Anda di halaman 1dari 13

Stroke umumnya didiagnosis melalui tes fisik, serta melalui foto atau pencitraan otak.

Pengambilan foto otak gunanya untuk menentukan apakah stroke disebabkan oleh arteri yang
tersumbat atau pembuluh darah yang pecah, adanya risiko serangan stroke iskemik, bagian otak
mana yang terserang, dan seberapa parah stroke tersebut.
Selain itu, dokter juga akan memeriksa penyebab stroke dengan memeriksa detak jantung,
mengukur tekanan darah, dan melakukan tes darah untuk mengetahui tingkat kolesterol dan
glukosa penderita.
Setiap jenis stroke membutuhkan penanganan berbeda. Pengobatan akan lebih mudah jika
ditunjang dengan diagnosis yang cepat.
Diagnosis stroke dengan menggunakan CT scan dan MRI scan
Jenis pemindaian yang Anda jalani di rumah sakit tergantung pada gejala. Ada dua metode umum
yang digunakan dalam pengambilan gambar otak, yang pertama adalah CT scan atau pemindaian
tomografi komputer. Pemindaian ini sama seperti sinar X, namun memakai beberapa gambar
untuk membentuk gambar tiga dimensi yang lebih rinci. Metode umum kedua adalah MRI
scan atau pemindaian pencitraan resonansi magnetik. Pemindaian ini menggunakan medan
magnet dan gelombang radio kuat untuk menghasilkan gambar bagian tubuh secara rinci.
CT scan cukup untuk mengidentifikasi apakah stroke disebabkan oleh pendarahan atau
pembekuan. Jika Anda mengalami stroke besar, pemindaian ini cocok untuk Anda. Pemindaian
ini lebih cepat daripada MRI scan dan dalam kasus-kasus tertentu, meningkatkan peluang
pemberian obat secara cepat dan tepat.
Bagi pasien yang telah sembuh dari TIA (Transient Ischemic Attack) atau stroke ringan dan bagi
penderita yang memilki gejala lebih kompleks di mana lokasi dan tingkat kerusakan tidak
diketahui, MRI scan lebih tepat. Pemindaian ini menghasilkan gambar jaringan otak yang lebih
rinci, sehingga memungkinkan teridentifikasinya serangan stroke di bagian yang tidak biasa.
Proses pengambilan gambar pembuluh darah otak dan pembuluh darah leher yang diawali
dengan menyuntikkan sebuah zat pewarna melewati pembuluh darah di lengan dinamakan
sebagai CT atau MR angiography.
Pemindaian otak harus dijalani semua pasien yang diduga terserang stroke dalam kurun 24 jam.
Namun beberapa pasien ada yang harus dipindai segera dalam kurun satu jam, terutama bagi
mereka yang:

Memiliki tingkat kesadaran yang lebih rendah.

Sedang menjalani pengobatan antikoagulan.

Bergantung pada obat-obatan penghilang gumpalan seperti tPAatau yang baru menjalani
pengobatan antikoagulan.

Tes darah untuk menunjang diagnosis


Disesuaikan dengan masing-masing pasien, tes darah pada stroke dapat meliputi tes darah
lengkap (Complete Blood Count), penanda jatung, gula darah, pemeriksaan pembekuan darah,
profil lipid, laju endap darah, tes kehamilan, dan lain-lain.
Tes menelan untuk mencegah infeksi paru-paru
Sepertiga orang mengalami masalah dalam menelan pasca stroke. Jika seseorang tidak dapat
menelan dengan baik, maka paru-parunya berisiko kemasukan makanan. Hal tersebut dapat
menyebabkan pneumonia dan infeksi pada paru-paru.
Tes menelan sangat penting dilakukan oleh orang yang pernah mengalami stroke. Tes ini cukup
sederhana. Pasien hanya perlu meminum beberapa sendok air. Jika pasien mampu meneguk air
tersebut tanpa tersedak dan batuk, mereka akan diminta meneguk setengah gelas air. Jika mereka
tidak mampu meneguk, maka mereka akan dirujuk ke ahli terapi terkait untuk diperiksa secara
lebih rinci.
Sebelum diperiksa ahli terapi, biasanya penderita dilarang menelan apa pun. Oleh karena itu,
makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh harus melalui infus atau menggunakan
selang nasogastrik melalui hidung.
Memastikan penyebab stroke dengan tes jantung dan pembuluh darah
Pemeriksaan pembuluh darah dan jantung akan dilakukan untuk memastikan penyebab stroke.
Ada tiga jenis proses pemeriksaan, antara lain adalah echocardiogram, catheterangiography
atau arteriography, dan ultrasound atau carotid ultrasonography.
Diagnosis stroke dengan Echocardiogram
Echocardiogram dapat digunakan dalam sejumlah kasus. Salah satu pemeriksaan ini
disebut transthoracic echocardiogram, yaitu pemeriksaan dengan menggunakan sebuah
alat ultrasound yang ditaruh pada dada untuk menghasilkan gambar jantung.
Yang kedua adalah transoesophageal echocardiography. Pemeriksaan ini menggunakan sebuah
alat ultrasonik yang diturunkan ke saluran makanan dan biasanya pasien dibius terlebih dahulu.
Karena tepat di belakang jantung, pemeriksaan ini menghasilkan gambar pembekuan darah dan
kelainan lainnya secara jelas dan tidak dapat dilakukan oleh trasthoracic echocardiogram.
Diagnosis stroke dengan Ultrasound atau ultrasonografi karotis
Ini merupakan cara lain yang digunakan dokter untuk memeriksa apakah ada penyempitan atau
penggumpalan di dalam arteri yang menuju ke otak. Alat yang digunakan adalah alat berbentuk
tongkat atau dikenal sebagai transduser. Melalui alat tersebut, gelombang suara berfrekuensi
tinggi dikirimkan ke dalam leher. Gelombang yang mengalir melalui jaringan tubuh ini

kemudian akan membentuk gambar. Dari gambar itulah dokter akan mengetahui titik-titik
penyempitan pada arteri bilamana ada.
Jika diperlukan, pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan dalam kurun 48 jam. Pemindaian
ultrasound seperti ini juga memiliki istilah lain yang dikenal secara umum, yakni duplex
scan atau doppler scan.
Diagnosis stroke dengan Angiografi kateter
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menyuntikkan pewarna melalui arteri tulang belakang
atau karotis. Hasil yang diperoleh pemeriksaan ini lebih rinci dibandingkan dengan hasil yang
diperoleh dengan pemeriksaan ultrasound, CT scan, atau MR angiography.

Jika stroke ditangani secara efektif, selain dapat menyelamatkan nyawa, cacat jangka panjang
juga dapat dicegah. Para ahli dan dokter spesialis telah menetapkan standar penanganan stroke,
di antaranya adalah:

Dalam penanganan pertama, segera hubungi rumah sakit untuk meminta ambulans.

Bawa pasien ke rumah sakit yang menyediakan penanganan dari dokter spesialis.

Lakukan pemindaian segera, misalnya CT scan atau MRI scan.

Tempatkan pasien di unit penanganan khusus stroke.

Pemeriksaan dampak kerusakan stroke, salah satunya dengan tes menelan.

Bawa pasien untuk menjalani rehabilitasi stroke.

Selalu beri dukungan pasien stroke agar dia dapat kembali hidup normal di tengah-tengah
masyarakat.

Pengobatan stroke iskemik


Penanganan awal stroke iskemik akan berfokus untuk menjaga jalan napas, mengontrol tekanan
darah, dan pengembalian aliran darah.
Pengembalian aliran darah ini dapat melalui penyuntikan tPA (Tissue Plasminogen Activator)
pada vena ataupun arteri. Akan tetapi tidak semua pasien cocok dengan pengobatan ini.
Pemberian tPA hanya efektif jika diberikan pada empat setengah jam pertama setelah serangan
stroke mulai. Jika lewat jangka waktu tersebut, obat ini tidak terbukti memiliki dampak yang
positif. Pada dasarnya, peluang untuk sembuh semakin besar jika tPA semakin cepat diberikan.

Untuk mengurangi kemungkinan pembekuan darah, pasien juga bisa diberikan obat anti
trombosit seperti aspirin karena aspirin dapat mengurangi kadar kelengketan dalam sel-sel darah.
Pasien bisa diberikan obat anti-platelet lainnya jika alergi terhadap aspirin.
Untuk mencegah pembekuan darah, pasien dapat diberikan obat-obatan antikoagulan, seperti
heparin dan warfarin, yang bekerja dengan cara mengubah komposisi darah. Obat antikoagulan
sangat cocok diberikan pada penderita stroke dengan detak jantung tidak beraturan. Sedangkan
untuk masalah stroke yang berkaitan dengan kolesterol tinggi, kemungkinan dokter akan
merekomendasikan statin guna menghambat enzim penghasil kolesterol di dalam organ hati..
Salah satu cara mencegah stroke iskemik adalah dengan menurunkan tekanan darah. Jika tekanan
darah seseorang terlalu tinggi, maka dokter akan memberikan obat antihipertensi untuk
menurunkannya, seperti obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor), obat
penghambat alfa dan beta (alpha- and beta-blocker), thiazide, dan obat penghambat saluran
kalium (calcium channel blocker).
Penyempitan pembuluh darah karotis
Karotis adalah arteri atau pembuluh darah di leher yang berfungsi sebagai penyalur darah ke
otak. Beberapa stroke iskemik terjadi akibat adanya penumpukan lemak yang menyempitkan
pembuluh darah karotis. Penyempitan ini dikenal juga sebagai stenosis karotis (carotid stenosis).
Terkadang operasi diperlukan untuk mencegah kambuhnya stroke iskemik, salah satunya adalah
endarterektomi karotis. Melalui prosedur ini, tumpukan lemak yang menghambat arteri karotis
dibuang oleh dokter dengan sebuah pembedahan di leher pasien. Arteri katoris merupakan arteri
yang terdapat di setiap sisi leher yang menuju ke otak. Meski efektivitas operasi endarterektomi
karotis dalam mencegah stroke iskemik cukup tinggi, namun prosedur ini tidak sepenuhnya
aman dilakukan pada pasien yang juga menderita kondisi lainnya, terutama penyakit jantung.
Selain endarterektomi karotis, operasi serupa yang juga bertujuan melancarkan arteri karotis
adalah angioplasti. Namun pada operasi ini sayatan tidak dibuat langsung di leher, melainkan di
pangkal paha. Kateter yang membawa sebuah balon khusus dan stent kemudian dimasukkan ke
dalam arteri pangkal paha untuk selanjutnya diarahkan ke arteri karotis. Setelah berada dalam
arteri karotis, balon digelembungkan untuk memperluas arteri yang tersumbat lalu disangga
dengan stent.
Pengobatan stroke hemoragik
Pada kasus stroke hemoragik, pengobatan yang sifatnya darurat difokuskan untuk menghentikan
pendarahan di dalam otak dan mengurangi tekanan pada organ tersebut. Selain memberi obat
penurun tekanan di dalam otak, dokter juga mungkin akan meresepkan obat untuk menurunkan
hipertensi, mencegah kejang dan mencegah penyempitan pembuluh darah (vasospasme)
Pemberian obat-obatan untuk melawan efek pengenceran darah pada pasien yang mengonsumsi
warfarin atau obat-obatan anti-platelet, juga mungkin akan dilakukan.

Selain dengan obat, stroke hemoragik juga bisa ditangani dengan operasi. Operasi dilakukan
untuk memperbaiki pembuluh darah yang pecah dan membersihkan darah di otak. Prosedur
operasi ini disebut sebagai kraniotomi. Selama kraniotomi, bagian kecil tengkorak kepala akan
dibuka. Kemudian dokter akan memperbaiki pembuluh darah yang rusak dan memastikan tidak
ada pembekuan darah. Tulang tengkorak yang dibuka tadi akan dipasang kembali setelah
pendarahan berhenti.
Setelah operasi, pasien akan diberikan fasilitas ventilator untuk membantunya bernapas.
Ventilator memberi waktu pada tubuh pasien untuk pulih dan mengontrol pembengkakan di otak.
Biasanya selama pemulihan, pasien akan diberikan obat penghambat enzim pengubah
angiotensin (ACE inhibitor) untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah terjadinya kembali
serangan stroke.
Pengobatan TIA (Transient Ischemic Attack) atau stroke ringan
TIA dapat mengarah pada serangan stroke yang lebih besar. Untuk mencegah hal tersebut terjadi,
maka dokter akan memberikan obat sesuai dengan penyebab terjadinya TIA. Obat-obatan yang
akan diberikan dapat meliputi obat antiplatelet dan obat antikoagulasi.
Jika TIA terkait kolesterol dan tekanan darah tinggi, maka dokter akan memberi obat
penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor) atau statin, atau bahkan kombinasi
keduanya. Dalam beberapa kasus, prosedur operasi carotid endartectomy diperlukan jika TIA
terjadi akibat penumpukan lemak pada arteri karotis.
Stroke dapat berdampak pada kehidupan dan kesejahteraan Anda dalam berbagai aspek. Proses
rehabilitasinya spesifik dan tergantung kepada gejala yang Anda alami dan seberapa parah gejala
tersebut. Sejumlah ahli dan spesialis bisa membantu. Di antaranya adalah psikolog, ahli terapi
okupasi, ahli terapi bicara, perawat dan dokter spesialis, serta fisioterapi.
Kerusakan akibat stroke bisa meluas dan berlangsung lama. Sebelum pulih seperti sedia kala,
penderita harus melakukan rehabilitasi dalam periode panjang. Namun sebagian besar dari
mereka tidak akan pernah pulih sepenuhnya.
Dampak fisik serangan stroke
Ada beberapa dampak fisik yang terjadi akibat serangan stroke, di antaranya adalah kelumpuhan
pada salah satu bagian sisi tubuh dan terganggunya koordinasi serta keseimbangan tubuh.
Beberapa orang juga akan mengalami kelelahan ekstrim di beberapa minggu pertama setelah
stroke.
Kelumpuhan pada bagian tubuh sebaiknya diperiksa oleh ahli fisioterapi yang nantinya akan
menyusun rencana pengobatan. Fisioterapi biasanya akan dimulai setelah kondisi kesehatan
pasien stabil. Postur tubuh dan keseimbangan adalah hal utama yang akan diperbaiki oleh ahli
fisioterapi. Setelah itu pasien akan menjalani sesi singkat yang berlangsung beberapa menit.
Durasi sesi akan meningkat seiring pulihnya kendali dan kekuatan otot pasien.

Ada dua target yang dibuat ahli fisioterapi, target jangka pendek dan target jangka panjang.
Dalam target jangka pendek, pasien akan dilatih untuk melakukan gerakan sederhana seperti
mengambil sebuah objek. Sedangkan dalam target jangka panjang, pasien dilatih untuk berdiri
dan berjalan.
Dalam prosesnya, ahli fisioterapi tidak hanya bekerja sendiri. Anggota keluarga pasien pun bisa
dilibatkan. Gunanya agar anggota keluarga pasien tersebut mampu melatih pasien saat berada di
rumah.
Lama pemulihan fisik relatif. Fisioterapi bisa berlangsung beberapa bulan atau bahkan bertahuntahun dan biasanya terapi dihentikan jika kondisi pasien tidak lagi memperlihatkan kemajuan.
Dampak kognitif serangan stroke
Salah satu atau beberapa fungsi kognitif dapat terganggu akibat stroke. Fungsi kognitif sendiri
merupakan istilah yang digunakan para ahli untuk menggambarkan kemampuan otak mengolah
informasi. Fungsi kognitif meliputi:

Daya ingat.

Konsentrasi.

Komunikasi baik secara tulis maupun lisan.

Kesadaran akan posisi tubuh terhadap lingkungan sekitarnya.

Kemampuan melakukan aktivitas fisik seperti mandi atau makan.

Kemampuan melakukan fungsi eksekutif, seperti memecahkan masalah, membuat


rencana, dan mempertimbangkan situasi.

Sebelum rencana rehabilitasi dan pengobatan dibuat, seluruh fungsi kognitif pasien sebaiknya
diperiksa.
Dalam rehabilitasi, pasien akan diajarkan berbagai teknik pemulihan fungsi kognitif, salah
satunya adalah terapi untuk memulihkan berkomunikasi. Ada juga cara untuk mengganti fungsi
kognitif yang hilang, salah satunya dengan pemasangan alat bantu ingatan. Sebagian fungsi
kognitif akan pulih setelah rehabilitasi, meski tidak seratus persen.
Kerusakan otak akibat stroke juga bisa meningkatkan terjadinya demensia vaskular. Demensia
vaskular bisa terjadi langsung atau beberapa waktu setelah serangan stroke.
Dampak psikologis serangan stroke

Setelah orang terkena stroke, mereka bisa mengalami dampak psikologis berupa depresi atau
gangguan kecemasan. Merasa marah, cemas, bingung, depresi, dan frustrasi adalah hal yang
wajar.
Psikolog dapat memberikan nasihat dan motivasi agar stroke tidak terlalu berdampak pada
kehidupan pasien, seperti kehidupan keluarga atau kehidupan seksualnya.
Salah satu terapi psikologis setelah stroke adalah terapi tingkah laku kognitif. Terapi ini
bertujuan membantu pasien berpikiran positif. Selain terapi dari psikolog, dukungan orang-orang
terdekat juga sangat penting untuk mengembalikan kondisi jiwa si pasien seperti sedia kala.
Masalah pada kemampuan berkomunikasi
Masalah dalam berbicara, memahami, membaca, dan menulis banyak dialami orang-orang
setelah terserang stroke. Hal itu disebut sebagai afasia atau disfasia. Afasia terjadi akibat
rusaknya bagian otak yang mengatur kemampuan bicara atau rusaknya otot-otot yang
mendukung kemampuan tersebut. Untuk memulihkan kemampuan komunikasi, pasien akan
ditangani oleh ahli terapi terkait.
Masalah pada daya penglihatan
Kadang-kadang beberapa orang mengalami gangguan penglihatan setelah stroke, seperti buta
pada salah satu mata. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya bagian otak yang menerima,
mengolah, dan menerjemahkan informasi yang dikirim oleh mata.
Kehidupan seks pascastroke dan cara menyiasatinya
Meski beberapa bagian tubuh orang yang pernah terserang stroke mengalami kelumpuhan,
namun mereka masih bisa menikmati saat-saat intim bersama pasangan mereka. Mereka dapat
mencoba sejumlah posisi yang sesuai dengan keadaan mereka. Berhubungan intim tidak
membuat penderita lebih berisiko terkena stroke lagi jadi penderita tidak dilarang untuk
berhubungan intim.
Beberapa obat stroke dapat menurunkan libido, karena itu diharapkan pasien berkonsultasi
dengan dokter jika mengalami masalah tersebut. Ada beberapa obat yang bisa mengatasi masalah
tersebut.
Masalah pada kandung kemih
Stroke dapat menyerang bagian otak yang mengendalikan pembuangan urine. Karena itu orang
yang pernah terserang stroke bisa mengompol tanpa dia sadari.
Mengemudi kendaraan pasca stroke
Biasanya setelah terserang stroke, orang tidak dianjurkan untuk mengemudi selama satu bulan.
Cepat atau lambatnya seseorang boleh mengemudi kembali akan tergantung kepada kerusakan

jangka panjang yang mereka alami dan kendaraan apa yang akan mereka kemudikan. Dokter bisa
membantu memutuskan apakah penderita boleh mengemudi kembali atau sebaiknya menjalani
pemeriksaan lanjutan.
Bagi perawat penderita stoke
Ada banyak cara untuk mendukung keluarga atau teman yang pernah terserang stroke agar
rehabilitasi mereka cepat mengalami kemajuan, di antaranya:

Membantu memotivasi penderita dalam mencapai target jangka panjang.

Beradaptasi dengan kondisi mereka, seperti berbicara perlahan jika mereka mengalami
masalah komunikasi.

Ikut terlibat dalam latihan fisioterapi.

Memberikan dukungan moril dan keyakinan bahwa kondisi mereka akan pulih seiring
waktu.

Rasa frustrasi dan kesepian kerap dialami mereka yang merawat orang yang pernah terserang
stroke. Karena itu beberapa saran yang diuraikan di bawah ini diharapkan bisa membantu.
Siapkan hati untuk menghadapi perubahan perilaku
Kepribadian orang yang pernah terserang stroke kerap mengalami perubahan dan kadang-kadang
perilakunya bisa tidak rasional. Contohnya mereka bisa menjadi pemarah dan pembenci. Hal
tersebut disebabkan oleh dampak psikologis dan kognitif. Meski menjengkelkan, cobalah untuk
tidak diambil hati. Ingat bahwa kepribadian asli mereka akan kembali setelah rehabilitasi mereka
mengalami kemajuan.
Berusaha untuk tetap sabar dan berpikiran positif
Sikap sabar dan pikiran positif sangat dibutuhkan untuk mendukung pemulihan orang yang
pernah terserang stroke. Sering kali rehabilitasi berjalan lama dan membuat kita frustrasi. Namun
percayalah, akan ada periode di mana kemajuan tercapai. Berusahalah untuk menyemangati dan
memuji sekecil apa pun kemajuan karena dengan begitu, penderita akan terus termotivasi untuk
mencapai target jangka panjang mereka.
Penting untuk sedikit meluangkan waktu untuk diri sendiri
Jangan abaikan kesehatan fisik maupun psikologis Anda sendiri, meski Anda sedang merawat
orang yang pernah mengalami stroke. Bersosialisasi dengan teman-teman atau berekreasi dapat
menjernihkan pikiran dan membantu Anda mengatasi situasi dengan lebih baik.
Peluang penderita stroke untuk dapat hidup normal kembali

Walaupun penderita telah menjalani pengobatan, stroke tidak bisa pulih sepenuhnya. Berikut
adalah peluang yang dimiliki oleh seorang penderita stroke pada umumnya:

Sepertiga pasien stroke pulih sepenuhnya meski harus terus didukung agar dapat
menjalani hidup normal.

Sepertiga pasien stroke pulih, tapi mengalami kelumpuhan. Mulai dari kelumpuhan
ringan seperti perlu dibantu saat mandi, hingga kelumpuhan berat seperti tidak bisa
bangun sama sekali.

Sepertiga pasien stroke tidak pulih sama sekali dan meninggal dalam kurun waktu satu
tahun, bahkan sebagian besar dari mereka meninggal di rumah sakit pada beberapa
minggu awal.

Cara terbaik mencegah stroke adalah dengan berolahraga secara teratur, makan makanan bergizi
dan sehat, tidak mengonsumsi minuman keras secara berlebihan, tidak merokok, dan hindari atau
atasi stres. Selain itu apabila Anda menderita penyakit yang bisa memicu stroke seperti diabetes,
fibrilasi atrium di mana jantung berdetak secara tidak normal (aritmia), hipertensi atau tekanan
darah tinggi, serta gangguan tidur yang disebut sleep apne, kontrol dan obati seluruh kondisi
tersebut dengan baik.
Mencegah stroke melalui pola makan
Makanan yang buruk adalah penyebab utama seseorang terserang stroke. Makanan yang
mengandung lemak jenuh dan garam tinggi harus dihindari. Makanan-makanan tersebut bisa
menyebabkan terjadinya penimbunan kolesterol di dalam arteri, obesitas, diabetes, dan darah
tinggi yang semuanya merupakan pemicu stroke. Konsumsi garam yang baik adalah sebanyak 6
gram atau satu sendok teh per hari.
Makanan yang disarankan bagi kesehatan adalah makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh,
protein, vitamin, dan serat. Seluruh makanan tersebut bisa Anda peroleh pada sayur, buah, bijibijian utuh, dan daging rendah lemak seperti dada ayam.
Berikut ini adalah daftar makanan yang sebaiknya Anda waspadai karena mengandung lemak
jenuh yang tinggi:

Potongan daging berlemak.

Makanan atau minuman yang bersantan.

Krim.

Kue dan biskuit.

Makanan yang mengandung kelapa atau minyak sawit.

Keju.

Mentega.

Agar kadar kolesterol dalam tubuh Anda berkurang, maka diet Anda harus seimbang. Diet
seimbang mencakup makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh, di antaranya:

Buah avokad.

Minyak ikan.

Minyak zaitun, minyak nabati, minyak dari bunga matahari, serta biji rapa.

Kacang dan biji-bijian.

Mencegah stroke dengan olahraga


Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem peredaran darah bekerja lebih efisien.
Olah raga juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat badan serta tekanan darah
pada tingkat yang sehat.
Tingkat kolesterol yang disarankan para ahli kesehatan adalah 5 milimol/liter darah, sedangkan
tekanan darah yang sehat berada di kisaran 90/60 mmHg sampai 120/80 mmHg. Tekanan darah
diukur menggunakan dua bilangan. Bilangan pertama mewakili tekanan jantung saat memompa
darah ke seluruh tubuh atau dikenal sebagai tekanan sistolik. Sedangkan bilangan kedua
mewakili tekanan jantung saat beristirahat untuk menunggu kontraksi atau detak jantung
berikutnya dan ini dikenal sebagai tekanan diastolik.
Bagi Anda yang berusia 19-64 tahun, pastikan melakukan aktivitas aerobik intensitas sedang
setidaknya 150 menit seminggu yang dibagi ke dalam beberapa hari, ditambah dengan latihan
kekuatan setidaknya dua kali seminggu. Yang termasuk aktivitas aerobik intensitas sedang antara
lain jalan cepat atau bersepeda. Adapun yang termasuk latihan kekuatan antara lain membawa
beban berat (seperti belanjaan), yoga, latihan beban, ataupun push-up dan sit-up.
Namun bagi mereka yang baru sembuh dari stroke, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu
dengan dokter sebelum memulai kegiatan olahraga. Olahraga teratur biasanya mustahil
dilakukan di beberapa minggu atau bulan pertama setelah stroke, namun Anda sudah bisa mulai
berolahraga setelah rehabilitasi mengalami kemajuan.
Berhentilah merokok
Risiko stroke meningkat dua kali lipat jika Anda merokok karena rokok dapat mempersempit
arteri dan membuat darah cenderung menggumpal. Dengan Anda tidak merokok, maka

kesehatan Anda dapat meningkat serta terhindar dari masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit
paru-paru dan jantung.
Hindari konsumsi minuman keras
Minuman keras mengandung kalori tinggi. Jika minuman keras dikonsumsi secara berlebihan,
maka Anda rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke seperti diabetes,tekanan darah
tinggi, dan penyumbatan pembuluh arteri. Konsumsi minuman keras berlebihan juga dapat
membuat detak jantung menjadi tidak teratur.

Stroke dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan lainnya atau komplikasi, dan
sebagian besar komplikasi tersebut dapat membahayakan nyawa si penderita.
Selain kematian, komplikasi stroke meliputi:

Aritmia (detak jantung tidak beraturan) dan infark miokardial (kematian sel-sel jantung)

Pneumonia dan edema paru

Disfagia (kesulitan menelan) dan aspirasi

Trombosis vena

Infeksi saluran kencing, tidak dapat menahan kencing (inkontinensia urine), dan tidak
dapat melakukan kegiatan seksual (disfungsi seksual)

Perdarahan di saluran cerna

Mudah jatuh sehingga mengalami patah tulang

Depresi

Berikut penjelasan lebih jauh mengenai komplikasi-komplikasi yang umumnya muncul.


Trombosis vena dalam atau penggumpalan darah pada kaki
Lima persen orang-orang akan mengalami penggumpalan darah di kaki mereka setelah terserang
stroke. Kondisi tersebut dikenal sebagai trombosis vena dalam. Kondisi ini biasanya terjadi pada
orang-orang yang tidak mampu lagi menggerakkan kaki mereka secara normal. Dengan
terhentinya gerakan otot kaki, maka aliran di dalam pembuluh darah kaki menjadi lebih pelan
dan tekanan darah akan meningkat. Hal ini meningkatkan risiko untuk terjadinya penggumpalan
darah.

Gejala-gejala trombosis vena dalam pada kaki antara lain:

Rasa sakit.

Pembengkakan.

Kaki terasa sakit saat ditekan.

Kulit kaki tampak berwarna kemerahan.

Kulit kaki terasa hangat.

Jika Anda mengalami trombosis vena dalam, maka Anda membutuhkan penanganan yang cepat
karena pembekuan tersebut kemungkinan dapat beralih ke paru-paru. Kondisi tersebut dikenal
sebagai emboli paru dan dapat mengakibatkan kematian.
Trombosis vena dalam dapat diobati dengan obat anti pembekuan. Dokter mungkin akan
menyarankan Anda memakai stoking varises jika Anda berisiko terkena trombosis vena dalam di
masa yang akan datang. Penggunaan stoking varises dimaksudkan untuk mengurangi tekanan
darah pada kaki Anda.
Hidrosefalus atau tingginya produksi cairan serebrospinal
Sekitar sepuluh persen orang yang mengalami stroke hemoragik akan terkena hidrosefalus.
Hidrosefalus adalah komplikasi yang terjadi akibat berlebihannya produksi cairan serebrospinal
di dalam rongga otak. Produksi berlebihan tersebut disebabkan oleh dampak kerusakan stroke
hemoragik. Gejalanya adalah mual dan muntah, kehilangan keseimbangan, dan sakit kepala.
Cairan serebrospinal berfungsi untuk melindungi otak dan saraf tulang belakang, serta berfungsi
untuk mengangkat kotoran dari sel-sel otak. Cairan serebrospinal mengalir secara terus-menerus
melalui seluruh bagian dalam dan permukaan otak, serta saraf tulang belakang. Sisa cairan
serebrospinal biasanya dibuang dari otak untuk selanjutnya diserap oleh tubuh.
Hidrosefalus dapat diobati. Biasanya dokter akan memasang sebuah selang ke dalam otak untuk
membuang kelebihan cairan tersebut.
Disfagia atau kesulitan menelan
Kerusakan yang disebabkan oleh stroke dapat mengganggu refleks menelan, akibatnya partikelpartikel makanan bisa masuk ke dalam saluran pernapasan. Masalah dalam menelan tersebut
dikenal sebagai disfagia. Disfagia dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan dapat
memicu pneumonia atau infeksi paru-paru.
Agar komplikasi yang berasal dari disfagia bisa dihindari, ketika makan, pasien stroke bisa
dibantu dengan sebuah selang. Selang tersebut dimasukkan ke dalam hidung, lalu diteruskan ke
dalam perut mereka. Namun adakalanya selang tersebut bisa juga langsung dihubungkan ke

perut pasien melalui operasi. Lamanya pasien membutuhkan selang makanan bervariasi, mulai
dari beberapa minggu hingga beberapa bulan. Namun jarang ada pasien yang harus
menggunakan selang makanan selama lebih dari enam bulan.

Anda mungkin juga menyukai