Anda di halaman 1dari 5

TAX (DASAR-DASAR PERPAJAKAN INDONESIA)

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Kewajiban wajib pajak :
1
2
3
4
5
6

Mendaftarkan diri (NPWP)


Melaporkan kegiatan usaha (dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak)
Membayar dan/atau memotong/memungut pajak
Melaporkan SPT dengan jelas, benar dan lengkap
Kooperatif dalam pelaksanaan pemeriksaan
Memberikan data apabila diminta
Hak wajib pajak :

1
2
3
4
5
6
7
8

Memperoleh pelayanan pajak yang baik


Memperoleh pengembalian pajak apabila terdapat kelebihan pembayaran
Mengajukan keberatan, banding dan PK
Kerahasiaan data perpajakan
Mengangsur/menunda pembayaran
Menunda pelaporan SPT tahunan
Memperoleh pengurangan angsuran PPh pasal 25
Memperoleh insentif pajak
Jenis pajak, yaitu :
1 Pusat
a PPh
b PPN
c PPnBM
d Bea Materai
e PBB P3
2 Daerah
a PP1
b BBNKB
c PBBKB
d Parkir
e Hiburan
f PBB P2
SUBJEK PAJAK
PENGHASILAN
Orang pribadi & warisan yang belum Tambahan kemampuan ekonomis
terbagi
sebagai
satu
kesatuan yang diterima atau diperoleh wajib
menggantikan yang berhak
pajak dari manapun asalnya yang
dapat
dipergunakan
untuk
konsumsi atau menambah kekayaan

BADAN
BENTUK USAHA TETAP

wajib pajak tersebut,


berasal dari
A Pekerjaan
B Usaha dan kegiatan
C Modal
D Lain-lain
WAJIB PAJAK

biasanya

Pajak penghasilan mengalami pemotongan/pemungutan, berikut tabel yang menjelaskan


pemotongan dan pemungutan.
PERBEDAAN
JENIS PAJAK

PEMOTONGAN
PPh Pasal 4 (2), PPh
Pasal 15, PPh Pasal 21,
PPh Pasal 23 dan PPh
Pasal 26

PPh Pasal 22, PPN dan


PPnBM

NILAI
PEMBAYARAN
BAGI PENERIMA
PENGHASILAN

Mengurangi nilai
pembayaran

Menambah nilai
pembayaran

ADMINISTRASI

Dilakukan pihak yang


membayarkan

Dilakukan pihak yang


menerima pembayaran

PPh FINAL
Tidak dapat dikreditkan (menjadi
pengurang) dengan PPh terutang pada
akhir tahun pajak
Biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh penghasilan objek PPh
Final
merupakan biaya
bukan
pengurang penghasilan kena pajak
Perhitungan
penghasilan
tidak
digabungkan dengan penghasilan lain
yang tidak sejenis

PEMUNGUTAN

PPh NON FINAL


Dapat
dikreditkan
(menjadi
pengurang) dengan PPh pada akhir
tahun
Biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh penghasilan objek PPh
Final merupakan biaya pengurang
penghasilan kena pajak
Penghitungan
penghasilan
digabungkan dengan penghasilan lain,
kecuali penghasilan objek PPh Final

PPh Pasal 4 ayat (2) bersifat final, dikarenakan atas penghasilan berupa :
Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat
utang negara dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota

b
c

koperasi orang pribadi (20%)


Penghasilan berupa hadiah undian (25%)
Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan
modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura

Penghasilan dari trasaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa

konstruksi, usaha real estate dan persewaan tanah dan/atau bangunan (5%)
Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah
1 Sewa tanah/bangunan (10%)
2 Jasa pelaksana konstruksi (2% kecil ; 4% tanpa kualifikasi ; 3% kualifikasi selain
3

1
2

kecil)
Perencana konstruksi (4% kualifikasi ; 6% non kualifikasi)

PPh Pasal 15 secara umum bersifat Final. Dikenakan atas penghasilan dari usaha :
Pelayaran dalam Negeri 1,2% syarat punya SIUPAL
Penerbangan dalam Negeri 1,8% syarat punya SIUPAU
PPh Pasal 22 dipungut oleh badan tertentu dari Wajib Pajak yang dilakukan kegiatan

usaha di bidang tertentu atau impor. Salah satu badan tertentu adalah produsen atau importir
bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan pelumas, atas penjualan bahan bakar minyak,
bahan bakar gas dan pelumas.
JENIS
BBM
BBM
BBM
BBG
PELUMAS

KEPADA
SPBU PERTAMINA
SPBU NON PERTAMINA
NON SPBU
ALL
ALL

TARIF
0,25%
0,3%
0,3%
0,3%
0,3%

SIFAT
AGEN = FINAL
BUKAN AGEN =
NON FINAL

NON FINAL

PPh Pasal 23 dipotong atas pembayaran terkait :


Dividen, bunga, royalti dan hadiah, penghargaan, bonus selain objek PPh Pasal 21 tarif

15%
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta kecuali tanah dan

bangunan (2%)
Jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan dan jasa lain selain yang
telah dipotong PPh Pasal 21 (2%)

a
b
c
d
e
f
g
h

PPh 26, atas pembayaran kepada Wajib Pajak Luar Negeri terkait penghasilan berupa :
Dividen
Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian utang
Royalti, sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan
Hadiah dan penghargaan
Pensiun dan pembayaran berkala lainnya
Premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya
Keuntungan karena pembebasan utang
Terutang PPh Pasal 26 dengan tarif 20% atau tarif yang setara berdasarkan P3B.

PPN adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa
dalam peredarannya dari produsen ke konsumen.
10% x
Tarif sebesar 0% diberlakukan PPN
untuk= kegiatan
ekspor. Dasar Pengenaan Pajak biasanya

adalah harga jual/nilai penggantian jasa. Namun ada juga DPP nilai lain.

DPP NILAI LAIN


URAIAN
Pemakaian sendiri, pemberian cumaCuma
Film cerita
Hasil tembakau
BKP aktiva yang semula tidak
diperjualbelikan
Penyerahan antar Pusat Cabang
Penjualan melalui perantara
Penjualan melalui juru lelang
Jasa pengiriman paket, biro perjalanan
wisata, jasa pengurusan transportasi

4
5

Perkiraan hasil rata-rata per judul film


Harga jual eceran
Harga pasar wajar
HPP/Harga Perolehan
Harga antara perantara dan pembeli
Harga lelang
10% dari nilai tagihan

Verifikasi faktur pajak, yaitu :


Identitas penjual
a Nama
b Alamat (sesuai data dalam Surat Keterangan Terdaftar dan Surat Pengukuhan

NILAI LAIN
Harga jual laba kotor

Pengusaha Kena Pajak)


c NPWP yang menyerahkan Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP)
Identitas pembeli
a Nama
b Alamat
c NPWP yang pembeli BKP atau penerima JKP
Uraian BKP/JKP
a Jenis barang atau jasa
b Jumlah harga jual atau penggantian
c Potongan harga
Pajak
PPN dan/atau PPnBM (PPN = 10% x DPP ; PPnBM = Tarif x DPP)
Kode dan nomor seri FP
Objek PBBKB
Penyedia Bahan
UU No. 28
Subjek Pajak
a Kode
adalah Bahan
Bakar seperti
tahun 2009
Bahan Bakar
b Nomor seri
Bakar
Pertamina atau
Kendaraan
Perda dan
Kendaraan
c Pergub
Tanggal pembuatan
Faktur
Pajak
(FP)
Penyalur lain
Bermotor
Bermotor yang
(Pemegang
Nama
dan TTD
adalah
Provinsi
disediakan atau
Umum)
konsumen
Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani
FP Niaga
(sesuai
Surat Pemberitahuan
dianggap
Bahan Bakar

digunakan

Bermotor

kendaraan

yang ditunjuk

sebagai untuk menandatangani


Identitas dan ContohKendaraan
tanda tangan Pejabat/Kuasa
yang ditunjuk
untuk

FP yang telah disampaikan


ke KPP terdaftar)
bermotor,
Wajib Pajak
Pajak Bahan

termasuk bahan
PBBKB
bakar yang
Bakaradalah
Kendaraan
(PBBKB)
orang Bermotor
digunakan
pribadi atau
untuk
Badan yang
kendaraan di
menggunakan
air
Dipungut
Bahan Bakar
Solar, Bio Solar,
Kendaraan
PBBKB
Gasoline
Bermotor
(Bensin)
Dipungut
Non
Non
Subjek dan Wajib
PBBKB
PBBKB
PBBKB
Objek Non-Pemungut
PBBKB
Pemungut Pemungut PBBKB
Pajak PBBKB

(BadanBU-PIUNU
Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Umum)
NON
(Bukan Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Umum)

BU-PIUNU

Dasar Hukum

pemungut
PBBKB

PT PPN

Transaksi penjualan BBM di PT. Pertamina Patra Niaga (PPN) dibagi menjadi :
A Penjualan melalui agen

PT. PPN

AGEN

CUSTOMER

B Penjualan langsung (direct)


PT. PPN

CUSTOMER

C Penjualan kepada pemegang izin niaga umum (INU)


C.1 Pemegang Izin Niaga Umum yang telah menjadi Wajib Pungut PBBKB
di Provinsi Pengguna BBM (customer)

PT. PPN

INU

CUSTOMER

C.2 Pemegang Izin Niaga Umum yang belum menjadi Wajib Pungut
PBBKB di Provinsi Pengguna BBM (customer)
PT. PPN

INU

CUSTOMER

Anda mungkin juga menyukai