Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Periodonsium Normal
Disusun oleh:
Merry
080600066
FKG Reguler
Gingiva
Gingiva merupakan salah satu komponen dari jaringan periodonsium, komponen
lainnya adalah sementum (lapisan terluar dari akar gigi), tulang alveolar dan ligamen
periodontal. Gingiva adalah bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan
menutupi linggir (ridge) alveolar. Merupakan bagian dari aparatus pendukung gigi
periodonsium, dan membentuk hubungan dengan gigi. Hubungan gingiva dengan gigi
dan tulang melalui ligamen periodontal.
Gingiva berfungsi melindungi jaringan di bawah perlekatan gigi terhadap pengaruh
lingkungan rongga mulut. Gingiva tergantung pada gigi-geligi; bila ada gigi-geligi,
gingiva juga ada dan bila gigi dicabut gingiva akan hilang. Jaringan gingiva
normalnya berwarna merah jambu (coral pink), tergantung pada jumlah melanin pada
epitel dan disebabkan adanya pasokan darah pada gingiva.
Gambaran klinis
Gingiva secara anatomis dibagi atas:
1. Gingiva bebas atau gingiva tidak cekat (free gingiva atau unattached gingiva).
Yaitu gingiva yang mengelilingi gigi tapi tidak melekat ke permukaan gigi,
melainkan mengelilinginya seperti layaknya kerah baju. Bagian yang
berbatasan dengan gingiva cekat disebut alur gusi bebas (free gingiva groove).
Lebar gingiva bebas kurang lebih 1 mm, dan membentuk dinding jaringan
lunak pada sulkus gingiva. Gingiva bebas dapat dipisahkan dari permukaan
gigi dengan menggunakan alat periodontal probe atau sonde. Alur gusi bebas
hanya dijumpai pada 50% individu, dan ada atau tidaknya alur tersebut pada
individu tidak dapat dikaitan dengan terinflamasi atau tidaknya gingiva.
mempunyai rete ridge yang meluas ke jaringan ikat. Tidak ada submukosa di
sini, dan gingiva cekat melekat erat pada gigi dan tulang di bawahnya. Jelas
terlihat bahwa bagian gusi ini didesain demikian rupa untuk menahan
kekuatan mastikasi, penyikatan gigi, dan stress fungsional.
3. Gingiva interdental (interdental gingiva)
Yaitu bagian gingiva yang mengisi embrasur gingiva (gingival embrasure),
merupakan ruang interproksimal di bawah area kontak gigi. Bentuknya bisa
berupa piramida seperti yang terlihat pada gigi anterior, atau berbentuk lembah
(col) terlihat seperti yang terlhat pada gigi posterior. Pada permukaan
labialnya seringkali mempunyai groove yang disebut sebagai sluice-way.
Pada gingiva interdental yang berbentuk piramida hanya ada satu papila tepat
di bawah titik kontak gigi, sedangkan pada papila interdental yang berbentuk
lembah terdapat dua papila (pada sisi vestibular dan oral) yang keduanya
dihubungkan oleh suatu daerah landai seperti lembah (interdental col) yang
mengikuti kontak proksimal. Apabila terdapat diastema diantara dua gigi yang
bertetangga, papila interdental tidak dijumpai.
4
Gambaran mikroskopis
Secara mikroskopis, gingiva terdiri dari bagian tengah berupa jaringan ikat yang
dibalut epitel gepeng berlapis (stratified squamous epithelium) yang berkeratin atau
berparakeratin, kecuali bagian yang melapisi sulkus gingiva. Jaringan ikat gingiva
secara khusus dinamakan lamina propria.
Fungsi utama epitel gingiva adalah untuk melindungi struktur yang berada di
bawahnya serta memungkinkan terjadinya perubahan selektif dengan lingkungan oral.
Perubahan tersebut dimungkinkan oleh adanya proses proliferasi dan diferensiasi.
Proliferasi dari keratinosit (sel utama pada epitel gingiva) berlangsung dengan proses
mitosis pada bagian basal atau kadang-kadang pada lapisan suprabasal, di mana
sebagian kecil sel-sel tetap menjadi bagian yang proliferatif sementara sebagian besar
mulai migrasi ke arah permukaan.
Diferensiasi mencakup proses keratinisasi, yang terdiri atas serangkaian proses
biokimiawi dan morfologis yang terjadi pada sel selama sel migrasi dari lapisan basal.
Perubahan morfologis yang utama adalah memicaknya sel disertai peningkatan
prevalensi tonofilamen dan intercellular junction berkaitan dengan diproduksinya
granul keratohialin dan hilangnya nukleus.
Epitel gingiva disatukan ke jaringan ikat di bawahnya oleh lamina basal. Lamina
basal terdiri dari lamina lusida dan lamina densa. Hemidesmosom dari sel-sel epitel
basal mengikat lamina lusida. Komposisi utama dari lamina lusida adalah berupa
laminin glikoprotein, sedangkan lamina densa adalah berupa kolagen tipe IV. Lamina
basal berhubungan dengan fibril-fibril jaringan ikat di bawahnya dengan bantuan
fibril-fibril penjangkar (anchoring fibrils).
Berdasarkan aspek morfologis dan fungsionalnya, epitel
gingiva dibagi atas tiga bagian :
1. Epitel oral atau epitel luar (oral/outer epithelium)
1
Epitel oral adalah epitel gepeng berlapis (stratified
squamous epithelium) yang berkeratin atau
berparakeratin (keratinized/parakeratinized) yang
melapisi permukaan vestibular dan oral gingiva.
Epitel ini meluas dari batas mukogingival
(mucogingival junction) ke krista tepi gingiva (crest
gingival margin), kecuali pada permukaan palatal di
mana epitel ini menyatu dengan epitel palatum.
Lamina basal yang menyatukan epitel gingiva ke
jaringan ikat gingiva bersifat permeable terhadap
cairan, namun dapat menjadi penghalang bagi bahan
partikel tertentu. Bagian epitel ini mempunyai rete peg yang menonjol ke bagian
lamina propria.
Perlekatan epitel penyatu ke permukaan gigi diperkuat pula oleh serat-serat gingiva
yang mendukung gingiva bebas ke permukaan gigi. Oleh karena itu, epitel penyatu
dan serat-serat gingiva dianggap sebagai suatu unit fungsional yang dinamakan
unit dentogingival.
Gambar. 1: Gambar diagram struktur periodontal pada bagian servikal gigi mandibula. Berikut akan
dibahas
lebih
rinci
bagian-bagiannya.
AB, alveolar bone ; AC, alveolar crest ; AM, alveolar mucosa , CB, compact bone ; CEJ, cementoenamel junction ; CT, connective tissue; DEJ, dentoepithelial junction (syn. epithelial attachment); ES,
enamel space ; G, gingiva; GE, gingival epithelium ; GG, gingival groove ; GM, gingival margin ; GS,
gingival sulcus ; JE, junctional epithelium ; MGJ, mucogingival junction ; MS, marrow space; OE, oral
epithelium ; PDL, periodontal ligament ; RC, radicular (root) cementum ; SE, sulcular epithelium
Serat-serat gingiva
Jarinan ikat gingiva bebas mengandung banyak kolagen tipe I yang tersusun dalam
suatu sistem bundel (ikatan) serta yang dinamakan serat-serat gingiva (gingival
fibres). Serat-serat gingiva mempunyai fungsi :
1. Mendukung gingiva bebas sehingga rapat bersandar ke permukaan gigi.
2. Menimbulkan kekakuan pada gingiva bebas sehingga tidak terkuak menjauhi gigi
bila terkena tekanan pengunyahan.
3. Menyatukan gingiva bebas dengan sementum akar gigi dan gingiva cekat yang
berbatasan.
11
Elemen seluler
Elemen selulur utama pada jaringan ikat gingiva adalah fibroblas, yang banyak
dijumpai di antara bundel serat-serat. Fibroblas berfungsi mensintesa serat-serat
kolagen dan serat-serat elastik, serta glikoprotein dan glikosaminoglikans pada
substansi interseluler, disamping berperan pula dalam pengaturan degradasi
(penghancuran) kolagen.
12
mikroskopisnya. Epitel mukosa alveolar lebih tipis, tidak berkeratin, dan tidak
mengandung rete-peg. Disamping itu jaringan ikat mukosa alveolar tersusun lebih
longgar dan mengandung lebih banyak pembuluh darah.
A
Gambar : A.gingiva pada individu berkulit terang ; B.gingiva pada individu berkulit gelap mengandung
pigmen melanin yang lebih banyak.
Besar
Besar gingiva tergantung pada banyaknya elemen sel dan interseluler serta pasok
vaskularnya. Bertambahnya besar gingiva akibat adanya perubahan jumlah elemen
dan interseluler maupun pasok vaskular merupakan gambaran yang umum dijumpai
pada gingiva yang terinflamasi atau merupakan tanda adanya penyakit periodontal.
Kontur
13
Kontur atau bentuk gingiva dipengaruhi oleh bentuk gigi geligi dan susunana gigi
geligi pada lengkung rahang, lokasi dan besar area kontak proksimal, dan dimensi
embrasur gingiva pada vestibular dan sisi oral.
Gingiva bebas mengelilingi gigi seperti kerah baju dengan mengukuti pola seperti
busur (arcuate/scalloped) pada permukaan vestibular dan oral. Polanya menjadi
seperti garis lurus apabila permukaan giginya relatif datar. Apabila gigi sangat
konveks dalam arah mesio-distal (misalnya kaninus maksila atau gigi yang posisinya
labio-versi) pola yang seperti busur akan menjadi semakin nyata dan posisi tepi
gingiva bebas berada lebih ke apikal. Sebaliknya bila posisi gigi linguo-versi, tepi
gingiva bebas menjadi datar dan menebal.
Bentuk gingiva interdental dipengaruhi oleh kontur permukaan proksimal gigi serta
lokasi dan bentuk embrasur gingiva. Bila permukaan proksimal mahkota relatif datar
dalam arah vestibular-oral, akar gigi rapat satu sama lain dan tulang interdental tipis
dalam arah mesio-distal. Sebaliknya, bila permukaan proksimal gigi cembung,
diameter gingiva interdental bertambah lebar. Tinggi gingiva interdental bervariasi
tergantung pada lokasi dari kontak proksimal.
Konsistensi
Konsistensi gingiva yang normal adalah kaku (firm) dan lenting (resilient).
Konsistensi gingiva cekat yang kaku adalah disebabkan oleh lamina proprianya yang
mengandung banyak serat kolagen dan melekat mukoperiosteum tulang alveolar.
Gingiva bebas meskipun tidak melekat ke tulang alveolar berkonsistensi kaku karena
mengandung serat-serat gingiva .
Tekstur permukaan
Tekstur permukaan (surface texture) gingiva cekat yang normal adalah seperti kulit
jeruk (stippled/stippling), sedangkan tekstur permukaan gingiva bebas adalah licin.
Bagian tengah dari gingiva interdental mempunyai tekstur seperti kulit jeruk,
sedangkan bagian tepinya licin. Pola dan perluasan stippling bervariasi antar individu,
dan antar sisi pada satu individu. Stippling tidak begitu jelas pada permukaan oral,
dan pada beberapa orang bisa tidak dijumpai. Stippling timbul sebagai akibat adaptasi
gingiva untuk menerima fungsi, yang secara mikroskopis disebabkan oleh adanya
protuberansia (penonjolan) dan depresi pada permukaan gingiva.
Kecenderungan perdarahan pada palpasi atau probing dengan tekanan lembut.
Gingiva yang sehat tidak akan berdarah pada saat sonde (probe) periodontal
dimasukkan ke dalam sulkus dengan hati-hati, atau bila gingiva bebas di palpasi
dengan jari.
Posisi
Dengan posisi gingiva dimaksudkan level di mana tepi gingiva menempel ke
permukaan gigi. Pada waktu gigi erupsi ke rongga mulut, tepi gingiva dan sulkus
14
gingiva berada pada puncak mahkota gigi, namun dengan terus erupsinya gigi posisi
tepi gingiva dan sulkus gingiva semakin dekat ke akar gigi.
Erupsi gigi yang kontiniu.
Menurut konsep erupsi gigi yang kontiniu (continuous eruption) erupsi gigi tidak
berhenti setelah gigi berkontak dengan gigi antagonisnya, melainkan berlangsung
terus seumur hidup. Erupsi yang kontiniu terdiri atas erupsi aktif dan erupsi pasif.
Erupsi aktif adalah bergeraknya gigi ke arah dataran oklusal, sementara erupsi pasif
adalah terpaparnya gigi karena migrasi gingiva ke arah apikal.
Konsep ini akan membedakan antara mahkota anatomis (bagian gigi yang dibalut
enamel) dengan akar anatomis (bagian gigi yang dibalut sementum), dan antara
mahkota klinis (bagian gigi yang telah tersingkap tidak dibalut gingiva dan muncul ke
rongga mulut) dengan akar klinis (bagian gigi yang dibalut jaringan periodonsium).
Bila gigi telah mencapai antagonis fungsionalnya, sulkus gingiva dan epitel penyatu
masih berada pada enamel dan mahkota klinis hampir 2/3 dari mahkota anatomis.
Menurut Gottlieb erupsi aktif dan erupsi pasif berjalan secara simultan. Erupsi aktif
sejalan dengan proses atrisi gigi. Gigi atrisi guna mengimbangi substansi gigi yang
aus karena atrisi. Atrisi mengurangi mahkota klinis dan mencegah gigi tiak
proporsional dengan akar klinis sehingga dapat dihindari timbulnya tekanan yang
berlebihan pada periodonsium.
Pada waktu gigi erupsi, sementum dideposisikan pada bagian apeks dan furkasi akar,
dan tulang baru dibentuk sepanjang fundus tulang alveolar dan pada krista tulang
alveolar. Dengan cara demikian, bagian substansi gigi yang hilang karena atrisi
digantikan dengan cara bertambahnya panjang akar, dan kedalaman soket gigi tetap
dipertahankan dalam pendukung gigi.
Erupsi pasif yang mempengaruhi posisi gingiva berlangsung dalam empat tahap. Dulu
erupsi pasif dianggap sebagai proses fisiologis normal, namun sekarang proses ini
dianggap sebagai proses patologis.
Tahap pertama ---> gigi mencapai dataran oklusi; epitel penyatu dan dasar sulkus
berada pada enamel mahkota.
Tahap kedua ---> epitel penyatu telah proliferasi ke apikal sehingga sebagian berada
pada sementum; dasar sulkus masih berada pada enamel.
Tahap ketiga ---> keseluruhan epitel penyatu telah berada pada sementum; dasar
sulkus pada batas semento-enamel.
Tahap keempat ---> epitel penyatu telah proliferasi lebih ke apikal; dasar sulkus pada
sementum, dan sebagian sementum telah tersingkap.
Pasokan darah, limfe dan persarafan gingiva
15
Fig. 34 (Section courtesy of Dr. D.W. Cohen): Bucco-lingual section through the gingiva and
adjacent structures on a monkey. The tissues were cleared and the vasculature perfused with
India-ink to reveal the distribution of the blood vessels. Note the major vessels originating
from the supraperiosteal region (SP) and the periodontal ligament space (PL) that supply the
capillary beds adjacent to the junctional epithelium (A) and the oral epithelium (B).
16
Cairan gingiva
Bila sepotong kertas filter dipasang di dalam leher gingiva akan merangsang aliran
keluar cairan. Keadaan ini juga berlangsung secara mastikasi, pada saat penyikatan
gigi dan pada saat stimulasi lain dari gingiva; aliran akan tertambah besar bila gingiva
terinflamasi. Hormon-hormon seks seperti estrogen dan progesteron dapat
memperbesar aliran, mungkin dengan cara meningkatkan permeabilitas pembuluh
darah gingiva. Faktor-faktor kemotaktik tertentu yang terdapat di dalam plak juga
dapat menimbulkan aliran. Cairan ini merupakan eksudat inflamasi dan mengandung
leukosit polimorfonuklear serta substansi antimikrobal lainnya. Hal ini itu mengambil
bagian dari mekanisme pertahanan daerah pertautan dentogingival. Bila pasien sedang
dalam perawatan tetrasiklin sistemik, obat akan masuk ke leher gingiva melalui
pembuluh darah gingiva, jaringan ikat dan epithelium jungsional. Ringkasnya, cairan
berfungsi sebagai berikut:
1 mencuci daerah leher gingiva, mengeluarkan sel-sel epithelial yang terlepas,
leukosit, bakteri, dan kotoran lainnya
2 protein plasma dapat mempengaruhi perlekatan epithelial ke gigi.
3 mengandung agen antimikrobal misalnya lisosim.
17
Daftar pustaka
Avery, James K. 2008. Essentials of Oral Histology and Embriology A Clinical
Approach 3th Ed. Missouri: Mosby Elsevier.
Daliemunthe, Saidini Hamzah. 2008. Periodonsia edisi revisi. Medan: Departemen
Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Manson, J.D, B.M. Eley. 1993. Buku Ajar Periodonti Edisi 2. Jakarta : Hipokrates.
MacPhee, Torquil and Geoffrey Cowlay. 1981. Essentials of Periodontology and
Periodontics 3th ed. London: William Clows (Beccles) Limited.
Fedi, Peter F., Arthur R. Vernino, John L.Gray. 2005. Silabus Periodonti Edisi 4.
Jakarta: EGC.
18
Ligamen periodontal
1. Gambarkan dan jelaskan serat-serat utama ligamen periodontal!
Jb.
No Kelompok
serabut
1
Krista
alveolar
2
Horizontal
Oblik/serong
Arah rentangan
Fungsi
Mempertahankan
didalam soket
Menahan
lateral
gigi
gigi
kearah
Periapikal
Interradikular
2. Jelaskan elemen seluler utama ligamen periodontal dan alasan kenapa sel tersebut
merupakan elemen seluler utama!
Jb.Pada ligamen periodontal ditemukan empat tipe sel, yaitu:
sel-sel jaringan ikat
Terdiri dari fibroblas, sementoblas, dan osteoblas. Diantara ketiga sel tersebut,
fibroblas merupakan elemen seluler utama yang paling banyak dijumpai, sebab
sel tersebut mempunyai fungsi mensintesa kolagen disamping memiliki
kemampuan memfagositosis serat-serat kolagen yang sudah tua dan
menghancurkannya dengan bantuan enzim hidrolisis.
Osteoblas, osteoklas, sementoblas, dan sementokias dijumpai pada bagian
ligamen periodontal yang menghadap ke tulang alveolar dan sementum.
sisa-sisa sel epitel
Sisa-sisa sel epitel merupakan sisa-sisa epitel Malassez, dan berada dekat ke
sementum.
sel-sel sistem imun
Sel imunitas yang dijumpai pada ligamen periodontal mencakup neutrofil,
limfosit, makrofag, sel-sel mast, dan eosinofil.
sel-sel yang berkaitan dengan sistem neurovaskular
sel-sel yang berkaitan dengan sistem neurovaskular yang dijumpai pada ligamen
periodontal adalah sama dengan yang dijumpai pada jaringan ikat lain.
3. Jelaskan fungsi-fungsi ligamen periodontal!
Jb. Ligamen periodontal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
1) Fungsi fisikal atau suportif, yang merupakan fungsi utama:
Sebagai wadah jaringan lunak yang melindungi pembuluh darah dan saraf
dan cedera akibat tekanan mekanis.
20
Sementum
1. Jelaskan tipe-tipe sementum dan lokasi masing-masing!
Jb. - Sementum aseluler, afibrial
Tipe sementum ini tidak mengandung serat kolagen baik ekstrinsik maupun
intrinsik, dan dijumpai diatas enamel dekat batas semento-enamel. Sementum
ini merupakan produk sementoblas dengan ketebalan 1-15 m.
- Sementum aseluler, serabut ekstrinsik
Sementum ini dibentuk terutama oleh bundle serat-serat Sharpey tanpa adanya
sel. Tipe sementum ini merupakan produk fibroblast dan sementoblas, dan
dijumpai pada dua pertiga koronal dari permukaan akar gigi dengan ketebalan
30-230 m. Tipe ini paling berperan dalam penjangkaran gigi.
- Sementum seluler, serabut bercampur
Tipe sementum ini terdiri atas serat-serat ekstrinsik (serat Sharpey) dan seratserat intrinsik dan mengandung sel, dengan serat intrinsik lebih dominan.
Sementum ini merupakan ko-produk fibroblast dan sementoblas, dan dijumpai
23
pada sepertiga apikal akar, apeks, dan daerah furksasi dengan ketebalan 1001000 m.
- Sementum seluler, serabut intrinsik
Sementum ini mengandung sel-sel tetapi tidak mengandung serat kolagen
ekstrinsik. Tipe sementum ini dibentuk oleh sementoblas, dan dijumpai pada
daerah perbaikan dimana sementum ini akan mengisi lakuna yang teresopsi.
2. Gambarkan dan jelaskan tiga tipe batas sementum enamel, serta alasan kenapa hal
tersebut perlu dipahami!
Jb.
1)
2)
3)
24
Projeksi enamel
Projeksi enamel adalah penonjolan enamel ke arah furkasi gigi berakar banyak.
Projeksi enamel terbentuk karena proses amelogenesis tidak berhenti setelah
25
enamel mahkota selesai dibentuk. Sebagai akibatnya organ enamel secara kontiniu
membentuk enamel di atas dentin akar. Keberadaan projeksi enamel
mempermudah terjadinya lesi periodontal pada daerah furkasi.
Hipersementosis
Hipersementosis adalah deposisi sementum seluler yang sangat banyak pada
sepertiga apikal dari satu atau lebih akar gigi. Deposit tersebut membentuk
pembesaran bulbous pada akar gigi yang bisa menyebabkan kesukaran pada waktu
pencabutan akar gigi. Penyebab anomaly ini belum jelas diketahui.
Sementikel
Sementikel adalah partikel sementum yang kecil
berbentuk cakram. Ada beberapa bentuk
sementikel :
1) Sementikel bebas (free cementicles), yang
berada bebas pada ligamen periodontal
berdekatan dengan permukaan sementum.
2) Sementikel cekat (attached/sessile cementicles), yang melekat ke permukaan
sementum.
3) Sementikel terpendam (imbedded cementicles),
yang tertanam dalam lapisan sementum.
Tulang Alveolar
1. Gambarkan dan jelaskan bagian-bagian tulang
alveolar!
Jb.
1.
2.
3.
4.
5.
26
a. Septum interdental terdiri dari tulang kanselous yang dibatasi oleh dinding soket
gigi atau tulang alveolar utama dari gigi yang bertetangga serta lempeng kortikal,
vestibular, dan oral. Apabila ruang interdenatalnya sempit, septum interdental
hanya terdiri dari tulang alveolar utama saja. Sebagai contoh, ruang interdental
antara premolar kedua dan molar pertama mandibula terdiri dari tulang alveolar
utama dan tulang kanselous pada 85% kasus, dan hanya tulang alveolar utama saja
pada 15% kasus. Apabila akar gigi yang bertetangga terlalu rapat, bisa dijumpai
jendela antara kedua akar tersebut. Pada molar maksila, septum interdeatal terdiri
dari tulang alveolar utama dan tulang kanselous pada 66.6% kasus, terdiri dari
tulang alveolar utama saja pada 20.8% kasus, dan terjadi pembentukan jendela
pada 12.5 % kasus.
27
b. Angulasi mesial distal dari krista septum interdental biasanya sejajar dengan
garis khayal yang ditarik dari batas semento-enamel dua gigi yang bertetangga.
Jarak antara krista tulang alveolar dengan batas sementum-enamel pada dewasa
muda bervariasi antara 0.75 1.49 mm ( rata-rata 1.08 mm). Jarak tersebut
meningkat dengan bertambahnya umur menjadi rata rata 2.81 mm.
Dimensi mesial-distal dan vestibular oral serta bentuk septum interdental adalah
tergantung pada ukuran dan konveksitas mahkota dari dua gigi yang bertetangga,
begitu pula oleh posisi dari gigi pada tulang rahang dan derajat erupsinya.
28
29
30
yang berada dalam ligamen periodontal bercabang dan beranastomosa satu sama
lain membentuk anyaman yang mengelilingi gigi.
Pasok darah ke gingiva berasal dari arteri supraperiosteum yang merupakan cabang
dari arteri sublingualis, arteri mentalis, arteri bukalis, arteri fasialis, arteri
palatinalis mayor, arteri infraorbitalis, dan arteri alveolaris superior posterior.di
dalam gingival bebas, semua cabang pembuluh darah yang berasal dari arteri
supraperiosteum, arteri-arteri dari ligamen periodontal, arteri septum interdentalis
beranastomosa satu sama lainnya.
2. Jelaskan pasok limfe ke periodonsium!
Jb.Sebelum memasuki pembuluh darah, drainase limfatik pada periodonsium terlebih
dahulu melalui nodus-nodus limfe (lymph nodes) di daerah leher dan kepala, pada
tempat mana berlangsung penapisan limfe. Drainase dari gingiva palatal rahang
atas akan menuju ke nodus limfe servikal, sedangkan drainase dari gingiva bukal
rahang atas, gingiva bukal dan lingual region premolar dan molar rahang bawah
menuju ke nodus limfe submandibula. Drainase dari daerah molar ketiga secara
khusus akan menuju ke nodus limfe jugulogdigastrik.
3. Jelaskan pasok saraf ke periodonsium!
Jb.Pada semua jaringan periodonsium terdapat reseptor saraf untuk nyeri sakit,
sentuhan dan tekanan (taktil), namun hanya pada ligamen periodontal yang
dijumpai reseptor proprioseptik. Semua reseptor tersebut berasal dari nervus
trigeminus.
Cabang-cabang nervus trigeminus yang mensarafi bagian-bagian gingiva adalah:
1) Nervus infraorbitalis, mensarafi gingiva pada sisi labial insisivus, kaninus dan
premolar rahang atas.
2) Nervus alveolaris superior posterior, mensarafi gingiva pada sisi bukal gigi
molar rahang atas.
3) Nervus palatinalis mayor, mensarafi gingiva pada sisi palatal semua gigi rahang
atas kecuali insisivus.
4) Nervus spenopalatinus panjang, mensarafi gingiva pada sisi palatal insisivus
rahang atas.
5) Nervus sublingualis, mensarafi gingiva pada sisi lingual rahang bawah.
6) Nervus mentalis, mensarafi gingiva pada sisi labial insisivus dan kaninus rahang
bawah.
7) Nervus bukalis, mensarafi gingiva pada sisi bukal molar rahang bawah.
4. Jelaskan perubahan akibat aging pada :
a) Gingiva
b) Ligamen periodontal
c) Tulang alveolar
31