Tuhan, aku mulai berpikir dan hati mulai bersedih setelah
pikiranku melayang, ya melayang ! aku memikirkan kemungkinan yang
terjadi ke depan, kemungkinan yang akan membuatku menghilang, menghilang menghadap sang Ilahii. Aku memikirkan salah apa yang telah ku lakukan selama ini, ya kesalahan yang sangat fatal, itu bagiku.
Tidak
bagi
beliau.
Engkau
tau
siapa
beliau
yang
aku
sebutkan ? ya dia adalah sang ibundaku yang tercinta dan terkasih
sepanjang sejarah hidupku. Pufth ! aku menghela nafas sejenak, aku mulai mengingat beliau, beliau yang mungkin sedikit atau telah lama melupakanku, jujur ! aku sangat merindukan beliau, beliau yang telah lama tidak bersamaku. Apakah kalian tahu ? Ia meninggalkan ku ketika aku mulai bersekolah di Sekolah Dasar (SD). Berbicara tentang Ibundaku, aku juga akan menyinggung tentang sang Ayahanda yang tercinta, ya Beliau telah lama tiada, kejadian itu terjadi ketika tahun 2002. Aku persis mengingatnya saat terakhir aku mencium kening beliau untuk yang terakhir kali. Aku berpikir bahwa sang Ayah tertidur lelap karena beliau kelelahan dan akan mulai terbangun kembali, aku berpikir bahwa Ia akan mulai menyapaku kembali. Yang sangat menyakitkan ulu hatiku adalah ketika aku mulai tahu, bahwa Ia tak akan pernah kembali dan tak akan pernah melihatku tumbuh dewasa. Tuhan ampuni beliau. Karena kematian adalah janjimu dengan sang Rabbi, aku hanya mampu menatapmu yang terbujur kaku karena sebab kematianku membuat aku membenci dia, dia yang telah menembakkan peluru melewati perutmu. Aku tak pernah menyangkanya, karena aku adalah apa yang tak pernah engkau tahu.
Aku mulai mengetahui sebuah kehidupan. Bahwasannya, ketika
engkau
ditinggalkan,
engkau
akan
mulai
berkeras
hati
untuk
mempercayai seseorang, engkau akan sulit berbicara dan juga akan