Anda di halaman 1dari 7

35.

CEKUNGAN TARAKAN
35.1 REGIONAL
Nama Cekungan Polyhistory
: Paleogene Continental Fracture - Neogene Passive Margin.
Klasifikasi Cekungan
: Cekungan Sedimen Dengan Produksi Hidrokarbon.
Administrasi
:
Geografis
: 116, 80 119.30 BT dan 1, 80 - 4, 50 LU (Gambar 35.1)
Geologi
: Utara -> Tinggian Semporna (batas antara Indonesia dan Malaysia)
Selatan -> Punggungan Mangkalihat (Mangkalihat Ridge), memisahkan
Cekungan Tarakan dengan Cekungan Kutai
Barat -> berada di sepanjang pantai 60 - 100 km dimana terdapat singkapan
formasi Tersier tertua yang ditemukan di atas batuan PraTersier yang
terlipat di Tinggian Kuching
Timur -> belum dapat didefinisikan karena berada di perairan dalam Laut
Sulawesi dan di luar wilayah jangkauan pengukuran seismik yang
dilakukan memanjang dari arah timur.
Cekungan Tarakan merupakan cekungan busur belakang yang terletak pada wilayah tektonik sunda.
Geometri Cekungan mempunyai penyebaran relatif berarah barat-timur dengan luas kurang - lebih
45.670 km2 menempati darat 9.110 km2 dan laut 36.560 km2. Cekungan Tarakan dideliniasi oleh
gabungan data meliputi peta sebaran anomali gaya berat menunjukkan nilai kisaran antara (-) 70 - 125
mgals.

Gambar 35.1 Peta lokasi


Cekungan Tarakan.
Sedimentasi Cekungan
Tarakan diendapkan pada
batuandasar yang berumur
Pra-Tersier dengan
ketebalan sedimennya
antara 2.700 - 8.500 m
dengan kedalaman
cekungan 0 - 8.500 m

35-1

35.1.1 Tektonik Regional

Muara
Basin

Gambar 35.4 Kerangka tektonik regional Kalimantan dan Sulawesi (modifikasi dari Tangkul dan
Rangin, 1991).
Pembentukan Cekungan Tarakan :
Eosen Tengah Miosen Awal
Pembentukan Cekungan Tarakan dimulai secara simultan dengan pembentukan Laut Sulawesi oleh
pemisahan bagian utara dan barat Sulawesi dari bagian timur Kalimantan (Hamilton, 1979). Fase
tektonik ekstensional ini membuka Cekungan Tarakan ke arah timur seperti yang ditunjukkan oleh
dominasi en echelon block faulting berarah ke timur. Pembukaan Laut Sulawesi diperkirakan
berhubungan dengan episode tektonik yang sama yang berperan dalam pembukaan Laut Cina Selatan.
Miosen Tengah Pliosen
Menjadi lebih stabil dengan pengendapan delta dari arah barat melalui beberapa sistim drainase. Selama
fase ini berlangsung, kombinasi penurunan cekungan dengan sesar sesar tumbuh (listric) berarah utara
selatan di bagian selatan cekungan dan berubah ke arah timurlaut di utara Pulau Bunyu karena pusat
pengendapan Plio - Pleistosen yang berasal dari utara, menciptakan ruang akumulasi sedimen delta yang
volumenya semakin bertambah. Sesar - sesar ini lebih menerus secara lateral dan menghasilkan
pergeseran maksimum.
35-2

Pliosen Atas Resen


Reaktivasi gerakan transform di sepanjang sesar sesar mendatar melewati Selat Makasar. Tiga zona
sesar mendatar menganan utama dan beberapa sesar mendatar berskala lebih kecil ditemukan di
Cekungan Tarakan. Zona Sesar Semporna memisahkan volkanik Semenanjung Semporna dari sedimen
sedimen Neogen di Pulau Sebatik. Lebih jauh ke arah daratan, sesar ini memisahkan sedimensedimen
Kapur di bagian utara dengan sedimensedimen Neogen di bagian selatan. Zona Sesar Maratua
terbentuk sebagai suatu zona transpressional kompleks dan menjadi batas antara Sub-cekungan Tarakan
dan Sub-cekungan Muara di sepanjang pantai utara Semenanjung Mangkalihat. Zona ini tampaknya
merupakan perpanjangan dari Sesar Palu Koro di Sulawesi, sehingga menghasilkan produk tektonik
transpression
- Sub-cekungan Muara, pusat pengendapan paling selatan, berkembang di lepas pantai. Dibatasi
oleh sesar sesar datar sejajar berarah barat laut, Sesar Mangkalihat dan Maratua, sedimen
sedimen retakan dan batas benua pasif, strukturasi karbonat Oligosen Resen pada bagian postrift,
batuan induk pada regangan Eosen, reservoir lemah dari karbonat.
- Sub-cekungan Berau, kearah selatan pada bagian daratan. Dibatasi di utara dan selatan oleh
singkapan batuan Pra-Tersier, ditandai dengan adanya pinchout pada Formasi Tarakan, struktur
kompresional berarah utara baratlaut selatan tenggara berhubungan dengan gerakan lateral
mengiri di sepanjang sesar datar yang mendukung pemekaran dari Selat Makasar
- Sub-cekungan Tarakan, umumnya berlokasi di lepas pantai, termasuk Kepulauan Tarakan.
Pengisian klastik Plio Pleistosen yang tebal, pusat pengendapan di sekitar Kepulauan Bunyu dan
Tarakan, mengalami pinchout dan onlap ke arah barat dan selatan.
- Sub-cekungan Tidung, sub-cekungan paling utara dan berada di darat. Terpisah dari Tarakan oleh
Paparan Sebuku, antiklin dan sesar naik berarah barat laut di sepanjang pantai, dibatasi oleh sesar
datar mengiri Semporna di utara.

35.2 STRATIGRAFI REGIONAL


Secara umum ringkasan stratigrafi Cekungan Tarakan akan dijelaskan dari tua ke muda sebagai berikut
(Gambar 35.7):
- Batuan Dasar Pra-Tersier; Formasi Danau, tersusun oleh sedimen sedimen flysch yang
termetamorfosakan, mungkin berumur Pra-Kapur; Formasi Bengara (Sub-cekungan Tidung),
tersusun oleh serpih Kapur Atas, batupasir, dan material tufaan.
- Eosen; Formasi Sembakung, tersusun oleh material klastik dan vulkanik. Fasies batugamping
foraminifera dengan interkalasi batupasir dan serpih (Sub-cekungan Tidung).
- Oligosen Awal; Formasi Sujau, batupasir hingga serpik laut dan karbonat dolomitik (Formasi
Seilor), yang absen pada serpih secara vertikal dan lateral serta napal dari Formasi Mangkabua.
Ketidakselarasan lokal berumur Oligosen Awal hingga Oligosen Akhir. Paparan karbonat
terdistribusi di bagian selatan dan barat dari Cekungan Tarakan. Endapan basinal Mangkabua
terbentuk di timur (Bunyu-1; serpih dan batulanau). Ke arah selatan, endapan Mangkabua ini
memiliki kesamaan waktu dengan Formasi Sembulu di sepanjang batas utara Cekungan Kutai.

35-3

Gambar 35.7 Stratigrafi regional Cekungan Tarakan.


-

Oligosen Akhir - Miosen; Di sebelah barat, Formasi Jelai tersusun oleh klastik volkanik yang
bersumber dari Busur Vulkanik Dent. Lebih jauh ke arah cekungan, batupasir vulkanik basal,
batubara Formasi Tempilan, bergradasi secara lateral ke arah selatan menjadi paparan karbonat
Formasi Tabalar. Selama periode Miosen Awal, Formasi Tabalar tersisip dalam serpih Formasi
Birang serta dalam serpih, napal dan batugamping tipis dari Formasi Naintupo.
Miosen Tengah - Akhir; fasiesnya bervariasi dari delta proksimal (Sembakung-1) bergradasi ke
arah timur (Pulau Nunukan) menjadi fasies delta front laut dangkal hingga dalam. Fasies laut
dangkal dan kontinen juga terdapat di timur Paparan Karbonat (Vanda-1) dan berkembang pada
tinggian lokal di selatan. Endapan supertidal ditemukan di barat dan utara cekungan. Fasies delta
front Formasi Meliat tersusun oleh batupasir kuarsa berselingan dengan serpih dan batupasir
konglomeratan di beberapa tempat. Formasi ini ekivalen dengan Formasi Latih di daerah selatan.
Pada Kepulauan Bunyu dan Tarakan, fasiesnya berubah ke arah delta front dan prodelta. Di
selatan Cekungan Tarakan, keseluruhan sikuen - sikuen klastik diakhiri oleh batugamping laut
dangkal pada periode Miosen Akhir yang terendapkan di lingkungan delta front atau paparan.
Formasi Tabul berumur Miosen Tengah hingga Akhir tersusun oleh suatu kompleks delta yang
bergradasi ke arah timur dan didominasi oleh serpih dengan perselingan batupasir dan lanau.
Formasi Menumbar, yang ekuivalen secara lateral, tersusun oleh batulempung kapuran, napal
dan batugamping. Formasi ini diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Birang yang
tersusun oleh batupasir. Di bagian timurlaut Sub-cekungan Tarakan, Menumbar Bawah
memanjang sebagai lapisan batugamping tebal yang ekivalen dengan Formasi Tabul di barat
Sub-cekungan Tarakan dan Tidung.
Miossen Akhir Pliosen; Pengendapan fasies delta front selama Miosen Tengah hingga Akhir
bergeser ke arah selatan pada periode Miosen Akhir hingga Pliosen Awal. Sistem delta pada
35-4

Formasi Tarakan atau Sejau tersusun oleh batupasir berstruktur silang-siur dan batupasir
konglomeratan, perselingan serpih dan batubara. Suatu paparan karbonat Formasi Domaring
berkembang secara tidak selaras di selatan, di daerah daratan.
Kuarter; Sikuensikuen ini diendapkan setelah marine onlap yang disebabkan oleh kenaikan
muka air laut global. Formasi Bunyu tersusun oleh unitunit klastik yang mengandung
interkalasi lignite dan menunjukkan suatu lingkungan pengendapan delta plain atas hingga
fluvial. Formasi ini diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Tarakan. Karbonat Formasi
Waru berkembang kearah laut, bebas dari pengaruh lingkungan delta.

35.3 SISTEM PETROLEUM


35.3.1 Batuan Induk
Batuan induk yang diidentifikasi di Cekungan Tarakan termasuk batubara dan batulanau dari Formasi
Meliat berumur Miosen Tengah dan Formasi Tabul berumur Miosen Akhir; dari lingkungan dataran
pantai dan delta; mengandung inertinite dan mempunyai kandungan material cuticular sebesar 45%
dengan vitrinite yang sangat berpengaruh dan batuan induk yang kaya dengan TOC 10 - 70%.
Di bagian selatan (Sub-cekungan Muara) indikasi minyak dan gas pada pemboran eksplorasi ini
kemungkinan dari Formasi Malio yang berumur Eosen dan Formasi Birang berumur Oligo Miosen.
Hampir semua minyak yang dihasilkan dari formasi Neogen dari cekungan ini bersifat parafin,
kandungan lilin tinggi dan sulfur rendah dengan berat jenis API antara 19 berasal dari batubara dan serpih dari lingkungan supralitoral, estuarin atau rawa - rawa. (kerogen type
III).

35-5

35.3.2 Resevoir
Resevoir karbonat Oligosen Akhir Miosen di bagian selatan cekungan pada Formasi Tabalar,
didominasi oleh batugamping mikrit. Fasies terumbu menunjukkan posrositas 12% di sumur
Tabalar1 dan 22% di Karang Besar1. Ketebalan formasi ini mencapai lebih dari 3.600 kaki.
Batupasir Miosen Tengah Formasi Latih ; sikuen delta dari Formasi Latih ini, di bagian utara
(Tidung dan Tarakan Sub-basin) dapat di setarakan dengan Formasi Meliat yang terdiri dari
batupasir halus hingga kasar dengan fragmen kuarsa, sebagian lempungan, setempat berselingan
dengan serpih dan batupasir konglomeratan yang diendapkan pada lingkungan pro delta hingga
distal delta front.
Resevoir klastik Formasi Tabul Miosen Tengah Akhir, perselingan batulempung, batulanau
dan batupasir dari endapan delta. Batupasir prodelta diendapkan pada saat sea level lowstands.
Enam sumur dari formasi ini mempunyai produk inisial 2.000 2.500 barel minyak per hari.
Resevoir Formasi Santul Miosen Akhir terdiri dari batupasir halus-sedang, batulanau dan
batulempung dengan sisipan tipis batubara. Ketebalan dari formasi ini diinterpretasikan antara
600 - 1.800 kaki, dan diendapkan pada lingkungan delta front
Formasi Tarakan berumur Pliosen dicirikan oleh makin banyaknya lapisan batupasir dan
batubara yang berselingan dengan batulempung dan serpih. Bagian bawah didominasi oleh
batupasir dari distributary mouth bar dan tidal bar. Di bagian atas lapisan batubara makin
banyak dan makin tebal yang mencirikan lingkungan dataran delta bagian bawah. Batupasir
berada pada interval antara 1.500 sampai 7.500 kaki dan merupakan resevoir yang sangat baik.
Porositas rata - rata 25% dan permeabilitas umumnya melebihi 1 Darcy.
Resevoir Pleistosen Formasi Bunyu terdiri dari batupasir berbutir menengah hingga kasar,
batupasir konglomeratan dengan sisipan lignit dan batulempung karbonan; dominasi lingkungan
laut, litoral dekat pantai dengan variasi arah tubuh batupasir mengikuti bentuk pantai yang
kemungkinan mirip dengan bentuk pantai Pulau Tarakan saat ini.
35.3.3 Perangkap
35.3.3.1 Perangkap Struktur
Asosiasi perlipatan rollover muncul dalam Formasi Bunyu dan Tarakan. Bidang sesar miring ke timur,
ke bawah cekungan. Perangkap blok sesar terbentuk pada sisi yang terangkat. Diapirisme serpih di timur
juga menghasilkan perangkap bersama-sama dengan antiklin rollover. Struktur yang kompleks ini
menghasilkan perangkap struktur inversi yang sering bergabung dengan deformasi strike slip.
Perangkap karbonat muncul sebagai perangkap campuran pada sisi upthrown sesar atau dalam fasies
terumbu pada bagian tepinya. Ciri - ciri struktural ini, secara regim tektonik yaitu kompresi di bagian
barat dan di bagian timur tensional dan akibat tektonik pada sedimen, merupakan mekansime perangkap
hidrokarbon yang berhubungan erat di bagian utara Cekungan Tarakan.
35.3.3.2 Perangkap Stratigrafi
Terumbu yang tumbuh dalam Formasi Domaring termasuk perangkap stratigrafi. Puncak-puncak
terumbu terbentuk sepanjang punggungan atau tepi paparan. Perangkap stratigrafi berupa geometri yang
membaji ditemukan dalam batupasir delta Latih Perangkap stratigrafi dapat ditemukan pada sumur
OBB-1 (Pulau Bunyu) sebagai resevoir channel dan mouth bar.

35-6

35.3.4 Batuan Penyekat


35.3.4.1 Penyekat Miosen
Formasi Birang berupa batulumpur berumur Oligo Miosen efektif sebagai penyekat bagi batuan
karbonat Tabalar. Formasi ini terletak di bagian selatan sub-cekungan.
Formasi Menumbar berumur Miosen Tengah Akhir juga penyekat yang potensial bagi terumbu karang
berumur Miosen yang terletak di bagian depan batas cekungan. Formasi Menumbar diendapkan secara
tak selaras diatas Formasi Birang. Formasi Menumbar terdiri dari batulumpur gampingan, napal dan
batugamping.
35.3.4.2 Penyekat Pliosen
Formasi Sajau berupa serpih berumur Pliosen efektif sebagai penyekat untuk batuan karbonat Domaring.
Formasi ini terletak di Sub-cekungan Muara. Formasi Sajau terdiri dari batupasir, serpih, perlapisan
batubara.
35.3.4.3 Penyekat Pleistosen
Formasi Waru efektif sebagi penyekat untuk batuan karbonat Domaring. Formasi Waru berupa karbonat
diendapkan ke arah laut yang bebas dari pengaruh delta. Secara lateral, penyekat yang mungkin di
daerah ini adalah penyekat akibat sesar, perubahan fasies, atau perbedaan diagenesa dalam batugamping.
Dalam urutan material klastik di bagian utara Cekungan Tarakan, laut, prodelta, dan fasies batulumpur
delta plain dapat membentuk penyekat. Dari beberapa indikator langsung dari hidrokarbon yang diamati
dari seismik memperlihatkan bahwa serpih juga berperan efektif sebagai penyekat lateral terhadap
batupasir yang dipotong sesar. Lebih lanjut, pada serpih yang berumur muda dan adanya over pressuring
menjadikan indikasi yang kuat sebagai perekat yang berperan efektif pada sesar.

35.4 KONSEP PLAY REGIONAL


Evolusi tektonik di Cekungan Tarakan serupa dengan Cekungan Kutai selama Eosen-Miosen. Pada
Pliosen, karena dipengaruhi oleh tinggian Kuching, menjadi terangkat kembali, terjadi ketidakselarasan
pada Pliosen; menambah jumlah tipe play & menambah perkembangan batuan induk pada sedimen
Pliosen
Sikuen I, Eosen : play wedge base di Formasi Sembakung
Sikuen II, Oligosen Miosen Tengah : play wedge base di Formasi Mangkabua dan play wedge
top di Formasi Meliat/Latih; Batupasir yang diendapkan di channel dan bar serta pantai
merupakan reservoir yang baik meskipun penyebarannya sering terbatas karena cepat berubah
fasies.
Sikuen III, Miosen Akhir : play wedge base dari Formasi Tabul
Sikuen IV, Pliosen Pleistosen : play wedge base Formasi Tarakan.

35-7

Anda mungkin juga menyukai