Anda di halaman 1dari 6

Kandungan Asam Lemak

Biji Buah Saga (Adenanthera Pavonina L)


Nama

: Yuliana

NPM

: 1215041056

Jurusan

: Teknik Kimia

Mata kuliah

: Teknologi Oleokimia

Dosen

: Taharudin, S.T.,M.Sc.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik Universitas Lampung
Bandar Lampung
2015

1. Karakteristik Umum Biji Buah Saga


Saga pohon merupakan tanaman polong-polongan yang menyerupai petai.
Polong berperan sebagai tempat tersusunnya biji saga. Polong saga berbentuk
memanjang dan melengkung pada bagian ujung. Pada setiap belahan polong
terdapat lekukan-lekukan tempat tersusunnya biji saga, namun terdapat juga
lekukan pada polong yang tidak terisi oleh biji. Jadi jumlah lekukan yang ada
pada polong tidak selalu sama dengan jumlah biji yang terdapat dalam polong.
Jumlah biji tiap polong rata-rata delapan biji dengan kisaran 4-12 biji. Biji saga
tersusun atas kulit dibagian luar, kotiledon dibagian dalam, dan hipokotil dibagian
ujung yang agak runcing. (Astrida R , 2009)
Hasil analisis proksimat terhadap biji saga memberikan hasil kadar air biji
saga sebesar 16,65% dan kadar lemak sebesar 10,93% (per 100 g sampel kering)
atau sebesar 9,11% (per 100 g sampel basah). (Astrida R , 2009)
2. Asam Lemak Biji Buah Saga
Kadar lemak biji-bijian antar suku bervariasi antara 0.42 63.97% (berat
kering) dengan kadar lemak tertinggi pada biji kemiri (suku Euphorbiaceae) dan
kadar lemak terendah pada biji cempedak (suku Moraceae). Sedangkan kadar
lemak biji saga pohon sebesar 10.93% bk (Astrida R , 2009)
Menurut Soerawidjaja (2005), biji saga pohon mengandung kadar lemak
sebesar 14-28% (berat kering), sedangkan menurut Minami et al. (2007), minyak
dari biji saga pohon mengandung asamlinoleat, asam oleat, dan lignocerotic acid.
Fraksi lipida pada biji saga pohon memiliki wujud cair pada suhu kamar.
Hasil analisis menunjukkan terdapat 12 macam asam lemak yang teridentifikasi
setelah dilakukan pembandingan waktu retensi sampel dengan standar FAME.
Area asam lemak pada hasil kromatogram memberikan data bahwa
minyak biji saga pohon memiliki total asam lemak sebesar 90.04g/100g minyak.
Asam lemak yang memiliki persentase terbesar adalah asam linoleat sebesar
50.95% (per total asam lemak) atau sebesar 45.88 g asam lemak/100g
minyak.

Berdasarkan struktur asam lemak, biji saga pohon memiliki kandungan


(per total asam lemak): PUFA sebesar 51.07%, kandungan asam lemak jenuh
sebesar 17.73%, dan kandungan MUFA sebesar 17.53%. Asam lemak jenuhnya
terdiri dari enam macam asam lemak dengan asam behenat sebagai komponen
utamanya, sedangkan MUFA terdiri dari empat macam asam lemak dengan asam
oleat sebagai komponen utamanya. PUFA terdiri dari dua macam asam lemak
dengan persentase sebesar asam linoleat lebih tinggi dibandingkan asam linolenat.

3. Trigliserida Biji Buah Saga


Pengelompokan komponen trigliserida dilakukan berdasarkan komposisi
asam lemaknya dan didapatkan bahwa komponen triglisrida dari ekstrak minyak
biji-bijian umumnya memiliki struktur UUU, SUU, dan SUS, dimana U dan S
adalah unsaturated (tidak jenuh) dan saturated (jenuh). Jumlah komponen
trilgliserida kelompok SSS pada ekstrak minyak biji-bijian ditemukan dalam
jumlah yang sangat kecil. Hasil sesuai dengan data yang didapatkan dari analisis
asam lemak biji-bijian dimana diketahui asam lemak yang umum terdapat pada
biji-bijian adalah jenis asam lemak tidak jenuh (unsaturated). Selain itu, struktur
trigliserida yang dominan ini menunjukkan bahwa pada biji-bijian, asam lemak
tidak jenuh ini umumnya teresterifikasi pada posisi sn-2.
Biji saga pohon mempunyai komponen utama trigliserida BLL, LgLL, dan
BLO dengan persentase yang lebih tinggi dibandingkan trigliserida lainnya. Hasil
ini sesuai dengan komposisi asam lemaknya dimana linoleat, oleat, dan asam
behenat merupakan asam lemak yang dominan menyusun biji saga pohon. Hasil
analisis pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa biji buah saga memiliki
kandungan trigliserida tertingggi dengan struktur SUU sebesar 63,76%.
4. Identifikasi Potensi Berdasarkan Profil Asam Lemak dan Profil
Trigliserida.
Ekstrak minyak dari biji saga pohon menunjukkan bahwa asam lemak yang
dominan pada biji ini adalah asam lemak tidak jenuh dengan asam oleat (13.49%)
dan asam linoleat (50.95%) sebagai komponen dominan sehingga komposisi

trigliseridanya juga didominasi oleh asam lemak tidak jenuh dengan struktur SUU
(saturated-unsaturated-unsaturated) sebesar 63.76%. Menurut Jaromin et al.
(2006), minyak saga pohon yang bersifat edible juga dapat digunakan sebagai
komponen formulasi untuk farmasi dan kosmetik.

5. Produk / Hasil Akhir Minyak Biji Saga


Minyak saga. kacang tanah, , pepaya, dan mengkudu memperlihatkan
adanya potensi untuk digunakan dalam industri pangan dengan asam lemak oleat
dan asam linoleat sebagai komponen dominan. (Astrida R , 2009)
Minyak

saga

dapat

dijadikan

minyak-lemak

pangan

bekualitas tinggi melalui proses transesterifikasi, pendinginan


ester

metil

hasil

Transesterifikasi

transesterifikasi

sebagian

minyak

dan
saga

interesterifikasi.
dengan

metanol

dilakukan untuk mendapatkan ester metil buah saga (dan


glisserida sebagai produk-ikutan). Pendinginan ester metil saga
hasil transesterifikasi dilakukan sampai temperatur sekitar 18C
untuk mengendapkan fraksi ester metil asam-asam lemak jenuh
(terutama yang > C18) sehingga kemudian dapat disingkirkan
dari fasa cairannya (yaitu ester metil asam-asam oleat dan
linoleat) via penyaringan. Interesterifikasi ester metil asam-asam
oleat

dan

linoleat

hasil

proses-proses

selanjutnya

dengan

(sebagian lain) minyak saga pada temperatur kamar, dan


kemudian didinginkan perlahan hingga temperaturnya 22C,
agar

ester

metil

asam-asam

lemak

jenuh>C18

hasil

interesterifikasi mengendap dan selanjutnya dapat dipisahkan


via penyaringan. (Ramses J.Napituplu, 2006)

DAFTAR PUSTAKA

Minami E.,H.Imahara, K.Sunandar, K.Abdullah, S.Saka. 2007. Biodiesel Fuel


Production From Wood Oils/Fats. Diakses dari
http://www.ecs.energy.kyotou.ac.jp/kenkyu/kenkyu-1-2.pdf.
Napitupulu J. Ramses , Tatang H dan Soerawidjaja . 2006. Penetaan Ulanh
Trigliserida Minyak Saga Utan (Adenanthera Pavonina) Melalui TransEsterifikasi. Bandung: Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknologi
Industri Institut Teknologi Bandung.
Renata, Astrida . 2009. Profil Asam Lemak Dan Trigliserida Biji-Bijian. Bogor :
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Soerawidjaja. T. H. 2005. Membangun industri biodiesel di Indonesia. Bandung

Anda mungkin juga menyukai