
konstipasi.
Terlihat bahwa sesudah dilakukan
perlakuan pemberian air putih sebanyak
1-15 liter per hari selama 3 hari rata-rata
hasil pengukuran pada kelompok
intervensi lebih kecil atau terjadinya
penurunan lebih besar dibandingkan
dengan kelompok kontrol yang tidak
diberikan perlakuan pemberian air putih
seperti yang dilakukan pada kelompok
intervensi.
Berdasarkan
Uji
chi-square,
didapatkan nilai t hitung p-value sebesar
0,407 ( = 0,05), oleh karena nilai pvalue tersebut lebih besar dari (0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan pemberian air
putih terhadap konstipasi pada lansia di
Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang.
Konstipasi paling banyak dialami
oleh lansia atau lanjut usia yang
disebabkan oleh melehahnya pergerakan
peristaltik, kurangnya kadar selulosa,
kurangnya nafsu makan yang biasa
disebabkan banyaknya gigi yang sudah
lepas (ompong), terjadinya proses
penuaan, mungkin terjadi gangguan
motilitas otot polos esofagus, mungkin
juga terjadi reflux disease (terjadi akibat
refluks lambung naik ke esofagus).

Insiden ini mencapai puncak pada usia


60-70 tahun. (Nugroho, 2008).
Kesimpulan
1. Hasil
pengukuran
pada
kelompok
intervensi dan kolompok kontrol sebelum
dilakukan perlakuan didapatkan hasil
100% mengalami konstipasi.
2. Hasil pengukuran setelah dilakukan
perlakuan
didapatkan
hasil,
pada
kolompok intervensi terdapat 5 (25%)
reponden sudah tdak konstipasi dan 15
(75%) msih konstipasi , sedangkan pada
kelompok 2 (10%) tidak konstipasi dan
18 (90%) masih konstipasi.
3. Tidak tidapat perbedaan hasil pengukuran
antara sebelum dan sesudah dilakukan
perlakuan kelompok intervensi dengan
hasil p-palue (0,063) dan (0,05). dan
pada kelompok kontrol p-palue (0, 500)
dan (0,05).
4. Tidak ada pengaruh pemberian air putih
terhadap konstipasi pada lansia penderita
konstipasi di Kelurahan Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang, dengan nilai p-value 0,407 >
0.05.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah. LM. (2011). Keperawatan Usia
Lanjut. Jogjakarta : Graha Ilmu.
Dahlan, M. Sopiyudin. (2011). Statistik
Untuk
Kedokteran
Dan
Kesehatan.
Edisi
5.Jakarta:
Salemba Medika.

Pengaruh Pemberian Air Putih Terhadap Konstipasi Pada Lansia di Kelurahan Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

Jurnal Penelitian
Sekolah tinggi ilmu kesehatan ngudi waluyo ungaran

Kirom. L. (2014). Terapi Air Putih Yang


Didoakan. Jogjkarta: Semesta
Hikmah.

Tilong. AD. (2013). Ajaibnya Air Putih Terapi


Beragam Masalah Kesehatan.
Jogjakarta: FlashBooks.

Maryam. S. (2011).Mengenal Usia Lanjut


Dan
Perawatannya.Jakrta:
Salamba Madika.

Seriadi. (2007). Konsep Dan Penulisan Riset


Keperawatan. Jogjakarta: Graha
Ilmu.

Noorkasiani. ST. (2009). Kesehatan Usia


Lanjut
Dengan
Pendekatan
Asuhan Keperawatan. Jakarta:
Salamba Madika.

Smeltzer, Suzanne C & Brenda G. Bare.


(2007). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner &
Suddarh. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Notoatmojo. S. (2005). Metodologi Penelitian


Kesehatan. Jakarta: Renika Cipta.
Nugroho.

Potter

&

Sugiyono.

W.
(2008)
.Keperawatan
Gerontik& Geriatric.
Jakarta:
EGC.

(2013).
Metode
Penelitian
Pendidikan
(Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif Dan R &D).
Bandung: Alfabeta

Sutiyohadi. B. (2009). Ilmu Penyakit Dalam.


Jakarta: interna Publishing.

Perry. (2006). Fundamental


keperwatan : konsep, proses,
praktik. Jakarta: EGC.

Sutanto. T. (2014). 101 Khasiat Terapi Ai r


Putih. Jogjakarta: Notebook.

Pengaruh Pemberian Air Putih Terhadap Konstipasi Pada Lansia di Kelurahan Candirejo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang

Anda mungkin juga menyukai