Anda di halaman 1dari 1

Kuesioner petugas :

Berdasarkan observasi kelompok kami, Secara umum kondisi sarana dan prasarana kawasan
Taman Nasional Meru Betiri tidak memadai, hal ini terlihat pada tidak tersedianya peta yang
lengkap di dalam kantor seksi Sukamade seperti peta topografi, vegetasi, dan zonasi Taman
Nasional Meru Betiri. Kondisi ini juga didukung oleh kurangnya jumlah petugas dalam
pengawasan di sekitar kawasan konservasi. Petugas yang bertugas pada wilayah Sukamade
sebanyak 5 petugas Taman Nasional dan 8 petugas dari Unit Pengelolaan Konservasi Penyu
(UPKP).
Kekurangan lengkapan sarana dan prasarana tersebut menimbulkan tindakan seperti
pencurian telur penyu dan pembalakan liar. Pembalakan liar yang sering terjadi di Taman
Nasional Meru Betiri seperti pengambilan bambu dan getah bendo (sukun) yang biasanya
dilakukan oleh warga yang tinggal disekitar kawasan Taman Nasional. Selain pembalakan
liar, pencurian telur juga sering terjadi. Hal ini dapat terlihat dari frekuensi terjadinya
penangkapan pencuri telur penyu hingga bulan ini sebanyak lebih dari 5 kali penangkapan
pencuri telur penyu. Hal ini pula lah yang menjadi penghambat / kendala dalam pengembang
biakan penyu yang disertai kurangnya petugas untuk penjagaan konservasi penyu tersebut.
Hukuman bagi pencurian telur penyu dikawasan Taman Nasional Meru Betiri ini selama ini
adalah dengan diadili melalui pengadilan dan beberapa pelaku pencurian ini sudah ada yang
di penjara. Selain dengan menjatuhi hukaman bagi yang mencuri, upaya lain yang dilakukakn
petugas berupa kegiatan patroli. Patroli ini terbagi dalam tiga jenis kegiatan berupa patroli
laut, darat dan mendadak. Dan patroli yang dilakukan dalam upaya penjagaan telur telur
penyu terjadi pada pukul 19.00 04.00 WIB.
Petugas petugas yang terdapat di Taman Nasional Meru Betiri ini dilatih dalam upaya
melestarikan penyu. Pelatihan tersebt dilakukan selama 3 hari training sebelum hari pertama
kerja.
Selain tentang konservasi penyu, hal lain yang difokuskan dalam Taman Nasional Meru
Betiri adalah berupa pelindungan flora di taman nasional. Kejahatan yang biasa terjadi adalah
berupa pembalakan liar. Khusus di Taman Nasional Meru Betiri untuk pencegahan
pembalakan liar yang biasa dilakukan oleh warga sekitar yang tinggal di kawasan Taman
Nasional Meru Betiri adalah dengan upaya berupa penyuluhan yang dilakukan oleh petugas
taman nasional yang dilakukan setiap 1 bulan sekali dan berlangsung secara bergilir dengan
dusun lain yang berada di kawasan Taman Nasional. Karena dekat dengan kawasan tempat
tinggal penduduk biasanya pembalakan liar dilakukan oleh warga yang bertempat tinggal
disekitar kawasan taman nasional dan yang biasa dicari adalah berupa pohon bambu, getah
bendu dll.
Setiap hasil hutan yang terdapat/berasal dari taman nasioanl hasil hutannya tidak dapat
diperjualbelikan secara umum, hal ini dikarenakan segala jenis hutan konservasi hasil hutan
dilarang utntuk dimanfaatkan / diambil untuk diperjualbelikan secara legal karena telah
terdapat peraturannya dalam UUD. Selain itu, untuk pengembangan potensi yang terdapat di
taman nasional tidak ada kerjasama dengan pihak swasta. Hal ini disebabkan karena akan
dikhawatirkan mengubah tatanan taman nasional baik secara fisik maupun sosial.

Anda mungkin juga menyukai