Multiguna
Dana tunai pinjaman bersifat fleksibel dapat dimanfaatkan sesuai
kebutuhan Nasabah
Jangka
Waktu
Rumah
'70%
10 th
Ruko / Rukan
'70%
10 th
Apartemen
70%
5 th
Deposito
'95%
10 th
Jaminan
Logo BII
Sebagai salah satu bank yang memiliki produk dan program di bidang KPR, kami kembali
melakukan inovasi melalui BII KPR Floating Rate, kata Stephen.
Program floating rate ini memberikan tambahan pilihan kepada nasabah, selain suku bunga
fixeddalam periode tertentu yang selama ini ditawarkan. Sementara "BII KPR Floating Rate"
dapat menjadi solusi pembiayaan alternatif bagi nasabah dalam mengakses produk KPR
secara lebih efektif dan efisien dan dapat memberikan nilai tambah berupa manfaat lebih
optimal bagi nasabah.
Melalui program ini, nasabah dapat memantau pergerakan suku bunga acuan bank sentral
secara transparan sehingga dapat memastikan pergerakan suku bunga KPR-nya. Nasabah juga
akan mendapatkan manfaat berupa bebas penalti jika hendak melakukan pelunasan lebih awal
dari masa kredit, mendapatkan hadiah asuransi jiwa dan kesehatan untuk tahun pertama serta
bebas iuran tahunan BII Kartu Kredit selama masa cicilan KPR berlangsung.
Selain itu, fasilitas "BII KPR Floating Rate" dapat digunakan untuk pembiayaan pembelian
rumah, apartemen, kaveling siap bangun, dan ruko/rukan. Program ini juga dapat digunakan
untuk keperluanrefinancing atau kredit multiguna dengan jaminan rumah, apartemen dan
ruko.
Adapun jangka waktu pemilikan rumah maksimal 15 tahun, apartemen dan ruko/rukan
maksimal 10 tahun serta kaveling siap bangun maksimal 5 tahun. Sedangkan refinancing
maksimal 10 tahun.
Sementara itu, besarnya nilai pembiayaan rumah, apartemen, kaveling siap bangun dan
ruko/rukan yang dapat dimanfaatkan nasabah berkisar dari Rp 100 juta hingga Rp 5 miliar.
Sedangkan untukrefinancingberkisar dari Rp 100 juta hingga Rp 2,5 miliar.
BII KPR Floating Rate merupakan fasilitas yang dikembangkan untuk mendukung
pertumbuhan perbankan konsumer. BII berhasil mencatat pertumbuhan Kredit Konsumer
sebesar 16% (y-o-y) hingga Rp 22 triliun per 30 Juni 2012 di mana Kredit Konsumer
memberikan kontribusi sebesar 30% dari total kredit BII. (Anna Suci Perwitasari)
Ketika anda mendapat informasi, baik langsung maupun dari media (koran atau internet)
tentang rumah yang mau di-overkredit-kan lakukan dulu langkah-langkah yang saya
rekomendasikan diatas. Kemudian sepakati berapa harga yang harus anda bayarkan kepada
pihak pertama sebagai pengganti biaya angsuran dan dp yang telah dia keluarkan selama ini.
Usahakan agar biaya yang anda bayarkan lebih rendah dari biaya yang dia keluarkan.
Selanjutnya anda jangan menghubungi pihak pemberi KPR (Bank) namun cukup mendatangi
notaris bersama dengan pihak kedua selaku debitur awal (penjual). Sampaikan maksud
kedatangan anda, yaitu ingin melakukan over KPR rumah pihak pertama.
Oh ya, jangan lupa untuk menyertakan :
1. Copy Sertifikat (yang ada stempel bank pemberi KPR).
2. Copy IMB.
3. Copy PBB (lunas).
4. Copy Bukti Pembayaran Angsuran.
5.Buku Tabungan asli di bank pemberi KPR atas nama pihak pertama.
6. Data pihak pertama dan pihak kedua (anda), meliputi KTP, Kartu Keluarga, Slip Gaji dll.
Selanjutnya pihak notaris akan membuatkan akta jual beli atas pengalihan hak atas tanah dan
bangunan berikut surat kuasa untuk melunasi sisa angsuran dan kuasa mengambil sertifikat.
Pihak penjual mesti membuat surat pernyataan bahwa telah terjadi alih kewajiban dan hak
atas kredit dan agunan dimaksud (rumah).
Setelah urusan dihadapan notaris selesai, anda tinggal membawa/menunjukkan surat
pernyataan tersebut kepada pihak pemberi KPR (bank). Sehingga, walaupun angsuran dan
sertifikat masih atas nama pihak pertama (penjual) tapi haknya dan kewajibannya sudah
beralih kepada anda. Anda berkewajiban melunasi sisa angsuran dan berhak untuk
mengambil sertifikat bila sudah lunas. Dengan demikian, keterlibatan pihak ketiga (bank)
adalah keterlibatan pasif, yaitu sebatas mengetahui bahwa telah terjadi transaksi antara anda
dengan pihak pertama yang sah dihadapan notaris. Hal ini lebih murah dibanding anda over
kredit dengan melibatkan pihak bank. Karena pihak bank selaku pemberi KPR tidak perlu
membuat perhitungan baru untuk kredit anda.
Oke, sekarang tinggal berburu rumah yang ingin di-overkredit-kan. Tips dan trik diatas akan
membantu anda mendapatkan rumah dengan harga dan biaya lebih rendah.
BTW, ada baiknya jika anda melengkapi informasi dengan membaca artikel berikut :
1. Perhatikan Sebelum Membeli Rumah.
2. Tips Membeli Rumah Siap Huni.
3. Memilih Lokasi Strategis.
Jika anda merasa artikel diatas ada manfaatnya, bagikan kepada teman-teman anda lewat
twitter, facebook dan lainnya dengan mengklik fasilitas yang kami sediakan (lihat logo
dibawah artikel ini).
maksimalnya bisa mencapai 90% dari nilai appraisal-nya. Dari sisi pemiliknya, semakin
tinggi nilai appraisal sebuah bangunan rumah, semakin tinggi pula nilai pasar harganya.
Terkadang, di banyak kejadian, jika nilai kesepakatan transaksi jual belinya dibawah
appraisal sebenarnya, umumnya pembeli menyukai nilai appraisal yang tinggi dari sebuah
rumah. Alasannya, karena nilai pembiayaan KPR yang diberikan oleh perbankan bisa mengcover (menanggung) seluruh nilai pembayaran transaksi tanpa harus mengeluarkan uang
muka pembelian.
Secara umum, ukuran baku penetapan nilai appraisal rumah didasarkan pada akumulasi nilai
tanah dan bangunan. Harga rerata tanah wajar permeter, dengan membandingkan pasaran
tanah sekelilingnya, ditambahkan nilai bangunan berdasarkan spesifikasi yang ada pada
bangunannya. Karena itu, untuk menetapkan nilai appraisal sebuah rumah haruslah cermat
mengetahui dua komponen tanah dan bangunan.
Bagi masyarakat awam, cara lazim yang dilakukan untuk mengetahui nilai appraisal sebuah
bangunan dilakukan dengan cara melihat NJOP (Nilai Jual Objek Pajaknya) yang terlampir di
slip PBB (Pajak Bumi dan Bangunan). Meskipun pada prakteknya, NJOP untuk wilayah
tertentu, wilayah pinggiran kota, umpamanya, sama sekali tidak mencerminkan nilai
sesungguhnya dari sebuah rumah.
Ringkasnya, untuk mengetahui dan menaikkan nilai appraisal rumah, diperlukan perpaduan
perhitungan yang lengkap. Antara perhitungan manual yang bersifat proyeksi dan
perhitungan berdasarkan ketetapan pemerintah yang tertuang di NJOP pada kertas slip PBB.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk menaikan nilai appraisal rumah dengan mudah dan
sederhana, antara lain berupa:
1. Melakukan Renovasi Kecil
Cara mudah menaikan nilai apparisal rumah adalah dengan melakukan penambahan luas
bangunan. Pengertiannya, pemilik rumah melakukan renovasi kecil di bagian-bagian yang
ringan dan murah biayanya tetapi mengesankan penambahan luas bangunan. Membangun
atau memperbaiki pagar depan, memasang kanopi pada carport, menambahkan atap pada area
jemuran di bagian belakang rumah, atau membangun taman kering di ruang belakang rumah.
Pilihan renovasinya bisa disesuikan dengan detail keadaan rumah yang akan diapprasial.
Namun pada intinya renovasi tersebut haruslah mengesankan panambahan luas bangunan.
2. Mendaftarkan Penambahan luas IMB
Setelah dilakukan penambahan luasan bangunan, agar bisa dibuktikan dengan valid,
sebaiknya langsung didaftarkan perubahan IMB-nya ke KIMPRASWIL atau kantor perizinan
SATU ATAP setempat. Ketentuannya, perhitungannya luasan IMB memang memasukkan
pagar keliling dan bangunan depan bagian depan, seperti gapura, sebagai kesatuan luasan
bangunan rumah. Akibatnya, jika luasan dalam IMB bertambah maka faktor pengali nilai
bangunannnya pun bertambah dan pada gilirannya menaikkan nilai appraisalnya.
3. Mengubah Fungsi Peruntukan Bangunan
Sebenarnya, ketentuan mengubah peruntukan sebuah bangunan untuk menaikkan appraisal
berlaku tidak tertulis. Ketentuan dasarnya, sebuah bangunan hanya akan dinilai harganya
berdasarkan luas ukuran sebenarnya. Tak perduli apakah bangunan itu memiliki fungsi
komersial, mendatangkan uang atau tidak, nilai appraisalnya berlaku tetap. Namun demikian,
jika appraisal rumah ditujukan untuk kepentingan pembiayaan perbankan, maka
pendekatannya bisa menjadi berbeda. Dipastikan bank akan menyukai nasabah yang
memiliki kemampuan bayar lebih meyakinkan. Dengan bertambahnya kemampuan bayar
cicilan, dikarenakan adanya alih fungsi rumah yang mengahasilkan uang tambahan pula,
maka dengan sendirinya nilai pembiayaannya pun meningkat. Dalam hal ini, logika ekonomi
yang lebih dikedepankan untuk menaikkan appraisal sebuah rumah.
4. Memberikan Harga Pembanding Progresif
Jika diperlukan, menyodorkan data pembanding dari nilai pasar bangunan sekitar sangat
efektif menaikan appraisal sebuah bangunan. Data tertulis, terlebih dari lembaga yang
kredibel dan sah diakui, merupakan pembanding yang valid. Sumbernya bisa berdasarkan
bukti PPJB (Perjanjian Pendahuluan Jual Beli) ataupun salinan (Akta Jual Beli) dari notaris.
Pemilik rumah bisa memperlihatkan nilai appraisal bangunan sekitar berdasarkan data
terakhir, lalu menambahkan kenaikan sebesar 25% untuk jeda waktu satu tahun setelahnya.
Rumusan ini masuk akal dan banyak digunakan berdasarkan logika bahwa nilai properti
berupa rumah memang selalu mengalami kenaikan di atas 25% tiap tahunnya.
"Target pertumbuhan KPR tahun ini sebenarnya 30% sesuai rencana bisnis bank (RBB),
meskipun kami berharap bisa bertumbuh sampai 40%. Sebab, tahun lalu, per tum- buhan
KPR kami bisa mencapai 49% atau lebih dari target yang ditetap- kan sebesar 40%, jelas
dia.
Tidak mau ketinggalan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada awal Oktober hingga akhir
Desember 2012 juga memulai program KPR berbunga 6,75% fixed untuk dua tahun.
Setelah dua tahun, bunganya akan meningkat menjadi 9,25% untuk 3 tahun. Berbeda dengan
BNI, promo Bank Mandiri tersebut memang menjadi salah satu strategi untuk mengantisipasi
aturan LTV.
"Secara kuartal per kuartal, pertumbuhan KPR sekitar 28-29%. Jadi, dengan adanya
perubahan ketentuan LTV, kami perlu berbuat sesuatu, berstrategi agar nasabah tertarik
dengan KPR Bank Mandiri," kata Executive Vice President Coordinator Consumer Finance
Bank Mandiri Mansyur S Nasution.
Saat ini, sekitar 60% dari nasabah KPR Bank Mandiri membeli rumah di atas 70 meter
persegi, sehingga perseroan berencana membidik segmen di bawah itu, yang saat ini porsinya
masih di sekitar 40%. Tujuannya, tidak lain untuk meminimalisasi dampak LTV.
Sementara itu, setelah sukses dengan program KPR berbunga 8% fixed untuk 55 bulan belum
lama ini, serta 7,5% fixed untuk dua tahun pada 2011, PT Bank Central Asia Tbk (BCA)
kembali meluncurkan program KPR berbunga 8,5% fixed selama 5 tahun. Program tersebut
resmi dilaksanakan pada 1 Oktober 2012 hingga Desember 2012.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja sempat memperkirakan pertumbuhan KPR BCA
akan menurun sekitar 10% akibat penerapan aturan LTV.
Pada Agustus 2012 yang lalu, BCA mencatat penurunan aplikasi KPR sebesar 30%, namun
dari sisi nominal atau value, justru terdapat peningkatan sebesar 10%.