Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KEPERAWATAN PERIOPERATIF
PADA PASIEN KATARAK
Oleh :
Ni Ketut Ayu Wiratni
P07120213032
DIV REGULER
yang mengakibatkan lensa mata menjadi keras dan keruh (Katarak Senilis)
b.
Dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultraviolet,
alkohol, kurang vitamin E,radang menahun dalam bola mata, polusi asap
c.
d.
(Katarak Kongenital)
e.
Penyakit infeksi tertentu dan penyakit metabolik misalnya diabetes
f.
g.
3.
(misalnya
kortikosteroid,
klorokuin
Pohon masalah
Terlampir
4.
Klasifikasi
Berdasarkan pada usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi 3 (Ilyas, 2005), yaitu :
1. Katarak congenital, katarak yang sudah terlihat pada usia < 1 tahun.
2. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun
3. Katarak senilis, katarak pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun
Katarak senilis sendiri digolongkan menjadi 4 jenis, yaitu ;
a. Katarak insipien
Pada stadium ini, proses degenerasi belum menyerap cairan sehingga bilik mata
depan memiliki kedalaman proses.
b. Katarak immatur yaitu keadaan dimana lensa masih memiliki bagian yang jernih.
Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya
tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif
c. Katarak matur yaitu dimana lensa mata sudah menjadi keruh secara keseluruhan
d. Katarak hipermatur yaitu dimana ada bagian permukaan yang sudah merembes
melalui kapsul lensa dan dapat mengakibatkan peradangan pada bagian mata
lainnya.
5.
Gejala Klinis
Gejala subjektif antara lain :
1. Mengeluh penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional
yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan.
2. Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari
Gejala objektif biasanya antara lain :
1. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak
dengan oftalmoskop.
2. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih. Pengelihatan
seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih.
3. Dalam jangka waktu tertentu katarak mengakibatkan pupil akan tampak benarbenar putih , sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif.
Gejala umum gangguan katarak meliputi :
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
2. Gangguan penglihatan bisa berupa :
a. Peka terhadap sinar atau cahaya.
b. Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
c. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
d. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
e. Kesulitan melihat pada malam hari.
f. Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata.
g. Penurunan ketajaman penglihatan (bahkan pada siang hari).
6.
7.
Teknik ini diperlukan sayatan kornea lebih panjang, agar dapat mengeluarkan
inti lensa secara utuh, kemudian sisa lensa dilakukan aspirasi. Lensa mata yang
telah diambil digantikan dengan lensa tanam permanent. Diakhiri dengan
menutup luka dengan beberapa jahitan.
4) Ekstra Capsular Catarak Ekstraktie (ECCE)
Mengeluarkan lensa dengan merobek kapsul bagian anterior dan meninggalkan
kapsul bagian posterior. Korteks dan nucleus diangkat, kapsul posterior
ditinggalkan untuk mencegah prolaps vitreus, melindungi retina dari sinar
ultraviolet dan memberikan sokongan untuk implantasi lensa intra okuler.
5) Intra Capsular Catarak Ekstraktie (ICCE)
Lensa diangkat seluruhnya. Keuntungannya prosedur mudah dilakukan.
Kerugiannya mata berisiko mengalami retinal detachment (lepasnya retina)
b. Terapi
Obat tetes mata dapat digunakan sebagai terapi pengobatan. Ini dapat diberikan
pada pasien dengan katarak yang belum begitu keparahan. Senyawa aktif dalam
obat tetes mata dari keben yang bertanggung jawab terhadap penyembuhan
penyakit katarak adalah saponin.
Saponin ini memiliki efek meningkatkan aktifitas proteasome yaitu protein yang
mampu mendegradasi berbagai jenis protein menjadi polipeptida pendek dan
asam amino. Karena aktivitas inilah lapisan protein yang menutupi lensa mata
penderita katarak secara bertahap diicuci sehingga lepas dari lensa dan keluar
dari mata berupa cairan kental berwarna putih kekuningan. Untuk pencegahan
penyakit katarak dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi buah-buahan yang
banyak mengandung vit.C,vit.A,dan vit.E.
8.
Komplikasi
Komplikasi yang sering timbul akibat katarak adalah:
Glaukoma. Sebuah katarak senilis, yang terjadi pada usia lanjut, pertama kali akan
terjadi keburaman dalam lensa, kemudian pembengkakan lensa dan penyusutan
akhir dengan kehilangan transparasi seluruhnya. Selain itu, seiring waktu lapisan
luar katarak akan mencair dan membentuk cairan putih susu, yang dapat
menyebabkan peradangan berat jika pecah kapsul lensa dan terjadi kebocoran. bila
tidak diobati, katarak dapat menyebabkan glaukoma.
Ada beberapa fase dari katarak yang bisa menimbulkan glaukoma, yaitu:
1. Phocomorpic Glaucoma
Lensa lebih besar karena menyarap air sehingga pada orang dengan
predisposes itertentu akan menyebabkan bilik matanya menjadi dangkal dan
jaringan trabekulum bisa tertutup akibat irisnya maju. Bisa menimbulkan
glaucoma sekunder sudut tertutup. Glaukomanya mirip dengan glaukoma akut,
tapi glaukomanya sekunder.
2. Phacolytic Glaucoma
Terjadi pada katarak hipermatur di mana protein lensa keluar dari kapsul, bisa
ke bilik mata depan dan menyumbat trabekulum sehingga menyebabkan
tekanan intraokular meningkat. Pada kasus ini glaukomanya sudut terbuka,
tetapi tersumbat oleh protein-protein lensa.
3. Phacotoxic Glaucoma
Lensa sudah keriput sehingga bisa maju ke depan atau ke belakang. Kalau
lebih ke arah anterior maka keadaan ini bisa menyebabkan blokade pupil yang
bias menyebabkan glaukoma sekunder sudut tertutup.
Uveitis
Protein lensa keluar dan dianggap benda asing, sehingga tubuh berusaha
menghancurkannya. Keadaan ini menimbulkan reaksi uveitis
Subluksasi dan Dislokasi lensa
Terjadi pada stadium hipermatur, di mana pada stadium ini zonulnya
menjadi kaku dan rapuh sehingga bisa lepas dari lensa. Lensa bisa
subluksasi atau dislokasi
Komplikasi pembedahan katarak
1.
Hilangnya vitreous. Jika kapsul posterior mengalami
kerusakan selama operasi maka gel vitreous dapat masuk ke dalam bilik anterior,
yang merupakan risiko terjadinya glaukoma atau traksi pada retina. Keadaan ini
membutuhkan pengangkatan dengan satu instrumen yang mengaspirasi dan
mengeksisi gel (vitrektomi). Pemasangan lensa intraokular sesegera mungkin
2.
3.
pascaoperasi.
Mungkin
diperlukan
kembali
jika
penyembuhan
lokasi
insisi
tidak
sempurna.
6.
Pengkajian Keperawatan
1. Ketajaman Penglihatan
Cara termudah mengkaji penglihataan jarak dekat adalah dengan meminta
klien membaca materi yang dicetak dibawah pencahayaan yang adekuat. Jika
klien memakai kacamata, kacamata dipakai saat pemeriksaan.
Pemeriksaan penglihatan jarak jauh dengan menggunakan snellen chart.
Klien diminta duduk atau berdiri 6m dari snellen chart untuk membaca semua
huruf dimulai dari garis mana saja, pertama dengan kedua mata terbuka kemudian
denggan satu mata tertutup dan minta klien tidak menekan mata. Skor ketajaman
penglihatan dicatat untuk setiap mata dan kedua mata. Mata normal dapat
membaca bagan dengan perbandingan 20/20.
2. Gerakan Ekstraokuler
Meminta klien untuk menatap kekiri dan kekanan,atau minta klien duduk dan
perawat mengangkat jari pada jarak (15-30 cm) lalu pasien mengikuti gerakan jari
hanya dengan mata.
3. Lapang Pandang
Pada saat seseorang memandang lurus kedepan,semua benda dibagian tepi
normalnya dapat terlihat tanpa mata bergerak mengikuti benda (pandangan lurus).
4. Stuktur Mata Ekstre
a. Posisi dan kesejajaran mata
1) Adakah tonjolan (eksoftalamus)
2) Tumor atau inflamasi
b. Alis
1) Simetris
2) Distribusi rambut
c. Kelopak mata
Posisi, warna, kondisi permukaan,kondisi dan arah bulu mata, kemampuan
klien untuk meembuka,menutup dan berkedip.
d. Aparatus Laktrimal
1) Inspeksi : adanya edema atau kemerahan
2) Palpasi : normalnya tidak teraba
e. Konjungtiva dan sclera
1) Konjungtiva : kemerahan
2) Sclera : putih
f. Kornea
Bagian mata yang transparan,tidak berwarna,menutupi pupil dan iris
g. Pupil dan iris
1) Pupil normal : hitam,bulat,regular,sama ukurannya
2) Iris : jernih
5. Struktur Interna Mata
Bagian interna mata tidak dapat diobservasi tanpa bantuan alat untuk menerangi
struktur strukturnya yaitu oftalmoskop,digunakan untuk menginspeksi fundus
yang mencakup retina, koroid, discus saraf optikus,macula,fovea sentralis,dan
pembuluh retina.
Data Fokus
a. Katarak Pre Operasi
Data
DS :
Klien mengeluh
pandangan
kabur
Masalah Keperawatan
Gangguan
Persepsi
Sensori Penglihatan
Penurunan ketajaman
kekeruhan
pada lensa
b. Hasil
pemeriksaan
visus
- VOD
Penyebab
Katarak
Gangguan sensori-
6/12
- VOS
visual
persepsi
6/7,5
c. Pupil tampak putih
d.Menurunnya
ketajaman/ gangguan
penglihatan
e. Visus
menurun
dari
Katarak
Ansietas
Klien
mengatakan
apakah penglihatannya
Perubahan status
kesehatan
khawatir
Klien nampak takut
terhadap hasil operasi
yang
tidak
Hospitalisasi
Koping in efektif
Klien cemas
sesuai
keinginannya
1.
DS :
- Klien tampak berhatihati saat berjalan
Klien
mengatakan
pernah
terbentur
akibat
meja
penglihatannya
yang kabur
DO :
-Adanya kekeruhan pada
lensa
Hasil
pemeriksaan
Katarak
Risiko cedera
Gangguan penerimaan
sensori
Penurunan ketajaman
penglihatan
Risiko cedera
visus
:
VOD
: 6/12
VOS
6/7,5
Penyebab
Katarak
Tindakan pembedahan
Masalah Keperawatan
Nyeri akut
telah dioperasi
DO :
- Klien nampak
kontinuitas jaringan
Pengeluaran mediator
merintih
- Klien nampak
kimiawi bradikinin,
melindungi bagian
serotonin, prostaglandin
Operasi
b. Q : Nyeri
bebas
seperti
tertusuk
c. R : Mata
Kanan
d. S
:
Dihantarkan ke korteks
(Scale 0 10)
e. T :
Kadang-
lokasi nyeri
kadang
ditentukan
Nyeri dipersepsikan
DS: -
Katarak
DO:
mata
yang
ditutupi verband
Risiko tinggi
terhadap infeksi
Tindakan pembedahan
Invasi kuman/bakteri
Proses peradangan
Risiko infeksi
katarak
Kurang pengetahuan
tentang aktivitas pasca
operasi
B.
Daftar Pustaka
Amin & Hardhy, 2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosis Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Med Action
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume
3, (Edisi8), EGC, Jakarta
Dochterman, Joanne M. & Bulecheck, Gloria N. 2004. Nursing
Interventions Classification : Fourth Edition. United States of
America : Mosby.
Guyton&Hall.2006.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC
Moorhead, Sue et al. 2008. Nursing Outcomes Classification : Fourth
Edition. United States of America : Mosby
NANDA International. 2011. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2009-2011. Jakarta : EGC.