O
L
E
H
ORLANDO RISTUA P. SIMANGUNSONG
05 0402 002
ABSTRAK
Saat ini pertukaran informasi ini tidak hanya terjadi pada lokasi yang
berdekatan saja, tetapi sudah mengglobal keseluruh penjuru dunia. Hal ini dapat
dimungkinkan dengan tumbuhnya teknologi jaringan komputer, baik yang
memanfaatkan media kabel maupun non kabel (wireless) sebagai saluran
transmisinya.
Sejak ditemukan oleh Hertz dan Marconi, antena menjadi semakin
dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Karena antena merupakan salah satu
elemen penting dalam sistem komunikasi tanpa kabel (wireless). Dalam
penyampaian informasi, penggunaan antena sangat besar manfaatnya apalagi
dalam pengiriman informasi yang dibatasi oleh jarak.
Tulisan ini menguraikan tentang perancangan dan simulasi antena Helix
yang digunakan dalam komunikasi Bluetooth yang beroperasi pada frekuensi 2,4
GHz atau dapat juga berfungsi sebagai antena pengganti pada client. Antena Helix
dirancang untuk bekerja pada mode Axial dan diharapkan memiliki pola radiasi
(pattern) yang sifatnya direksional. Perancangan antena ini menggunakan
software simulator Ansoft Designer HFSS v10.0. Hasil dari perancangan antena
Helix ini diperoleh nilai VSWR sebesar 1,4 untuk frekuensi 2,4 GHz dan 1,4
untuk frekuensi 2,5 GHz, pola radiasi direksional, dan gain sebesar 10,5 dB.
ii
KATA PENGANTAR
Pujian dan syukur, penulis berikan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberikan kemampuan dan kekuatan dalam menghadapi segala hambatan,
halangan, dan rintangan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada yang teristimewa yaitu
Ayahanda (B. Simangunsong) dan Ibunda (M. br. Siagian), serta Kakanda (Susi
Simangunsong dan Camry Simangunsong) dan Adinda (Lia Simangunsong)
tercinta yang merupakan bagian dari hidup penulis yang senantiasa mendukung
dan mendoakan dari sejak penulis lahir hingga sekarang.
Tugas Akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan
untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul Tugas Akhir ini adalah:
PERANCANGAN ANTENA HELIX SECARA SIMULASI UNTUK
APLIKASI BLUETOOTH
Selama penulis menjalani pendidikan di kampus hingga diselesaikannya
Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1.
Bapak Ir. Arman Sani, MT, selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir, atas
nasehat, bimbingan, dan motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2.
iii
3.
Bapak Ir. Surya Tarmizi, M.Si dan Bapak Rachmad Fauzi ST, MT selaku
Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
4.
Seluruh staf pengajar yang telah memberi bekal ilmu kepada penulis dan
seluruh pegawai Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara atas segala bantuannya.
5.
6.
7.
Senior dan junior yang telah membantu selama proses penulisan Tugas
Akhir ini.
8.
Teman-teman IMPERATIF.
9.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan baik
dari segi materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu saran dan kritik dengan
tujuan menyempurnakan dan mengembangkan kajian dalam bidang ini sangat
penulis harapkan.
iv
Akhir kata penulis berserah diri pada Tuhan Yang Maha Esa, semoga
Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca sekalian terutama bagi penulis sendiri.
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................i
KATA PENGHANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................ix
I.
PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1
Tujuan Penulisan...............................................................................2
II.
2.2
Daerah Antena..................................................................................6
2.3
vi
2.5
2.6
3.2
3.3
3.4
Karakteristik Radio..........................................................................27
vii
IV. PERANCANGAN
ANTENA
HELIX
UNTUK
APLIKASI
BLUETOOTH ...........................................................................................35
4.1
Umum................................................................................................35
V.
Kesimpulan .......................................................................................49
5.2 Saran..................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA
viii
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Daerah Antena.............................................................................7
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 3.5
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
ABSTRAK
Saat ini pertukaran informasi ini tidak hanya terjadi pada lokasi yang
berdekatan saja, tetapi sudah mengglobal keseluruh penjuru dunia. Hal ini dapat
dimungkinkan dengan tumbuhnya teknologi jaringan komputer, baik yang
memanfaatkan media kabel maupun non kabel (wireless) sebagai saluran
transmisinya.
Sejak ditemukan oleh Hertz dan Marconi, antena menjadi semakin
dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Karena antena merupakan salah satu
elemen penting dalam sistem komunikasi tanpa kabel (wireless). Dalam
penyampaian informasi, penggunaan antena sangat besar manfaatnya apalagi
dalam pengiriman informasi yang dibatasi oleh jarak.
Tulisan ini menguraikan tentang perancangan dan simulasi antena Helix
yang digunakan dalam komunikasi Bluetooth yang beroperasi pada frekuensi 2,4
GHz atau dapat juga berfungsi sebagai antena pengganti pada client. Antena Helix
dirancang untuk bekerja pada mode Axial dan diharapkan memiliki pola radiasi
(pattern) yang sifatnya direksional. Perancangan antena ini menggunakan
software simulator Ansoft Designer HFSS v10.0. Hasil dari perancangan antena
Helix ini diperoleh nilai VSWR sebesar 1,4 untuk frekuensi 2,4 GHz dan 1,4
untuk frekuensi 2,5 GHz, pola radiasi direksional, dan gain sebesar 10,5 dB.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
sangat penting dalam kehidupan. Pertukaran informasi ini tidak hanya terjadi pada
lokasi yang berdekatan saja, tetapi sudah mengglobal keseluruh penjuru dunia.
Hal ini dapat dimungkinkan dengan tumbuhnya teknologi jaringan komputer, baik
yang memanfaatkan media kabel maupun non kabel (wireless) sebagai saluran
transmisinya. Jaringan
Pada Tugas Akhir ini, akan dibahas tentang perancangan antena Helix
secara simulasi untuk aplikasi Bluetooth. Antena Helix mempunyai struktur
geometri yang mirip dengan pegas, dengan jarak antar lilitan, diameter lilitan dan
jumlah lilitan yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan.
Dengan struktur geometri yang sedemikian rupa, pembuatan antena Helix
dirasakan sederhana dan dapat dijadikan alternatif antena.
1.2
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di
permasalahan, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan antena Helix?
2. Apa saja bagian dari sistem Bluetooth?
3. Bagaimana merancang antena Helix untuk aplikasi Bluetooth yang bekerja
pada frekuensi 2,4 GHz?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah merancang antena helix untuk
aplikasi Bluetooth yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz (2,4 2,5 GHz).
Perancangan antena dilakukan dengan menggunakan simulator Anfoft Designer
HFSS versi 10.0.
1.4
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1.5
Metodologi Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan pada penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1.
Studi literatur
Berupa studi kepustakaan dan kajian dari buku-buku dan tulisan-tulisan
lain yang terkait serta dari layanan internet berupa jurnal-jurnal penelitian.
2.
3.
Analisis
Berupa analisis terhadap antena yang dirancang menggunakan software
Ansoft Designer HFSS versi 10.0.
1.6
Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran mengenai Tugas Akhir ini, secara singkat
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metodologi penulisan,
serta sistematika penulisan.
BAB II
ANTENA HELIX
Bab ini berisi penjelasan tentang antena Helix secara umum.
BAB III
BLUETOOTH
Bab ini berisi teori tentang Bluetooth.
BAB IV
BAB V
PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan-pembahasan
sebelumnya.
BAB II
ANTENA HELIX
2.1
Pengertian Antena
Pada sistem komunikasi radio diperlukan adanya antena sebagai pelepas
resonator. Di daerah antena energi diteruskan ke ruang bebas sehingga daerah ini
merupakan transisi antara gelombang terbimbing dengan gelombang bebas [1].
E
sumber
sal. transmisi
antena
2.2
Daerah Antena
Daerah antena merupakan pembatas dari karakteristik gelombang
Medan Jauh
(Fraunhofer
(Freshnel)
Medan Medan
Dekat
Dekat
Radiasi Reaktif
sekitar antena, di mana daerah reaktif lebih dominan. Apabila adalah panjang
gelombang dan D adalah dimensi terluar antena, untuk kebanyakan antena batas
terluar daerah ini adalah [1]:
(2.1)
2.
dekat reaktif dan daerah medan jauh di mana medan radiasi dominan dan
distribusi medan bergantung pada jarak dari antena. Daerah ini sering juga disebut
daerah Freshnel dimana [1]:
(2.3)
3.
tidak lagi bergantung kepada jarak dari antena. Di daerah ini, komponen medan
transversal dan distribusi angular tidak bergantung pada jarak radial di mana
pengukuran dibuat. Semua spesifikasi diperoleh dari pengukuran yang dilakukan
di daerah ini, dengan syarat [1]:
(2.4)
2.3
Parameter Antena
Kinerja dan daya guna suatu antena dapat dilihat dari nilai parameter-
2.3.1
Impedansi masukan
Impedansi masukan adalah perbandingan (rasio) antara tegangan dan arus.
(2.5)
dimana Zin merupakan perbandingan antara jumlah tegangan (tegangan masuk dan
tegangan refleksi (V) terhadap jumlah arus (I) pada setiap titik z pada saluran,
berbeda dengan karakteristik impedansi saluran (Z0) yang berhubungan dengan
tegangan dan arus pada setiap gelombang.
Pada saluran transmisi, nilai z diganti dengan nilai
, sehingga
(2.6)
2.3.2
Kondisi yang paling baik adalah ketika VSWR bernilai 1 (S=1) yang
berarti tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matching sempurna.
Namun kondisi ini pada praktiknya sulit untuk didapatkan. Oleh karena itu, nilai
standar VSWR yang diijinkan untuk fabrikasi antena adalah VSWR2.
10
Nilai dari return loss yang baik adalah di bawah -9,54 dB, nilai ini
diperoleh untuk nilai VSWR
2.3.4
Bandwidth
Bandwidth suatu antena didefenisikan sebagai rentang frekuensi di mana
Keterangan :
= frekuensi tertinggi
= frekuensi terendah
= frekuensi tengah
Ada beberapa jenis bandwidth di antaranya :
a.
11
frekuensi. Nilai matching ini dapat dilihat dari return loss dan VSWR. Nilai
return loss dan VSWR yang masih dianggap baik adalah kurang dari -9,54 dB.
b. Pattern bandwidth, yaitu rentang frekuensi di mana bandwidth, sidelobe, atau
gain, yang bervariasi menurut frekuensi memenuhi nilai tertentu. Nilai
tersebut harus ditentukan pada awal perancangan antena agar nilai bandwidth
dapat dicari.
c. Polarization atau axial ratio bandwidth adalah rentang frekuensi di mana
polarisasi (linier atau melingkar) masih terjadi. Nilai axial ratio untuk
polarisasi melingkar adalah kurang dari 3 dB.
Dan jika arah ini tidak ditentukan, keterarahan terjadi pada intensitas radiasi
maksimum yang didapat dengan rumus [1]:
(2.12)
12
Keterangan :
D
= keterarahan
D0
= keterarahan maksimum
13
(2.14)
2.4
Antena Helix
Antena Helix terdiri dari konduktor tunggal atau multi konduktor terbuka
yang berbentuk Helix. Antena Helix merupakan antena yang mempunyai bentuk
tiga dimensi. Bentuk dari antena Helix menyerupai per atau pegas dan diameter
lilitan serta jarak antar lilitan berukuran tertentu.
Antena Helix mempunyai bentuk geometri tiga dimensi seperti pada
Gambar 2.3. Gambar tersebut memperlihatkan bentuk dasar dari sebuah antena
Helix dengan parameter-parameternya adalah sebagai berikut [2]:
D = diameter dari Helix
C = circumference (keliling) dari Helix = D
14
Gambar 2.3 (a) Bantuk dasar dari antena Helix (b) Hubungan antara D, S, C, L
15
(2.16)
Untuk mencari pitch angle dapat menggunakan persamaan
(2.17)
Makin panjang axial length maka makin besar pula gain dari Helix. Relasi
ini dapat dilihat dari persamaan berikut [3]:
(2.18)
Dan untuk mencari panjang dari antena Helix dapat menggunakan persamaan
berikut:
(2.19)
Antena Helix biasanya dipasang diatas sebuah ground plane seperti pada
Gambar 2.4. Ground plane dapat berbentuk apa saja, tetapi biasanya berbentuk
segi empat atau lingkaran dengan diameter satu sampai satu setengah kali panjang
gelombang. Ground plane dapat berbentuk reflektor kerucut atau dapat pula
berbentuk datar. dengan menggunakan ground plane, diharapkan back lobe dari
antena dapat diminimalisasi.
16
Antena Helix dapat dioperasikan dalam dua mode, yaitu mode transmisi
(transmission mode) dan mode radiasi (radiation mode). Mode transmisi
digunakan
untuk
menjelaskan
bagaimana
gelombang
elektromagnetik
17
2.4.2
kurang lebih satu kali panjang gelombang pada frekuensi tengah dari frekuensi
kerjanya (0,75<C<1,3). Sementara sudut jepit, yang optimal adalah antara
10<<20.
Antena Helix pada mode operasi axial adalah antena yang sederhana dan
mudah untuk dibuat kerena sifatnya yang non-critical. Ada beberapa parameter
penting dari antena yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Beamwidth (lebar berkas)
2. Gain (penguatan)
3. Impedance (impedansi)
Parameter-parameter diatas merupakan fungsi dari banyaknya lilitan (n),
jarak antar lilitan (S), dan frekuensi. Untuk jumlah lilitan yang telah ditentukan,
sifat dari beamwidth, gain dan impedansi dapat menentukan lebar bandwith.
18
Sementara itu, nilai dari bandwith juga berhubungan erat dengan circumference
dari antena Helix.
Parameter lain yang mempunyai peranan penting dalam perancangan
antena Helix adalah bentuk dan ukuran dari ground plane, diameter konduktor
Helix, struktur penunjang Helix, dan pengaturan feed. Ground plane dapat dibuat
dalam bebagai macam bentuk. Namun umumnya dibuat dalam bentuk lingkaran
atau persegi yang datar atau flat dengan ukuran diameter atau sisi minimal 3/4.
Ukuran konduktor dapat dipilih dari 0,005 sampai dengan mendekati 0,05.
Antena Helix dihubungkan dengan saluran transmisi (kabel coaxial)
melalui feeder. Pada pemasangan feeder, konduktor antena Helix dihubungkan
dengan bagian dalam dari kabel coaxial melalui bagian dalam dari feeder,
sementara bagian luar dari feeder berfungsi menghubungkan bagian luar dari
kabel coaxial dengan ground plane. Pemasangan feeder ini dapat pula
mempengaruhi impedensi dari antena Helix.
Pada antena Helix, feeder dapat dipasang dengan 2 macam model, yaitu:
1. Peripheral feed
2. Axial feed
Dengan model peripheral feed, impedensi antena Helix mempunyai nilai
yang dihitung dengan persamaan berikut [2]:
(2.20)
19
(2.21)
2.5
Pada HFSS, model geometri secara otomatis dibagi kedalam sejumlah besar
tetrahedron. HFSS adalah simulator gelombang elektromagnetik penuh dengan
performa yang baik untuk pemodelan benda 3 dimensi yang memiliki volume
yang berubah-ubah. HFSS ini menyatukan proses simulasi, visualisasi, dan proses
pemodelan ke dalam suatu bentuk yang mudah untuk dipelajari. Simulator ini
dapat dimanfaatkan untuk menghitung parameter seperti S parameter, frekuensi
resonansi, dan medan.
Simulator ini khususnya digunakan pada bidang:
20
PCB
Board
Modeling
Power/Ground
planes,
Mesh
Grid
Grounds,Backplanes
Antennas/Mobile
Communications
Patches,
Dipoles,
Horns,
21
2.6
koefisien pantul () dan koefisien pantul ini erat hubungannya dengan parameter
S. Sebelum mengkomputasi nilai VSWR kedalam grafik, maka HFSS
Menghitung dulu nilai matrik parameter S pada suatu struktur port tertentu dalam
setiap frekuensi dan hal ini dilakukan dengan skema seperti pada Gambar 2.7.
22
Tipe solusi yang digunakan pada simulator Ansoft HFSS 10.0 ada 3 yaitu
driven modal, driven terminal, dan eigenmode. Untuk pemodelan tentang
antena, saluran mikrostrip, dan waveguide, dipergunakan tipe solusi driven
modal. Tipe ini dipergunakan karena merupakan tipe khusus untuk
mengkalkulasi mode dasar parameter S untuk elemen pasif berstruktur
frekuensi tinggi yang arus tegangannya dikendalikan oleh sumber
generator.
Parametric model adalah susunan yang terdiri dari bentuk geometri dan
material yang tersusun didalamnya, yang akan membangun bentuk
pemodelan simulasi. Pada tahap ini juga, kita memberikan pembatasaan
23
Pada tahap ini juga kita memberikan nilai range frekuensi (frequency
sweep) yang merupakan range frekuensi yang akan dicari nilai solusinya.
24
BAB III
BLUETOOTH
3.1
beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz unlicensed ISM (Industrial, Scientific
and Medical) dengan menggunakan sebuah frequency hopping tranceiver yang
mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real-time antara
host-host Bluetooth dengan jarak jangkauan layanan yang terbatas (sekitar 10
meter). Bluetooth sendiri dapat berupa card yang bentuk dan fungsinya hampir
sama dengan card yang digunakan untuk wireless local area network (WLAN)
dimana menggunakan frekuensi radio standar IEEE 802.11, hanya saja pada
Bluetooth mempunyai jangkauan jarak layanan yang lebih pendek dan
kemampuan transfer data yang lebih rendah.
Pada dasarnya Bluetooth diciptakan bukan hanya untuk menggantikan atau
menghilangkan penggunaan kabel didalam melakukan pertukaran informasi,
tetapi juga mampu menawarkan fitur yang baik untuk teknologi mobile wireless
dengan biaya yang relatif rendah, konsumsi daya yang rendah, interoperability
yang menjanjikan, mudah dalam pengoperasian dan mampu menyediakan layanan
yang bermacam-macam.
3.2
switching dan packet switching. Bluetooth dapat mendukung sebuah kanal data
25
asinkron, tiga kanal suara sinkron simultan atau sebuah kanal dimana secara
bersamaan mendukung layanan data asinkron dan suara sinkron. Setiap kanal
suara mendukung sebuah kanal suara sinkron 64 kb/s. Kanal asinkron dapat
mendukung kecepatan maksimal 723,2 kb/s asimetris, dimana untuk arah
sebaliknya dapat mendukung sampai dengan kecepatan 57,6 kb/s. Sedangkan
untuk mode simetris dapat mendukung sampai dengan kecepatan 433,9 kb/s.
Sebuah perangkat yang memiliki teknologi wireless Bluetooth akan
mempunyai kemampuan untuk melakukan pertukaran informasi dengan jarak
jangkauan sampai dengan 10 meter (~30 feet). Sistem Bluetooth menyediakan
layanan komunikasi point to point maupun komunikasi point to multipoint.
Produk Bluetooth dapat berupa PC card atau USB adapter yang
dimasukkan ke dalam perangkat. Gambar 3.1 menggambarkan perangkatperangkat yang dapat diintegerasikan dengan teknologi Bluetooth antara lain:
mobile PC, mobile phone, PDA (Personal Digital Assistant), headset, kamera,
printer, router dan sebagainya. Aplikasi-aplikasi yang dapat disediakan oleh
layanan Bluetooth ini antara lain: PC to PC file transfer, PC to PC file synch
(notebook to desktop), PC to mobile phone, PC to PDA, wireless headset, LAN
connection via ethernet access point dan sebagainya [4].
26
3.3
3.4
Karakteristik Radio
Berikut beberapa karaketristik radio Bluetooth sesuai dengan dokumen
Spesifikasi
Transmitter
Frekuensi
Maximum
27
Spesifikasi
Output
Modulasi
Out
of
band 30 MHz - 1 GHz : -36 dBm (operation mode), -57 dBm (idle
Spurious
mode)1 GHz 12.75 GHz: -30 dBm (operation mode), -47 dBm
Emission
(idle mode)1.8 GHz 1.9 GHz: -47 dBm (operation mode), -47
dBm (idle mode)5.15 GHz 5.3 GHz: -47 dBm (operation mode), 47 dBm (idle mode)
Receiver
Actual
Sensitivity
Level
Spurious
Emission
Max. usable
Level
3.5
global alokasi frekuensi Bluetooth telah tersedia, namun untuk berbagai negara
pengalokasian frekuensi secara tepat dan lebar pita frekuensi yang digunakan
28
berbeda. Batas frekuensi serta kanal RF yang digunakan oleh beberapa negara
dapat dilihat pada Tabel 3.2 [4].
Tabel 3.2 Batas frekuensi serta kanal RF yang digunakan oleh beberapa negara
Negara
Range Frekuensi
Kanal RF
f = 2402 + k MHz
k = 0,,78
Jepang
f = 2473 + k MHz
k = 0,,22
Spanyol
f = 2449 + k MHz
k = 0,,22
Perancis
f = 2454 + k MHz
k = 0,,22
3.6
Time Slot
Kanal dibagi dalam time slot-time slot, masing-masing mempunyai
panjang 625 ms. Time slot-time slot tersebut dinomori sesuai dengan clock
Bluetooth dari master piconet. Batas penomoran slot dari 0 sampai dengan 227-1
dengan panjang siklus 227. Di dalam time slot, master dan slave dapat
mentransmisikan paket-paket dengan menggunakan skema TDD (Time-Division
Duplex). Gambar 3.3 menerangkan bahwa master hanya memulai melakukan
pentransmisiannya pada nomor time slot genap saja sedangkan slave hanya
memulai melakukan pentransmisiannya pada nomor time slot ganjil saja [4].
3.7
Protokol Bluetooth
Protokol-protokol
Bluetooth
dimaksudkan
untuk
mempercepat
30
RFCOMM
Adopted Protocols
3.8
Pengukuran Bluetooth
Pada dasarnya ada tiga aspek penting didalam melakukan pengukuran
31
Contoh :
dipenuhi
untuk
dapat
mendukung
layanan
fax.
Hal
ini
32
yaitu radio, protokol, profile maka sebenarnya ada aspek lain yang tidak
kalah pentingnya untuk perlu dilakukan pengukuran yaitu pengukuran
Electromagnetic Compatibility (EMC) dimana dapat mengacu pada
standar Eropa yaitu ETS 300 8 26 atau standar Amerika FCC Part 15.
3.9
Fungsi Security
Bluetooth dirancang untuk memiliki fitur-fitur keamanan sehingga dapat
digunakan secara aman baik dalam lingkungan bisnis maupun rumah tangga.
Fitur-fitur yang disediakan Bluetooth antara lain sebagai berikut:
Enkripsi data.
Autentikasi user
3.10
33
Walaupun FHSS mempunyai jarak jangkauan dan transfer data yang lebih
rendah dibandingkan dengan DSSS tetapi untuk layanan dibawah 2 Mbps FHSS
dapat memberikan solusi cost-efektif yang lebih baik.
34
BAB IV
PERANCANGAN ANTENA HELIX SECARA SIMULASI UNTUK
APLIKASI BLUETOOTH
4.1
Umum
Pada tugas akhir ini akan dirancang sebuah antena helix yang dapat
4.2
dengan frekuensi kerja 2,4 GHz. Untuk perancangan awal antena digunakan
perhitungan sehingga antena tersebut dapat bekerja pada frekuensi 2.4 GHz.
Untuk menhitung panjang gelombang dapat dicari dengan menggunakan
persamaan (2.2) pada bab 2.
35
Untuk jarak antar lilitan memiliki keterkaitan seperti segitiga siku-siku yang telah
dijelaskan pada Gambar 2.3. Jadi dalam menentukan jarak antar lilitan, maka
perlu untuk mengetahui pitch angle Helix. Maka untuk mencari besar sudutnya
dapat menggunakan persamaan (2.17) pada bab 2.
Panjang antena Helix dicari dengan menggunakan pesamaan (2.19) pada bab 2.
36
4.3
menggunakan bantuan software Ansoft designer HFSS versi 10.0. Ada beberapa
tahapan
dalam
perancangan,
yaitu
dimulai
dengan
perancangan
inner,
Perancangan inner
Adapun langkah-langkah untuk merancang inner antena adalah :
b.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Perancangan outer
1) Pilih menu Draw lalu pilih cylinder.
2)
3)
4)
5)
37
6)
Membuat subtract dengan cara pilih menu Draw lalu pilih cylinder.
Tentukan radius, yaitu 1 mm. Tenukan height, yaitu -23 mm.
Masukkan nilai center potition, yaitu 20, 0, 3 (satuan mm).
7)
Kemudian blok kedua gambar, klik kanan, pilih edit, pilih boolean,
lalu klik subtract.
8)
c.
Perancangan Groundplane
1)
2)
3)
4)
Membuat subtract dengan cara pilih menu Draw lalu pilih cylinder.
Tentukan radius, yaitu 2.25 mm. Tenukan height, yaitu -4 mm.
Masukkan nilai center potition, yaitu 20, 0, 3 (satuan mm).
5)
Kemudian blok kedua gambar, klik kanan, pilih edit, pilih boolean,
lalu klik subtract.
6)
d.
2)
3)
38
4)
5)
e.
Perancangan strip.
1)
2)
3)
4)
Membuat subtract dengan cara pilih menu Draw lalu pilih circle.
Tentukan center potition = 0, 0, 3 (satuan mm). Tentukan radius,
yaitu 17.75 mm. Pilih Draw lalu pilih rectangle. Tentukan potition =
0, -60, 3 (satuan mm). Tentukan xsize (-50 mm) dan ysize (110
mm). Pilih Draw lalu pilih rectangle. Tentukan potition = 0, 0, 3
(satuan mm). Tentukan xsize (50 mm) dan ysize (60 mm).
5)
Kemudian blok ke-4 gambar, klik kanan, pilih edit, pilih boolean,
lalu klik subtract.
6)
Setelah semua langkah tersebut dilakukan maka akan dihasilkan model antena
Helix seperti yang tampak pada Gambar 4.1.
39
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.1 (a) Diameter Helix, (b) Panjang Helix, (c) Model Antena Helix
40
4.4
41
c) Mesh Operation
d) Analysis Setup
e) Optimetrics
f) Radiation
Jika ada salah satu dari keenam hal ini yang tidak terpenuhi (dalam hal ini ada
error) maka proses simulasi tidak dapat dilanjutkan.
Setelah
melewati
validation
check,
langkah
selanjutnya
adalah
menganalisis model. Untuk menganalisis model ini dengan klik menu HFSS lalu
pilih analyze. Proses menganalisis ini berlangsung sekitar 20 menit. Setelah
proses analisis selesai maka dapat ditampilkan grafik VSWR, pola radiasi, dan
gain.
Untuk menampilkan grafik VSWR, caranya adalah dengan menekan
tombol HFSS lalu pilih result dan kemudian pilih create report. Atur report type
menjadi modal S parameter dan atur display set menjadi rectangular plot, lalu
tekan OK. Maka akan muncul window traces. Pada window traces ini atur
solution menjadi setup1:sweep1. Kemudian pada tab Y atur category menjadi
VSWR, atur juga quantity menjadi VSWR(lumport1), kemudian tekan add trace
lalu tekan done. Maka akan muncul grafik VSWR.
Untuk menampilkan pola radiasi, caranya adalah dengan menekan tombol
HFSS lalu pilih result dan kemudian pilih create report. Atur report type menjadi
far field dan atur display set menjadi 3D polar plot, lalu tekan OK. Maka akan
muncul window traces. Pada window traces ini atur solution menjadi
setup1:sweep1. Kemudian pada tab Y atur category menjadi directivity, atur juga
42
quantity menjadi DhirTotal, kemudian tekan add trace lalu tekan done. Maka
akan muncul grafik pola radiasi.
Untuk menampilkan gain, caranya adalah dengan menekan tombol HFSS
lalu pilih result dan kemudian pilih create report. Atur report type menjadi far
field dan atur display set menjadi data table, lalu tekan OK. Maka akan muncul
window traces. Pada window traces ini atur solution menjadi setup1:sweep1.
Kemudian pada tab Y atur category menjadi gain, atur juga quantity menjadi
GainTotal, kemudian tekan add trace lalu tekan done. Maka akan muncul tabel
gain.
Dari model yang telah dibuat dengan jumlah lilitan (N) = 3, dan jarak antar
lilitan (S) = 27 mm, maka hasil simulasi yang didapat, yakni:
a)
VSWR
Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, didapatkan nilai
VSWR sebesar 1,95 untuk frekuensi 2,4 GHz, 1,93 untuk frekuensi 2,45
GHz, dan 1,85 untuk frekuensi 2,5 GHz.
43
b)
Gain
Dari simulasi yang telah dilakukan maka di dapat data gain seperti
Tabel 4.1 Tabel Data Gain yang Diperoleh Hasil Simulasi awal
No
Theta (deg)
1
2
3
4
5
6
7
8
0
2
4
6
8
10
12
14
dB (Gain Total)
Phi=0 deg, Freq=2,45 GHz
Setup1:Sweep1
11,002787
11,005845
10,969794
10,895165
10,782687
10,633272
10,448000
10,228101
Dari tabel data gain diperoleh dari hasil simulasi yaitu dengan nilai
sebesar 11.003 dB untuk frekuensi kerja 2,45 GHz terletak pada
c)
Pola radiasi
Dari simulasi yang dilakukan maka diperoleh pola radiasi seperti
4.5
Jika hasil dari simulasi untuk jarak antar lilitan sebesar 27 mm telah didapatkan,
maka lakukan lagi simulasi untuk jarak antar lilitan sebesar 28 mm sampai 38
mm dengan kelipatan 1 mm. Kemudian didapat hasil yang paling baik dan sesuai
dengan acuan yaitu VSWR 2.
Untuk data hasil simulasi dengan perubahan jarak antar lilitan dapat dilihat
pada Tabel 4.2 dengan perolehan nilai VSWR pada frekuensi 2,4 GHz, 2,45 GHz,
dan 2,5 GHz.
VSWR
Pada 2,45 GHz
1,93
2,13
1,82
1,80
1,72
167
1,55
1,63
1,57
1,56
1,51
1,4
1,33
1,29
1,36
1,4
1,53
1,64
159
1,47
1,56
1,50
1,51
1,48
1,37
1,35
1,39
1,42
1,48
1,59
1,54
150
1,40
1,50
1,47
1,49
1,50
1,4
1,41
1,47
1,50
1,55
1,64
Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan maka dapat dilihat bahwa nilai
yang diinginkan berada pada saat jarak antar lilitan sebesar 38 mm, maka
didapatkan hasil simulasi yang memenuhi nilai VSWR 2 sebagai berikut :
a)
VSWR
Gambar 4.5 menunjukkan grafik VSWR hasil simulasi yang
b)
Gain
Dari simulasi yang telah dilakukan maka di dapat data gain seperti
Dan radiation pattern gain diperoleh yaitu seperti yang terlihat oleh
Gambar 4.6.
47
c)
Pola radiasi
Dari simulasi yang dilakukan maka diperoleh pola radiasi seperti
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan simulasi yang dilakukan, maka didapat beberapa kesimpulan,
yakni:
1.
2.
Lebar berkas setengah daya (Half Power Beamwidth) dari antena helix
adalah
3.
4.
5.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil simulasi yang didapat, ada beberapa saran yang dapat
diberikan, yakni:
1.
2.
49
DAFTAR PUSTAKA
[1] Balanis, Constantine A, 2005, Antena Theory Analysis and Design, third
edition, Willey inc, hal. 1 84.
[2] Kraus, John Daniel, 1988, Antennas, third edition, McGraw Hill, hal. 271
294
[3] Kammer, David, 2002, Bluetooth,Syngress Publishing Inc.
[4] http://www.elektroindonesia.com/elektro/khu36.html
[5] http://irianto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9648/KOMMIT+PERAN
CANGAN+ANTENA+HELIX+2,4+GHz.pdf
50